Anda di halaman 1dari 7

Nama: Dina Suryati

Pasaribu

NIM : 00000018013

LAPORAN PENDAHULUAN

KECEMASAN

I Kasus (Masalah Utama)


Kecemasan

Pengertian: Rujuk dari beberapa teori


Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007:73)
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum
pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang
berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan 11 mengatasi suatu masalah
atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010:104).

Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah


tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena
adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu
tidak menyenangkan yang akan terjadi.

Jadi, kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat
mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa
mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

II Proses TerjadinyaMasalah: (Buat Mind Map)


1 Penyebab

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa penyebab dari
kecemasan yaitu : a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam
pikiran

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan
dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala
gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini
disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang
disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan adalah :
a. Faktor fisik Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga
memudahkan timbulnya kecemasan.

b. Trauma atau konflik Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi
individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang
terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

c. Lingkungan awal yang tidak baik. Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat
mempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi
pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala kecemasan.

2. Tanda dan Gejala

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan
tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur
Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa
takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal
yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam
keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi
depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi
yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat,
gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi
sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala


kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :

a. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak
berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah
marah atau tersinggung.

b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan
dependen.

c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan
ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah,
pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
3. Rentang respon

1. Ansietas ringan.
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat
memotivasi bekpar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2. Ansietas sedang.
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang persepsi
terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat
itu dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan
pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian.

4.. Mekanisme koping

Ada dua mekanisme koping yang dikategorikan untuk mengatasi ansietas :

a. Reaksi yang berorientasi pada tugas (Task Oriented Reaction).

Merupakan pemecahan masalah secara sadar digunakan untuk menanggulangi ancaman stressor yang
ada secara realistis, yaitu :

1) Perilaku menyerang (agresif).


Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.
2) Perilaku menarik diri.
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara
psikologis.
3) Perilaku kompromi.
Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mmengorbankan
kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.

b. Mekanisme pertahanan ego (Ego Oriented Reaction).


Mekanisme pertahanan Ego membantu mengatasi ansietas ringan maupun sedang yang digunakan
untuk melindungi diri dan dilakukan secara tidak sadar untuk mempertahankan ketidakseimbangan.
Seperti:kompensasi, penyangkalan, pemindahan, disosiasi, regresi, dll.

III a. Analisa Masalah

b. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji

1. Masalah Keperawatan

a. Penyelesaian kerusakan.
b. Kecemasan.
c. Pola napas tidak efektif.
d. Koping individu tidak efektif.
e. Diam.
f. Gangguan pembagian bidang energi.
g. Ketakutan.
h. Inkontinensial.
i. Stres.

2. Data yang Dikaji


a. Kaji faktor presdisposisi
Faktor presdiposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan tibulnya
kecemasan seperti: Peristiwa traumatik, konflik emosional, Konsep diri yang tertanggu, frustasi,
gangguan fisik, pola mekanisme koping keluarga, riwayat gangguan kecemasan, medikasi yang dapat
memicu terjadinya kecemasan.
b. Kaji stressor presipitasii
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya
kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:
1. Ancaman terhadap integritas fisik.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal
c. Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis dan
secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan
melawan kecemasan.
1. Respon fisiologis.Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
2. Respon psikologologis.
3. Respon kognitif.
4. Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
d. Kaji penilaian terhadap stressor
e. Kaji sumber dan mekanisme koping
f. Rentang perhatian menurun
g. Gelisah, iritabilitas
h. Kontrol impuls buruk
i. Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
j. Deficit lapangan persepsi
k. Penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal

IV. DiagnosaKeperawatan

Kecemasan

V.Rencana Tindakan Keperawatan (Rujuk pada Standar Pelaksanaan Terbaru)

Diagnosa Perencanaan Intervensi


Keperawatan Tujuan (Umum dan Khusus)
Berhubungan dengan ansietas TUM : 1. 1. jadilah pendengar yang hangat dan re
sedang TUK 1 2. 2. beri waktu yang cukup pada klien unt
Klien dapat menjalin dan membina
3. 3.beri dukungan pada klien untuk m
hubungan saling percaya perasaannya
4. 4.identifikasi pola prilaku klien atau p
dapat menimbulkan perasaan negatif
5. 5.bersama klien mengenali perilak
sehingga cepat belajar dan berkembang
TUK 2 1. 1.bantu klien untuk mengidentifikasi d
Klien dapat mengenal ansietasnya perasaannya
2. 2. hubungkan perilaku dan perasaannya
3. 3.validasi kesimpulan dan asumsi terhad
4. 4. gunakan pertanyaan terbuka untuk m
topik yang mengancam ke hal yang b
konflik
5. 5. gunakan konsultasi

TUK 3 1. 1.bantu klien mernjelaskan situasi dan


Klien dapat memperluas kesadarannya dapat segera menimbulkan ansietas
terhadap perkembangan ansietas 2. 2. bersama klien meninjau kembali
terhadap stressor yang dirasakan m
menimbulkan konflik
3. 3. kaitkan pengalaman yang baru
pengalaman masa lalu yang relevan
TUK 4 1. 1.gali cara klien mengurangi ansietas di
Klien dapat menggunakan mekanisme
2. 2. tunjukkan akibat mal adaptif dan
koping yang adaptif respons koping yang digunakan
3. 3.dorong klien untuk menggunakan
adaptif yang dimilikinya
4. 4. bantu klien untuk menyusun kemba
memodifikasi tujuan, menggunakan
menggunakan koping yang baru
5. 5.latih klien dengan menggunakan ansie
6. 6. beri aktivitas fisik untuk menyalurkan
7. 7.libatkan pihak yang berkepentingan
dan dukungan sosial dalam m
menggunakan koping adaptif yang baru
TUK 5 1. ajarkan klien teknik re
Klien dapat menggunakan teknik meningkatkan kontrol dan rasa perc
relaksasi 2. dorong klien untuk menggu
dalam menurunkan tingkat ansietas

VI. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Harga Diri Rendah

Tindakan Keperawatan pada Tindakan Keperawatan pada


Masalah Keperawatan
Pasien Keluarga
Ansietas SP I p SP I k
1. Identifikasi stressor
1. Mendiskusikan
cemas. masalah yang dirasakan
2. Identifikasi koping keluarga dalam merawat pasien
maladaptif dan akibatnya. 2. Menjelaskan
3. Bantu perluas lapang pengertian, tanda dan gejala
persepsi. ansietas sedang yang dialami
4. Konfrontasi positif pasien beserta proses
(jika perlu). terjadinya.
5. Latih teknik relaksasi:
3. Menjelaskan cara-cara
nafas dalam. merawat pasien cemas.
6. Membimbing
memasukkan dalam jadwal
kegiatan.
SP II p SP II k
1. Validasi masalah dan 1. Melatih keluarga
latihan sebelumnya. mempraktekkan cara merawat
2. Latih koping: pasien cemas sedang.
beraktivitas. 2. Melatih keluarga
3. Membimbing melakukan cara merawat
memasukkan dalam jadwal langsung pasien cemas sedang.
kegiatan.
SP III p SP III k
1. Validasi masalah dan 1. Membantu keluarga
latihan sebelumnya. membuat jadual aktivitas di
2. Latih koping: olah rumah termasuk minum obat
raga. 2. Mendiskusikan sumber
3. Membimbing rujukan yang bisa dijangkau
memasukkan dalam jadwal oleh keluarga
kegiatan.

Referensi:

http://dokumen.tips/documents/makalah-kecemasan.html

http://ndangsudrajat.blogspot.co.id/2013/04/laporan-pendahuluan-ancietas.html

http://vedder-bellamy.blogspot.co.id/2011/07/laporan-pendahuluan-anxiety.html

http://dokumen.tips/documents/makalah-kecemasan-578d87fa8d8f7.html

http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf

Anda mungkin juga menyukai