Anda di halaman 1dari 12

Semi Konduktor

Desy Kumala Sari, S.Pd., M.Pd.


Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah
energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi bahan
isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan
elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan
tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan suhu dan
sebagainya).
 Elektron Valensi

1 Si

7
Si Si Si
4

Semi Konduktor Si

Ikatan Kovalen

2
Bahan
Semikonduktor
Trivalent: Logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah

Tetravalent: Logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah


elektron terluar 4 buah

Pentavalent: Logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah


elektron terluar 5 buah
Pita Energi

E  Si

 Ge
Pita Konduksi
𝜺𝒄
   
Jika sebuah bahan memiliki
𝜺𝒈
  Pita Terlarang merupakan bahan Isolator
𝜺𝒗
 
Pita Valensi  
Jika sebuah bahan memiliki
 
f()
maka masuk kategori konduktor

Fungsi Distribusi Fermi-Dirac


4
Energi Fermi:


𝟏
𝒇  𝑭𝑫 = 𝒇 ( 𝜺 )= 𝜺 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
…….(1) Tingkat energi tertinggi yang ditempati elektron pada
𝒆( +𝟏
suhu T= 0K (Keadaan Dasar)

E E elektron (-)

𝜺𝒄
  -
Bagaimana peluang
𝜺𝒗
  elektron/hole berada
- - - - - - - - - - - pada pita valensi /
 
f() pita konduksi?
T= 0K T = Suhu Kamar
Hole (+)

5
  𝟏 𝟏
( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻
+ (𝜺 𝒗 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻 …….(5)
=𝟏
𝒆 +𝟏 𝒆 +𝟏
  𝟏 𝟏
𝟏 ( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻
=𝟏 − ( 𝜺 𝒗 −𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
 𝒇 ( 𝜺 ) = …….(2) 𝒆 +𝟏 𝒆 +𝟏
( 𝜺 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
𝒆 +𝟏
Samakan penyebutnya, menjadi:
Misalkan disebut bahwa peluang elektron berada di pita 𝜺 𝒗 −𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
  𝟏 𝒆( +𝟏 − 𝟏
konduksi adalah: =
( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻 (𝜺 𝒗 −𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
𝒆 +𝟏 𝒆 +𝟏
 𝒇 𝟏
𝒆 ( 𝜺 𝒄 )= ( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻 …….(3)   𝟏 𝒆(
𝜺 𝒗 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
𝒆 +𝟏 = …….(6)
( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻 ( 𝜺 𝒗 −𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻
𝒆 +𝟏 𝒆 +𝟏
 𝒇 𝟏
𝒉 ( 𝜺𝒗 ) = ( 𝜺 𝒗 − 𝜺 𝑭 ) / 𝑲𝑻 …….(4) Persamaan (6) di kali silang, menjadi:
𝒆 +𝟏
+  

( 𝜺 𝒄 − 𝜺 𝑭 +𝜺𝒗 − 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻
   
𝟏= [𝒆 ]
 
𝟏= [ 𝒆( 𝜺 − 𝜺 − 𝟐 𝜺 ) / 𝑲𝑻 ]
𝒄 𝒗 𝑭

𝜺 𝒈 − 𝟐 𝜺 𝑭 )/ 𝑲𝑻
 
𝟏= [ 𝒆( ] …….(7)
6
Persamaan (7) di logaritma naturalkan menjadi:

(𝜀 𝑔 −2 𝜀 𝐹 ) / 𝐾𝑇
ln ( 1 )= ln [ 𝑒
 
] E

 0 = ( 𝜀 𝑔 − 2 𝜀 𝐹 ) / 𝐾𝑇
 𝜀 𝑔 − 2 𝜀 𝐹 =0 𝜺𝒄
 
  𝟏 𝜺𝒈
   
𝜺 𝑭 = 𝜺 𝒈…….(8) 𝜺𝒗
 
𝟐
 
f()

7
Berdasarkan mekanisme terbentuknya gejala
semikonduktivitas, semikonduktor terdiri atas:

Semi Konduktor Intrinsik:


Terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen sempurna seperti Si, Ge, C dan
sebagainya.

Semi Konduktor Ekstrinsik:


Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai penghasil elektron
konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N ( Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P
(Silikon + Boron, Galium atau Indium)

8
Semikonduktor Tipe-
n
Elektron Bebas Bahan silikon diberi doping phosphorus atau
+4 arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal
dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi.
Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini
(impurity semiconductor) akan memiliki
+4 +5 +4 kelebihan elektron. Kelebihan elektron
membentuk semikonduktor tipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang
siap melepaskan elektron.
+4

9
Semikonduktor Tipe-
p
Hole Jika Silikon diberi doping Boron, Gallium atau
+4 Indium, maka akan didapat semikonduktor tipe-
p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan
dopingnya adalah bahan trivalen yaitu unsur
dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita
+4 +3 +4
valensi. Karena ion silicon memiliki 4 elektron,
dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong
(hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor
+4
yang siap menerima elektron. Dengan demikian,
kekurangan electron menyebabkan
semikonduktor ini menjadi tipe-p..

10
Keberadaan elektron dan hole pada semikonduktor akan mempengaruhi
karakteristik listrik pada bahan tersebut. Ada dua jenis arus listrik yang terjadi
pada semikonduktor yaitu arus hanyut (drift) dan arus difusi.

Arus Hanyut (Drift):


Ketika semikonduktor diberi medan listrik E, maka partikel-partikel bermuatan
dalam semikonduktor tersebut akan bergerak (hanyut) dengan laju yang
berbanding lurus dengan medan listriknya.

Arus difusi:
terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi muatan pembawa. Arus difusi
akan mengalir dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki
konsentrasi rendah

11
Thanks!
Any questions?
desykumala0@gmail.com

12

Anda mungkin juga menyukai