Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Menarik Diri

Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi dan


hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993). Isolasi sosial adalah keadaan seorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya.

Isolasi sosial adalah merupakan sikap individu yang menghindari diri dari
interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang
lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan
tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Fitria, 2010).

Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Hubungan yang sehat dapat
digambarkan dengan adanya komunikasi yang terbuka, mau menerima orang lain,
dan adanya rasa empati. Pemutusan hubungan interpersonal berkaitan erat dengan
ketidakpuasan individu dalam proses hubungan yang disebabkan oleh kurang
terlibatnya dalam proses hubungan dan respons lingkungan yang negatif. Hal tersebut
akan memicu rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain.

2. Rentang Respon Sosial

Adaptif ------------------------------------------------------------------------- Maladaptif


 Menyendiri (solitude)  Merasa sendiri  Manipulasi
 Otonomi (loneliness)  Impulsif
 Bekerja sama  Menarik diri  Narsisme
(mutualisme)
 Saling bergantung (withdrawal)
 Tergantung
(interdependence)
(dependent)
3. Gangguan Hubungan Sosial
a. Menarik diri : menemukan kesulitan dalam membina hubungan dengan
orang lain.
b. Dependen : sangat bergantung pada orang lain sehingga individu mengalami
kegagalan dalam mengembangkan rasa percaya diri.
c. Manipulasi : individu berorientasi pada diri sendiri dan tujuan yang hendak
dicapainya tanpa mempedulikan orang lain dan lingkungan dan cenderung
menjadikan orang lain sebagai objek.

4. Penyebab dari Menarik Diri


a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Tumbuh Kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan


yang hatrus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila
tugas perkembangan tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan
sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah sosial.

2. Faktor Sosial Budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan


suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga di mana setiap
anggota keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia, penyakit kronis, dan
penyandang caca diasingkan dari lingkungan sosialnya.

3. Faktor Biologis

Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya


gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur
yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk
sel sel dalam limbik dan daerah kortikal.
4. Faktor Komunikasi dalam Keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung


terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
dalam masalah berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersama atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar
keluarga.

b. Faktor presipitasi

Dari faktor sosio cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah
dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa
tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespon menghindar
dengan menarik diri dengan lingkungan.

Menurut Stuart (2007) faktor presipitasi atau stresor pencetus pada umumnya
mencakup peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres seperti kehilangan, yang
memenuhi kemampuan individu berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu sebagai
berikut :

1. Stresor Sosiokultural. Stress dapat ditimbulkan oleh menurunnya


stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti.
2. Stresor Psikologi. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau
kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan.

5. Tanda dan Gejala


a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindari orang lain, tampak menyendiri, dan memisahkan diri dari orang
lain.
c. Komunikasi kurang/tidak ada, pasien tidak tampak bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Tidak ada kontak mata dan sering menunduk.
e. Berdiam diri di kamar.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan pembicaraan, atau
pergi saat diajak bercakap-cakap.
g. Tidak tampak melakukan kegiatan sehari-hari, perawatan diri kurang, dan
kegiatan rumah tangga tidak dilakukan.
h. Posisi janin pada saat tidur.
i. Tidak mampu membuat keputusan.dan berkonsentrasi.

6. Peran Serta Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial

Keluarga penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien,keluarga


pemberi perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan
ketenangan jiwa bagi pasien.

Tujuan Perawatan adalah :

a. Meningkatkan Kemandirian Pasien


b. Pengoptimalan peran dalam masyarakat
c. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

Perawatan Dirumah Yang Dapat Dilakukan oleh Keluarga :

a. Memenuhi kebutuhan sehari-hari.


b. Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum, kebersihan diri
dan penampilan.
c. Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian, setrika,
menyapu, dll).
d. Bantu komunikasi dengan teratur
e. Bicara jelas dan singkat
f. Kontak / bicara secara teratur
g. Pertahankan tatap mata secara teratur
h. Lakukan sentuhan yang akrab
i. Sabar, lembut, tidak terburu-buru
j. Hindari kecemasan pada klien

Libatkan dalam Kelompok :


a. Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan music, membaca buku,
dll.
b. Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll
c. Pertemuan keluarga secara teratur
d. Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi ( merasa
mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba,
merasa mencium bau, yang semua itu sebenarnya tidak ada.

Daftar Pustaka :

Keliat, Budi Anna, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta.
EGC.

Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba. Medika.

Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC.

Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai