Anda di halaman 1dari 17

EDUKASI HIPNOSIS LIMA JARI

UNTUK MENGURANGI TINGKAT KECEMASAN

DISUSUN OLEH:

1. Ai Una Nurhayati (012341053)


2. Ariani Dwi Ananda Ruswitasari (012341068)
3. Fitroh Hanifah (012341002)
4. Lusi Silpiani (012341069)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ansietas (kecemasan) merupakan masalah kesehatan jiwa yang masuk dalam
kelompok gangguan mental emosional. Ansietas pada lansia disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu memikirkan penyakit yang diderita, sedikit waktu berkumpul dengan
keluarga, merasa kesepian, kendala ekonomi, sehingga mengakibatkan ansia mengalami
gangguan ansietas. Faktor-faktor ansietas ini dapat menyebabkan stress dan ancaman
kematian dari penyakit yang diderita, tidak terpenuhinya kebutuhan yang juga
mempengaruhi timbulnya ansietas pada lansia (Erdiana, 2019).
Lebih dari 200 juta orang di seuruh dunia (3,6% dari populasi) menderita ansietas
(ansietas) (HIMPSI, 2020). Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 dapat
disimpulkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur
diatas 15 tahun sejumlah 23.851.378,2 jiwa (9,8% dari jumlah penduduk Indonesia
tahun 2018) (Khoiriyah & Handayani, 2020), sedangkan daerah Jawa Timur tahun
2018, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk umur diatas 15 tahun
sejumlah 2.693.958,04 jiwa (6,82% dari penduduk Jawa Timur pada tahun 2018) (Haq,
2017).
Berdasarkan hasil data studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Pasar
Rebo kepada 7 responden yang rawat diruang flamboyan kamar 408 dan 409 di
dapatkan hasil bahwa semua responden tidak mengetahui dan tidak pernah melakukan
hipnosis 5 jari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan mengenai
bagaimana hypnosis 5 jari dapat mengurangi tingkat kecemasan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan edukasi menganai hypnosis 5 jari untuk mengurangi tingkat
kecemasan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara untuk mengurangi
tingkat kecemasan dengan menggunakan hypnosis 5 jari
2. Mampu mengetahui manfaat dari hypnosis 5 jari dalam mengurangi tingkat
kecemasan.
3. Mampu mengetahui respon pasien ketika selesai diberikan edukasi hypnosis 5
jari untuk mengurangi tingkat kecemasan.
4. Mampu mengetahui peran dan keterlibatan keluarga dalam penerapan
hypnosis 5 jari untuk mengurangi tingkat kecemasan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan dapat menjadi bahan masukkan dan sumber informasi mengenai cara
hypnosis 5 jari untuk mengurangi tingkat kecemasan di ruang flamboyan RSUD
Pasar Rebo Jakarta Timur.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan yang lebih mendalam
saat melalukan pendidikan kesehatan mengenai hypnosis 5 jari untuk mengurangi
tingkat kecemasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Ansietas


2.1.1 Pengertian
Ansietas adalah perasaan khawatir yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, seseorang merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki perasaan akan ditimpa kejadian yang tidak diinginkan padahal
ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Gangguan
ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberikan gambaran tentang ansietas
yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional, dan fisiologis (Videbeck,
2018).
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-
akan akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda
dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian atas pikiran terhadap sesuatu yang
berbahaya, sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian
tersebut (Keliat, 2019).

2.1.2 Etiologi
Beberapa teori penyebab ansietas pada individu antara lain (Stuart, 2016):
1. Teori Psikoanalitik
Menurut pandangan psikoanalitik ansietas terjadi karena adanya konflik yang
terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu id dan super ego. Id
mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan
menengahi konflik yang tejadi antara dua elemen yang bertentangan.
Timbulnya ansietas merupakan upaya meningkatkan ego ada bahaya.
2. Teori Interpersonal
Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap adanya penolakan dan tidak adanya penerimaan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan fisik.
3. Teori Perilaku (Behavior)
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan bentuk frustasi yaitu segala
sesutu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.
4. Teori Prespektif Keluarga
Menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. Ansietas
menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif atau perilaku mal-adaptif
dalam system keluarga.
5. Teori Perspektif Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang mengatur
ansietas, antara lain: benzodiazepines, penghambat asam amino butirik-
gamma nero regulator serta endofirin. Kesehatan umum seseorang sebagai
faktor pendukung terhadap ansietas.

2.1.3 Tanda dan Gejala


Manurung (2016) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari ansietas
antara lain:
1. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Ansietas tersebut merupakan bentuk
ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
2. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan
sering dalam keadaan excited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,
akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
3. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, dan ilusi.
4. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
5. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

2.1.4 Tingkat Ansietas


Ansietas memiliki tingkatan menurut Dona (2016) mengemukakan tingkat
ansietas, diantaranya:
1. Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan pandangan
persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas individu.
2. Ansietas Sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit pandangan persepsi
individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif
namun dapat berfokus pada banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
3. Ansietas Berat
Sangat mengurangi pandangan persepsi individu. Individu cenderung
berfokus pada sesuatu bagian yang kecil dan spesifik serta tidak berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
4. Tingkat Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Terpecah dari
keseimbangan karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

2.1.5 Cara Pengukuran Kecemasan


Menurut (Hawari, 2018) tingkat ansietas dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety
(HRS-A), yang terdiri dari 14 kelompok gejala, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah
tersinggung.
2. Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang,
mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.
3. Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang
besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.
4. Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan mimpi yang
menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan daya
ingat buruk.
6. Perasaan depresi (murung): hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada
hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubahubah
sepanjang hari.
7. Gejala somatik/fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot, gigi
gemerutuk dan suara tidak stabil.
8. Gejala somatik/fisik (sensorik): tinnitus (telinga berdenging), penglihatan
kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah): takikardi (denyut
jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa
lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/ berhenti
sekejap.
10. Gejala respiratori (pernafasan): rasa tertekan atau sempit di dada, rasa
tercekik, sering menarik nafas pendek/sesak.
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan): sulit menelan, perut melilit, gangguan
pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,
rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB konsistensinya lembek, sukar
BAB (konstipasi) dan kehilangan berat badan.
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering buang air kecil, tidak
dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid
berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid
sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin,ejakulasi
dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan impotensi.
13. Gejala autoimun: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala
pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.
14. Tingkah laku/ sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi
berkerut, wajah tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepat serta wajah merah.
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4, dengan
penilaian sebagai berikut:
Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)
Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali/ panik.
Masing masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang,
yaitu: total nilai (skor) kurang dari 14 = tidak ada ansietas, 14-20 = ansietas
ringan, 21-27 = ansietas sedang, 28-41 = ansietas berat, 42-56 = ansietas berat
sekali.

2.1.6 Penatalaksanaan Ansietas


Menurut Hawari (2018) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut:
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap ansietas, dengancara:
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk ansietas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari ansietas yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itudapat diberikan obatobatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi ansietas.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki Kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
d. Psikoterapi kognitif,untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami ansietas.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai factor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

2.2. Relaksasi Hipnosis Lima Jari


2.2.1. Definisi
Teknik Relaksasi Lima Jari adalah suatu teknik relaksasi yang
dikembangkan oleh Prise and Wilson (2006). Terapi generalis ini dapat
menimbulkan efek relaksasi dan menenangkan dengan cara mengingat kembali
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami (Nugroho,
2016). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mu‟afiro, Adin & Emilia
(2004) dalam (Astuti, Amin and Purborini, 2017) menyatakan bahwa hipnotis
lima jari mampu menurunkan kecemasan.

2.2.2. Tujuan
Tujuan hipnosis lima jari yaitu untuk membantu mengurangi kecemasan,
ketegangan, stres dan pikiran seseorang.

2.2.3. Indikasi
Indikasi pada hipnosis lima jari, yaitu:
1. Klien dengan kecemasan ringan-sedang.
2. Klien dengan nyeri ringan-sedang.

2.2.4. Langkah-langkah
1. Fase Orientasi
a. Ucapkan salam terapeutik
b. Buka pembicaraan dengan topik umum
c. Evaluasi/validasi pertemuan Sebelumnya
d. Jelaskan tujuan interaksi
e. Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat

2. Fase Kerja
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman duduk atau
berbaring
c. Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
d. Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali
e. Minta klien untuk menutup mata agar rileks
f. Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu klien untuk menghipnosisi
dirinya sendiri dengan arahan berikut ini:
1) Satukan ujung ibu jari dengan jari telunjuk, ingat kembali saat anda
sehat. Anda bisa melakukan apa saja yang anda inginkan.
2) Satukan ujung ibu jari dengan jari tengah, ingat kembali momen-
momen indah ketika anda bersama dengan orang yang anda cintai
(orang tua/suami/istri/ataupun seseorang yang dianggap penting).
3) Satukan ujung ibu jari dengan jari manis, ingat kembali Ketika anda
mendapatkan penghargaan atas usaha keras yang telah anda lakukan.
4) Satukan ujung ibu jari dengan jari kelingking, ingat kembali saat
anda berada di suatu tempat terindah dan nyaman yang pernah anda
kunjungi. Luangkan waktu anda untuk mengingat kembali saat indah
dan menyenangkan itu.
g. Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali
h. Minta klien untuk membuka mata secara perlahan
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien
b. Ealuasi objektif
c. Terapkan rencana tindak lanjut klien
d. Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya
e. Salam penutup

2.3. Mekanisme Hipnosis Lima Jari Dalam Menurunkan Ansietas


Hipnosis lima jari merupakan salah satu bentuk self-hypnosis yang dapat
menimbulkan efek relaksasi yang tinggi, sehingga akan mengurangi ketegangan dan
stress dari pikiran seseorang. Dalam pelaksanaan terapi ini, terjadi pengeluaran hormon
adrenalin atau hormon yang memacu stress karena sistem limbik dipengaruhi
(Dekawaty, 2021). Penerapan Teknik ini dimulai dengan proses relaksasi pada
umumnya, yaitu dengan cara meminta klien untuk menutup mata dan menarik napas
dalam secara perlahan-lahan. Hal ini secara perlahan pula menimbulkan relaksasi.
Setelah itu, dorong pasien untuk relaksasi mengosongkan pikiran, sehingga pasien dapat
focus terhadap bayangan yang mereka pikirkan, kemudian mulailah pasien untuk
memenui pikiran mereka dengan bayangan yang menyenangkan dan dapat dinikmati
(Dekawaty, 2021).
Peningkatan frekuensi pernafasan terjadi akibat respon fisik manghadapi ansietas.
Pemberian teknik relaksasi hipnosis lima jari akan merangsang sistem saraf simpatis
untuk menurunkan kadar zat katekolamin yang dapat menyebabkan konstriksi
pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Ketika
aktivitas sistem saraf simpatis turun karena efek relaksasi maka produksi zat
katekolamin akan berkurang sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
akhirnya tekanan darah, denyut jantung, frekuensi nafas menurun. Teknik relaksasi
hipnosis lima jari bekerja dengan merangsang sistem saraf otonom. Rangsangan ini
membuat perasaan rileks dan tenang, sehingga tubuh akan mengeluarkan hormon
endorphin. Mekanisme inilah yang membuat ansietas berkurang. (Stuart, 2013 dalam
Badar dkk., 2021).
BAB III
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)

3.1 Pengertian
Penatalaksanaan untuk mengetahui dan memahami cara mengatasi kecemasan

3.2 Tujuan
1. Memberikan pendidikan kesehatan jiwa mengenai cara mengatasi kecemasan.
2. Mencegah terjadinya kejadian stress.

3.3 Kebijakan
Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan mengenai edukasi sesuai dengan
standar.

3.4 Prosedur
A. Persiapan Alat
1. Booklate
B. Persiapan Lingkungan
Menyiapkan ruangan senyaman mungkin untuk melakukan Pendidikan Kesehatan
C. Tahap Pelaksanan
1. Mengumpulkan peserta dalam satu ruangan
2. Pembukaan/salam
3. Menjelaskan tujuan kegiatan
4. Pelaksanaan kegiatan
5. Tanya jawab
6. Post test
7. Penutup
D. Tahap Evaluasi
Evaluasi keadaan pasien setelah dilakukannya edukasi.
E. Dokumentasi
Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan.

3.5 Unit terkait


1. Ruang rawat inap penyakit dalam di flamboyan.
Tema : Cara Mengatasi Kecemasan
Sub pokok bahasan :
a. Pengertian Kecemasan
b. Tingkat Kecemasan
c. Tanda dan gejala kecemasan
d. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
e. Cara mengukur kecemasan
f. Penatalaksanaan Ansietas
Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari/tanggal : Rabu, 11 Oktober 2023
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : Di Ruang Rawat Inap Flamboyan
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Binawan.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 jam, diharapkan pasien dan
keluarga mengetahui dan memahami cara mencegah Kecemasan agar tidak
menimbulkan stress.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
a. Pengertian Kecemasan
b. Tingkat Kecemasan
c. Tanda dan gejala kecemasan
d. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
e. Cara mengukur kecemasan
f. Penatalaksanaan Ansietas
3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian Kecemasan
b. Tingkat Kecemasan
c. Tanda dan gejala kecemasan
d. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
e. Cara mengukur kecemasan
f. Penatalaksanaan Ansietas
4. Proses Pelaksanaan
No Tahapan dan Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien
1. Pembukaan (5 mnt) 1. Memberi salam. 1. Menjawab Salam.
2. Memperkenalkan anggota 2. Mendengarkan dan
kelompok dan pembimbing. memperhatikan.
3. Melakukan kontrak waktu. 3. Menyepakati
4. Menjelaskan tujuan dan kontrak.
materi yang akan diberikan. 4. Memperhatikan dan
mendegarkan.
2. Kegiatan (20 mnt) 1. Penyampaikan materi 1. Menyimak
2. Post test 2. Mengisi
3. Penutup (5 mnt) 1. Evaluasi validasi. 1. Menyimak .
2. Menyimpulkan bersama- 2. Memperhatikan dan
sama. mendengarkan.
3. Mengucapkan terimakasih. 3. Memperhatikan dan
4. Mengucamkan salam mendengarkan.
penutup. 4. Menjawab salam.
5. Pengorganisasian
- Penyaji : Ariani Dwi Ananda Ruswitasari
- Moderator : Ai Una Nurhayati
- Fasilitator : Fitroh Hanifah
- Dokumentasi & Observer : Lusi Silpiani
6. Uraian Tugas
a. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian
b. Penyaji
- Bertangung jawab memberikan penyuluhan
- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang batuk efektif
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk efektif dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh audien
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
c. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
d. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.
e. Pembimbing
- Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan.
- Mengevaluasi laporan dari observer.
f. Dokumentasi
- Menulis dan mendokumentasikan hasil dari pendidikan kesehatan.
7. Metode
Ceramah
8. Media dan Alat
Media dan alat yaitu Booklate dan Slide PPT.
9. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Peserta hadir 6 Orang
2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rawat inap ruang flamboyan
RSUD Pasar Rebo.
3) Perlengkapan alat yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan
yaitu: Leaflat.
b. Kriteria Proses
1) Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
3) Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan.
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
5) Peserta dapat mengulang edukasi yang telah diberikan.
c. Kriteria Hasil
1) Mampu mengetahui Pengertian Kecemasan
2) Mampu Mengetahui Tingkat Kecemasa
3) Mampu Mengetahui Tanda dan gejala kecemasan
4) Mampu Mengetahui Faktor-faktor yang menimbulkan stress
5) Mampu Mengetahui Cara mengatasi kecemasan
6) Mampu Mengetahui Cara melakukan perawatan pasien dirumah
d. Lampiran (pertanyaan):
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan Pelaksanaan


4.1.1 Pra acara
Sebelum hari pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan :
1. Rapat kordinasi panitia pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan
2. Menentukan materi untuk pendidikan kesehatan
3. Penyusunan proposal oleh tim/kelompok
4. Pembagian tugas panitia pada kegiatan pendidikan kesehatan

4.1.2 Acara
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Kamis, 12 Oktober 2023 pukul 13.00
WIB dan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan kontrak waktu yang telah
ditentukan berdasarkan peraturan yang disediakan. Peserta yang hadir mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir. Pelaksanaan kegitan pendidikan kesehatan ini
dilaksanakan di Ruangan Flamboyan RSUD Pasar Rebo.

4.1.3 Alur acara


Pertama acara dimulai dengan pembukaan MC, kemudian dilanjutkan dengan
penerapan materi kurang lebih 20 menit. Setelah penerapan materi selesai
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dan dilanjutkan dengan penutupan
acara oleh MC.

4.1.4 Hasil dan Penerapan


Setelah dilaksanakan penkes diharapkan:
1. Klien memiliki pemahaman yang baik tentang gangguan kecemasan
2. Klien dapat menerapkan cara-cara mengatasi kecemasan dengan teknik
hipnosis 5 jari

Anda mungkin juga menyukai