Anda di halaman 1dari 22

SINDROM

NEFROTIK
(KMB II)

NAMA : VINGKA LUMINTANG

NIM : 711440118089

KELAS : 3A
PENGERTIAN SINDROM NEFROTIK

Sindroma nefrotik adalah Penyakit Ginjal yang mengenai


Glomerulus (ginjal terdiri dari tubulus, glomerulus dll.) dan
ditandai proteinuria (keluarnya protein melalui air kencing)
yang masif, hipoalbuminemia (kadar albumin di dalam darah
turun), edema (bengkak) disertai hiperlipid emia (kadar lipid
atau lemak dalam darah meningkat) dan hiperkolesterolemia
(kadar kolesterol darah meningkat) jadi untuk memastikannya
perlu pemeriksaan laboratorium.
Next…

Sindroma Nefrotik adalah suatu sindroma (kumpulan gejala-


gejala) yang terjadi akibat berbagai penyakit yang menyerang
ginjal dan menyebabkan:
- proteinuria (protein di dalam air kemih)
- menurunnya kadar albumin dalam darah
- penimbunan garam dan air yang berlebihan
- meningkatnya kadar lemak dalam darah.
ETIOLOGI

Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:


1. Sindrom nefrotik bawaan atau sindroma nefrotik
primer yang 90% disebut Sindroma nefrorik
Idiopatik, diduga ada hubungan dengan genetik,
imunoligik dan alergi.
2. Sindrom nefrotik atau Sindroma nefrotik sekunder
yang penyebabnya berasal dari ekstra renal (diluar
ginjal).
Next….

Sindrom jenis ini timbul sebagai akibat penyakit


sistemik:
a. Penyakit keturunan/metabolik
b. Infeksi
c. Toksin/Alergi
d. Penyakit sistemik/immune mediated
e. Keganasan
3. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
Berdasarkan histopatologi yang tampak pada biopsi ginjal
dengan pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop electron,
Churg dan kawan-kawan membagi dalam 4 golongan, yaitu :
a. Kelainan minimal
b. Nefropati membranosa
c. Glomerulonefritis proliferatif
d. Glomerulosklerosis fokal segmental
PATOFISIOLOGI

Pemahaman patogenesis dan patofisiologi sangat penting dan merupakan


pedoman pengobatan rasional untuk sebagian besar pasien SN.
1. Proteinuria
2. Hipoalbuminemi
3. Hiperlipidemi
4. Lipiduri
5. Edema
6. Hiperkoagulabilitas
7. Kerentanan terhadap infeksi
MANIFESTASI KLINIS

Gejala awalnya bisa berupa:


- berkurangnya nafsu makan
- pembengkakan kelopak mata
- nyeri perut
- pengkisutan otot
- pembengkakan jaringan akibat penimbunan garam dan air
- air kemih berbusa.
Next…

Perut bisa membengkak karena terjadi penimbunan cairan dan sesak nafas
bisa timbul akibat adanya cairan di rongga sekitar paru-paru (efusi pleura).
Gejala lainnya adalah pembengkakan lutut dan kantung zakar (pada pria).
Pembengkakan yang terjadi seringkali berpindah-pindah; pada pagi hari
cairan tertimbun di kelopak mata dan setalah berjalan cairan akan tertimbun
di pergelangan kaki. Pengkisutan otot bisa tertutupi oleh pembengkakan.
Produksi air kemih bisa berkurang dan bisa terjadi gagal ginjal karena
rendahnya volume darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal. Kadang
gagal ginjal disertai penurunan pembentukan air kemih terjadi secara tiba-
tiba.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara


lain :
1. Urinalisa
2. Pemeriksaan darah
3. Uji diagnostic
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit.


2. Dietetik
3. Diuretikum
4. Antibiotika profilaksis
5. Pengobatan dengan Kortikosteroid
6. Lain-Lain
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi pada penderita Sindrom Nefrotik, yaitu:
1. Kelainan Koagulasi dan Tendensi Trombosis
Beberapa kelainan koagulasi dan sistem fibrinolitik banyak ditemukan pada pasien SN.
2. Kelainan Hormonal dan Mineral
Gangguan timbul karena terbuangnya hormone-hormon yang terikat pada protein. Thyroid binding
globulin umumnya berkaitan dengan proteinuria.
3. Ganggguan Pertumbuhan dan Nutrisi
Sejak lama diketahui bahwa anak-anak dengan sindrom nefrotik mengalami gangguan
pertumbuhan. Ganguan pertumbuhan pada anak dengan sindrom nefrotik adalah disebabkan karena
malnutrisi protein kalori, sebagai akibat nafsu makan yang berkurang, terbuangnya protein dalam
urin, malabsorbsi akibat sembab mukosa saluran cerna serta terutama akibat terapi steroid.
Next…

4. Infeksi
Kerentanan terhadap infeksi meningkat karena rendahnya kadar
immunoglobulin, defisiensi protein, defek opsonisasi bakteri,
hipofungsi limpa dan terapi imunosupresan.
5. Anemia
Biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositer, anemia yang khas
defisiensi besi, tetapi resisten terhadap terapi besi. Sebabnya adalah
meningkatnya volume vaskuler, hemodilusi dan menurunnya kadar
transferin serum karena terbuang bersama protein dalam urine.
Next…

6. Gangguan Tubulus Renal


Hiponatremia terutama disebabkan oleh retensi air dan bukan karena
defisit natrium, karena meningkatnya reabsorbsi natrium di tubulus
proksimal dan berkurangnya hantaran Na dan H2O ke pars asenden
Ansa Henle.
7. Gagal Ginjal Akut
Dapat terjadi pada sindrom nefrotik kelainan minimal atau
glomerulosklerosis fokal segmental dengan gejala-gejala oliguria
yang resisten terhadap diuretik. Dapat sembuh spontan atau dialysis.
PENGKAJIAN

Secara umum pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan sindrom
nefrotik (Donna L. Wong,200 : 550) sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema
b. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan
dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.
c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik
d. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan
adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum
(total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium
serum.
RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama
Berupa hal- hal yang dirasakan oleh klien dan menjadi penyebab utama klien
berinisiatif melakukan pemeriksaan, pengobatan hingga masuk Rumah sakit.
Keluhan tersebut dapat berupa bengkaknya tubuh dan juga nyeri.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada neonates antara lain pemberian makan yang buruk, gagal tumbuh kembang,
menangis saat berkemih, dehidrasi, kejang, dan demam. Pada bayi antara lain
semua yang terlihat pada neonates, ditambah dengan ruam popok yang menetap,
urin berbau busuk, dan mengejan saat berkemih
Next…

C. Riwayat Kesehatan dahulu


Riwayat prenatal antara lain usia ibu yang masih muda, usia ibu yang terlalu tua,
dan multiparitas. Riwayat pascanatal antara lain infeksi saluran urine afebril(tanpa
demam) yang berulang, penggunaan kateter yang menetap toilet training yang
belum sempurna, retensi urine, dibetes, konstipasi, imunokompresi, infeksi
streptococcus berulang
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Faktor resiko keluarga antara lain penyakit ginjal congenital atau didapat,
hipertensi, dan masalah-masalah lain yang terkait dengan disfungsi ginjal.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Head to toe
a. Tanda-tanda vital
b. Inspeksi
c. Palpasi
2. Uji Diasnogtik/Pemeriksaan Laboratorium
– Urinalisis menunjukkan proteinuria yang khas, kast hialin, sedikit sel darah merah, dan berat jenis urine tinggi.
– Kadar serum protein yang menurun, terutama kadar albumin.
– Kolestrol serum dapat mencapai 450 – 1500 mg/dl
– Hemoglobin dan hematokrit normal atau meningkat
– Hitung trombosit tinggi (500.000-1.000.000)
– Konsentrasi natrium serum rendah (130-135 mEq/ L)
– Biopsi ginjal dapat dilakukan untukmemberikan informasi status glomerolus dan jenis sindrom nefrotik,
demikian juga respon terhadap pengobatan dan perjalanan penyakit.
DIAGNOSA

a. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekuender


terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus
b. Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi
sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
d. Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing
(dampak hospitalisasi).
INTERVENSI

DIAGNOSA 1
- Catat intake dan output secara akurat
- Kaji dan catat tekanan darah, pembesaran abdomen, BJ urine
- Timbang berat badan tiap hari dalam skala yang sama
- Berikan cairan secara hati-hati dan diet rendah garam.
- Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.

DIAGNOSA 2
- Catat intake dan output makanan secara akurat
- Kaji adanya anoreksia, hipoproteinemia, diare.
- Pastikan anak mendapat makanan dengan diet yang cukup
Next…

DIAGNOSA 3
- Lindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi melalui
- Tempatkan anak ditempat non infeksi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- lakukan tindakan invansif secara aseptic

DIAGNOSA 4
- Validasi rasa takut atau cemas
- Pertahankan kontak dengan klien
- Upayakan ada keluarga yang menunggu
- Anjurkan orang tua untuk membawa mainan atau foto keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai