METODOLOGI KEPERAWATAN
“PENGKAJIAN FISIK BAGIAN KEPALA”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK V :
JURUSAN KEPERAWATAN
TA : 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN BUNUH DIRI
I. MASALAH UTAMA
Bunuh diri
a. HDR
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Gangguan
harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
2. Indikator
a. Menyatakan harapannya untuk hidup
b. Menyatakan perasaan marah, kesepian dan keputusasaan cara asertif.
c. Mengidentifikasi orang lain sebagai sumber dukungan bila pikiran bunuh
diri muncul.
d. Mengidentifikasi alternatif mekanisme coping
3. Aktivitas keperawatan secara umum
a. Bantu pasien untuk menurunkan risiko perilaku destruktif yang diarahkan
pada diri sendiri, dengan cara :
- Kaji tingkatan risiko yang dialami pasien : tinggi, sedang, rendah.
- Kaji level long term risk yang meliputi : lifestyle atau gaya hidup,
dukungan sosial yang tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam
kehidupannya, koping mekanisme yang biasa digunakan.
b. Berikan lingkungan yang aman berdasarkan tingkatan risiko, manajemen
untuk pasien yang memili risiko tinggi ;
- Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan
di dekat ruang perawatan yang mudah dimonitor oleh perawat.
- Mengidentifikasikan dan mengamankan benda-benda yang dapat
membahayakan pasien misalnya : pisau, gunting, tas plastik, kabel
listrik, sabuk, gantungan baju, dan barang berbahaya lainnya.
- Membuat kontrak, baik lisan maupun tertulis dengan perawat untuk
tidak melakukan tindakan yang mencederai diri. Misalnya: “saya tidak
akan mencederai diri saya selama di rumah sakit dan apabila muncul
ide untuk mencederai diri akan bercerita terhadap perawat”.
- Makanan seharusnya diberikan pada area yang mampu supervisi
dengan catatan : yakinkan intake makanan dan cairan adekuat, gunakan
piring plastik atau kardus bila memungkinkan, cek dan yakinkan jika
semua barang yang digunakan pasin kembali pada tempatnya.
- Ketika memberikan obat oral, cek dan yakinkan bahwa semua obat
diminum.
- Rancang anggota tim perawat untuk memonitor secara kontinyu.
- Batasi orang dalam ruangan pasien dan perlu adanya penurunan
stimuli.
- Instruksikan pengunjung untuk membatsi barang bawaan (yakinkan
untuk tidak memberikan makanan dalm tas plastik.
- Pasien yang masih akut diharuskan untuk selalu memakai pakaian
rumah sakit.
- Melakukan seklusi dan reatrin bagi pasien bila sangat diperlukan .
- Ketika pasien diobservasi, seharusnya tidak menggunakan pakaian
yang menutup seluruh tubuhnya. Perlu diidentifikasi keperawatn lintas
budaya.
- Individu yang memiliki risiko tinggi mencedari diri bahkan bunhu diri,
perlu adanya komunikasi oral dan tertulus pada semua staf.
c. Membantu meningkatkan harga diri pasien.
- Tidak menghakimi dan empati.
- mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki.
- Mendorong berpikir positif dan berinteraksi dengan orang lain.
- Memberikan jadwal aktivitas harian yang terencana unutk psien
dengan kontrol impuls yang rendah.
- Melakukan terapi kelompok serta terapi kognitif dan perilaku bila
diindikasikan.
d. Bantu passien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan sosial.
- Informassikan kepada keluarga dan saudara pasien bahwa pasien
membuthkan dukungan sosial yang adekuat.
- Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang dimiliki termasuk
jejaring sosial yang bisa diakses.
- Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sosial.
e. Membantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang positif.
- Mendorong ekspresi marah dan bermusuhan secara asertif.
- Lakukan pembatasan pada ruminations tentang percobaan bunuh diri.
- Bantu pasien untuk mengetahui faktor predisposisi “Apa yang yang
terjadi sebelum Anda memiliki pikiran bunuh diri ?”.
- Eksplorasi perilaku alternatif.
- Gunakan modifikasi perilaku yang sesuai.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi pola fikir yang negatif dan
mengarahkan secara langsung untuk mengubahnya menjadi pola pikir
yang rasional.
f. Initiate Health Teaching dan rujukan, jika diindikasikan.
- Memberikan pembelajaran yang menyiapkan orang mengatasi stres
(relaxtion, problem soulving skill).
- Mengajari keluarga technique limit setting.
- Mengajari keluarga ekspresi perasaan yang konstruktif.
- Instruksikan keluarga dan orang lain untuk mengetahui peningkatan
risiko: perubahan perilaku, komunikasi verbal dan nonverbal, menarik
diri, tanda depresi.
VI. Strategi pelaksanaan
1. SP I Pasien
a. Mengidentifikasi benda yang dapat membahayakan pasien.
b. Mengamankan benda yang dapat membahayakan pasien.
c. Melakukan kontrak treatment.
d. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
e. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
2. SP II Pasien
a. Mengidentifikasi aspek positif pasien.
b. Menganjurkan pasien untuk berpikir positif.
c. Menganjurkan pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang
berharga.
3. SP III Pasien
a. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien.
b. Menilai pola koping yang biasa dilakukan.
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif.
d. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif.
e. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan
harian.
4. SP IV Pasien
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien.
b. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis.
c. Memberikan dukungan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih
masa depan yang realistis.
5. SP I Keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri dan jenis
perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri.
6. SP II Keluarga
a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan risiko bunuh
diri
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien risiko
bunuh diri
7. SP III Keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat.
b. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga.
VII. Dialog Strategi Pelaksaan
Strategi Pelaksanaan 1 :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien sebulan yang lalu mengurung diri di kamar.
b. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan 2 bulan lalu.
c. Klien merasa sebatang kara karena ditinggal mati oleh kedua
orangtuanya.
d. Klien merasa malu karena setelah kecelakaan itu, tubuhnya cacat
pada wajah dan kedua ekstrimitas (tangan dan kakinya fraktur).
e. Klien tidak mau mandi, baju tidak pernah diganti, kulit, kuku dan
gigi tampak kotor.
f. Klien mengutarakan ingin bunuh diri karena menganggap dirinya
sudah sebatang kara dan tidak berguna lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien bersedia bergaul/ bersosialisasi dengan perawat
b. Klien mau diajak membina hubungan saling percaya dengan perawat
sehingga mau mengutarakan masalahnya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
Mengucapkan salam teraupetik
Menanyakan kondisi klien saat ini
Mengajak klien jalan-jalan ke taman
b. Klien bersedia bergaul/ berbicara dengan perawat
Menyapa klien saat bertemu di jalan
Menanyakan kabar klien hari ini
Menggali lebih dalam rasa percaya klien terhadap perawat
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam Teraupetik
Selamat pagi, mbak!
Assalamualaikum!
2. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana kabarnya hari ini?
Sebenarnya apa sih yang membuat mbak seperti ini?
3. Kontrak : Topik, waktu dan tempat
Bisa minta waktunya sebentar, nggak? Cuma mau mengenal lebih
jauh tentang mbak. Paling lama 15 menit.. gimana? Kalau bersedia
di sini saja ya (kamar tidur klien).
KERJA
Assalamualaikum, mbak!
Perkenalkan, saya perawat…..
Mbak, saya di sini akan menemani mbak selama 15 menit ke depan
untuk mendengarkan keluhan mbak. Bagaimana? Apa mbak
bersedia saya temani?
Oh ya, bagaimana kabar mbak hari ini? Merasa lebih baik atau justru
masih cemas tidak karuan?
Kalau ada yang ingin mbak ceritakan, ceritakan saja pada saya. Gak
apa-apa kok. Saya akan menjaga rahasia mbak dari siapapun.
Oh ya, nama mbak siapa? Sekarang masih sekolah atau kuliah?
Tingkat berapa?
Bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar sini?
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subyektif : Nah, sekarang apa mbak sudah merasa nyaman ngobrol
dengan saya?Senang nggak jalan-jalan dengan saya?
Obyektif : (perawat mendapati tatapan mata kosong, dan klien
tampak melamun dan kurang antusias)
2. Tindak lanjut klien
Baik, mbak. Tolong kalau nanti ketemu saya, balas sapaan saya ya.
4 jam lagi saya akan datang kemari untuk membawakan obat mbak.
Nanti mbak bisa menceritakan apa yang mbak keluhkan sekiranya
mbak bersedia. Oke?!
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
Baik, mbak. Kita sudah ngobrol selama 15 menit. Besok kita akan
berdiskusi lagi tentang penyebab dari masalah yang dialami mbak.
Jam 10 pagi di sini saja ya…gak lama kok. 15 menit saja sudah
cukup. Oke?!
Strategi Pelaksanaan 2 :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien: Wajah tegang, gelisah, produktifitas menurun, aktifitas
terhambat.
2. Diagnosa keperawatan: resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus: klien mampu untuk mengungkapkan penyebab
permasalahan yang dihadapi.
4. Tindakan keperawatan:
- Perawat melakukan teknik komunikasi membuka diri
- Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
- Menggali perasaan klien tentang permasalahannya
Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subjektif
“Setelah kita berdiskusi selama 15 menit tadi, bagaimana perasaan
mbak saat ini?”
Objektif
“Sekarang coba sebutkan 3 hal yang menjadi penyebab mbak merasa
bosan dan berniat mengakhiri kehidupan mbak!”
2. Tindak lanjut klien
“Saya harap mbak dapat mencari lagi penyebab lainnya sekaligus
mencoba memikirkan kira-kira apa yang biasa mbak lakukan ketika
perasaan tersebut muncul atau pada siapa mbak biasa mencari bantuan?”
3. Kontrak
“Besok pada pukul 09.00 saya akan kembali ke kamar mbak untuk
kembali berdiskusi tentang cara yang biasa mbak lakukan ketika terjadi
masalah dalam kehidupan mbak.”
Strategi Pelaksanaan 3
A. Proses Keperawatan
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi, dek! Bagaimana kabarnya hari ini? Semalam bisa tidur
nyenyak kan?”
2. Evaluasi / validasi
“Kemarin kan kita sudah berdiskusi tentang penyebab dari masalah yang
dialami mbak. Menurut mbak, apa yang menjadi penyebab dari masalah ini?
3. Kontrak: topic, waktu dan tempat
“Hari ini kita akan mendiskusikan tentang sumber koping yang ada pada diri
mbak, yaitu apa yang biasanya mbak lakukan untuk menyelesaikan masalah.
Bagaimana jika kita ngobrol selama 10 menit disini?”
Kerja
- Apa yang biasanya mbak lakukan bila mbak merasa sedih?
- Bagaimana perasaan mbak setelah itu? Apakah mbak merasa lebih baik atau
malah bertambah sedih?
- Kalau sudah begitu, apa yang mbak lakukan untuk mengatasi masalah mbak?
- Ya, itu semua sudah benar mbak. Sumber koping yang mbak lakukan tadi
termasuk dalam dukungan social. Selain yang mbak sebutkan tadi, mbak juga
bisa menyalurkan kekesalan melalui hobi atau melakukan hal-hal yang positif,
dengan begitu kesedihan mbak akan berkurang. Selain itu, sumber koping
yang bisa dilakukan adalah kemampuan personal, asset materi dan keyakinan
positif.
Terminasi
Strategi Pelaksanaan 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
Klien mampu mengidentifikasi teknik pemecahan masalah
Klien mampu mengaplikasikan teknik pemecahan masalah tersebut
4. Tindakan Keperawatan
Berjabat tangan dan menyapa dengan hangat
Sentuhan teraupetik
Membantu klien dalam menggali dan mengidentifikasi cara pemecahan
masalah yang ada
Membantu dan mendorong klien agar klien mampu melakukan tindakan
untuk memecahkan masalah
Terminasi
Setelah mbak sembuh dan keluar dari RS ini, apa rencana mbak selanjutnya?
Setelah ini, kita akan bertemu lagi besok jam 8 pagi untuk mempersiapkan
kepulangan mbak.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Jaya, Kusnadi. Keperawatan Jiwa. Tanggerang Selatan.: BINARUPA AKSARA
Publisher. 2015
Suliswati, dkk. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta Timur:
CV. Trans Info Media. 2014