Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

CARE GIVER / PERSWATAN LANSIA

DISUSUN OLEH :

APRILYANA PRATIWI

EKA PUTRI RAHAYU

FEDRI ANDANA

JUHINDA NOORSA

NEOVRIA HAPSARI

NOVI LELIANA

ZANNATUL HIKMAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

TAHUN

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.DASAR GAGASAN MEMBUKA USAHA BARU

Lanjut Usia (Lansia) di seluruh dunia mengalami peningkatan jumlah yang tajam dalam
beberapa tahun terakhir ini. Peningkatan jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas antara tahun
1970 sampai tahun 2025, diperkirakan akan meningkat 23% atau bertambah sekitar 694 juta
jiwa. Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142
juta jiwa. Pada tahun 2010 jumlah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah Lansia akan mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi.(1) Ditahun
2025 akan terdapat sekitar 1.2 milyar penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas yang akan
menjadi 2 milyar di tahun 2050, 80% di antaranya tinggal di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia.

Meningkatnya populasi Lansia di Indonesia membuat berbagai masalah dan penyakit yang khas
terdapat pada Lansia ikut meningkat. Lansia adalah keadaan yang di tandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara
individual. World Health Organization (WHO) menggolongkan Lansia berdasarkan usia
kronologis atau biologis menjadi empat kelompok yaitu: usia pertengahan (middle/young eldery)
berusia antara 45-59 tahun, lanjut usia (eldery) berusia antara 60-70 tahun, usia tua (old) berusia
antara 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.(7)(8) Berdasarkan penggolongan
usia, Lansia memiliki beberapa karakteristik yang multipatologi.

Karakteristik multipatologi Lansia antara lain menurunnya daya cadangan biologis, berubahnya
gejala dan tanda penyakit dari yang klasik, terganggunya status fungsional Lansia, dan sering
terdapat gangguan nutrisi, gizi kurang atau buruk. Karakteristik multipatologi dapat dilihat dari
pola penyakit yang bergeser kearah penyakit-penyakit degenerative seperti gangguan sendi,
hipertensi, stroke dan diabetes yang berhubungan dengan status gizi lansia.
Salah satu masalah yang akan banyak dihadapi adalah gangguan kognitif. Dampak dari
penurunan fungsi kognitif pada lansia seperti demensia, delirium dan depresi. Demensia
merupakan gangguan neurologis yang paling umum pada Lansia. Demensia adalah suatu
kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan
aktivitas harian seseorang. Seseorang didiagnosa demensia bila dua atau lebih fungsi otak seperti
ingatan dan keterampilan berbahasa menurun secara bermakna tanpa disertai penurunan
kesadaran.(19) Di seluruh dunia 35,6 juta orang memiliki demensia, dengan lebih dari setengah
(58%) yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, setiap tahun ada 7,7
juta kasus baru. Jumlah ini akan berlipat ganda pada 2030 dan lebih dari tiga kali lipat pada
tahun 2050.

Di Asia Pasifik pada tahun 2005 ada 4,3 juta per tahun kejadian demensia yang akan meningkat
menjadi 19,4 juta per tahun pada tahun 2025. Prevalensi di Amerika mencapai 19,8% pada usia
65-74, 27,5% pada usia 75-84 serta di Taiwan dan China prevalensinya mencapai 9,9% sampai
46,7% pada rentang 60-108 tahun.(21) Menurut Alzheimer’s Disease International tahun 2014
diperkirakan prevalensi demensia di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 1, 033 juta, pada tahun
2030 sebesar 1,894 juta dan pada tahun 2050 sebesar 3,979 juta.(22) Demensia dapat
menimbulkan beberapa dampak yang bervariasi tergantung pada stadium demensia yang dialami
oleh Lansia.

Merawat Lansia dengan demensia sangat penting peranan dari caregiver baik keluarga atau
tenaga yang dibayar, harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang demensia dan mau
belajar terus untuk mendapatkan cara-cara efektif dalam mengasuh pasien.(32) Kurangnya
kemampuan caregiver dalam melakukan perawatan terhadap penderita demensia dapat
disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki khususnya tentang demensia. Sehingga
pengetahuan tentang demensia sangat penting guna melakukan perawatan terhadap lansia yang
mengalami demensia. Hal itu menunjukan bahwa pengetahuan dan pengalaman dalam
penanganan Lansia yang mengalami demensia sangat dibutuhkan dalam pemberian asuhan
keperawatan terhadap Lansia yang mengalami demensia. Penanganan Lansia dengan demensia
membutuhkan perhatian yang sangat besar dari caregiver, sehingga baiknya pengetahuan yang
dimiliki perawat mengenai demensia sangat membantu meningkatkan taraf kesehatan Lansia.
Farran et al mendefinisikan keterampilan caregiver sebagai sesuatu yang pengasuh lakukan
menggunakan perilaku yang diarahkan pada tujuan berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan
gaya kepribadian.

1.2.NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN


Nama : Home Care giver
Alamat : Jl Gatot Subroto Gg Al Kausar No 56 Rt 44

1.3.BIDANG USAHA
Home care giver merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.
Secara khusus, proyek ini melayani perawatan paripurna paska hospitalisasi ataupun
menjalani perawatan dirumah

1.4.BENTUK PERUSAHAAN
Home care giver merupakan suatu usaha berbentuk PT (perseron terbatas) yang didirikan
oleh 7 orang ahli, yaitu :
1. Apriliyana Pratiwi
2. Eka Putri Rahayu
3. Fedri Andana
4. Juhinda Noorsa
5. Neovria Hapsari
6. Novi Leliana
7. Zannatul Hikmah
BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN HOME CARE GIVER

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Identitas perusahaan

Nama jenis usaha : Home Care Giver

Alamat : Jalan. Lambung mangkurat No. 56 RT. 44

Nama pemilik : apriliyana pratiwi, eka putrid rahayu, fedri andana, neovria hapsari,
novi leliana, juhinda noorsa, zannatul hikmah

Bentuk usaha : Jasa

Visi dan misi :

Aktivitas usaha : Membantu perawatan dan kebutuhan pada lansia

Tujuan pendirian usaha : Untuk melayani masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan dasar
dalam masa perawatan care giver.

2.2 PERIZINAN

2.3 ASPEK TEKNIS PRODUKSI / OPERASI

2.4 ASPEK PEMASARAN

Target pasar seluruh kalangan masyarakat lansia yang berada di wilayah samarinda.
Konsep pemasaran terdiri dari 3 elemen :

1. Price
2. Place
3. Promotion
4. Caregiver, kami mesti mensurvai para pesaing-psaing kami. Misalnya saja,
menentukan apa, satu jenis terpopuler untuk di tempat lain
2.5 ASPEK MANAJEMEN

Dalam pendirian usaha ini terdapat tenaga perawat pelaksana sebanyak tujuh orang jam
kerja dimulai dari 09.00 – 21.00 dimana bisnis ini dimilik bersama dengan system bagi
modal.

Binis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing dari
tujuh orang tersebut satu orang bertugas sebagai pembukuan dan enam orang lain nya
bertugas sebagai pelaksana pemberian asuhan keperawatan.

2.6 ASPEK KEUANGAN

Dalam menjalankan home care giver perlu mempertimbangkan banyak hal salah satunya
adalah pertimbangan mengenai sumber pembiayaan dan penggunaan dana yang diperlukan
dalam usaha care giver. Sumber pembiayaan dana dapat diartikan sebagai modal bersih yang
dikeluarkan dalam membuka suatu usaha, sedangkan penggunaan dana adalah semua modal
usaha yang dikeluarkan atau digunakan dalam aktivitas usaha care giver.

 Sumber pembiayaan dalam usaha care giver berasal dari sumber intern dan ekstern.

Pembiayaan ini diperoleh dari modal pribadi sebesar Rp. 700.000.00

 Sumber pembiayaan ekstern


Untuk sementara ini usaha ini belum membutuhkan pembiyaan ektern karena
pembiayaan intern sudah mencukupi. Namun kedepannya kami berharap mendapat dana
dari para investor yang perduli dan mau mengembangkan usaha home care giver.

BAB 3

PROYEK YANG DIUSULKAN

3.1 PROYEK YANG DIUSULKAN

a. sifat investasi

Atas inisiatif dan analisis peluang yang diambil, mahasiswa membangun Home Care giver.
Home care giver tersebut menjadi yang pertama di wilayah Samarinda .

b. jenis produk

produk utama
Medica Home Care melayani jasa pelayanan kesehatan yang meliputi :
1. Strategi manajemen stress
2. Pemeriksaan fisik
3. Mendapatkan fasilitas bantuan perawatan
4. Terapi mobilisasi untuk pasien stroke
5. Post hospital care

3.2 ASPEK TEKNIS

a. sifat proyek

Home care giver merupakan institusi swasta yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berupa care giver dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien. Sebagaimana
layaknya layanan kesehatan swasta tentu tidak berorientasi not for profit services. Namun
sebagai usaha pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan masyarakat.

b. jenis dan jumlah produksi

Usaha Home care giver ini bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan yang melayani wilayah
kota samarinda. Dalam melakuakan pelayann kesehatan, Home Care Giver mampu melayani
kurang lebih 5 pasien perhari baik di wilayah Samarinda maupun sekitarnya.

c. lokasi

Berdasarkan analisis yang telah dibuat dengan mempertimbangkan letak yang startegis, Home
Care Giver yang bertempat di Jalan Gatot Subroto Gg Al Kausar Rt 44 Samarinda. Pemilihan
tempat tersebut tidak lain adalah untuk memudahkan paramedis pelaksana dalam menjangkau
lokasi pelayanan dengan cepat, serta membantu promosi pada masyarakat untuk mengenal Home
Care Giver.

d. bangunan

Home Care Giver berdiri di atas sebidang tanah seluas 10 x 8 m2 dan terdiri dari 1 lantai. ruang
tersebut merupakan ruang-ruang manajemen dan administrasi. Sekaligus ruang tamu, ruang
rapat,

e. mesin dan peralatan

Peralatan kesehatan :

1. Tas/ nursing kit


2. Pemeriksaan fisik
3. Set memandikan
4. Pot/ urinal

Obat emergency

o Perawatan luka
o Sarung tangan, masker

Alat transportasi

sepeda motor

f. lay out proses

Mekanisme pelayanan
1). Proses penerimaan kasus
a). care giver menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b). Pimpinan care giver menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
c). Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
2). Proses pelayanan care giver
a). Persiapan
- Pastikan identitas pasien
- Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
- Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
- Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
- Siapkan file asuhan keperawatan
- Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b). Pelaksanaan
- Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
- Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
- Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
- Membuat rencana pelayanan
- Lakukan perawatan langsung
- Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
- Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
- Dokumentasikan kegiatan
c). Monitoring dan evaluasi
- Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
- Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
- Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
d). Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
- Tercapai sesuai tujuan
- Kondisi pasien stabil
- Program rehabilitasi tercapai secara maximal
- Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
- Pasien di rujuk
- Pasien menolak pelayanan lanjutan
- Pasien meninggal dunia

2). Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.


a. Kondii fisik
b. Kondisi psikologis
c. Status sosial ekonomi
d. Pola prilaku pasien
e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
3). Membuat perencanaan pelayanan
a. Membuat rencana kunjungan
b. Membuat rencana tindakan
c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.
4). Melakukan koordinasi pelayanan
a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia
b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan
c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
d. Melakukan rujukan pasien
5). Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.
a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak )
c. Mengevaluasi proses manajemen kasus
d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
 Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Riayat kesehatan
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Spiritual
d. Pemeriksaan fisik
e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari
f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial
3. Perencanaan keperawatan
a. Penentuan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menyusun rencana secara komprehensif.
4. Implementasi
a. Manajemen perawatan luka

b. Kegiatan rehabilitasi
c. Pelaksanaan pengobatan

5. Evaluasi
a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.

 Pencatanan dan Pelaporan care giver


 Pencatatan Manajemen kasus
a. Persetujuan pasien
b. Jadwal kunjungan
c. Lembar pengobatan
d. Tindakan tim
e. Rujukan kasus
f. Penghentian perawatan
 Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
b. Perencanaan asuhan
c. Evaluasi asuhan
 Materi laporan
a. Jumlah pasien
b. Jenis penyakit
c. Frekuensi kunjungan tiap kasus
d. Jumlah pasien dapat pengobatan
e. Jumlah pasien yang dirujuk
f. Jumlah pasien yang meninggal
g. Penyebab kematian
h. Tingkat keberhasilan /kemandirian pasien
i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan

g. kapasitas produksi

3.3 ASPEK PEMASARAN

a. peluang pasar

Masih sedikitnya inastansi pelayanan kesehatan berupa care giver di daerah Samarinda,
membuat pendirian Home Care Giver ini menjadi prospek usaha yang cemerlang dan mampu
berkembang di ranah instansi kesehatan. Apalagi Home Care Giver ini akan menjadi home care
giver pertama di wilayah kabupaten Samarinda. Selain itu pengobatan dan perawatan ke rumah
sakit akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena biaya-biaya lain di luar biaya perawatan
(biaya menginap, biaya transportasi, dan lain-lain), serta akan menyita waktu yang tidak sedikit
bagi keluarga yang menunggunya.

Terkadang rumah sakit tidak mampu menampung pasien yang harus dirawat inap (opname)
karena jumlah bangsalnya yang sudah terisi penuh. Terlepas dari hal itu, tindakan perawatan
yang dilakukan di rumah sakit menjadi suatu trauma psikologis tersendiri bagi pasien. Suasana
rumah sakit yang tidak kondusif untuk pengobatan dan perawatan juga akan menggangu proses
penyembuhan pasien. Berbeda dengan perawatan yang dilakuakan di rumah pasien.

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan,
karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan
Kesehatan di rumah atau home care giver. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan lansia di
rumah.

b. daerah pemasaran

Home Care Giver yang di wilayah Samarinda melakukan perawatan – perawatan setelah pasien-
pasien dirawat di rumah sakit serta seluruh lansia yang memerlukan perawatan di wilayah
sekitarnya

c. pasar sasaran

Sasaran yang dipilih Home Care Giver dalam menawarkan jasa diantaranya :
o Klien yang jauh dari pos pelayaan kesehatan
o Klien dengan kasus penyakit terminal yang memerlukan pendampingan (misal pasca stroke,
sakit kronis, dll) dimana sudah tidak memerlukan tindakan medis yang rumit
o Klien dengan indikasi perawatan luka (post op, luka ulkus, luka tekan, luka dekubitus, dll)
o Klien dengan kebutuhan terapi mobilisasi

d. volume dan harga penjualan


Daftar Tarif Jasa Perawatan
No. Tindakan Tarif 1 X Tindakan

1. Rawat luka 50.000 - 80.000


2. Latihan mobilisasi 30.000 – 50.000
3. Pemeriksaan fisik 30.000 – 50.000
4. Perawatan lansia 100.000

Rincian biaya Perawatan


Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat
Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport
H2O2 1 btl Pinset cirurgie
Na Cl 1 fls Gunting verban
Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi
Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen
Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-
Rp 30.000,- Rp 50.000,-
Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-

Daftar sewa alat


No Alat Tarif
1 Set rawat luka 30.000 – 40.000

1 set alat mandi 50.000

Daftar Tarif Transport


No Transport Tarif
1 Dalam kota Samarinda 5.000 – 25.000
2 Luar Kota Samarinda 30.000/km

e. masa hidup produk

f. struktur pasar

g. persaingan dan strategi bersaing

Home care Giver di wilayah Kalimantan Timur masih dapat dihitung dengan jari dan belum
banyak jumlahnya. Bahkan di wilayah Samarinda sendiri pembangunan Home Care Giver akan
menjadi pelopor dan yang pertama. Oleh karena itu Home Care Giver tidak mengalami
permasalahan yang mendalam dalam hal bersaing dengan yang lain. Namun, banyaknya rumah
sakit, rumah bersalin, maupun klinik akan menjadi pesaing tersendiri karena masyarakat belum
mengenal istilah maupun kinerja dari sebuah care giver. Masyarakat masih beranggapan bahwa
prosedur pengobatan dan perawatan sepenuhnya dilakukan dari, oleh, dan di rumah sakit. Untuk
itu Home care giver berusaha untuk mempromosikan pelayanannya dengan mempromosikan di
media – media elektronik maupun jejaring social.

Dalam hal biaya untuk 1 kali perawatan, tarif yang dikeluarkan oleh care giver cenderung sedikit
lebih mahal dengan biaya perawatan ketika di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Hal ini
terjadi karena tim medis care giver harus mendatangi lokasi klien yang menyebabkan waktu,
tenaga, dan biaya yang relatif tidak sedikit. Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi care
giver, maka Home Care Giver senantiasa mengutamakan pelayanan sebagai berikut :

1. Kemudahan
Meliputi kemudahan untuk dihubungi, mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk
membuat janji.
2. Selalu tepat janji
Sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan
institusi home care swasta.
3. Sesuai standar yang ditetapkan
Hal ini merupakan ciri professional, baik dalam melaksanakan tindakan, kualitas tenaga
ahli, maupun manajemen perusahaan.
4. Responsif
Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan, dan harapan klien.
5. Relasi
Mengembangkan hubungan kerjasana secara internal dan eksternal untuk memperbaiki
kualitas layanan.

h. ukuran pasar dan pertumubuhan

Usaha Home Care Giver ini secara khusus melayani pasien yang membutuhkan pelayanan Care
Giver dari rumah sakit. Namun secara umum juga melayani klien di wilayah Samarinda, promo
melalui situs internet yang bias diakses oleh semua orang, bukan tidak mungkin usaha Home
Care Giver akan dilirik oleh investor dari luar daerah untuk menanamkan modal dan
mengembangkan usaha di kota-kota lain.

i. pangsa pasar

Pangsa pasar selisih antara jumlah barang/ jasa yang diminta dengan jumlah barang/ jasa yang
ditawarkan. Care Giver merupakan usaha yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Jumlah
pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit secara kontinyu sangatlah banyak, namun
perawatan itu terbentur oleh banyak hal, misalnya tempat yang jauh dari rumah sakit, minimnya
jumlah bangsal, dan terbatasnya perawat di rukah sakit. Disisi lain masih belum banyak usaha
care giver yang didirikan, bahkan di Samarinda sendiri belum ada satupun. Sehingga pendirian
Home Care Giver ini sangatlah membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3.4 ASPEK MANAJEMEN

a. kepemilikan

Usaha pelayanan kesehatan Medika Home care ini dimiliki oleh persero :

1. Apriliyana Pratiwi
2. Eka Putri Rahayu
3. Fedri Andana
4. Juhinda Noorsa
5. Neovria Hapsari
6. Novi Leliana
7. Zannatul Hikmah

b. sturktur organisasi

c. tim manajemen

komponen organisasional yang akan diterapkan adalah :

Ketua : Apriliyana Pratiwi

administrasi/ keuangan : Novi Leliana

manajer produksi : Eka, Juhinda, Fedri

manajer pemasaran : Neo, Hikmah

sopir : Fedri

d. tenaga kerja / karyawan

Tenaga kerja Home care giver :

Tenaga Medis

Perawat pelaksana : 7 orang

Pengelola pembukuan : 1 orang

Sopir motor: 1 orang


3.5 ASPEK KEUANGAN

a. kebutuhan dana

Medis :
Peralatan Kesehatan
Bahan baku perawatan kesehatan

b. sumber dana

Untuk membangun Home Care Giver, sumber dana yang dibutuhkan diperoleh dari :
 Pemilik PT

Apriliyana Pratiwi Sebesar Rp 100.000

Eka Putri Rahayu sebesar Rp 100.000

Juhinda Noorsa sebesar Rp 100.000

Fedri Andana sebesar Rp 100.000

Neovria Hapsari sebesar Rp 100.000

Novi Leliana sebesar Rp 100.000

Zannatul Hikmah sebesar Rp 100.000

c. prediksi pendapatan

Target pendapatan/ bulan = (10 klien x Rp. 50.000,-) x 30 hari


= (Rp.500.000,-) x 30 hari
= Rp. 1.500.000,-

d.prediksi biaya

Medis :
Peralatan Kesehatan = Rp. 10.000.000,-
Bahan baku perawatan kesehatan = Rp. 1.000.000,-

e. prediksi rugi laba

Target/ bulan = (10 klien x Rp. 50.000,-) x 30 hari


(Rp. 500.000,-) x 30 hari = Rp. 1.500.000,-
Gaji pegawai/ bulan :
5 Perawat = Rp. 214. 000,-
JUMLAH LABA / bulan = Rp. ,-

f. criteria investasi

Home Care Giver merupakan suatu usaha dibidang jasa pelayanan kesehatan. Investasi
perusahaannya pun tidak begitu banyak, misalnya, bahan bakar untuk transportasu, alat
kesehatan, dan lain-lain. Alat-alat kesehatan yang digunakan tidak terlalu mahal harganya.

Sedangkan untuk kendaraan maupun property lain misalnya telepon dan memiliki masa
guna yang panjang (long life).

sehingga untuk pengadaan kembalinya sangat memungkinkan tidak mengalami low benefit.

Anda mungkin juga menyukai