Anda di halaman 1dari 37

Gangguan Metabolisme Karbohidrat

Bahan Kajian
Patogenesis, etiologi, gambaran klinik & laboratorium
pada gangguan metabolisme Karbohidrat.

Penatalaksanaan pada gangguan metabolisme


Karbohidrat.

Kaitan interaksi obat dan zat gizi.


Karbohidrat

Sumber energi utama tubuh.

Tersusun dari unsur Carbon (C),


Hidrogen(H), dan oksigen (O).

Sumber-sumber Karbohidrat sering berupa


makanan pokok (beras, jagung, gandum, dll)
Proses Pada Metabolisme Karbohidrat
• Reaksi pelepasan energi yang memecah glukosa
Glikolisis menjadi dua molekul asam piruvat 2 NADH
(nicotinamide Adenin Dinucleotide H), dan 2 ATP
• Pembentukan glikogen dari glukosa
Glikogenesis

• Pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa


Glikogenolisis

Heksosa mono phosphat • Produksi NADPH dari NADP


Shunt
• Sintesis glukosa dari sumber bukan karbohidrat
Glukoneogenesis (oksaloasetat dan dihidroksiaseton fosfat)
Kenapa metabolisme KH penting?

Kadar Glukosa
darah harus
seimbang antara Berlebih 
Glukosa adalah Kekurangan 
bila berlebih atau hiperglikemia
sumber energi hipoglikemia low
berkurang dari Glukosa sangat
utama batt
kadar normal  reaktif  merusak
gangguan
kesehatan
Gangguan Metabolisme Karbohidrat

Tidak mampu
Gangguan menjalankan Penyakit atau
Metabolisme metabolisme Gangguan Klinis
karbohidrat
Diabetes Melitus
Click icon to add picture
Diabetes melitus (DM) merupakan
penyakit dengan karakteristik
hiperglikemia akibat:

Gangguan Gangguan
kerja insulin
sekresi Keduanya
dijaringan
insulin perifer
Peran Insulin Dalam Transport Glukosa
8

Klasifikasi Diabetes Melitus

DM tipe 1 (DMT1)

DMT tipe 2 (DMT2)

DM tipe lain

DM gestasional
Gejala klasik Diabetes Melitus

Poliuria

Polidipsia

Polifagia
10

Diagnosis Diabetes Melitus

Keluhan klasik ditambah:


• Gula darah plasma sewaktu (GDS) ≥ 200mg/dl
• Gula darah puasa (GDP)≥126 mg/dl
• Gejala klasik (-) cek ulang hari berbeda

Test toleransi glukosa oral (TTGO):


• GDP≥126 mg/dl
• Gula darah 2 jam post prandial (GDPP) ≥ 200 mg/dl

Hemoglobin terglikosilasi HbA1C


• > 6,5%
• Jika tersedia pemeriksaan ini
11

Langkah diagnostic Diabetes Melitus


21

Penatalaksanaan umum diabetes


Tujuan penatalaksanaan meliputi:
Jangka pendek: -menghilangkan keluhan dan tanda DM
-mempertahankan rasa nyaman,
-mencapai target pengendalian glukosa
darah.

Jangka panjang: mencegah dan menghambat


progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati, dan neuropati.

Tujuan akhir pengelolaan: -menurunkan morbiditas


-menurunkan mortalitas DM.
38
39

Diet penderita Diabetes Melitus


• Jumlah kalori: pria : 30 kal/kgBB Ideal
wanita : 25 kal/kgBB ideal
BB Ideal: 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
• Jumlah kalori ditambah sebanyak:
• 10% saat istirahat
• 20% aktivitas ringan
• 30% aktivitas sedang
• 20-30% badan kurus
• Sampai 50% aktivitas berat-sangat berat
• Dikurangi pada keadaan berikut sebanyak:
• 5% pada umur 40-59 tahun
• 10% pada umur 60-69 tahun
• 20% lebih dari 70 tahun
• 20-30% berat badan lebih
40

Diet penderita Diabetes Melitus

• Makan berat dibagi 3 porsi: pagi 20%, siang 30%


dan sore 20%
• Makan ringan dibagi 2-3 porsi (10-20%)
diantara makan berat
• Komposisi makan:
• Karbohidrat 45-65% dari total kalori
• Lemak 20-25% dari total kalori
• Protein 10-20% dari total kalori
• Natrium < 1 sendok teh per hari
• Serat ± 25 gram/hari
41

Latihan jasmani
Latihan aerobik 3-5 x/minggu meningkatkan
sensitivitas insulin

Latihan bersifat kontinyu, reguler, intensitas


bertahap

Latihan disesuaikan dengan keadaan fisik pasien

Hindari kebiasaan fisik santai

Contoh latihan: jogging, sepeda, renang jalan kaki


42

Terapi farmakologi
Obat hipoglikemi oral Suntikan

pemicu sekresi
Insulin
insulin (sekretagog)

Peningkat Agonis GLP-


sensitivitas insulin 1/Incretin mimetic

Penghambat
glukoneogenesis

Penghambat
absorbsi glukosa
Hipoglikemia
Suatu penyakit dimana kadar glukosa dalam darah sangat rendah

Enzim - enzim glukoneogenesis belum terbentuk.


Ex : Pada bayi sebab enzim glukoneogenesis belum terbentuk dan
bekerja dengan baik dan bahan bakar untuk glukoneogenesis sedikit
Hipoglikemia dapat terjadi akibat kebutuhan glukosa yang meningkat
Ex : - Pada ibu hamil karena konsumsi gula oleh janin meningkat
sehingga menimbulkan resiko hipoglikemia .
- Pada ibu maupun bayi terutama pada interval waktu makan
yang cukup lama

Gangguan metabolisme karbohidrat lainnya yang memiliki gejala


hipoglikemia
Galaktosemia
Galaktosemia adalah kadar glukosa yang tinggi dalam darah.

Kelainan ini merupakan kelainan bawaan.

Etiologinya disebabkan kekurangan atau bahkan ketidakpunyaan tubuh terhadap enzim galaktose
1-fosfat uridil transfarase.

Awalnya pasien penderita kelainan ini tampak normal secara fisik, kemudian terlihat penurunan
nafsu makan juga terjadi mual dan muntah, tubuh tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhan
yang normal seperti anak biasanya terhenti.

Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan protein dan asam amino.
Glikogenosis
Penyakit penimbunan glikogen adalah sekumpulan penyakit karena
tidak adanya 1 atau beberapa enzim untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk glikogenosis
digunakan sebagai energi)

Penanganan :
1.Mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil
sebanyak beberapa kali dalam sehari mencegah turunnya kadar gula
darah.
2.Pada anak - anak bisa memberikan tepung jagung yang tidak dimasak
setiap 4 – 6 jam
3.Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam
urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal → diberikan obat - obatan
Intoleransi Fruktosa Herediter
Suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim
fosfofruktaldolase.

Pada anak yang rentan makanan yang mengandung fruktosa


menimbulkan nyeri perut,muntah dan gejala hipoglikemia

Dalam jangka panjang dapat terjadi hepatomegali dan gagal hati.

Pengobatan terdiri dari menghindari Fruktosa (biasanya


ditemukan dalam buah.buahan yang manis) sukrosa dan sorbitol
(pengganti gula) dalam makanan sehari-hari.
Fruktosuria
Suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana Fruktosa dibuang ke dalam air
kemih yang disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya
diturunkan.

Kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih dapat
menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.

Fruktosuria tidak menimbulkan gejala dan tidak berbahaya.

1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria


Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya , yang ditandai
dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubh
tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengubah xylulosa

adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan


diagnosis dengan diabetes mellitus

Pentosuria yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah


kesehatan

Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang Yahudi


Penyakit Akibat Kekurangan Karbohidrat
Marasmus
Penyakit marasmus akan mengaikbatkan tumbuh kembang anak
menjadi terhambat, perkembangan kecerdasannya lambat, dan tidak
menutup kemungkinan akan berdampak pada psikologisnya.

Ciri-ciri penyakit marasmus :


1.Selalu merasa kelaparan
2.Anak sering menangis
3.Tubuh menjadi sangat kurus , biasanya anak yang terkena busung lapar
4.Kulit menjadi keriput
5.Pernapasan terganggu akibat tekanan darah dan detak jantung yang tidak
stabil
OBESITAS
• Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang
ditandai dengan adanya penimbunan lemak secara
berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat Badan.
Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada kelebihan energi
karena berbagai sebab, antara lain kelebihan zat gizi,
kelainan baagian otak tertentu, kelainan hormon endokrin,
faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu
KETOSIS
• Akibat lainnya dari kekurangan karbohidrat adalah ketosis .
orang yang kerap menyantap karbohidrat kurang dari 130
gram rawan terserang ketosis. Ketosis disebabkan oleh
adanya zat keton. Zat keton sendiri dihasilkan saat tubuh
kekurangan karbohidrat. Kondisi demikian, ternyata
membuat tubuh menggunakan cadangan lemak yang ada
sebagai bahan baku energi. Sayangnya, ketosis sendiri
ternyata membuat Anda mengalami sejumlah gejala yang
cukup kronis.
Kaitan Interaksi Obat Dan Zat Gizi
• Hubungan dan interaksi antara gizi dengan obat memiliki
pengaruh besar terhadap pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan

Gizi-obat

Obat-Gizi
Interaksi Gizi-obat
• Beberapa zat gizi jika berada dengan obat secara bersama-
sama dalam pencernaan, dapat berpengaruh terhadap
bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik, dan
efikasi terapi.
• Status nutrisi individu mempengaruhi efikasi terapi
beberapa obat.
• Nutrisi dalam saluran cerna atau dalam sistem fisiologi
tubuh (seperti dalam darah) dapat meningkatkan atau
menurunkan laju absorpsi dan metabolisme obat.
Interaksi Gizi-obat
FASE FARMASETIKA
FASE FARMAKOKINETIKA
(Disolusi dan Disintergasi FASE FARMAKODINAMIKA
(A D M E Obat)
Obat)
• pH GI tract berefek terhadap • Makanan dan kandungan • Nutrisi dapat
disolusi dan disintergasi nutrisi di dalamnya dapat mempengaruhi mekanisme
obat meningkatkan/menurunkan kerja obat dapat berupa
• Tingkat keasaman berefek absorpsi dan bioavailabilitas aktivitas antagonis atau
terhadap kelarutan dan obat agonis terhadap fungsi
efektivitas obat fisiologis dan metabolik
normal tubuh
Interaksi Obat-gizi
• Penggunaan obat berpengaruh secara signifikan pada
metabolisme dan bioavailabilitas makanan serta nutrisi
dalam tubuh.
• Obat dapat mengubah persepsi rasa, absorpsi dan
metabolisme nutrisi/makanan.
• Perubahan status nutrisi seseorang (deplesi mineral,
vitamin dari sistem pencernaan, atau gangguan berat
badan).
Interaksi Obat-gizi
(food intake)

Beberapa obat
menyebabkan anoreksia, Penggunaan obat dapat
mual muntah akibat rasa mengubah persepsi rasa
dan bau obat.

Penggunaan jangka panjang


obat dapat menghambat
pertumbuhan anak.
Interaksi Obat-gizi
(Absorpsi makanan)

Obat dapat merusak permukaan


absorpsi saluran cerna

Obat mempengaruhi absorpsi nutrisi


dengan mengubah waktu transit
saluran cerna dan mengubah pH
Interaksi Obat-gizi
(Metabolisme makanan)
Vitamin dan mineral
adalah sebagai
koenzim/kofaktor dalam
proses metabolik

Beberapa obat bersifat


antivitamin
Interaksi Obat-gizi
(Ekskresi makanan)
Ikatan kompetitif dan hambatan reabsorpsi merupakan
dua mekanisme yang menyebabkan peningkatan ekskresi
nutrisi

Diuretik (furosemid, triamteren, atakrinik) menghambat


reabsorpsi elektrolit dan mineral seperti K, Mg, Zn, Ca,
dan meningkatkan ekskresinya melalui ginjal.

Penurunan kadar magnesium dapat juga disebabkan


penggunaan agen kemoterapi.
Daftar Referensi
• Sylvia A. Price & Loraine M. Wilson. 2006, Patofisiologi, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta: EGC.
• Naskah Lengkap Penyakit Dalam, Pusat Informasi dan Penerbit
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, 2000.
• ASDI. 2019.ASDI. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Jakarta: EGC.
• Robbin dan Kumar, Stanley L. Robins M.D. Vinay, Kumar,
M.D.2013. Buku Ajar Patologi, Elsevier
• Baron, DN., 2010. Kapita Selekta : Patologi Klinik, Jakarta: EGC
• Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. 2014. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
• Marcdante KJ, Kliegman R, Jenson HB, Behrman RE. 2014 Nelson.
Ilmu Kesehatan Anak esensial. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai