TINJAUAN PUSTAKA
dengan gejala fisiologi. Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan 3
khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Pada gangguan
kecemasan terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang
kecemasan berasal dari dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek kepanikan yang
bahaya atau terancam atau rentan dalam hal tertentu, sehingga gejala fisik
2. Ancaman tersebut bersifat fisik, mental atau sosial, diantaranya adalah: Ancaman
fisik terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan terluka secara fisik, Ancaman
mental terjadi ketika sesuatu membuat khawatir bahwa dia akan menjadi gila atau
hilang ingatan, Ancaman sosial terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan
9
10
mudahnya dan akan lebih sering cemas. Orang lain mungkin akan memiliki rasa
aman dan keselamatan yang lebih besar. Tumbuh di lingkungan yang kacau dan
tidak sabil bisa membuat seseorang menyimpulkan bahwa dunia dan orang lain
selalu berbahaya.
5. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada masa depan dan sering kali
semua adalah masa depan dan semuanya memprediksi hasil yang buruk.
Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas
kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali rasa panik ditandai
dengan adanya perubahan sensasi fisik atau mental, dalam diri seseorang yang
menderita gangguan panik, terjadi lingkaran setan saat gejala-gejala fisik, emosi, dan
Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik serta emosional yang lebih intens yang
terjadi bisa menimbulkan dihindarinya aktivitas atau situasi saat kepanikan telah
terjadi sebelumnya.
11
Menurut Suliswati (2005), (dalam Sayogi 2011) ada 2 faktor kecemasan yaitu :
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan.
5. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani kecemasan akan
integritas fisik ada dua yaitu Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme
tinggal.
Bentuk kecemasan sebagai suatu respon dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu
kecemasan sebagai state anxiety dan trait anxiety (Spielberger, 1966) (dalam Aziz
2016). State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi dan
waktu tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh
perasaan ketegangan yang subjektif. State anxiety ini berubah-ubah intensitasnya dan
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sedangkan trait anxiety adalah ciri atau
semakin mungkin seseorang akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi pada state
anxiety dalam situasi yang mengancam Spielberger (1995), (dalam Rizqiah 2010)
Menurut Stuart dan Laraia (2005) (dalam Kurniawan 2012), ada 2 macam
Respirasi ; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa
tercekik.
2. Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat
gatal-gatal.
1. Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,
3. Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa,
1. Kecemasan Ringan
siap bertindak. Stimulus dari luar siap diinternalisasi dan pada tingkat
2. Kecemasan Sedang
menangis. Pada kondisi ini individu masih bisa belajar dari arahan orang
lain. Stimulus dari luar tidak mampu diinternalisasi dengan baik, tetapi
(Asmadi 2008).
3. Kecemasan berat
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Lapang persepsi individu
sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan
harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam, individu dalam
belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, dan keinginan untuk
mengurung diri, tidak mau mengurus diri Suliswati (2005) (dalam Sayogi
2011).
Adaptif Maladaptif
1. Gejala Somatik
kontraksi pada bagian belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri
2. Gejala Psikologis
perasaan yang tidak nyata; f) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tak
pilihan bahkan untuk hal-hal kecil; i) Gelisah, resah, tidak bisa diam; j))
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung SelfRating
Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I)
Penelitian ini menggunakan alat ukur STAI dimana alat ini pertama kali
Lsuhene pada tahun 1964, dimana telah diadaptasi lebih dari 48 bahasa untuk
penelitian silang budaya dan praktek klinis (Tilton, 2008). Alat ukur STAI
40 item, dimana 40 item ini terbagi menjadi dua konsep anxiety, yaitu state-
18
anxiety dan trait anxiety. Dalam penelitian saya hanya menggunakan state-anxiety
2.2 OSCE
OSCE diperkenalkan pertama kali oleh Harden dkk pada tahun 1975, ujian
ini didesain untuk menilai hasil belajar mahasiswa pada keterampilan klinik dan
Harden, dkk terdiri dari 20-30 pojok uji (station) dengan alokasi waktu ujian antara
5-10 menit pada setiap pojok uji. Harden berpendapat bahwa ujian OSCE lebih
yang
adalah setiap mahasiswa yang diuji dinilai dengan alat uji berupa daftar tilik yang
sama, dengan kriteria kinerja yang terukur. Terstruktur maksudnya adalah bahwa
sekumpulan mahasiswa diuji dengan jenis tugas yang sama, dalam alokasi waktu
ujian yang sama. Pada soal OSCE yang baik, validitas dan reliabilitas dapat terjaga
apabila soal ujian mengacu pada kisi-kisi (blueprint) kompetensi yang akan diujikan.
Aspek reliabilitas ujian dapat diperbaiki dengan menambah jumlah pojok uji atau
menambah jumlah penguji dalam setiap pojok uji untuk mengurangi bias. Daftar
komponen
duduk.
peserta didik.
pada tahap perencanaan, instruktur berperan sebagai manager. Peran ini dilakukan
instruksionalnya harus jelas, isi dan urutan kegiatan terarah, relevan dengan tuntutan
tugas profesi, dan dirancang agar mahasiswa tidak mudah bosan. Pada tahap
strategi, aturan, prosedur, mekanik dan peran. Peran sebagai motivator diperlukan
20
pembelajaran
dengan penilaian dalam aspek kognitif. Hal ini dikarenakan penilaian ketrampilan
dimensi yang akan diukur. Bila tidak demikian maka unsur subyektivitas menjadi
klinik mahasiswa kesehatan, metode OSCA atau OSCE (Objective Structure Clinical
Examination) saat ini merupakan suatu pilihan terbaik. Dikatakan objektive karena
menggunakan tes objektif dengan seting nyata yang dihadapi dalam praktik klinik.
tes OSCE. Sedang Clinical Examination berarti yang dites adalah ketrampilan yang
terkait dengan manajemen pasien klinik. Keunggulan metode OSCE adalah lebih
valid, reliable dan objektif di banding uji lisan, bisa melakukan evaluasi dengan
jumlah peserta yang lebih banyak dalam waktu yang lebih pendek serta serentak,
menguji ketrampilan yang lebih luas dan semua peserta diuji dengan instrument
yang sama.
list), skala nilai (rating scale). Teknik observasi langsung memiliki keuntungan dapat
memberikan umpan balik kepada mahasiswa dan pengajar. Namun teknik ini juga
21
hasil penilaian. Penilaian langsung akan lebih baik bila dilengkapi dengan observasi
2.2.3 Laboratorium
dalam standar ini adalah untuk pembelajaran di laboratorium klinik, bengkel kerja,
sesuai dengan prosedur dan tata tertib laboratorium, maka hal tersebut secara