KELOMPOK 2 Aulia Choirunnisa 20134110612. Dian ashofa wanda 20134110723. Feby Atika Dewi 2013411085 LATAR BELAKANG
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi
yang sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena. Penyelenggaraan negara yang bersih menjadi penting dan sangat diperlukan untuk menghindari praktek-praktek korupsi yang tidak saja melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga dan kroninya, yang apabila dibiarkan, maka rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan. Menurut Nyoman Serikat Putra Jaya menyebutkan bahwa tindak pidana korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, antar penyelenggara negara, melainkan juga penyelenggara negara dengan pihak lain Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa, karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan bernegara. Namun demikian, pada kenyataannya, penjatuhan hukuman kepada pelakunya sangat ringan dibanding dengan ancaman pidananya, sehingga menimbulkan anggapan bahwa meningkatnya kejahatan dikarenakan para Hakim memberikan hukuman ringan atas pelaku koruptor. Oleh karena itu, sebaiknya tindakan yang diambil pengadilan merupakan “ultimum remedium” terhadap pelanggar/pelaku kejahatan khususnya korupsi. A. Korupsi dan Fraud Secara Umum dan Dalam Sektor Kesehatan Istilah korupsi sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Istilah korupsi kerap dikaitkan dengan perilaku penyelewengan dana negara oleh aparat negara itu sendiri. Berbeda dengan korupsi, istilah Fraud belum umum diketahui masyarakat Indonesia. Namun, sejak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) digulirkan awal 2014 lalu, istilah Fraud santer terdengar dan digunakan di sektor kesehatan. Istilah Fraud digunakan juga sektor kesehatan untuk menggambarkan bahwa perbuatan curang di sektor kesehatan mencakup ketiga bentuk ini. Fraud Examiners (ACFE), sebuah organisasi profesional yang bergerak dibidang pemeriksaan atas kecurangan dan mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat . Kecurangan- kecurangan tersebut berupa
1. Penyimpangan atas aset 2.Pernyataan palsu atau salah
(Asset Misappropriation). pernyataan (Fraudulent Statement). Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/ Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pencurian aset atau harta pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau pihak lain. perusahaan atau instansi Ini merupakan bentuk Fraud pemerintah untuk menutupi yang paling mudah dideteksi kondisi keuangan yang karena sifatnya yang tangible sebenarnya dengan melakukan atau dapat diukur/ dihitung rekayasa keuangan 3. Korupsi (Corruption). Berdasar Permenkes 36 tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Jenis Fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan dalam Program Jaminan Kesehatan pihak lain seperti suap dan korupsi, di Nasional (JKN) pada Sistem Jaminan mana hal ini merupakan jenis yang Sosial Nasional (SJSN), Fraud dalam terbanyak terjadi di negara-negara jaminan kesehatan adalah tindakan yang berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan dilakukan dengan sengaja oleh peserta, tata kelola yang baik sehingga faktor petugas BPJS kesehatan, pemberi integritasnya masih dipertanyakan. Fraud pelayanan kesehatan, serta penyedia jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi obat dan alat kesehatan untuk mendapat karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis keuntungan mutualisma). B. Penyebab Fraud Layanan Kesehatan Secara umum, menurut Cressey (1973), terdapat 3 faktor yang pasti muncul bersamaan ketika seseorang melakukan Fraud.
1. tekanan yang merupakan faktor pertama • Secara umum, Fraud adalah sebuah
yang memotivasi seseorang melakukan tindakan kriminal menggunakan metode-
tindak kriminal Fraud. metode yang tidak jujur untuk
mengambil keuntungan dari orang lain
(Merriam-Webster Online Dicionary).
2. kesempatan yaitu situasi yang Secara khusus, Fraud dalam jaminan memungkinkan tindakan kriminal dilakukan. kesehatan didefinisikan sebagai sebuah
tindakan untuk mencurangi atau
3. rasionalisasi, yaitu pembenaran atas mendapat manfaat program layanan tindakan kriminal yang dilakukan kesehatan dengan cara yang tidak
sepantasnya (HIPAA, 1996).
C. Dampak Korupsi Terhadap Sistem Menejemen Rumah Sakit Sistem manajemen rumah sakit yang diharapkan untuk pengelolaan lebih baik menjadi sulit dibangun. Bila korupsi terjadi di berbagai level maka akan terjadi keadaan sebagai berikut:
1.Organisasi rumah sakit menjadi sebuah
lembaga yang mempunyai sisi bayangan • Akhirnya terjadi kematian ilmu yang semakin gelap. manajemen apabila sebuah 2.Ilmu manajemen yang diajarkan di pendidikan tinggi menjadi tidak relevan. rumah sakit/lembaga
kesehatan sudah dikuasai oleh
3.Direktur yang diangkat karena kolusif (misalnya harus membayar untuk kultur korupsi di sistem menjadi direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen. manajemen rumah sakit
4.Proses manajemen dan klinis di maupun sistem penanganan
pelayanan juga cenderung akan tidak seperti apa yang ada di buku-teks; klinis. D. Penanganan Korupsi di Sektor Kesehatan 1.Pembangunan karakter tenaga kesehatan, Secara prinsip dikenal pimpinan pemerintahan dan politik, serta ungkapan Pencegahan konsultan, yang dimulai sejak masa kecil; lebih baik dibanding dengan Pengobatan. 2.Rekrutmen pimpinan lembaga kesehatan dan rumah sakit dan serta SDMnya harus dilakukan Oleh karena itu, secara baik ,dan transparan; diperlukan pencegahan korupsi di sektor 3.Pendampingan kegiatan yang potensi korupsi kesehatan melalui sejak awal perencanaan, terutama pada proyek- berbagai cara, antara proyek di sektor kesehatan yang rentan menjadi proyek yang dapat dirancang untuk dikorupsi; lain: 4.Cermat dalam melakukan kegiatan, termasuk administrasi perkantoran;
5.Dokter, tenaga kesehatan, manajer RS harus
memahami peraturan dan perundangan mengenai korupsi melalui pendidikan dan pelatihan. DAFTAR PUSTAKA https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/127/25/232 https://kebijakankesehatanindonesia.net/30-pengantar/pengantar/718- ringkasan-hasil-seminar-korupsi-di-sektor-kesehatan-dan-pencegahannya TERIMAKASIH