Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET (MR)

“Pengembangan Video Praktikum Radiasi Benda Hitam


Menggunakan Phet Simulation”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah

“ Fisika Kuantum”

Dosen Pengampu : Dr. Dewi Wulandari, S.Si., M.Si dan Jubaidah, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :

NAMA : DEWI MELIA GULTOM

NIM: 4193321017

KELAS : FISIKA DIK A 2019

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun sanggup menyelesaikan Mini Riset tentang
Simulasi Efek Fotolistrik Menggunakan PhET Simulation ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud penyusun menyusun Mini Riset ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika
Modern yang telah di amanahkan kepada penyusun. Penyusun juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Fisika Modern ini. Penyusun menyadari bahwa Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari
banyaknya kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang
penyusun miliki.
Oleh sebab itu, penyusun membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Penyusun berharap Mini Riset ini
bermanfaat untuk kita semua.

Medan, November 2021

Dewi M Gultom
4193321017
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelajaran fisika tidak cukup hanya mempelajari produk tetapi menekankan bagaimana
produk itu diperoleh, baik sebagai proses ilmiah maupun pengembangan sikap ilmiah
mahasiswa. Untuk itu hasil belajar tidak hanya terbatas pada ranah kognitif, tetapi juga
ranah psikomotor dan ranah afektif. Keterampilan psikomotor sangat penting untuk
diajarkan karena dari keterampilan ini, mahasiswa akan lebih mengetahui dan memahami
apa yang telah mereka pelajari. Pada mata kuliah Fisika Dasar mahasiswa dituntut untuk
memahami segala pengetahuan fisika yang fundamental atau dasar pada berbagai konsep
yaitu antara fisika klasik dan fisika modern.
Kemampuan mahasiswa dalam memahami Fisika Kuantum tidak hanya sekedar teori
tetapi juga kemampuan dalam psikomotorik yaitu dalam hal eksperimen. Eksperimen
membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak menjadi nyata. Tetapi
dalam kenyataannya dengan eksperimen diperlukan ketelitian dan waktu yang relatif lama,
dan terkadang diperoleh kesalahan error atau ralat yang cukup besar. Oleh karena itu
diperlukan media dan strategi yang dapat digunakan dalam eksperimen.
Topik fisika yang masih terkesan abstrak bagi mahasiswa mengenai radiasi benda hitam.
Mahasiswa belum bisa menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada radiasi benda
hitam, mereka hanya mempelajari rumus-rumus fisika yang berkaitan dengan radiasi benda
hitam. Eksperimen nyata dalam konsep radiasi benda hitam juga jarang dijumpai dalam
kehidupan seharihari, sehingga mahasiswa kurang bisa mengeksplor kemampuan
psikomotoriknya. Benda hitam (black body) adalah suatu benda yang menyerap seluruh
radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya dan tidak ada radiasi yang dapat keluar atau
dipantulkannya. Itu berarti benda hitam mempunyai harga absorptansi dan emisivitas yang
besarnya sama dengan satu. Emisivitas (daya pancar) merupakan perbandingan daya yang
dipancarkan per satuan luas oleh suatu permukaan terhadap daya yang dipancarkan oleh
benda hitam pada temperatur yang sama, sementara itu absorptansi adalah perbandingan
fluks pancaran atau fluks cahaya yang diserap oleh suatu benda terhadap fluks yang tiba
pada benda itu.
Berdasarkan uraian diatas, penulis hendak membuat riset simulasi Radiasi Benda Hitam
menggunakan PhET Simulations.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana fenomena Radiasi benda hitam melalui aplikasi PhET Simulation ?
 Bagaimana prinsip desain dari PhET dalam pembelajaran praktikum Radiadi Benda
Hitam?
 Bagaimana fungsi kerja PhET Simulation dalam percobaan Radiasi Benda Hitam?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari Mini Riset ini, yaitu:
 Untuk mengetahui fenomena Radiasi Benda Hitam melalui PhET Simulation
 Untuk mengetahui prinsip desain PhET Simulation dalam praktikum Radiasi Benda
Hitam
 Untuk mengetahui fungsi kerja PhET Simulation dalam percobaan Radiasi Benda Hitam
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PhET Simulation

PhET Simulation merupakan kependekan dari the physics Education Technology. PhET
Simulation menyediakan simulasi-simulasi komputer interaktif matematika dan sains berbasis
penelitian yang interaktif, menyenangkan dan gratis yang dapat digunakan untuk meningkatkan
keefektifan pengajaran dan pembelajaran matematika. PhET Simulation tersedia secara gratis
dari situs web PhET Simulation (http://PhET.colorado.edu). Simulasi-smulasi tersebut dalam
bentuk animasi dan interaktif serta seperti permainan, sehingga siswa belajar melalui eksplorasi.
PhET Simulation dapat digunakan langsung secara online ataupun dapat diunduh terlebih dahulu
baru kemudian digunakan secara offline. Salah satu tujuan dari PhET Simulation adalah
menyediakan media yang terbuka yang dapat digunakan oleh para siswa untuk bereksplorasi
pada saat mempelajari konsep-konsep tertentu. Simulasi yang terdapat di PhET Simulation,
sesuai dengan namanya, mayoritas merupakan simulasi-simulasi yang terkait konsep-konsep
yang dipelajari pada Fisika. Namun demikian, PhET Simulation juga menyediakan sejumlah
simulasi yang terkait dengan konsep-konsep yang dipelajari di Kimia, matematika, dan sains
kebumian dan masih terus bertambah serta dikembangkan.
PhET Simulation juga telah memenangkan banyak penghargaan. Seperti dilansir oleh tim
PhET simulation pada laman web nya, penghargaan tersebut adalah Open Education Award for
Excellence: Open Simulation (2019), TPG Web Accessibility Challenge, Delegates Award
(2018), APS Excellence in Physics Education Award (2018) WISE Awards (2017),SIGOL
Online Learning Award, 2nd place (April 2012), Tech Award and Microsoft Education Award
(October 2011), NSF & Science Magazine's International Science & Engineering Visual
Challenge award (2007), MERLOT Classics Award in Physics (2006), dan MERLOT Editor's
Choice Award (2006) (PhET on MERLOT). Di sisi lain, PhET Simulation didesain untuk
memantu siswa terlibat dalam sains dan matematika melalui penyelidikan. PhET Simulation juga
dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip desain sebagai berikut: mendorong penyelidikan
secara ilmiah, menyediakan interaktivitas, membuat yang semula terlihat menjadi terlihat,
menyertakan beberapa representasi (Gerakan objek, grafik, angka, dll), menggunakan koneksi
dengan dunia nyata, memberikan panduan implisit kepada pengguna (mis., dengan membatasi
kontrol) dalam eksplorasi yang produktif, dan membuat simulasi yang dapat digunakan secara
fleksibel dalam banyak situasi Pendidikan.
Terkait prinsip desain dari PhET Simulation yang salah satunya adalah dengan mengusung
penyediaan media yang interaktif, terdapat beberapa alat atau tools yang disediakan untuk
mendukung hal tersebut. Alatalat tersebut diantaranya adalah click dan drag yang dapat
digunakan untuk berinteraksi dengan fitur-fitur yang ada dalam simulai PhET Simulation. Sliders
yang dapat digunakan menaikkan atau menurunkan parameter. Tombol radio yang dapat
digunakan untuk memilih diantara beberapa pilihan. Beberapa intstrumen seperti penggaris stop
watch, voltmeter, dan thermometer juga tersedia di dalam simulasi yang dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran. Saat pengguna berinteraksi dengan alat-alat tersebut,mereka
mendapatkan umpan balik secara langsung tentang efek dari perubahan yang mereka buat. Ini
memungkinkan mereka untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dan menjawab pertanyaan
ilmiah melaluieksplorasi simulasi. Keistimewaan lainnya adalah PhET simulation juga
menyediakan berbagai pilihan Bahasa penggunga yang dapat digunakan. Dengan demikian,
untuk pengguna yang memiliki kendala dalam Bahasa inggris, masih dapat menggunakan
aplikasi ini dengan baik karena didalamnya tersedia banyak piliha Bahasa yang dapat digunakan.
Hal lain yang juga menjadikan PhET Simulation istimewa adalah team pembangun PhET
Simulation selalu melakukan penelitian untuk mengetes bagaimana simulasi-simulasi dalam
PhET Simulation bekerja. Mereka melakukan tes secara berulang untuk mengetahui kekurangan
apa yang ada pada simulasi-simulasinya tersebut dan kemudian memperbaiki kekurangannya
tersebut.

2.2. Video Pembelajaran

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi
pembelajaran.

2.3. Radiasi Benda Hitam


Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam tak hidup (materi) dalam lingkup
ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi hingga perilaku
materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui
dimulai pada tahun 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk
memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang
sampai sekarang. Revolusi ilmu yang terjadi sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas
antara pemikiran purba dan lahirnya paradigma fisikaklasik. Selanjutnya, revolusi fisika kembali
terjadi dalam kisaran tahun 1900 yang menandai dimulainya era baru fisika yaitu era fisika
modern.
Periode fisika klasik terjadi dalam rentang tahun 1600 hingga 1890an. Pada periode ini,
konsepkonsep fisika yang mendasar berhasil diformulasikan. Pemahaman keilmuan masih
cenderung sempit dan perkembangannya tidak seluas perkembangan konsep-konsep fisika
modern. Contoh-contoh pemikiran pada periode ini adalah mekanika Newtonian,
elektrodinamika klasik (melahirkan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell, dan lain-
lain), dan termodinamika klasik (melahirkan hukum kekekalan energi, teori relativitas umum).
Periode fisika modern dimulai dari tahun 1900 hingga saat ini. Lahirnya fisika modern terutama
ditandai dengan ditemukan beberapa fenomena yang tidak dapat dijelaskan menggunakan teori
fisika klasik. Dua fenomena terkenal yang gagal dijelaskan menggunakan landasan fisika klasik
adalah fenomena radiasi benda hitam dan efek fotolistrik. Teori gelombang elektromagnetik
yang menjadi paradigma sentral perilaku cahaya dalam fisika klasik tidak mampu memberikan
penjelasan terkait fakta-fakta teramati dalam kasus radiasi benda hitam dan efek fotolistrik. Teori
gelombang elektromagnetik Maxwell yang meyakini bahwa cahaya terdistribusi secara malar
dalam bentuk gelombang elektromagnetik menemui jalan buntu. Paradigma fisika klasik
mengalami krisis. Banyak upaya yang dilakukan para ilmuwan untuk mengatasi krisis yang
terjadi. Beberapa ilmuwan mencoba kembali pada cara-cara ilmiah yang lama sambil
memperluas cara-cara tersebut untuk menghadirkan eksplanasi yang memuaskan. Beberapa
ilmuwan lainnya mencoba mengembangkan paradigma tandingan yang bisa memecahkan
masalah dan membimbing pada riset berikutnya. Kesadaran akan adanya malafungsi terkait
fenomena radiasi benda hitam dan efek fotolistrik mendorong lahirnya revolusi dalam fisika.
Sejarah mencatat bahwa revolusi ini ditandai dengan lahirnya teori kuantum cahaya yang secara
memuaskan mampu memberikan penjelasan dan prediksi terkait radiasi benda hitam dan efek
fotolistrik. Dalam perkembangannya, teori kuantum cahaya menuntun para ahli pada riset-riset
lanjutan hingga dicetuskannya teori dualisme gelombang cahaya yang sangat fenomenal.
Fenomena radiasi benda hitam dan efek fotolistrik dapat dipandang sebagai konsep kunci
lahirnya revolusi sains dalam perkembangan fisika modern.

Warna merupakan sesuatu keindahan yang ada dalam kehidupan. Kita dapat menikmati
indahnya dunia dengan sentuhan warna. Warna merupakan biasan dari cahaya yang diterima
oleh mata kita sehingga membentuk goresan goresan yang indah. Secara ilmiah warna
merupakan spektrum gelombang cahaya polikromatis sempurna yaitu warna putih. Dalam dunia
pewarnaan terdapat warna gelap dan warna terang. Setiap benda pasti memancarkan radiasi dari
warna yang dimilikinya. Salah satu  warna benda yang memancarkan radiasi cukup unik  ialah
benda hitam. Benda hitam memiliki kemampuan lebih baik dalam menyerap cahaya.  Itulah
kenapa jikakita menggunakan pakaian yang berwarna hitam cenderung lebih panas.

Berbeda jika kita menggunakan pakaian berwarna putih maka kitaakan merasa lebih
dingin karena warna putih bersifat memantulkan cahaya. Sekarang kita akan mulai membahas
radiasi benda hitam. Tapi benda hitam disini adalah benda yang buram dan tidak memantulkan
cahaya. Nah, yang disebut radiasi benda hitam adalah sebuah radiasi elektromagnetik termal
yang terjadi di dalam atau di sekitar benda saat keadaan kesetimbangan termodinamika dengan
lingkungannya. Secara sederhana kita dapat memahami radiasi benda hitam adalah ketika benda
menyerap dan menahan cahaya maka benda tersebut akan memancarkan radiasi ke sekitarnya
sehingga kita dapat merasakannya melalui suhu maupun perubahan warna tertentu.

Contoh Peristiwa Radiasi Benda Hitam


Radiasi benda hitam akan menimbulkan beberapa peristiwa seperti yang akan disebutkan
dibawah ini:
 Gejala pemanasa gelobal dan efek  rumah kaca
 Penggunaan termos
 Panelsurya
 Penggunaan  pakaian
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pada tanggal 17-18 November 2021,
dan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Google Form yang berisikan beberapa
pertanyaan, lalu diajukan kepada 10 Responden yang merupakan mahasiswa jurusan Fisika
Universitas Negeri Medan.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah 10 mahasiswa jurusan Fisika Universitas Negeri Medan,
kelas Fisika Dik A 2019 yang dipilih secara acak untuk menilai hasi dari video pembelajaran
yang telah dibuat.

Nama Mahasiswa NIM Kelas


Wuri Cahyaningrum 4193121007 PSPF-19A
Pimpy Sheila Sigalingging 4192421011 PSPF-19A
Rina Eriani 4193121010 PSPF-19A
Patricia Angelin Sihaloho 4193121006 PSPF-19D
Onggung Baringin Gultom 4191121031 PSPF-19B
Andini Nur Katon 4192121001 PSPF-19A
Rikardo Situmorang 4193121024 PSPF-19B
Indah Sri Ramadhani Sitompul 4191121010 PSPF-19A
Mita Suryani Daulay 4193121045 PSPF-19A
Khairiah Sari Sitorus 4193321025 PSPF-19C
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden
yang kemudian responden akan menilai media pembelajaran yang ada dengan skala penilaian 1
sampai 5. Instrumen pertanyaanya adalah:
Bagian I
 Nama :
 E-mail :
 NIM :
 Kelas :
Bagian II
 Penyajian video pembelajaran disajikan menarik, sehingga saya menjadi lebih termotivasi
belajar

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Pengambilan rekaman layar fokus, jelas, dan tidak blur sehingga saya dapat memahami
cara kerja melakukan praktikum radiasi benda hitam secara online

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penyajian suara dan narasi penjelasan dalam video pembelajaran jelas dan mudah
dipahami

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penyajian transisi antar scene urut, runtut dan logis sehingga tidak menimbulkan
miskonsepsi

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Kejelasan konten dan pengenalan konten dibuat secara menarik, sehingga saya dapat
dengan mudah memahami materi yang disampaikan

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penyajian konten mudah dipahami, sehingga saya termotivasi untuk belajar

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penggunaan video pembelajaran berbasis praktikum dapat membantu saya dan siswa
nantinya lebih mudah memahami materi radiasi benda hitam

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penggunaan video pembelajaran berbasis praktikum dapat membuat waktu belajar siswa
menjadi lebih efisien

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Saya tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasikan video pembelajaran berbasis
praktikum

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Penggunaan video pembelajaran berbasis praktikum dapat mengasah kemampuan praktik
saya dan juga siswa

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju
 Dengan menggunakan video pembelajaran berbasis praktikum, memudahkan saya dan
siswa untuk tidak perlu lagi melakukan praktikum di laboratorium

Sangat Tidak Setuju


①②③④⑤ Sangat Setuju

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemberian angket dalam bentuk Google Form
secara daring kepada setiap responden. Kemudian, setiap responden mengisi Google Form
tersebut dan hasil respon tersebut akan terekam langsung dan terkirim ke akun Google peneliti.
Hasil dari respon tersebut kemudian disediakan dalam bentuk grafik dan tabel.
3.5. Tahapan Praktikum Radiasi Benda Hitam
Langkah-langkah praktikum radiasi benda hitam dengan menggunakan aplikasi pHet
simulation, yaitu:
1. Menghidupkan laptop/pc dan menjalankan program PhET Simulation
2. Memilih mata pelajaran fisika dan topik Blackbody Spectrum (Radiasi Benda Hitam)
3. Untuk percobaan pertama, menaikkan temperatur benda hitam pada suhu 3300 Kelvin
4. Mengamati dan mencatat panjang gelombang yang dihasilkan serta warna cahaya yang
tampak
5. Untuk percobaan kedua, menaikkan temperatur benda hitam pada suhu 4700 Kelvin
6. Mengamati dan mencatat panjang gelombang yang dihasilkan serta warna cahaya yang
tampak
7. Untuk percobaan ketiga, menaikkan temperatur benda hitam pada suhu 5500 Kelvin
8. Mengamati dan mencatat panjang gelombang yang dihasilkan serta warna cahaya yang
tampak
9. Untuk percobaan keempat, menaikkan temperatur benda hitam pada suhu 6000 Kelvin
10. Mengamati dan mencatat panjang gelombang yang dihasilkan serta warna cahaya yang
tampak
11. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari keempat percobaan Radiasi Benda
Hitam
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam validasi media ini adalah teknis analisis
deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif berupa hasil data kritik dan saran yang diberikan
oleh mahasiswa fisika UNIMED. Selama fase uji coba, kuesioner terbuka digunakan sebagai
kritik, saran masukan dan peningkatan. Analisis kuantitatif berupa penilaian kelayakan video
pembelajaran yang diberikan oleh mahasiswa fisika UNIMED. Data yang dihasilkan dari
kuesioner adalah data kualitatif dalam bentuk skala likert. Dalam penelitian ini mengunakan
skala 1 sampai 5. Skor 5 tertinggi dan skor terendah 1. Presentase kevalidan diperoleh dengan
perhitungan menggunakan rumus berikut:
ΣX
p= x 100 %
SMI
Keterangan:
P = Presentase nilai kevalidan
∑X = Jumlah skor subjek dalam satu aspek
SMI = Skor maksimum dalam satu aspek
100% = konstanta
Adapun kriteria validasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
No Tingkat pencapaian Kualifikasi Keterangan
1 81% - 100% Sangat menarik Sangat layak
2 61% - 80% Menarik Layak
3 41% - 60% Cukup menarik Cukup layak
4 21% - 40% Kurang menarik Kurang layak
5 0% - 20% Sangat tidak menarik Tidak layak

Dari skala presentase kelayakan di atas bahwa semakin rendah skor yang diberikan maka,
produk yang dikembangkan dianggap kurang cocok untuk digunakan. Sebaliknya semakin tinggi
skor yang diberikan, produk yang dikembangkan layak digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PhET Simulation Radiasi Benda Hitam


A. Hasil Percobaan
No Nilai Panjang Cahaya Gambar
. Temperatur (K) Gelombang Tampak
(nm)
1. 3300 878 Kuning
kemerahan
(Infrared)

2. 4700 617 Kuning cerah


(Visible)
3. 5500 527 Putih
(Visible)

4. 6000 483 Biru muda


(Visible)

B. Pembahasan Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan Radiasi Benda Hitam menggunakan PhET Simulation,dapat
disimpulkan bahwa kenaikan suhu mempengaruhi panjang gelombang dan cahaya tampak yang
dihasilkan. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil panjang gelombang yang dihasilkan dan
cahaya yang tampak akan semakin berada pada kategori visible. Kenaikan suhu juga
berpengaruh pada intensitas radiasi benda hitam tersebut. Berdasarkan percobaan, intensitas yang
dihasilkan setiap suhu antara lain:
1. Pada suhu 3300 K, intensitasnya sebesar 5.04 ×10 6 W /m2
2. Pada suhu 4700 K, intensitasnya sebesar 29.51 ×106 W /m2
3. Pada suhu 5500 K, intensitasnya sebesar 64.76 ×10 6 W /m2
4. Pada suhu 6000 K, intensitasnya sebesar 100.06 ×106 W /m 2
Dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka semakin besar pula intensitas radiasi benda hitam
yang dihasilkan.
Posisi kurva dengan suhu yang lebih tinggi berada di atas kurva dengansuhu yang lebih
rendah. Oleh karena itu, kurva dengan Suhu lebih Tinggi memiliki Intensitas maksimum yang
lebih Tinggi. Posisi kurva dengan suhu lebih tinggi berada di sebelah kiri kurva dengan suhu
lebih rendah. Itu menunjukan bahwa kurva dengan suhu lebih tinggi atau intensitas Radiasi
Benda Hitam lebih tinggi memiliki panjang gelombang yang lebih pendek sehingga dapat terlihat
oleh manusia.
Dari hasil penelitian Wien tersebut menyatakan bahwa intensitas radiasi bergeser kearah
panjang gelombang yang lebih pendek saat temperatur benda tersebut semakin tinggi, sehingga
panjang gelombang radiasi saat intensitasnya maksimum berbanding terbalik dengan suhu
mutlak benda tersebut. Gejala pergeseran puncak intensitas maksimum dari hasil percobaan
tersebut diformulasikan oleh Wien dengan Hukum Pergeseran Wien dengan persamaan,
λm .T =C
Dengan:
  λm = Panjang Gelombang pada Intensitas Maksimum
 T = Temperature mutlak (K)
 C = Tetapan Pergeseran Wien ( 2,9 ×10−3 mK

4.2 Kelayakan Video Praktikum Radiasi Benda Hitam


A. Hasil
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, data dari 10 responden yaitu Mahasiswa
Jurusan Fisika didapatkan hasil sebagai berikut yang ditinjau dari 11 pertanyaan:
Indikator Pertanyaan Penilaian Jawaban Responden
1 2 3 4 5
Penyajian video pembelajaran disajikan 0% 0% 0% 50 % 50 %
menarik, sehingga saya menjadi lebih
termotivasi belajar
Pengambilan rekaman layar fokus, jelas, 0% 0% 10 % 60 % 30 %
dan tidak blur sehingga saya dapat
memahami cara kerja melakukan
praktikum radiasi benda hitam secara
online
Penyajian suara dan narasi penjelasan 0% 0% 0% 60 % 40 %
dalam video pembelajaran jelas dan
mudah dipahami
Penyajian transisi antar scene urut, runtut 0% 0% 10 % 50 % 40 %
dan logis sehingga tidak menimbulkan
miskonsepsi
Kejelasan konten dan pengenalan konten 0% 0% 10 % 60 % 30 %
dibuat secara menarik, sehingga saya
dapat dengan mudah memahami materi
yang disampaikan
Penyajian konten mudah dipahami, 0% 0% 0% 80 % 20 %
sehingga saya termotivasi untuk belajar
Penggunaan video pembelajaran berbasis 0% 0% 10 % 40 % 50 %
praktikum dapat membantu saya dan
siswa nantinya lebih mudah memahami
konsep radiasi benda hitam
Penggunaan video pembelajaran berbasis 0% 0% 0% 40 % 60 %
praktikum dapat membuat waktu belajar
siswa menjadi lebih efisien
Saya tidak mengalami kesulitan dalam 0% 0% 10 % 40 % 50 %
mengoperasikan video pembelajaran
berbasis praktikum
Penggunaan video pembelajaran berbasis 0% 0% 10 % 50 % 40 %
praktikum dapat mengasah kemampuan
praktik saya dan juga siswa
Dengan menggunakan video 0% 0% 30 % 40 % 30 %
pembelajaran berbasis praktikum,
memudahkan saya dan siswa untuk tidak
perlu lagi melakukan praktikum di
laboratorium
Jumlah (%) 0 0 90 570 440
Rata-Rata (%) 0 0 12,8 51,8 40

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh informasi mengenai
video tutorial praktikum radiasi benda hitam. Hasil analisis data terhadap video tutorial
praktikum radiasi benda hitam responden memberikan penilaian 5 = sangat setuju sebesar 40%, 4
= setuju sebesar 51,8%, dan 3 = cukup sebesar 12,8%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa video
tutorial praktikum radiasi benda hitam sudah baik. dalam menarik perhatian belajar pada materi
fisika terkhusus radiasi benda hitam.
Saran dan kritik terhadap video tutorial praktikum radiasi benda hitam responden
mengatakan bahwa video pembelajaran ini sudah bagus dan mudah dipahami. Video
pembelajaran berbasis praktikum ini sudah sangat membantu dalam media pembelajaran. Hanya
saja perlu diperhatikan mengenai kecepatan dalam menjelaskan. Sebaiknya dibuat tidak terlalu
terburu-buru, supaya siswa/pelajar dapat memahami dengan mudah. Pembahasan praktikum
tentang radiasi benda hitam sebaiknya diperluas lagi. Dan Sebaiknya lebih dikembangkan lagi
dan membuat video pembelajaran praktikum untuk materi yang lainnya.
Berdasarkan uraian analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa video tutorial
praktikum radiasi benda hitam berada pada kualifikasi baik sehingga layak untuk digunakan.
Dengan demikian, secara keseluruhan menilai bahwa video tutorial praktikum radiasi benda
hitam yang telah dikembangkan sudah baik mulai dari penyajian video pembelajaran,
pengambilan rekaman layer, kejelasan konten hingga kemudahan dalam mengoperasikan video
pembelajaran berbasis praktikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Namun demikian, PhET Simulation juga menyediakan sejumlah simulasi yang terkait
dengan konsep-konsep yang dipelajari di Kimia, matematika, dan sains kebumian dan masih
terus bertambah serta dikembangkan. PhET Simulation juga dibangun dengan menggunakan
prinsip-prinsip desain sebagai berikut: mendorong penyelidikan secara ilmiah, menyediakan
interaktivitas, membuat yang semula terlihat menjadi terlihat, menyertakan beberapa
representasi (Gerakan objek, grafik, angka, dll), menggunakan koneksi dengan dunia nyata,
memberikan panduan implisit kepada pengguna (mis., dengan membatasi kontrol) dalam
eksplorasi yang produktif, dan membuat simulasi yang dapat digunakan secara fleksibel
dalam banyak situasi Pendidikan.
Alat-alat tersebut diantaranya adalah click dan drag yang dapat digunakan untuk
berinteraksi dengan fitur-fitur yang ada dalam simulai PhET Simulation. Dengan demikian,
untuk pengguna yang memiliki kendala dalam Bahasa inggris, masih dapat menggunakan
aplikasi ini dengan baik karena didalamnya tersedia banyak pilihan Bahasa yang dapat
digunakan.
5.2 Saran
Dengan demikian, percobaan dengan menggunakan program PhET dapat membuktikan
percobaan Radiasi Benda Hitam dengan baik. Untuk itu media PhET dapat digunakan sebagai
salah satu cara meningkatan ketrampilan proses dalam pembelajaran fisika, sehingga
diharapkan dapat mambantu dalam memahami konsep dan teori fisika secara mudah, cepat
dan praktis.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai