Anda di halaman 1dari 8

Materi PPI Pneumonia

A. Etika Batuk

Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi air
borne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan harus menyediakan sarana cuci tangan
seperti wastafel dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker
bedah. Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus
melaksanakan dan mematuhi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menutup hidung danmulut dengan tisu atau saputangan atau lengan atas.
b. Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci tangan.

Terdapat tiga jenis masker, yaitu:


 Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet.
 Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.
 Masker rumah tangga, digunakan di bagian gizi atau dapur.

B. Kebersihan Tangan

Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh atau menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu bersih dan
terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin. Cuci tangan dengan
sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan pada saat:
a. Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan tubuh
sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun telah memakai sarung
tangan.
b. Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang bersih,
walaupun pada pasien yang sama. Indikasi kebersihan tangan:
 Sebelum kontak pasien
 Sebelum tindakan aseptik
 Setelah kontak darah dan cairan tubuh
 Setelah kontak pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Kriteria memilih antiseptik:


a. Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara luas (gram
positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan tuberkulosis, fungi, serta endospore)
b. Efektifitas
c. Kecepatan efektifitas awal
d. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
e. Tidak menyebabkan iritasi kulit
f. Tidak menyebabkan alergi
Cara mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun:
Cara mencuci tangan dengan antiseptik alkohol:
C.
Pengolahan
Limbah

 Risiko limbah:
Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai sarana pelayanan
kesehatan adalah tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat
sumber penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, juga menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit. Untuk
menghindari risiko tersebut maka diperlukan pengelolaan limbah di fasilitas pelayanan
kesehatan.

 Pemisahan limbah:
Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya, antara lain:
1. Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan ke
dalam kantong plastik berwarna kuning. Contoh: sampel laboratorium, limbah
patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi, cairan tubuh, produk darah
yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-lain), diapers dianggap limbah
infeksius bila bekas pakai pasien infeksi saluran cerna, menstruasi dan pasien dengan
infeksi yang di transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.
2. Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh,
masukkan kedalam kantong plastik berwarna hitam. Contoh: sampah rumah tangga,
sisa makanan, sampah kantor.
3. Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan ke dalam
wadah tahan tusuk dan air (Kotak kuning safety box). Contoh: jarum, spuit, ujung
infus, benda yang berpermukaan tajam.
4. Limbah cair segera dibuang ketempat pembuangan/pojok limbah cair (spoelhoek).

Dafpus

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn857-2017.pdf

Definisi

Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman
mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan
lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).

B. Penyebab TBC

Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.

Tanda dan gejala

a. Demam

Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh
penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.

b. Batuk

Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian
setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan
lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk
darah pada ulkus dinding bronkus.

c. Sesak nafas.

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.

d. Nyeri dada

Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)

e. Malaise

Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keringat malam

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai