Disusun Oleh:
Kelompok B7
1. Almira Rahma Khairunnisa (2013411054)
2. Dewi Corsica ( 2013411071)
3. Junica Panca Amalia (2013411092)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis masih diberi kesehatan dan kekuatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Sistem Pangan dan Gizi ” ini disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa pada mata kuliah Ekonomi Pangan dan Zat Gizi di jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan masyarakat
pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
khasanah ilmu pengetahuan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem pangan dan gizi
2. Mengetahui subsistem dan sistem pangan dan gizi
3. Mengetahui komponen sistem pangan dan gizi
4. Peran dan hubungan dalam pangan dan gizi
5. Peran gizi dalam pembangunan nasional, regional,
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
• Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/
ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
• Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
• Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi.
2
2.2 Sistem dan Subsistem dalam Pangan dan Gizi
Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan keluaran sejak pangan
masih dalam tahap produksi (berupa bahan produk primer maupun olahan) sampai dengan
tahap akhir, yaitu pemanfaatannya dalam tubuh manusia yang diwujdkan oleh status gizi. Hal
ini berarti dalam sistem tersebut terdapat serangkaian komponen atau subsistem, yaitu
produksi, ketersediaan pangan, distribusi, konsumsi, dan gizi.
Subsistem gizi merupakan resultante dari subsistem sebelumnya, subsistem ini
dicerminkan oleh status gizi yang berkaitan dengan penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh
tubuh. Dalam hal ini, pangan akan mengalami berbagai tahapan, yaitu pencernaan yang terjadi
dari mulut sampai usu, penyerapan (proses zat gizi masuk kedalam darah dan diangkut kesel-
sel), pemecahan dan sintesis dalam sel dan pembuangan bahan-bahan yang tidak diperlukan.
Mulai proses pencernaan dalam tubuh, makanan dipecah menjadi zat gizi, kemudian
diserap kedalam aliran darah yang mengangkutnya ke berbagai bagian tubuh. Zat gizi yang
tidak diperlukan setelah diserap segera disimpan dalam tubuh untuk penggunaan dikemudian
hari.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan proses penggunaan zat
gizi oleh tubuh.
1) Kelebihan makan melampaui kebutuhan tubuh akan menyebabkan kegemukan.
2) Kekurangan energi didalam makanan akan menyebabkan protein makanan (jika perlu
juga protein jaringan) dipergunakan sebagai sumber tenaga. Ini sangat merugikan
karena pangan sumber protein sangat mahal dan pengurangan jaringan protein akan
melemahkan tubuh.
3) Semua zat gizi sangat penting dalam proses pemecahan dan sintesis zat gizi. Jika
makanan tersusun secara seimbang maka akan dihasilkan kesehatan yang sempurna.
3
merupakan suatu sistem yang berjenjang mulai dari nasional, provinsi (regional), lokal
(kabupaten/kota), dan rumah tangga.
Kemiskinan dan perubahan pola konsumsi yang berdampak pada menurunnya
keadaan gizi ada hubungannya dengan perubahan produksi dan persediaan komoditi
pangan selama krisis ekonomi. Krisis ekonomi memberi dampak yang berbeda
terhadap produksi dan konsumsi produk pertanian, tergantung pada jenis komoditas,
penggunaaan komponen impor (tradeable), kondusi infrastruktur, dan wilayah.
Sistem pengadaan pangan, atau lingkungan dimana pangan diproduksikan dan
didistribusikan, paling baik di pahami dakam kontek sistem ekologi yang meliputi
ekosistem alami maupun ekosistem buatan manusia.
Penyediaan bahan pangan meliputi :
a. Produksi bahan pangan
Adalah penyediaan pangan pertama kearah konsumsi pangan. Seperti
pemakaian bibit unggul, penggunaan pupuk, pemakaian irigasi teknis,
penggunaa alat dan obat pembasmi hama, penerapan teknologi.
b. Pasca panen
Dilihat dari cara pengeringannya dengan tujuan tidak mengalami kerusakan
terlalu banyak dan dapat dipasarkan dalam kondisi baik. Dalam usaha tani kecil
yang hanya untuk mencukupi pangan sendiri (subsistence farming) masalah
teknologi pascapanen tidak terlalu penting karena bahan makanan yang dipenen
langsung dikonsumsi sendiri. Akan tetapi, pada masa kini, biasanya produksi
pangan terlebih dahulu melewati proses penanganan pasca panen. Banyak
faktor yang mempengaruhi jalur pasca panen, antara lain :
• Mutu produk yang terkait dengan kondisi pascapanen,
• Timbulnya penyusutan dan kerusakan selama penyimpanan dan
perjalanan dari produsen ke konsumen. Kedua faktor tersebut
berpengaruh terhadap mutu dan nilai gizi pangan.
c. Perdagangan bahan pangan
Bahan pangan yang tidak cukup diproduksi di suatu Negara atau wilayah
harus dimasukkan atau diimpor, sedangkan bahan pangan yang diproduksi
berlebih harus diekspor, agar tidak merugikan para produsen. Pemasaran
pangan biasanya melalui rantai perdagangan yang panjang. Dari petani, pangan
berturut-turut bergerak kepedagang pengumpul di desa, pedagang menengah di
4
kecamatan, pedagang besar dikota, pengecer, penjaja sampai ke konsumen.
Masing-masing pelaku pada rantai perdagangan tersebut mengambil
keuntungan serta memperhitungkan penyusutan, jasa pengangkutan, jasa
penyimpanan, dan jasa pelayanan sehingga perbedaan harga penjualan oleh
produsen dan harga pembelian oleh konsumen sangat besar
d. Teknologi pangan
Di abad teknologi sekarag ini, teknologi pangan juga sangat penting bagi
pengadaan pangan yang mencukupi dan merata sepanjang tahun, serta bias
diperoleh di seluruh daerah / negeri, tidak saja di daerha produksi.
2. Distribusi Makanan
Sistem distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin agar seluruh
rumah tangga dapat menjangkau kebutuhan pangannya dalam jumlah dan kualitas yang
cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Secara aktual, terdapat berbagai
permasalahan penting dalam mengembangkan distribusi pangan. Prasarana distribusi
darat dan antar pulau yang diperlukan untuk menjangkau seluruh wilayah konsumen
belum memadai sehingga terdapat wilayah-wilayah yang mengalami masalah pasokan
pangan pada waktu-waktu tertentu. Hal ini tidak hanya menghambat aksebilitas
masyarakat terhadap pangan secara fisik, tetapi juga secara ekonomis karena
kelangkaan pasokan akan memicu kenaikan harga dan mengurangi daya beli
masyarakat.
Kelancaran distribusi sangat tergantung pada kondisi sarana transport bahan
makanan seperti dalam dus; kaleng; karung; dsb.pengolahannya,penyimpanan dan
pengemasannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu, terutama bagi bahan makanan
yang mudah rusak. Serta pemasaran pangan tersebut
3. Konsumsi Makanan
Konsumsi makanan oleh masyarakat atau keluarga bergantung pada jumlah dan
jenis pangan yang dibeli, pemasakan, dandistribusi dalam keluarga, dan kebiasaan
makan secara perorangan. Hal ini bergantung pula pada pendapatan, agama, adat
kebiasaan, dan pendidikan masyarakat serta jumlah anggota keluarga lainnya.
Penggunaan bahan makanan (utilisasi) oleh tubuh akan bergantung pada pencernaan
serta penyerapan dan metabolisme zat gizi. Hal ini juga bergantung pada kebersihan
lingkungan dan ada tidaknya penyakit yang berpengaruh terhadap penggunaan zat-zat
5
gizi dalam tubuh. Tujuan akhir dari konsumsi dan penggunaan makanan oleh tubuh
adalah tercapainya status gizi tubuh yang optimal.
4. Utilisasi Makanan
Penggunaan makanan oleh tubuh bergantung pada pencernaan dan penyerapan
serta metabolisme zat gizi. Hal ini bergantung pada kebersihan lingkungan dan ada
tidaknya penyakit yang berpengaruh terhadap penggunaan zat-zat gizi oleh tubuh.
Tujuan akhir dari konsumsi dan penggunaan baik makanan oleh tubuh adalah
tercapainya status gizi tubuh yang optimal.
2.5 Peran Pangan dan Gizi dalam Pembangunan Nasional, Regional, dan Internasional
Peran pangan dan gizi dalam pembangunan ada 4, yaitu:
1. Pangan dan gizi sebagai kebutuhan dasar manusia
2. Integrasi pangan dan gizi dalam pembangunan
3. Integrasi pangan dan gizi dalam pembanguna pertania
4. “Stakeholders” pangan dan gizi
6
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan keluaran sejak pangan
masih dalam tahap produksi (berupa bahan produk primer maupun olahan) sampai dengan
tahap akhir, yaitu pemanfaatannya dalam tubuh manusia yang diwujdkan oleh status gizi. Hal
ini berarti dalam sistem tersebut terdapat serangkaian komponen atau subsistem. Adapun
komponen dalam sistem pangan dan gizi yaitu terdapat penyediaan pangan (produksi bahan
pangan, pasca panen, perdagangan bahan pangan, dan teknologi pangan), distribusi makanan,
konsumsi makanan, dan utilisasi makanan. Dalam proses penggunaan zat gizi oleh tubuh ada
beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya ada kelebihan makan melampui kebutuhan
tubuh akan menyebabkan kegemukan, kekurangan energi dalam makanan akan menyebabkan
protein makanan digunakan sebagai sumber tenaga, dan semua zat gizi sangat penting dalam
proses pemecahan dan sintesis zat gizi.
Pentingnya pangan sebagai pemenuhan gizi dan nutrisi masyarakat merupakan salah satu
fungsi utamanya. Fungsi ketersediaan pangan bagi masyarakat merupakan fungsi primer atau
utama. Dengan adanya pangan, masyarakat dapat hidup dengan sehat dan beraktivitas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Ida. (2010). Sistem Pangan dan Gizi. Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama: Kudus
http://rachmawatinurfahmy.blogspot.com/2013/07/sistem-pangan-dan-gizi.html
http://glen4life.blogspot.com/2012/08/sistem-pangan-dan-gizi.html
http://rahmatumi.blogspot.com/2012/11/sistem-pangan-dan-gizi.html
https://aditaninfo.blogspot.com/2017/05/makalah-pangan-dan-gizi.html
http://eprints.ulm.ac.id › ...PDF
12