Anda di halaman 1dari 21

Makalah

El Nino Dan La Nina


Dosen Pengampu: Ir.Hj.Rosmawaty, MSi

Disusun oleh : Ahmad Muslihin (174210475)

Astri Nur Alviah (174210480)

Selfia Rahmi (174210215)

Sugeng Santoso (174210002)

Wahyu Irbayanto (174210294)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU T.A 2018

Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat membuat
makalah ini yang berjudul “El-Nino dan La-Nina”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya hingga
akhir zaman.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menjelaskan mengenai pengertian El-Nino dan
La-Nina, dampak dari peristiwa ENSO (El Nino Southern Oscillation), dan juga manfaatnya.
Selain itu kami menjelaskan pula dampak peristiwa ENSO terhadap bidang pertanian.

Tidak sedikit yang dapat membantu atau mendukung dalam proses pembuatan
makalah ini. Kami berterima kasih kepada ibu Ir.Hj.Rosmawaty, MSi , selaku Dosen mata
kuliah Agroklimatologi dan semua yang turut berperan membantu pembuatan makalah ini,
baik itu lisan atau berbentuk benda.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, untuk dijadikan evaluasi bagi kami
dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Pekanbaru, April 2018

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian El-Nino

2.2 Pengertian La-nina

2.3 Pengaruh El-nino dan La-nina

2.3.1 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap sektor perikanan

2.3.2 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap alam

2.3.3 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap manusia

2.3.4 Manfaat El-Nina dan La-Nina

2.4 El-nino dan La-nina terhadap pertanian

2.5 Antisipasi dan Penanggulangan dari Peristiwa El-Nino dan La-Nina

2.5.1 Cara untuk mengantisipasi kehadiran el-nino

2.5.2 Tindakan penanggulangan yang perlu dilaksanakan dari peristiwa El-Nino dan La-Nina

2.6 Perbedaan El-nino dan La-nina

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti
gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat mengartikan
oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih
lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah
mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita
ketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut
hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam
biosfer.

Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu


utama yaitu:

1. geologi oseanografi (geologi laut) yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah
laut memfokus pada struktur, tanda dan evolusi pasu samudra.

2. Fisika oseanografi (ekologi fisik) yang mempelajari masalah-masalah fisis dan cirri-ciri
seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut.

3. Kimia oseanografi (oseanografi kimia) yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut
dan bersangkut-paut dengan susunan air laut siklus biogeokimia yang berpengaruh akan itu.

4. Biologi oseanografi (ekologi marin) yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan


dengan flora dan fauna di laut termasuk siklus kehidupan dan produksi pangan.
Indonesia adalah negara maritim. Tetapi banyak orang yang tidak tahu akan
kekayaan, kegunaan dan efek dari laut yang dimiliki Indonesia. Umumnya penduduk
Indonesia hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Akan tetapi terdapat berbagai kejadian
di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut, bahkan sampai daratan di Indonesia.
Seperti halnya El-nino dan La-nina.

Banyak orang yang belum mengetahui tentang berbagai kejadian di laut seperti Elnino
dan La-nina. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El
Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador
(Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global), sedangkan La Nina
adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan istilah El-nino dan La-nina?

2) Apa dampak yang akan timbul dari adanya peristiwa El-nino dan La-nina?

3) Apa perbedaan peristiwa El-Nino dan La-Nina?

4) Bagaimana cara penanggulangan dan antisipasi saat terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina?

1.3 Tujuan

1) Untuk menjelaskan istilah El-nino dan La-nina

2) Untuk mengetahui dampak yang akan timbul dari adanya peristiwa El-nino dan La-nina

3) Untuk mengetahui perbedaan dari peristiwa El-Nino dan La-Nina


4) Untuk mengetahui cara penanggulangan dan antisipasi saat peristiwa El-Nino dan La-Nina
terjadi.
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian El-Nino

El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk
atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur
menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara
ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur
sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan
(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari
dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El
Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi
Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama hari Natal. Di
kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu
permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut
akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina
(juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam
jangka waktu 2-7 tahun.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini
mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar
kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia,
sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada
waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina.
Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan
normal,menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah

sekitarnya.Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan
pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa
El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-
rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan
dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian
sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini
menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian
El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti
oleh La-Nina.

Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti
dan Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal
dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik
timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El
Nino dan La Nina. Indeks Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari
normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi (positif)
menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan periode La Nina
aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya angin pasat,
keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
2.2 Pengertian La-nina

Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi
dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La
Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga
hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai
periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan
sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra
Pasifik selama ratusan tahun.

Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra
Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang
terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur
bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami
penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan
Bumi Utara Khatulistiwa.

Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut
yang ada di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih
dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang
tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia
tenggara, akan tetapi di pasifik timur mengalami kemarau dan kekeringan.
Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La
Nina dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang
ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.

La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut
atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan
intensitas kuat.
1. Intensitas Lemah

Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-
turut.

2. Intensitas Sedang

Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.

3. Intensitas Kuat

Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-
turut.
2.3 Pengaruh El-nino dan La-nina

Fenomena El Nino dan La Nina ini dapat menyebabkan dampak yang positif dan juga
negatif terhadap lingkungan yang dapat berimbas pada berbagai sektor, seperti perikanan,
pertanian, dan lainnya.

2.3.1 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap sektor perikanan

Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu
dan salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu
karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu
karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery
ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan
terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu,
rusak, bahkan mati. Padang lamun dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C,
kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang
tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang
menghuni padang lamun, di antaranya adalah ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan
surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus brasiliensis), ikan rudder
(Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong (Trichechus manatus),
juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh
pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi
peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau
hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan
padang lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan
akan melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan
penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine
(Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan
Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia.Hal ini
semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.
Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang
terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat
peningkatan jumlah klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien yang
sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang dapat
menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.

Lain halnya dengan yang terjadi di darat, El Nino dapat menyebabkan kekeringan
yang berkepanjangan dan persediaan air akan berkurang untuk pembudidayaan ikan kolam
atau pun ikan keramba. Sedangkan pada saat La Nina, curah hujan tinggi dan sering terjadi
badai di pantai, yang dapat menimbulkan banjir ikan-ikan atau pun udang yang berada di
tambak akan meluap keluar karena kelebihan air. Akibat dari kekeringan kolam dan banjir ini
dapat mempengaruhi produksi ikan.

Ikan adalah mahluk air yang sangat sensitif terhadap fluktuasi suhu dan cahaya yang
ada di lingkungannya, ini juga akan berpengaruh pada sistem reproduksinya. Cahaya dan
suhu adalah faktor yang memicu perkembangan gonad ikan dan bekerja sebagai isyarat yang
menghubungkan perbedaan setiap fase dari siklus reproduksi ikan. Jadi semakin banyak
intensitas cahaya (terang) maka perkembangan gonad ikan semakin cepat. Cahaya dan suhu
yang diterima oleh ikan diproses oleh sel, jaringan dan organ dalam tubuhnya dan diubah
menjadi sinyal untuk memproduksi hormon gonadotropin. Jadi pada saat El Nino, akan
menguntungkan karena pada musim kemarau memacu ikan untuk memproduksi gonad,
sedangkan pada saat terjadi La Nina yaitu, pada saat curah hujan yang tinggi, ikan akan
memijah dengan baik. Karena cuaca saat ini yang semakin tidak menentu dan sukar
memastikan kapan datangnya musim penghujan dan kemarau dan berapa lamanya, maka
pada saat musim hujan yang panjang akibat La Nina ikan akan kekurangan cahaya matahari
untuk memproduksi gonad. Untuk itu pada ikan budidaya di hatchery, dapat diatasi dengan
cara pemberian cahaya dari lampu UV yang dapat diatur berapa intensitas cahaya dan suhu
yang dibutuhkan.

2.3.2 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap alam


Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan
pembentukan awan yang intensif. Hal ini akan menjadikan curah hujan yang tinggi di
kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi
kekeringan yang jauh dari normal.

Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat peristiwa La Nina datang,
menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan.
Sedangkan di daerah pasifik barat curah hujan akan sangat tinggi. Hal ini dapat
menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.

2.3.3 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap manusia

Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan, mengakibatkan


perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan
kesulitan mendapatkan ikan saat bekerja.

Tidak hanya berpengaruh terhadap para nelayan, El-Nino dan La-nina dampak
menghambat aktivitas manusia. Seperti pada tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino
dan La-Nina yang paling kuat dan mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan
badai-badai aneh lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.

Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang
menyebabkan kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan
korban lebih dari satu juta jiwa.

2.3.4 Manfaat El-Nina dan La-Nina

Hadirnya El-Nino atau La-Nina dapat member manfaat bagi manusia. Dengan adanya El-
Nino dapat membuat mahkluk hidup di perairan bermigrasi ke perairan yang lain. seperti
yang dikatan kepala Ekspedisi Mirai, Dr Keisuke Mizuno bahwa adanya peningkatan suhu
atau penurunan suhu dapat menguntukan bidang perikanan sebab pernah terjadi migrasi ikan
tuna ke wilayah Indonesia saat terjadi El-Nino. Saat La-Nina, suhu muka laut di barat
Samudera Pasifik hingga Indonesoa menghangat. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari
Pasifik timur yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia. Seperto dikemukakan
Dwi Susanto, pakar cuaca BPPT, belum lama ini, perairan barat Pasifik selama ini diketahui
merupakan kawasan yang memiliki kelimpahan ikan Tuna tertinggi yang mencapai 70% stok
ikan Tuna Dunia.

Sebaliknya, ketika terjadi El-Nino, ikan Tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun ikan
yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu terjadi sebab
perairan di timur Samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat sumatera dan
selatan jawa menghangat.

2.4 El-nino dan La-nina terhadap pertanian

Di samping menimbulkan pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air
irigasi, anomali iklim anomali iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode
musim hujan dan musim kemarau yang selanjutnya berimplikasi pada pergeseran musim
tanam.

Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang
drainasenya kurang baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian
yang baik pada daerah yang curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada
fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di Indonesia. Curah hujan yang
tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit, juga bagi perkebunan tebu
ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan di mana pembibitan sedang
dilakukan.

Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di
Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah
ekosistem di dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan.
Satwa akan merespon udara dingin dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang
biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan
karena hujan yang berlebih.

Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang
umum terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat
kelebihan air atau banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman
penyakit. Dampak kekurangan atau kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman
umumnya lebih parah pada tanaman muda daripada tanaman dewasa., karena resisitansi
tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya lebih rendah.

La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C) dan
hujan yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya
bagi pertanian, perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian
dan perkebunan sangat banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca.

Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga
dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan
(plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan
(coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu
karang karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air
laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu
laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.

2.5 Antisipasi dan Penanggulangan dari Peristiwa El-Nino dan La-Nina

2.5.1 Cara untuk mengantisipasi kehadiran el-nino

Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1. Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi
tersebut didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan
langkah yang diperlukan.

2. Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap
sehingga dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan
penanggulangan dampak el-nino.

3. Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan
pemanenan air limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air
tanah melalui manajemen air pada areal-areal gambut.

4. Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar
penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan
jadwal penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.

5. Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino,


termasuk dana untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan
dan kesehatan serta dana untuk rehabilitasi.

6. Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan
dan penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.

Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-
benar terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada
mempertahankan kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu
diberikan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan
agar tindakan penanggulangan dapat di laksanakan pada kesempatan paling dini.

2.5.2 Tindakan penanggulangan yang perlu dilaksanakan dari peristiwa El-Nino dan
La-Nina
Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-
Nina terjadi:

1. Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa,


pemutusan pipa kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.

2. Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan
penyiraman.

Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai
berikut:

1. Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami


masa kekeringan yang panjang.

2. Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna
mengetahui kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan
tindakan rehabilitasi yang diperlukan.
2.6 Perbedaan El-nino dan La-nina

El-nino La-nina

Terjadi saat permukaan laut dipasifik Terjadi saat permukaan laut dipasifik
tengah dan timur suhunyalebih tinggi dari tengah dan timur suhunyalebih rendah dari
biasanya padawaktu-waktu tertentu biasanya padawaktu-waktu tertentu

Naiknya tekanan udara di pasifik tengah Turunnya tekanan udara di pasifiktengah


dan timur dan timur

Menjadikan curah hujan yangtinggi di


Pasifik tengah dan timurmengalami
kawasan pasifik tengahdan timur.
kekeringan. Sedangkansebaliknya, di
Sedangkan sebaliknya,di daerah pasifik
daerah pasifik baratcurah hujan sangat
barat terjadikekeringan yang jauh dari
tinggi.
normal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

El-nino merupakan menigkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur
sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat
adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar)
menjadi sebaliknya. Umumnya peristiwa El-Nino ini terjadi pada bulan Desember.

La-Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di
kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya
pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung
12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya.

Dampak yang timbul akibat dari peristiwa El-nino dan la-Nina antara lain:

Ø Rusaknya habitat (terumbu karang, ikan, tanaman air) didalam lautan.

Ø Akan membentuk curah hujan yang sangat tinggi

Ø Menghambat pekerjaan manusia, contohnya nelayan

Peristiwa El-Nino dan La-Nina dapat member manfaat terhadap sektor perikanan,
yaitu dengan adanya ikan-ikan yang bermigrasi ke wilayah lain.
Daftar Pustaka

http://blogs.unpad.ac.id/nurasrihilman05/2012/10/30/el-nino-dan-la-nina/ diakses pada 10 Maret


2014. Pada pukul 09.00

http://hangnadim.kepri.bmkg.go.id/buletin/des13.pdf diakses pada 10 Maret 2014. Pada pukul 09.00

http://ojanmaul.wordpress.com/2010/01/01/dampak-el-nino-dan-la-nina-terhadap-indonesia/ diakses
pada 11 Maret 2014. Pada pukul 15.00

http://www.bmkg.go.id/BBMKG_Wilayah_2/Lain_Lain/Artikel/ diakses pada 18 Maret 2014. Pada


pukul 16.00

http://www.deptan.go.id/pengumuman/berita/elnino.htm diakses pada 28 Maret 2014. Pada pukul


10.00

Kodoatie, Robert j & roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogayakarta: ANDI

Samadi. 2007. geografi 1. _____: Quadra

http://abdulrohim030994.blogspot.co.id/2014/05/peristiwa-el-nino-dan-la-nina-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai