Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH APLIKASI SIMULASI PHET TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI GAYA DAN GERAK

TINGKAT SMP

Proposal ini Diajukan untuk Mata Kuliah

Metodologi Penelitian

ASTITI NUR CAHYANI

NPM. 202084203002

S-1 Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Musamus Merauke

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN................................................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................................3
B. Identifikasi Masalah..............................................................................................................................5
C. Batasan Masalah...................................................................................................................................5
D. Rumusan Masalah................................................................................................................................6
E. Tujuan Penelitian..................................................................................................................................6
F. Manfaat Penelitian...............................................................................................................................6
G. Hipotesis Penelitian..............................................................................................................................7
BAB II................................................................................................................................................................8
KAJIAN TEORI....................................................................................................................................................8
A. Pengertian PhET...................................................................................................................................8
B. Hasil Belajar Menggunakan PhET........................................................................................................10
C. Materi Gerak dan Gaya.......................................................................................................................11
BAB III.............................................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN......................................................................................................................................13
A. Metode Penelitian..............................................................................................................................13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................................14
C. Populasi dan Sampel...........................................................................................................................14
D. Instrument Penelitian.........................................................................................................................14
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................................................15
F. Teknik Analisis Data............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari eksplorasi ilmu
Fisika. Namun, saat ini pengajaran Fisika belum terintegrasi dengan baik terutama di Indonesia.
Pengajaran masih didominasi oleh pendekatan guru berpusat dan materi yang disajikan

cenderung informatif. Hal ini dapat mempengaruhi keaktifan siswa pada saat menerima
pembelajaran di kelas dan siswa kurang mampu mentransfer konsep fisika dalam menyelesaikan
masalah yang siswa temui dalam kehidupan sehari-hari. Indikasi partisipasi siswa dapat
diperhatikan melalui partisipasinya selama pembelajaran di kelas karena disebabkan oleh
pemahaman konsep siswa. Pemahaman konsep menjadi tolak ukur bagi seorang pengajar untuk
mengobservasi kemampuan siswa dalam memahami materi dan pencapaian belajar fisika. Oleh
karena itu, pembelajaran fisika lebih menekankan pada pemahaman konsep ketimbang
menghafalkan konsep.

Tetapi, pemahaman konsep jarang sekali mendapat perhatian yang serius oleh guru di kelas
dan lebih mengutamakan aspek matematika dan penyelesaian masalah secara matematis,
dibandingkan dengan menyelesaikan masalah menggunakan gambar, diagram, atau simulasi dan
animasi komputer. Sebab itu pemahaman konsep siswa termasuk salah satu tujuan utama
pembelajaran fisika. Siswa yang dapat memahami konsep memiliki kemampuan interpretasi,
translasi, ekstrapolasi, dan interpolasi. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat dibutuhkan
siswa dalam memecahkan atau menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
baik di dunia sekolah maupun di dunia kerja. Kemampuan translasi merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami sesuatu yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asli yang
telah dikenal sebelumnya, misalnya perubahan bentuk verbal menjadi grafik atau sebaliknya.

Berdasarkan hasil observasi disalah satu SMP di kota Merauke diketahui bahwa hasil
ulangan harian fisika masih rendah atau di bawah rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM =
68). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa yang kurang. Proses
pembelajaran di sekolah masih menerapkan model konvensional yaitu, model pembelajaran tutor
sebaya dan ceramah sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Selain itu, kurangnya
pemahaman kosep pada siswa disebabkan karena minimnya media-media interaktif yang
berpengaruh pada kemampuan pemahaman konsep siswa (Permana, Widiyatmoko, & Taufiq,
2016; Suniati, Sadia, & Suhandana, 2013). Model pembelajaran inovatif yang diyakini dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa salah satunya ialah model pembelajaran
praktikum dengan menggunakan Laboratorium Virtual berbasis PhET.

Menurut Nirwana mengemukakan ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan


menggunakan Virtual laboratory selain dapat meningkatkan pemahaman konsep pada siswa
yaitu Mengurangi keterbatasan waktu, dimana jika tidak ada cukup waktu untuk mengajari
seluruh peserta didik di dalam laboratorium hingga mereka paham, Mengurangi hambatan
geografis, dimana jika terdapat siswa yang berlokasi jauh dari pusat pembelajaran, Ekonomis,
dimana tidak membutuhkan bangunan laboratorium, alat-alat dan bahan-bahan seperti pada
laboratorium konvensional, Ekonomis, dimana tidak membutuhkan bangunan laboratorium, alat-
alat dan bahan-bahan seperti pada laboratorium konvensional, Meningkatkan efektivitas
pembelajaran, karena siswa akan semakin lama menghabiskan waktunya dalam Virtual
laboratory tersebut berulang-ulang. Dan Meningkatkan keamanan dan keselamatan, karena tidak
berinteraksi dengan alat dan bahan yang nyata.

PhET (Physics Education Technology) merupakan sebuah situs yang menyediakan simulasi
pembelajaran fisika yang dapat didownload secara gratis untuk kepentingan pengajaran di kelas
atau dapat digunakan untuk kepentingan belajar individu. Menurut Rochman dan Madlazim,
simulasi interaktif PhET Colorado merupakan media simulasi interaktif yang menyenangkan dan
berbasis penemuan (research based) yang berupa software dan dapat digunakan untuk
memperjelas konsep-konsep fisis atau fenomena yang akan diterangkan merupakan ciptaan dari
komunitas sains melalui PhET Project di University of Colorado, USA. PhET Simulations itu
sendiri adalah salah satu media komputasi yang menyediakan animasi baik fisika, biologi,
maupun sains lain yang dijadikan dalam bentuk blog.

Menurut Purwanto et al, di dalam media PhET simulations terdapat sub-file yang dapat
dipilih sendiri dan animasi apa yang ingin ditampilkan. Dalam media ini dapat menampilkan
suatu materi yang bersifat abstrak dan dapat dijelaskan dengan gamblang oleh media ini
sehingga siswa dengan mudah memahami materi tersebut. Selanjutnya Wuryaningsih dan
Suharno berpendapat bahwa: simulasi-simulasi PhET merupakan gambar bergerak atau animasi
interaktif yang dibuat layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan melakukan
eksplorasi. Simulasi-simulasi tersebut menekankan korespondensi antara fenomena nyata dan
simulasi komputer kemudian menyajikannya dalam model-model konseptual fisis yang mudah
dimengerti siswa. Untuk membantu siswa memahami konsep visual, simulasi PhET
menganimasikan besaranbesaran fisika dengan menggunakan gambar dan kontrol intuitif seperti
klik dan tarik pada mouse, penggaris dan tombol. Simulasi juga menyediakan instrumen
pengukuran seperti penggaris, stopwatch, voltmeter dan termometer untuk mendorong adanya
eksplorasi kuantitatif.

Simulasi PhET juga mampu menghubungkan gagasan yang dimiliki siswa dengan
kehidupan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan fenomena sains
dalam simulasi PhET untuk memahami dunia nyata. Hariyanto berpendapat bahwa: siswa yang
belajar menggunakan PhET mengumpulkan data (data collection) lebih lengkap dan mendekati
konsep fisika karena simulasi PhET dibuat dengan mengabaikan hal-hal yang mempengaruhi
hasil pengamatan sehingga siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan secara mandiri dan
benar. Sedangkan siswa yang belajar menggunakan peralatan laboratorium akan kesulitan dalam
pengumpulan data karena tergantung pada kondisi dan tingkat ketelitian alat sehingga data yang
diperoleh memerlukan analisis yang lebih mendalam agar mendekati konsep yang ada.

Proses pembelajaran pada kelas praktikum selain belajar dengan dengan bimbingan guru,
juga dibantu oleh tayangan simulasi PhET. Siswa tidak hanya belajar melalui kegiatan praktikum
saja, tetapi dapat membuktikan hasil praktikum berdasarkan tayangan simulasi PhET. Dengan
demikian, penguasaan pemahaman konsep siswa menjadi lebih tinggi terhadap materi yang
sedang dipelajari. Hal ini didukung Krisdiana & Supardi (2015) bahwa PhET adalah media
simulasi interaktif yang mengajak siswa belajar melalui simulasi interaktif berbasis penemuan
untuk memperjelas konsep-konsep fisis. Oleh karena itu, siswa yang belajar dengan media
simulasi PhET mampu menguatkan konsep fisika siswa (Fathul & Mulyaningsih, 2014;
Khaerunnisak, 2018; Widyaningsih & Yusuf, 2018).

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan, maka identifikasi masalah yang didapatkan
sebagai berikut :
1. Kurangnya fasilitas Laboratorium yang ada pada sekolah membuat siswa kurang
dalam memahami konsep pembelajaran fisika.
2. Rendahnya penguasaan konsep membuat siswa kurang aktif dan kurang mandiri

C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pemahaman konsep siswa pada materi gaya dan
gerak

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan orientasi diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dipaparkan
sebagai berikut :
1. Apakah media simulasi PhET dalam pembelajaran Fisika memberi manfaat untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi gaya dan gerak fisika di SMP
khususnya daerah Merauke.
2. Apakah media simulasi PhET dsalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan
keaktifan dan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah
3. Berapa persen manfaat dari model pembelajaran dengan menggunakan simulasi
PhET dalam Pembelajaran Fisika tingkat SMP di Merauke

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini dapat diformulasikan sebagai
berikut :
1. Mengetahui media simulasi PhET dalam pembelajaran Fisika memberi manfaat
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi fisika di tingkat SMP
2. Mengetahui media simulasi PhET dalam pembelajaran Fisika meningkatkan sikap
aktif dan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah
3. Dapat mengetahui besar manfaat model pembelajaran dengan simulasi PhET dalam
pembelajaran Fisika untuk meningkatkan pemahaman siswa.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian dan pemaparan tersebut berikut beberapa manfaat penelitian ini :
1. Penelitian ini dapat mengetahui pemanfaatan dari pembelajaran fisika menggunakan
simulasi PhET
2. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa karena memberikan suatu pengalaman
dengan praktikum menggunakan simulasi PhET
3. Untuk pihak sekolah atau guru mata pelajaran hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk mengetahui pemahaman siswa dari manfaat yang diperoleh dari pembelajaran
Fisika menggunakan simulasi PhET
4. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menggunakan pembelajaran
dengan simulasi PhET pada Pembelajaran Tingkat SMP di Merauke

G. Hipotesis Penelitian

Dari permasalahan yang telah penulis paparkan, maka yang menjadi hipotesis dalam
penilaian ini adalah :
Hº : Hasil belajar peserta didik yang tidak diajarkan dengan menggunakan PhET simulation
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Fisika di SMP
tersebut
Hᵃ :Hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan PhET simulation
berpengaruh terhadap hasi belajar peserta didik pada materi Fisika di SMP tersebut.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian PhET
Phiysics Education Technology (PhET) Simulation merupakan sebuah aplikasi yang berisi
sebagai simulasi yang berguna untuk mengajar pembelajaran fisika yang di kembangkan oleh
Universitas Colorado. Simulasi phet menggunakan gambar bergerak (animasi), bersifat interaktif
dan dibuat layaknya permainan dimana peserta didik dapat belajar dengan berekslorasi. Simulasi
ini menekankan pada hubungan antara fenomena dalam kehidupan nyata dan ilmu yang
mendasarinya, serta berusaha untuk membuat model-model konseptual fisis yang mudah
dimengerti oleh peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat pembelajran yang bersifat
interaktif layaknya permainan dimana psesrta didik dapat belajar dengan menyenangkan.
Simulasi ini free dan dapat di download di http://phet.colorado.eduuntuk di install secara
offline. Sofware PhET dapat diinstal dalam Platform Windows, Linux dan Mac OS, selain itu
dapat juga digunakan secara online dengan menjalankan simulasinya secara langsung. Simulasi
ini juga sangat menarik dan mudah dijalankan sehingga mempermudah pemahaman peserta
didik.
Berikut ini adalah contoh tampilan depan website PhET.

Sumber. Homepage Website PhET


Kelebihan dan Kekurangan PhET Simulation
PhET Simulation memiliki kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran :
a. Kelebihan PhET Simulation
1. Simulasi interaktif PhET sangat menarik sekali karena sangat asik. Selain
online langsung, simulasi interaktif PhET juga dapat digunaka secara offline
di kelas atau di rumah.
b. Kekurangan PhET Simulation
1. Akses untuk melakukan kegiatan pembelajaran visual bergantung pada
jumlah fasilitas komputer yang disediakan sekolah.
2. Keterbatasan pengetahuan mengenai tata cara pelaksanaan yang berbasis
simulasi, karena kebanyakan penyedia layanan menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar
3. Keterbatasan Laptop/Gadget pada sekolah tersebut.
Selanjutnya langkah-langkah penggunaan media PhET Simulation dalam kegiatan belajar
mengajar adalah:
1. Guru memberikan arahan mengenai penggunaan media PhET sebelum kegiatan simulasi
dimulai.
2. peserta didik dibagi kedalam kelompok kecil
3. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan memandu siswa untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan LKPD tersebut denganmenggunakan Software PhET.
4. Siswa diminta untuk melakukan simulasi mandiri dengan mengubahubah variabel yang
terdapat dalam simulasi PhET sehingga mereka memahami konsep yang sedang mereka
pelajari.
5. Guru meminta siswa mempresentasi hasil simulasi Phet di depan kelas.
6. Guru memberikan penguatan terhadap konsep yang sedang mereka pelajari dan
mengoreksi informasi yang salah selama kegiatan belajarmengajar berlangsung.

B. Hasil Belajar Menggunakan PhET

Proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan dikarenakan banyak faktor
yang yang berpengaruh, salah satunya adalah di pengaruhi oleh media. dapat diartikan
bahwa media merupakan media sarana yang memberikan pesan kepada peserta didik untuk
menghubungkan informasi dari pendidik kepada peserta didik. Lebih lanjut di sampaikan
bahwa media dalam bentuk presentasi meliputsi: tulisan, gambar suara, animasi dan video.
Dengan demikian penggunaan media berkontribusi positif terhadap proses pembelajaran dan
hasil pembelajaran khususnya hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar adalah presentasi yang di capai peserta didik dalam bidang studi tentu
dengan menggunakan tes standar sebangai alat pengukur keberhasilan belajar seseorang.
Hasil belajar pada dasarnya di capai oleh peserta didik telah mengikuti belajar, dimana hasil
tersebut gambaran penguasaan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik yang berwujud
skor dari tes yang digunakan sebagai pengkur keberhasilan.
Hasil belajar juga merupakan indikator tingkat keberhasilan peserta didik dalam
menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan sebelumnya oleh pendidik. Banyak faktor
yang mempengaruhi hasil belajar seorang peserta didik diantaranya adalah faktor yang
berasal dari dalam peserta didik itu sendri atau (faktor internal) dan faktor yang berasal dari
luar (faktor eksternal).
Penggunaan media PhET Simulation dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang telah dilakukan oleh Muhammat Erwin Dasa
Yuafi pada tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran langsung yang menggunakan media
pembelajaran Phet Simulation terhadap hasil belajar siswa kelas X TITL pada standar
kompetensi mengaplikasikan rangkaian listrik di SMKN 7 Surabaya. Rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen adalah 87,58 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 79,17, dan juga siswa
memberikan respon yang positif terhadap media tersebut.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Amir Hamzah yang berjudul Penerapan
Pembelajaran kimia mengggunakan media Power Point dan PhET Simulations pada pokok
bahasan larutan asam basa kelas XI IPA MAN 1 Model Kota Bengkulu.13 Dengan hasil
nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol sehingga dapat dinyatakan
bahwa media PhET Simulations berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan, bahwa penggunaan media
PhET Simulations ini dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi atau
meningkatkan hasil belajar, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

C. Materi Gerak dan Gaya

a. Gerak
Pernahkah kamu berpikir mengapa benda dapat bergerak? Apa yang menyebabkan
benda dapat bergerak? Gerak seperti yang dilakukan oleh benda saat memperoleh gay?
Apakah lingkungan sekitar benda akan mempengaruhi gerak benda?agar kamu dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,ayo kita mempelajari materi tentang gerak berikut
ini dengan penuh semangat. Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karenakita
telah diberikan tangan dan kaki, sehingga kita dapat dengan mudah mengambil
barangbarang yang kita butuhkan atau bergerak menuju suatu tempat yang kita inginkan.
Ketika kita bergerak menuju suatu tempat, tentu kita akan melintasi suatu lintasan dengan
kecepatan tertentu dan memerlukan waktu tertentu pula Pernahkah kamu berpikir bagaimana
hubungan anatara ketiganya? Pernahkan kamu berpikir bagaimana kaki dan tangan, maupun
organ tubuhmu yang lain dapat bergerak? Agar mengetahuinya,ayo pelajari bab ini dengan
penih antusias!
Tahukan kamu bagaimana suatu benda dikatakan bergerak? Benda dapat dikatakan
bergerak apabila mengalami perubahan posisi dari suatu titik acuan. Benda yang bergerak
akan melaui suatu lintasan yang lurus,melingkar atau parabola, ataupun tidak beratura.
Namun, pada bagian ini kita akan mempelajari bagaiman gerak benda pada lintasan yang
lurus. Benda yang bergerak pada lintasan yang lurus, melibatkan waktu, jarak, dan
kecepatan.
 Gerak Lurus
Setiap hari kamu berangkat dari rumah ke sekolah kemudian kembali lagi ke rumah.
Misalnya, jika di ukur jarak rumah ke sekolah 2 km, maka jarak tempuh yang kamu lakukan
setiap hari adalah 4 km. Namun perpindahan yang kamu lakukan bernilai nol km. Mengapa
demikian? Adanya perbedaan maka antara jarak dan perpindahan. Jarak merupakan panjang
lintasan yang ditempuh, sedangkan perpindahan merupakan jumlah lintasan yang ditempuh
dengan perhitungan posisi awal dan akhir benda, atau dengan kata lain perpindahan
merupakan jarak lurus resultan dari posisi awal sampai posisi akhir.
Sekarang pikirkan perjalanan saaat kamu pergi ke rumah sekolah. Apakah kendaraan
yang kamu tumpangi menuju dengan kecepatan tetap? Bagaimana kamu mengkur besar
kecepatan kendaraan yang kamu tumpangi? Pada tersebut tampak seorang atlet yang
bergerak lurus beraturan mampu menempuh jarak 30 meter dalam waktu 6 sekon. Dengan
kata lain atlet tersebut mampu menempuh jarak 5 meter setiap sekonnya. Kemampuan altet
dalam menempuh jarak (s) tentukan setiap sekonnya (t) disebut sebagai kelajuan atau secara
matematis dapat ditulis:

s
v= t

Percepatan benda tidak hanya berlaku pada kendaraan yang sedang bergerak secara
horizonta, tetapi juga pada benda yang bergerak secara vertika. Semua benda yang ada di
permukaan bumi mengalami gaya gravitasi bumi Gaya geavitasi yang dimaksud adalah gaya
tarik benda oleh bumi sehingga benda mengalami percepatan konstan yaitu sebesar 9,8 m/s2
(percepatan gravitasi). Untuk memudahkan dalam perhitungan, percepatan gravitasi bumi
dibulatkan menjadi 10 m/s2 .
b. Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan.gaya yang mengubah bentuk, arah, dan kecepatan
benda. Misalnya pada plastisin, kamu dapat melempar plastisin, menghentikan lemparan
(menangkap) plastisin, atau bahkan mengubah bentuk plastisin dengan memberi gaya.
Tahukah kamu, gaya apakah yang diberikan pada plastisin tersebut? Ada berapa jenis gaya
yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya dapat dibedakan menjasdi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya sentuh
contohnya adalah gaya otot dan gaya gesek. Gaya otot adalah gaya yang ditimbulkan oleh
koordinasi otot dengan rangka tubuh. Misalnya, seorang hendak memanah dengan menarik
mata panah ke arah belakang. Gaya gesek adalah gaya yang diakibatkan oleh adanya dua
buah benda yang saling bergesekan. Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan pada benda. Contohnya adalah gaya gesekan antar meja dengan lantai.
Meja yang didorong ke depan akan bergerak ke depan., namun pada waktu yang
bersamaan meja juga akan mengalami gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan arah
gerak meja Gaya tak sentuh adalah gaya yang tidak menbutuhkan sentuhan langsung dengan
benda yang dikenai. Contohnya seperti saat kita mendekatkan ujung magnet batang dengan
sebuah paku besi. Seketika paku besi akan tertarik dan menempel pada magnet batang Hal
tersebut di sebabkan oleh adanya pengaruh gaya magnet yang ditimbulkan magnet batang.
Selain gaya magnet gaya gravitasi pada orang yang sedang terjun payung juga merupakan
contoh gaya tak sentuh. Untuk lebih lanjut tentang gaya dan anteraksinya terdapat gerak
benda akan dibahas pada pembahasan tentang Hukum Newton tentang gerak.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang menghasilkan data berupa angka-angka
dari hasil tes. Sedangkan metode penelitiannya adalah metode eksperimen. Menurut Arikunto
penelitian eksperimen adalah ”suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
sesuatu yang dikenalkan pada subjek selidik”
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini Quasi Eksperimental Design
dengan jenis Non eqivalent Control Group Pretes-Postest Design. Penelitian ini melibatkan dua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
diajarkan menggunakan PhET Simulation. Dalam kelas tersebut guru memberikan materi yang
dipaparkan melaui PhET Simulation yang berkaitan dengan materi Gaya dan gerak, sedangkan
kelas kontrol pendidik hanya menjelaskan materi dengan model konvensional tampa
menggunakan PhET Simulation. Dalam kelas tersebut guru akan memberikan materi berpa
LKPD (Lembar kerja peserta didik ) yang berkaitan dengan materi Gaya dan gerak.

Grup Pre-Test Treatmen Post-Test


Eksperimen O1 X O3
Kontrol O2 - O4
Keterangan :
X = Perlakuan kelas eksperimen
O1 dan O3 = skor Pre-tes dan Post-test
O2 dan O4 = skor Pre-test dan Post-test

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dengan mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis
menetapkan lokasi penelitian yang berlokasi di SMP N 3 Merauke Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini disebabkan karena penulis mengetahui kondisi sekolah, jarak sekolah, siswa dan
guru, sehingga dapat memperlancar proses penelitian, waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal
(yang ditentukan).

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian di tarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas VIII SMP.
b. Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Menurut Margono “Sampel adalah
sebagian bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu” Menurut Sugiyono “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII3 dengan jumlah peserta didik 20 orang, sebagai
kelas kontrol dan kelas VII2 dengan jumlah peserta didik 20 orang sebagai kelas
Eksperimen. Sampel tersebut dipilih karena pertimbangan dari pendidik mata pelajaran yang
bahwa kelas tersebut dianggap memiliki kemampuan yang sama.

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur varibel
penelititian.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui/mengukur sesuatu
dengan cara-cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Instrumen yang digunakan berupa
soal-soal yang diberikan dalam bentuk pre-test dan posttest. Tujuan dilakukan pre-test adalah
untuk mengetahui kemampuan awal dari peserta didik sedangkan post-test dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan kemampuan peserta didik setelah dilakukan
proses pembelajaran. Soal tes yang diberikan sebanyak 20 butir soal dengan alokasi waktu
pengerjaan 30 menit. Tes ini dikerjakan secara individu.
2. Angket Respon Peserta didik
Angket sering juga disebut kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menggunakan pertanyaan tertulis dan jawaban yang diberikan juga bentuk tertulis yaitu
dalam bentuk isian atau simbol/tanda. Menurut Arikunto “kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket dapat berbentuk pertanyaan-
pernyataan dan rangcangan. Pertanyaan atau pernyataan dibuat sekaligus dengan pilihan (opsi)
jawabannya. Jenis angket berbentuk pernyataan sebagai jenis pertanyaan yang akan digunakan
untuk dibagikan kepada peserta didik. Angket ini digunakan untuk mengukur respon dan
tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang digunakan.
E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah evaluasi dari hasil belajar peserta didik
dan respon peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika pada materi Gaya dan gerak.
Sebelumnya proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan phet simulation dan
pembelajarannya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, maka teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Tes
Tes diberikan sebelum dan setelah kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran
Gaya dan gerak dengan menggunakan Phet simulation. Data tes yang diberikan berupa rata-rata
n-gain skor pre-test dan post-test kemampuan hasil belajar peserta didik. Tes yang dibuat
berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan soal
yang terdiri dari 20 soal, 10 soal pilihan ganda untuk pre-test dan 10 soal pilihan ganda untuk
posttest. Tes yang digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik terhadap materi gaya dan
gerak. Soal yang dibuat berdasarkan indikator hasil belajar dan berkaitan dengan media Phet
simulation yang berisi materi gaya dan gerak.
2. Angket Respon Peserta Didik
Angket dalam penelitian ini berupa lembar pernyataan respon peserta didik yang
terdiri dari 10 item pernyataan dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,
dan sangat setuju. Angket dijawab dengan membubuhkan tanda check list pada kolom yang
telah disediakan. Angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Phet simulaion.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasi data dengan tujuan
untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna arti
yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis. Analisis ini berguna untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dan untuk mengetahui apakah ada peningkatan
terhadap hasil belajar peserta didik dan respon peserta didik pada materi Gaya dan gerak
melalui phet simulation. Adapun teknik analisis data hasil belajar dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tes Hasil Belajar
a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh merupakan sebaran
secara normal atau tidak, untuk menguji normalitas data digunakan uji Chi Kuadrat (X2),
dengan menggunakan rumus:
k
( Oi−Ei ) 2
X =∑ ¿ 1
2

i Ei

Keterangan :

X2 = Statistik chi kuadrat

Oi= Frekuensi pengamatan

Ei = Frekuensi yang diharapkan

K = banyak data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :

1. Rentang (R) adalah data terbesar-data terkecil


2. Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Rentang
3. Panjang kelas interval (P)=
Banyak Kelas
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, untuk itu bisa diambil sama dengan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus
kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.
5. Menentukan nilai rata-rata (𝑥̅), Varians (s 2 ) dan simpangan baku (s) untuk data yang
telah disisin dalam daftar distribusi frekuensi, nilai ratarata (𝑥̅) dihitung dengan
mengguanakn rumus :
−¿¿

¿
∑ fixi
X ∑ fi
Keterangan :
x = nilai rata-rata
fi = frekuensi kelas interval data
xi = nilai tengah atau tanda kelas interval
mencari simpangan baku
S= √ S 2
Keterangan :
S = Simpangan baku
S2 = Varian
DAFTAR PUSTAKA

Habibbulloh, M., Jatmiko, B., & Widodo, W. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran
model guided discovery berbasis lab virtual untuk mereduksi miskonsepsi siswa smk topik efek
fotolistrik. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya, 7(1), 27–43.

Khaerunnisak, K. (2018). Peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa melalui
simulasi physic education technology (PhET). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(2), 7–12

Rahayu, S., & Erman, E. (2017). Penerapan pendekatan saintifik dengan media simulasi PhET pada
materi gelombang untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains,
5(3), 253–256.

Aja Saleha, 2019.Pengaruh PheT Simulation terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP ,
124.

Anda mungkin juga menyukai