Anda di halaman 1dari 4

1

NAMA: AGUS WAHYUDI

KELAS: 9B

PERAN UMAT ISLAM DI INDONESIA DALAM BIDANG BUDAYA

Masyarakat indonesia sebagian besar adalah masyarakat yang beragama

islam. Agama biasanya selalu dikaitkan dengan kebudayaan. Padahal agama dan

kebudayaan mempunyai tempatnya sendiri sendiri. Masyarakat selalu keliru

bagaimana menempatkan posisi agama dan posisi budaya dalam suatu kehidupan

masyarakat. Walaupun agama dan kebudayaan merupakan suatu hal yang saling

berkaitan dan tidak bisa berdiri sendiri, dan keduanya saling mempengaruhi satu

sama lain.

 Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan,

dalam menjalani hidupnya. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata

cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta,

rasa dan karsanya yang diberikan oleh Tuhan.

Sajak awal perkembangan agama-agama di Indonesia telah menerima

akomodasi budaya, contohnya agama islam, dimana islam sebagai agama faktual

banyak memberikan norma-norma atau aturan tentang kehidupan dibandingkan

dengan agama-agama lain. Jika dilihat dari kaitan Islam dengan budaya, paling

tidak ada dua hal yang perlu diperjelas. 


2

Pertama, Islam sebagai konsespsi sosial budaya dan Islam sebagai realitas

budaya. Kedua, Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli sering disebut

dengan great tradition (tradisibesar), sedangkan Islam sebagai realitasbudaya

disebut dengan little tradition (tradisikecil) atau local tradition (tradisi local) atau

juga Islamicate, bidang-bidang yang "Islamik" yang dipengaruhi Islam. (Bauto,

2014)

Tradisi besar dalam islam itu seperti halnya sebuah syariat dalam islam,

dimana syariat itu adalah sebuah doktrin yang melekat pada ajaran dasar pada

agama islam. Sehingga, masyarakat mempunyai pola pikir dan pola tindakan yang

sesuai dengan syariat islam.

Tradisi kecil atau lokal tradisi dalam islam itu seperti adanya wayang kulit,

wayang merupakan sebuah tradisi lokal di jawa, dimana wayang tersebut terdapat

unsur islamnya untuk mengajarkan dan menyebarkan budaya islam di jawa. Hal

tersebut terjadi dengan adanya proses akulturasi antara agama islam dan budaya di

indonesia.  Kemudian proses akulturasi ini melhirkan apa yang dikenal dengan

local genius, yaitu kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi dan

pengolahan aktif terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai

suatu ciptaan baru yang unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang

membawa pengaruh budayanya.

Pada sisi lain local genius memiliki karakteristik antara lain:

 Mampu bertahan terhadap budaya luar

 Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar


3

 Mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam

budaya asli

 Memiliki kemampuan mengendalikan dan memberikan arah pada

perkembangan budaya selanjutnya.

Pada sisi lain, secara fisik akulturasi budaya yang bersifat material dapat

dilihat misalnya: bentuk masjid Agung Banten yang beratap tumpang, berbatu

tebal, bertiang saka dan sdan sebagainya benar-benar menunjukkan ciri-ciri

arsitektur lokal. Begitu pun dengan ciri khas kebudayaan islan yang ada di jawa,

semua mempunyai ciri khas masing-masing untuk menonjolkan sebuah

kebudayan islam di adaerahnya. Akulturasi budaya islam dengan budaya lokal

nusantara yang terjadi di Jawa. Terdapat juga di daerah lain seperti Sumatra Barat,

Aceh, Makasar, Kalimantan, Sumatera Utara, dan daerah-daerah lainya.

Hal yang sangat penting diperhatikan adalah perlu diperhatikan bagaimana

fungsi-fungsi agama dlam masyarakat, dalam perspektif sosiologi hal ini sering

disebut sebgai pendekatan fungsional terhadap agama, perhatikan para pengkaji

sosiologi dalam konteksi ini adalah melihat bagaimana fungsi agama dalam

masyarakat, dengan memperhatikan kepada sumbangan yang diberikan agama,

atau lembaga-lembaga sosial keagamaan untuk mempertahankan keutuhan

masyarakat sebagai usaha-usaha yang aktif dan berjalan terus menerus. Dengan

begitu perhatian sosioog adalah peranan yang telah dimainkan oleh agama dalam

rangka mempertahankan kelangsungan hidup masyarakatmasyarakat tersebut.

(Mawardi, 2016).
4

Oleh karena itu, dalam perspektif sosiologis, agama bukan hanya dipandang

sebagai sesuatu yang bersifat doktrinal-ideologis yang bersifat abstrak, tetapi ia

muncul dalam bentuk-bentuk material, yakni dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

konteks inilah, agama dipandang sebagai bagian dari kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai