Anda di halaman 1dari 22

KECEMASAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

JOEL ANAKAMPUN

ARMANA BARUS

KHAIRUL SAHYANI BR.SAGALA

CHALVIN JOHANNES SIREGAR

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2022
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................ii

Kata Pengantar.............................................................................................................1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3

1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................................3

1.4 Manfaat Pembahasan.............................................................................................3

II ISI

2.1 Pengertian kecemasan.............................................................................................4

2.2 Gejala-gejala Kecemasan........................................................................................4

2.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan.......................................................................6

2.4 Jenis-jenis Kecemasan............................................................................................7

2.5 Gangguan Kecemasan............................................................................................9

2.6 Dampak Kecemasan..............................................................................................11

2.7 Konsep Teori Kecemasan......................................................................................12

2.8 Penerapan Dari Teori Kecemasan........................................................................13

III PENUTUP.

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14

3.2 Saran.....................................................................................................................14

Daftar Pustaka.............................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah“Psikologi Olahraga”.

Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah “ Psikologi Olahraga “ di program studi “Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi” pada Universitas Negeri Medan.Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu Doris selaku dosen pembimbing mata
kuliah “Psikologi Olahraga”dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan makalah ini,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk
akan terjadi. Kecemasan ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan
fisik dan adanya perasaan khawatir (Durand dan Barlow, 2006). Gejala kecemasan
bervariasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Gejala dapat berupa
perasaan yang tidak menyenangkan, ketakutan yang difus serta gejala otonom
seperti palpitasi, berkeringat, sakit kepala, jantung berdebar, sakit perut, gelisah dan
ketidakmampuan berdiri atau duduk dalam waktu yang lama (Kaplan dan
Sadock,2010).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2020


kecemasan merupakan penyebab utama dari ketidakmampuan seorang individu di
seluruh dunia dan gangguan psikiatri akan menyumbang sekitar 15% dari angka
kesakitan global. Amerika telah kehilangan setiap tahunnya uang sejumlah 80 miliar
dolar akibat ketidak produktifan yang dikarenakan menderita gangguan psikiatri
(Hidayat et al., 2010).
Penelitian di Inggris pada dua kelompok masyarakat yaitu masyarakat kulit putih
dan masyarakat keturunan Afrika didapatkan gangguan kecemasan pada kulit putih
lebih besar yaitu 9% dibandingkan dengan keturunan Afrika yang memiliki
persentase sebesar 3% (Wiguna, 2003). Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas
tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan
dan depresi sebesar 6% dari populasi yang berumur >15 tahun.

Sedangkan di Sumatera Barat prevalensi gangguan kecemasan yaitu sebanyak


4,5% dari populasi yang berumur >15 tahun (Riskesdas, 2013).
Kecemasan merupakan salah satu masalah utama dalam hal pendidikan yang
dihadapi oleh remaja. Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 hingga 24
tahun.Terlalu cemas dan takut menjelang ujian, justru akan mengganggu daya ingat
dan konsentrasi untuk belajar efektif (Putri, 2013). Masalah remaja sering menjadi
sulit oleh karena kurangnya pengalaman dalam mengatasi masalah dan adanya
suasana hati yang berubah–ubah serta tingginya angka perilaku ceroboh (Spear,
2010).

2
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian kecemasan

2. Gejala-gejala Kecemasan

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

.4. Jenis-jenis Kecemasan

5. Gangguan Kecemasan

6.Dampak Kecemasan

7. Konsep Teori Kecemasan

8 .Penerapan Dari Teori Kecemasan

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah

1.Dapat memahami definisi dari kecemasan

2. Dapat mengetahui gejala dari kecemasan

3. Untuk mengetahui faktor penyebab dari kecemasan

4.Dapat mengetahui jenis dari kecemasan

5.Untuk memahami yang diliputi dari kecemasan

6.Untuk memahami dampak yang terjadi dari kecemasan

7. Untuk memahami teori dan penerapan dari teori kecemasan

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

1. Diharapkan makalah berisi materi ini dapat berguna bagi pembaca

2. Pembaca lebih memahami tentang kecemasan


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecemasan

Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiapmanusia.
Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasanadalah
suatu perasaan yang sifatnya umum, di mana seseorang merasa ketakutan ataukehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (SutardjoWiramihardja, 2005:66).

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,2007:73)kecemasan
adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan halyang normal
terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yangsudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya.Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan
jugamerupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku
yang menyimpang ataupun yang terganggu.

B. Gejala-gejala Kecemasan

Menurut Zuyina Luk Lukaningsih dan Siti Bandiyah dalam bukunya Psikologi
Kesehatan, seseorang yang menderita gangguan kecemasan umum hidup tiap hari,
dalamketegangan yang tinggal secara samar-samar merasa takut atau cemas pada hampir
sebagian besar waktunya dan cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap stress yang
ringan pun.Tidak mampu santai, mengalami gangguan tidur, kelelahan, nyeri kepala pening,
dan jantung berdebar-debar adalah keluhan fisik yang paling sering ditemukan. Selain itu,
individu terusmenerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan
untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan.

Orang yang menderita gangguan kecemasan umum mungkin juga mengalami serangan
panik (episode ketakutan yang berat dan mendadak atau teror). Selama serangan
panik,individu merasa pasti bahwa sesuatu yang menakutkan terjadi. Perasaan ini biasanya
disertaidengan gejala tertentu seperti jantung berdebar-debar, sesak nafas, berkeringat, tremor
otot, pingsan, dan mual. Gejala biasanya terjadi akibat eksitasi cabang simpatik dan sistem
sarafotonomik dan merupakan reaksi yang sama yang dialami orang lain saat sangat
ketakutan.Selama serangan panik yang parah, orang merasa takut bahwa dirinya akan mati.
4

Orang yang mengalami kecemasan umum dan gangguan panik mungkin


tidakmengetahui dengan jelas mengapa merasa ketakutan. Jenis kecemasan ini kadang-
kadang dinamakan “free-floating ” (melayang bebas) karena dipicu oleh peristiwa tertentu;
namun terjadi dalam berbagai situasi.

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak
jantungmakin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak
nyenyak,dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa
bahaya,tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti
Sundari,2004:62).

Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-
hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Gejala-gejala
kecemasanyang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb
(FitriFauziah & Julianti Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan
duaemosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul
jikaterdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak
menimbulkankonflik bagi individu.

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada di dalam kepribadian
sendiri,dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada.
KholilLur Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala kecemasan antara
lain
:

a.Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkanrasa
takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadaphal-hal
yang tidak jelas.

b.Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam
keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering jugadihinggapi
depresi.

c.Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution

(delusiyang dikejar-kejar).

d.Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat,gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantungmenjadi
sangat cepat atau tekanan darah tinggi. Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly

5
(2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, di antaranya

6
a.Gejala fisik dari kecemasan yaitu: kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat,
sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin,mudah marah atau
tersinggung.

b.Gejala behavioral dari kecemasan yaitu: berperilaku menghindar, terguncang, melekatdan


dependen.

c.Gejala kognitif dari kecemasan yaitu: khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu
akanketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasimasalah,
pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

C. Faktor dan Penyebab Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besartergantunga pada
seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa atau situasi khusus dapatmempercepat
munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor
yang menunujukkan reaksi kecemasan, di antaranya yaitu:

a.LingkunganLingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu


tentang dirisendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang
tidakmenyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan
kerja.Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

b.Emosi yang ditekanKecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya
menekan rasamarah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

c. Sebab-sebab fisikPikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan
timbulnyakecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa
remaja dansewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-
perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.Zakiah
Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa penyebabdari
kecemasan yaitu

a.Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya.Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas di dalam
pikiran.

b.Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanandengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-
gejalagangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

c.Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan
inidisebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yangterkadang

7
disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

8
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu, keduanya mampu
hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan keluarga, sekolah,maupun
penyebabnya. Musfir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan faktor yangmemepengaruhi
adanya kecemasan yaitu:

a. Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh
dengankesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orang tua terhadap anak-anaknya,
dapatmenyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada di dalam rumah.

b.Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasanindividu.
Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individutersebut
menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian
buruk di mata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnyakecemasan.

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-
waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat
menyebabkankecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol,
2004: 24).Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-
faktor yangmempengaruhi kecemasan adalah :

a.Faktor fisik

Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkantimbulnya


kecemasan.

b.Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa
pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu
akanmemudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

c.Lingkungan awal yang tidak baik

Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi kecemasan individu, jika
faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadiansehingga
muncul gejala-gejala kecemasan.

D. Jenis-Jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan di dalam dirinyasendiri yang
timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir Pedak(2009:30) membagi
kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:

9
a.Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnyaketika
menunggu hasil ujian. Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normaldari
mekanisme pertahanan dasariah kita.

b.Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini di bawah keadaan-keadaan spesifikyang
biasanya tidak dipandang mengancam.

c.Kecemasan Fundamental

Merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akankemanakah
kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasaneksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.Sedangkan Kartono Kartini (2006:
45) membagi kecemasan menjadi dua jeniskecemasan, yaitu :

a.Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan
lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang,
karenakecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang individu untuk
mengatasinya.Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar
terjadi padaindividu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak
dapatmengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat
bagiindividu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama
dikemudian hari. Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi
tetapikarena individu tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan,
makakecemasan tersebutakan mengendap lama dalam diri individu.

b. Kecemasan Berat

Adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam diri
seseorang.Apabila seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak
dapatmengatasinya. Mempunyai akibat menghambat atau merugikan
perkembangankepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan
berat yangsebentar dan lama. Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat
menimbulkantraumatis pada individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi
penyebabmunculnya kecemasan. Sedangakan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama
akanmerusak kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus bertahun-
tahundan dapat meruak proses kognisi individu, juga akan menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti darah tinggi,tachycardia (percepatan darah),exticed (heboh).

1
E. Gangguan Kecemasan

Menurut Zuyina Luk Lukaningsih dan Siti Bandiyah di buku mereka yang berjudul

Psikologi Kesehatan (2011), gangguan kecemasan adalah sekelompok gangguan di


manakecemasan merupakan gejala utama (gangguan kecemasan umum dan panik) atau
dialami jika seseorang berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentu (gangguan fobik
dangangguan obsesif-kompulsif). Kecemasan menjadi merusak jika orang mengalaminya dari
peristiwa yang oleh sebagian besar tidak dianggap stress.

Di dalam bukunya, mereka jugamenyebutkan dan menjelaskan beberapa gangguan


kecemasan yaitu:

a. Fobia

Berbeda dengan ketakutan samar-samar yang dialami oleh penderita gangguankecemasan


umum, ketakutan pada gangguan fobik lebih spesifik. Orang yang beresponsdengan
ketakutan yang kuat pada stimulus atau situasi tertentu oleh sebagian besar orangtidak
dianggap berbahaya dikatakan menderita fobia. Individu biasanya menyadari cemas(mulai
deri kekuatiran yang kuat sampai panik) yang dapat dihilangkan hanya denganmenghindari
objek atau situasi yang ditakutinya.

Ketakutan biasanya tidak didiagnosis sebagai gangguan fobik kecuali


mengganggukehidupan sehari-hari. Contoh fobik seperti ketika seorang pria yang merasa
takut ditempat ramai yang menyebabkan tidak dapat menonton bioskop atau berjalan di
jalanyang ramai.

DSM-IV membagi gangguan fobik menjadi 3 kategori luas :

1. Fobia Spasifik

Rasa takut terhadap objek, hewan, atau situasi tertentu. Rasa takut irasional terhadap ular,
kuman, tempat tertutup, dan kegelapan adalah contohnya. Sebagianorang mungkin
mengalami fobia sederhana tetapi normal dalam hal lain. Pada kasusyang lebih serius,
individu memiliki sejumlah fobia yang mengganggu banyak aspekkehidupannya dan
mungkin berhubungan dengan perilaku obsesif atau kompulsif.

2. Fobia Sosial

Mungkin merasa sangat tidak pasti dalam situasi sosial dan mengalami ketakutan yang
berat yang memalukan dirinya. Seringkali mereka merasa takut bahwa merekaakan
dipermalukan oleh kecemasan dengan tanda seperti tremor tangan, kemerahan,atau suara
yang gemetaran. Rasa takut tersebut pada umumnya tidak realistik: individuyang merasa
takut gemetar atau tidak; orang yang takut mungkin gagap atau malah berbicara sangat
normal. Rasa takut berbicara di depan publik atau makan di tempatramai adalah keluhan yang
paling umum dari penderita fobik sosial

9
3. Agorafobia

Fobia yang paling umum pada orang yang mencari bantuan profesional. Gangguanini juga
yang paling nungganggu (kata dari bahasa Yunani yang artinya “rasa takut ditempat umum”).
Penderita fobik ini akan merasa takut saat memasuki lingkungan yang tidak dikenalnya.
Mereka menghindari tempat terbuka, keramaian, dan bepergian.Pada kasus yang ekstrem,
individu mungkin takut meninggalkan lingkungan rumahyang telah dikenalnya .Peristiwa
berikut dalam kehidupan wanita yang menderita agorafobia menunjukkan betapa
mengganggunya ketakutan itu.

Penderita agorafobia biasanya memiliki serangan panik. Mereka merasa takutdibuat tidak
berdaya oleh suatu serangan karena berada jauh dari keamanan rumah danmungkin tidak ada
orang yang akan membantunya. Berdesak-desakan di tempattertutup di mana jalan
meloloskan diri mungkin sulit (seperti bus atau gedung bioskop)dan akan merasa ketakutan.
Tetapi penderita agorafobia juga takut terhadap tempatterbuka (kumpulan air yang besar,
tanah kosong, jalan kosong) dan merasa lebihnyaman jika tempat itu dikelilingi oleh pohon,
atau jika tempat tertutup (mungkinsimbolik rumah) mudah dicapai. Biasanya penderitanya
akan sangat tergantung.Sejumlah besar dari mereka menunjukkan kecemasan berpisah (takut
berpisah dariibu) pada masa anak-anak, lama sebelum mengalami agorafobia (Gittelman &
Klein,1985). Sementara fobia spesifik dan sosial relatif mudah diobati daripada agorafobia.

b. Gangguan Obsesif-Kompulsif

Seorang pria bangkit dari tempat tidurnya berkali-kali tiap malam dan memeriksasemua
pintu untuk memastikan bahwa pintu telah terkunci. Setelah kembali ke tempattidur ia
terganggu oleh pikiran bahwa ia mungkin telah lupa menutup satu pintu. Pria lainmandi tiga
atau empat kali berturut-turut, menggosok tubuhnya dengan desinfektankhusus tiap kali,
karena merasa takut dirinya terkompinasi oleh kuman. Seorang wanitamemiliki pemikiran
berulang untuk menikam bayinya dan merasakan serangan panik saatia telah memegang
gunting atau pisau. Seorang gadis remaja selalu datang terlambat kesekolah karena ia merasa
terdorong untuk mengulang banyak tindakan (mengembalikansisir di meja riasnya, menyusun
perlengkapan sekolah di tasnya, melewati ambang pintudi kamar tidurnya) dengan jumlah
tertentu, biasanya dalam kelipatan empat.

Orang yang memiliki gejala fobik ini, hidupnya akan didominasi oleh tindakan atau
pikiran yang repetitif (berulang). Obsesi adalah intrusi persisten pikiran, bayangan,
atauimpula yang tidak diundang yang menimbulkan kecemasan. Kompulsi adalah
doronganyang tidak dapat ditahan untuk melakukan tindakan atau ritual tertentu yang
menurunkankecemasan. Pikiran obsesif seringkali disertai tindakan kompulsif (sebagai
contohnya, pikiran akan tertular kuman menyebabkan tindakan kompulsif mencuci perabotan
makan berkali-kali sebelum menggunakannya). Apakah elemen repetitif itu merupakan
pikiran(obsesi) atau tidankan (kompulsi), ciri sentral dari gangguan ini adalah

1
pengalamansubjektif hilangnya kemauan.

1
Korban mungkin berjuang mati-matian untuk membuang pikiran yang mengganggu atau
menahan dorongan untuk melakukan tindakan berulangtetapi tidak mampu melakukannya.
Walaupun obsesi tentang kontaminasi dahulu terfokus pada sifilat, AIDS sekarang menjadi
objek dari banyak ketakutan akan terkompinasi(Rapoport, 1989).

Sedangkan Sutardjo Wiramihardja (2005:71) membagi gangguan kecemasan yang


Terdiri dari:

a.Panic Disorder

Ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panik yang tidak diharapkan,
yangtidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan merupakan masalah luar biasa. Ada
beberapa symptoms yang menandakan kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek,
palpilasi (mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak bisa menelan, ketakutanakan
mati, atau bahkan takut gila.

b.Agrophobia

Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi di mana ia merasa bahwaia
tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun psikologis untuk melepaskandiri.
Orang-orang yang memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempatramai

F. Dampak Kecemasan

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-
betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkandengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan
yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan
dapatmenimbulkan penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004:304).Yustinus Semiun (2006:321)
membagi beberapa dampak dari kecemasan ke dalam beberapa simtom, antara lain :

a. Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan
bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang
yangmengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan
sifatmudah marah.

b.Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu


mengenaihal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut
tidakmemperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak
bekerjaatau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

1
c.Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup,


kegiatanmotor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan
sangatkaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan
gambaranrangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk

melindungidirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.Menurut Savitri Ramaiah (2005:9)
kecemasan biasanya dapat menyebabkan duaakibat, yaitu :

a.Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal ataumenyesuaikan
diri pada situasi.

b.Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang

mencukupi.

Kita tidak tahu mengapa sebagian orang mengalami kecemasan kronis, tetapi
reaksimereka tampaknya mencerminkan ketidakadekuatan dalam situasi yang mereka
rasamengancam. Setelah memahami gangguan mental yang dijalaskan di atas, teori
tentanggangguan kecemasan dipusatkan pada konflik internal, respons belajar terhadap
peristiwaeksternal, kognisi, maladaptif, dan faktor biologis.

E. Konsep Teori Kecemasan

Konsep teori kecemasan tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Konsep Interpersonal

Yaitu konsep yang beranggapan bahwa kecemasan terjadi karena adanya ketakutanakan
penolakan interpersonal, hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan
seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu
yang memiliki harga diri rendah biasanya sangat mudah untukmengalami kecemasan.

2. Konsep Perilaku

Yaitu konsep yang beranggapan bahwa adanya perasaan cemas merupakan hasilfrustasi
dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapaitujuan yang
diinginkan. Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatudorongan, atau
keinginan untuk menghilangkan rasa takut.Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal
kehidupannya dihadapkan padarasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan
kecemasan yang berat padakehidupan yang berat pada kehidupan dewasanya nantinya.

1
3. Konsep Biologis

Yaitu konsep yang beraggapan bahwa otak yang mengandung reseptor khusus untuk
benzo diazepine reseptor ini juga membantu mengatur kecemasan penghambat asamamino
butirikgamma neuro regulator juga dilansir ikut berperan aktif dalam mekanisme biologis
yang berhubungan dengan kecemasan seperti hal nya dengan endokrin.

Selain itu pada konsep biologis ini, kecemasan juga mungkinn disertai dengangangguan fisik
dan selanjutnya dapat me nurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasireseptor. Dalam
konsep ini juga, beranggapan bahwa sentrum-sentrum dalam otak yangdiduga mempunyai
pengaruh penting dalam masalah emosi adalah hipotalamus retikuleraktivasi sistem (RAS)
dan juga sistem limbik.

F. Penerapa Teori Kecemasan

1.Penatalaksanaan Kecemasan

Penerapan yang paling refelti untuk mengubah perilaku atau sikap seseorang
yangmemang pencemas adalah dengan melakukan pengelolaan perilaku malalui
pengkombinasian psikoterapi, farmakoterapi, dan melakukan pendekatan secara
suportif.Dengan melakukan penatalaksanaan kecemasan ini diharapakan dapat mengubah
perilaku atau sikap seseorang yang memang notabenenya adalah seorang pencemas.

2.Menggunakan Alat Ukur Kecemasan

Untuk menerapkan teori kecemasan dalam diri seseorang, maka perlu diadakan tes
tingkat kecemasan seseorang. Apakah tingkat kecemasan seseorang tersebut termasuk
kekategori tingkat cemas yang ringan, sedang, berat dan yang terakhir berat sekali
ataudengan kata lainnya akut.

Untuk menentukan tingkat kecemasan tersebut anda perlu menggunakan


alat(instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Axiety (HRS-
A).Adapun alat ini terdiri atas 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok dirincilagi
dengan gejala-gejala yang lebih spesifik agar dapat menentukan seseorang tergolongkepada
tingkat kecemasan yang mana, agar bisa ditentukan cara pengelolan perilaku atausikap
seseorang tersebut, agar kecemasan dalam dirinya bisa berkurang dan tidak menjadisuatu
kendala yang begitu berarti baginya dan juga bagi lingkungannya.

1
BAB III

PENUTUP

G. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut
ataukhawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian di
masamendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan
tersebutditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan,
ketakutanterhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk
berkonsentrasi, danmerasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat adanya
bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa berdosaatau
bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam
jeniskecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat
adanyaobjek yang memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang
dialamiindividu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti
gangguankecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran
atauantisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan
adanyadampak dari kecemasan yang berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat
menyebabkankekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak
menyenangkanyang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-
masalah real yangada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan
akhirnya dia akanmenjadi lebih merasa cemas.

H. Saran

1. Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri secara fisik
danmental.

2. Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang

menghampiri. 3.Berpikir positif agar terhindar dari perasaan

cemas.

1
DAFTAR PUSTAKA

Cutler, Howard C. 2004.

Seni Hidup Bahagia. (Alih Bahasa: Alex Tri KantjonoWidodo).

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.Fitri Fauziah & Julianty Widuri. 2007.

Psikologi Abnormal Klinis Dewasa

. Universitas Indonesia(UI-Press): Jakarta.Kartono Kartini. 2006.

Kenakalan Remaja

. Raja Grafindo Persada: JakartaMustamir Pedak. 2009.

Metode Supernol Menaklukkan Stres.

Jakarta: Hikmah Publishing House. Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., & Greene Beverly.
2005. Pengantar PsikologiAbnormal.Bandung: Erlangga.Ramaiah, Savitri (Penyunting). 2003.

Kecemasan, Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.

Jakarta:Pustka Populer Obor.Rochman, Kholil Lur. 2010.

Kesehatan Mental.

Purwokerto : Fajar Media PressRufaidhah, Elina Raharisti. 2009.

Fektivitas Terapi Kognitif Perilaku terhadap PenurunanTingkat Kecerdasan pada Penderita


Asma. Tesis

. Unversitas Gadjah Mada.Savitri, Ramaiah. 2005.

Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya

. Jakarta: PustakaPopuler Obor.Semiun, Yustinus, 2006,

Kesehatan Mental 3.

Yogyakarta: Penerbit KanisiusSinggih D. Gunarsa. 2008.

Psikologi Perawatan

15

Gunung Mulia: Jakarta.Siti Sundari 2004.


Kearah Memahami Kesehatan Mental.

Yogyakarta: PPB FIP UNY.Wiramihardja, Sutarjo. 2005.

Pengantar psikologi Abnormal

. Bandung: PT Refika Aditama.Lukaningsih, Zuyina Luk dan Siti Bandiyah. 2011.

Psikologi Kesehatan

. Yogyakarta: NuhaMedika

http://digilib.uinsby.ac.id/1872/4/Bab%201.pdfhttps://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%2
0-07104244004.pdfhttps://dosenpsikologi.com/teori-kecemasan

16

Anda mungkin juga menyukai