Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PERENCANAAN PRAKTIKUM

Kegiatan praktikum fisika perlu dipersiapkan dan direncanakan secara matang. Guru
membutuhkan kompetensi dan krativitas khusus dalam mempersiapkan dan
merencanakan kegiatan praktikum. Peserta didik perlu memahami cara merangkai
peralatan dan menggunakan peralatan yang digunakan dalam praktikum. Aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam membuat rancangan eksperimen yakni dengan memahami
maksud dan tujuan dari pelaksanaan eksperimen fisika.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini, diharapkan pembaca mampu mengenal keterampilan
proses yang dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum fisika, serta mampu
mempersiapkan eksperimen fisika, menyusun panduan praktikum serta menyusun
laporan praktikum.

A. Keterampilan Proses
Kegiatan pembelajaran dalam bidang ilmu pengetahuan alam membutuhkan suatu
kemampuan ilmiah yang diperoleh melalui kegiatan penyelidikan ilmiah baik di
laboratorium maupun di lingkungan1. Aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat di
kembangkan melalui kegiatan praktikum di laboratorium. Pengembangan ketiga aspek
tersbut yakni:
1. Kognitif seperti, kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah,
menganalisis dan mensintesis.
2. Afektif seperti, rasa ingin tahu, keberanian mengambil resiko, percaya diri,
kemandirian, kepuasan, dan tanggung jawab.
3. Psikomotorik meliputi, keterampilan memanipulasi, mengamati, menyelidiki,
mengorganisasikan, dan mengkomunikasikan.

Melalui kegiatan praktikum peserta didik diberikan kesempatan untuk


menemukan suatu fakta secara mandiri. Kegiatan praktikum ini menekanakan pada
kegiatan peserta didik seperti menemukan data, serta menemukan hubungan antar
1
Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Demonstrasi dan eksperimen fisika. Jakarta: Bumi Aksara.
variabel. Selain mengembangkan kegiatan peserta didik secara mandiri, kegiatan
praktikum juga dapat melatih keterampilan proses sains peserta didik yang sangat
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah fisika secara kontekstual.

Aspek keterampilan proses sains didefinisikan berbeda-beda sesuai dengan sudut


pandangnya. Contant, Tweed, Bass, & Carin (2017) mengklasifikasikan aspek
keterampilan proses sains 2 menjadi

1. Observing/mengamati merupakan kegiatan mengumpulkan informasi dengan


melibatkan indra ataupun instrumen yang dapat memperluas indra. Instrumen
yang dimaksud dapat berupa teropong, mikroskop, kaca pembesar / lup, dan
lain sebagainya. Kegiatan mengamati ini dapat berupa memperhatikan es batu
yang mencari saat berubah bentuk dari padat ke cair, merasakan suhu air untuk
menentukan panas atau dinginnya, dan lain sebagainya.
2. Measuring/mengukur merupakan kegiatan mengkuantifikasi suatu variabel
dengan menggunakan instrumen dan besaran berstandar maupun yang tidak
berstandar. Mengukur dalam bidang fisika dapat dengan menggunakan alat
ukur. Misalnya mengukur panjang sebuah meja maka digunakan alat ukur yang
sesuai standar yakni meteran, atau menggunakan alat ukur yang belum
berstandar seperti depa. Contoh lain seperti, menggunakan neraca untuk
mencari massa es batu, menggunakan termometer untuk memantau suhu es
batu saat mencair, dan lain sebagainya.
3. Inferring/menyimpulkan merupakan kegiatan menarik kesimpulan awal yang
bersifat tentatif (belum pasti) terkait suatu objek, organisme, maupun peristiwa
pengamatan dan pengetahuan sebelumnya. Misalnya, ketika handuk basah
dibiarkan semalaman dan ternyata di pagi hari telah kering, hal ini dapat
disimpulkan bahwa air pada handuk menguap dan masuk ke udara.
4. Classifying/mengelompokkan merupakan kegiatan mengkasifikasi objek atau
organisme menurut satu atau lebih sifat umum. Contoh kegiatan
mengkalsifikasin ini yakni, es batu di klasifikasikan sebagai benda padat, air
dikalsifikasikan sebagai benda cari, dan uap air di klasifikasikan sebagai gas.
Pengklasifikasian ini di lakukan berdasarkan sifat umum benda tersebut.

2
Contant, T.L., Tweed, A.L., Bass, J.E., & Carin, A.A. (2017). Teaching Science Through Inquiry-Based
Instruction. USA: Pearson
5. Questioning/mengajukan pertanyaan, merupakan kegiatan mengajukan
pertanyaan yang hanya dapat dijawab setelah melakukan penyelidikan ilmiah.
Bentuk pertanyaan yang dimaksud dapat di selidiki seperti: pada suhu berapa
air membeku? Atau bagaimana ukuran es batu mempengaruhi waktu mencair
es tersebut?
6. Communicating/ mengkomunikasikan, kegiatan mempresentasikan hasil
pengamatan, pengukuran, kesimpulan awal, eksperimen, kesimpulan akhir, dan
lain sebagainya. Contohnya, menggambar, menulis dan memberikan laporan
lisan terkait pencairan es batu. Menggunakan tabel data atau grafik untuk
menyajikan informasi tentang perubahan suhu dalam segelas air es dari waktu
ke waktu.
7. Analyzing data/ menganalisis data, merupakan kegiatan memahami data sesuai
dengan pola yang terbentuk serta menggunakan statistik tertentu. Contoh
kegiatan analisis data yakni dengan menggunakan grafik garis suhu dari waktu
ke waktu untuk membandingkan laju pendinginan air ketika jumlah es yang
berbeda ditambahkan. Selain itu juga dapat menentukan waktu rata-rata es batu
mencair jika suhu ruangan 21oC.
8. Prediciting/memprediksi, merupakan kegiatan memprediksi kemungkinan
berdasarkan pola yang terbentuk dalam data yang diperoleh. Cotohnya,
berdasarkan data yang diperoleh, dapat diprediksikan bahwa suhu air di dalam
gelas akan turun menjadi 10oC dalam waktu 30 menit.
9. Hypothesizing/mengajukan hipotesis, merupakan kegiatan mengajukan suatu
pertanyaan yang bertujuan untuk memandu penyelidikan. Contoh hipotesis
yakni, semakin besar jumlah air dalam gelas, maka semakin kecil perubahan
suhu yang terjadi ketika es batu ditambahkan.
10. Experimenting/ melakukan eksperimen, merupakan kegiatan penyelidikan
dengan memanipulasi satu variabel pada satu waktu dengan tujuan untuk
mengamati efek dari respon suatu variabel dengan mengasumsikan bahwa
variabel lainnya konstan. Contohnya, tentukan pengaruh julah air dalam gelas
terhadap perubahan suhu air ketika es ditambahkan, variasikan jumlah awal air
dalam gelas, mengukur suhu air setiap waktu, serta menjaga agar suhu udara
awal, jumlah, dan ukuran es batu yang ditambahkan, dan waktu untuk
mengukur suhu air tetap sama.

Chiapetta & Koballa (2010) mengkalsifikasikan keterampilan proses sains


menjadi, keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi.
Keterampilan proses sains dasar 3 terdiri dari:

1. Observing/mengamati merupakan kegiatan mengenali objek dan situasi


menggunakan panca indra.
2. Classifying/mengelompokkan merupakan kegiatan menghubungkan objek dan
kejadian berdasarkan sifatnya (termasuk mengelompokkan tempat, benda, ide,
atau peristiwa ke dalam sebuah kategori berdasarkan persamaannya).
3. Space/time relations/menggunakan hubungan ruang/waktu menggambarkan
dan memanipulasi objek kejadian, terkait bentuk, waktu, jarak dan kecepatan.
4. Using numbers/menggunakan angka, merupakan menggunakan hubungan
kuantitatif, seperti notasi sains, angka signifikan, dan perbandingan.
5. Measuring/mengukur, menampilkan ukuran sebuah objek dalam bentuk
kuantitatif, seperti meter, liter dan gram.
6. Inferring/menyimpulkan, memberikan penjelasan tentang objek atau peristiwa
tertentu.
7. Predicting/meramalkan, meramalkan kejadian yang akan terjadi berdasarkan
observasi yang telah dilakukan.

Aspek keterampilan proses sains terintegrasi menurut Chiapeta & Koballa terdiri
dari 6 (enam) aspek, yakni:

1. Defining operationally (menyusun definisi operasional), kegiatan membuat


pertanyaan dengan menyajikan deskripsi konkrit sebuah objek atau peristiwa
dengan menjelaskan hal yang perlu untuk dilakukan atau diobservasi.
2. Formulating models (menyusun model), membuat gambar atau formula
matematika untuk membantu menjelaskan suatu ide.

3
Chiapetta, E.L. & Koballa, T.R. (2010). Science Instruction In The Middle and Secondary School. Boston:
Allyn & Bacon
3. Controlling variable (mengontrol variabel), memanipulasi dan mengontrol hal
yang berhubungan dengan suatu keadaan/peristiwa untuk menentukan suatu
penyebab.
4. Interpreting data (menafsirkan data), menjelaskan, menginferensi, atau
membuat hipotesis dari data yang telah dibuat dalam bentuk grafik dan tabel.
5. Hypothesizing (menyusun hipotesis), menyatakan generalisasi sementara dari
observasi atau inferensi yang mungkin digunakan untuk menjelaskan sesuatu
tetapi harus segera dibuktikan dengan percobaan.
6. Experimenting (melakukan percobaan), menguji hipotesis melalui manipulasi
terhadap variabel bebas dan mengamati efeknya terhadap variabel bebas dan
menyajikan hasilnya dalam sebuah laporan 4.

Aspek keterampilan proses sains terintegrasi juga dijabarkan oleh Rezba, Sprague,
McDonnough, & Matkins (2007)5.

1. Identifying variable, mengidentifikasi variabel independen, dependen maupun


kontrol.
2. Constructing hypotheses, penyusunan prediksi berdasarkan bukti dari
penelitian terdahulu maupun hasil pengamatan yang dilakukan.
3. Tabulating and graphing data, pengolahan data dan visualisasi data menjadi
bentuk yang mudah dipahami.
4. Defining variables, penetapan dan pemberian perlakuan pada variabel
penelitian.
5. Design investigations, perancangan sebuah penyelidikan.
6. Experimenting, percobaan dilakukan untuk memperoleh data.

B. Persiapan Praktikum Fisika

Kegiatan laboratorium diklasifikasikan berdasarkan metode penyelenggarannya


yakni, kegiatan demonstrasi dan eksperimen. Demonstrasi di definisikan sebagai suatu
kegiatan memperagakan suatu peristiwa kepada orang lain. Biasanya demonstrasi

4
Chiapetta, E.L. & Koballa, T.R. (2010). Science Instruction in The Middle and Secondary School. Boston:
Allyn & Bacon
5
Rezba, R.J., Sprague, C.R., McDonnough,J.T., & Matkins, J.J. (2007). Learning and Assessing Science
Process Skills. Kendall, Hunt Publishing Company: Iova.
dilakukan di depan kelas oleh guru dengan bantuan beberapa peserta didik dan di
perhatikan oleh peserta didik lainnya. Eksperimen merupakan kegiatan pemecahan
masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan atau pengukuran.
Kegiatan eksperimen ini biasanya dilakukan oleh semua siswa dan dalam kelompok
kecil. Pembagian kelompok praktikum disesuaikan dengan jenis eksperimen dan alat-
alat yang tersedia dalam laboratorium sekolah. Jumlah anggota tiap kelompok
praktikum idealnya terdiri dari dua atau tiga orang.

Melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan praktikum akan memberikan


ingatan jangka panjang (long term memory) dan menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik. Kegiatan praktikum yang efektif sebaiknya membuat peserta didik dapat
memahami konsep bukan hanya merupakan pembuktian konsep yang telah dipelajari.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi kegiatan praktikum6, diantaranya:

 Memilih materi pokok yang perlu dipelajari melalui pelaksanaan praktikum.


Perencanaan praktikum harus memperhatikan materi pokok yang perlu di
pelajari. Seorang guru fisika harus memilih materi pokok yang diperlukan
kegiatan praktikum. Pemilihan materi pokok ini harus disesuaikan dengan jam
pelajaran yang tersedia di kelas, mengingat bahwa pelaksanaan praktikum
membutuhkan waktu dan persiapan yang lebih dibanding dengan pembelajaran
di dalam kelas.
 Mempertimbangkan ketersediaan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum. Setelah memilih materi pokok yang memerlukan kegiatan
praktikum, selanjutnya guru dapat mempertimbangkan kegiatan praktikum
berdasarkan alat-alat praktikum fisika yang tersedia dalam laboratorium di
sekolah. Selain itu, jika alat-alat yang dibutuhkan tidak tersedia dilabortorium,
dapat menggunakan alat-alat sederhana yang dapat dimanfaatkan. Perlu
diperhatikan bahwa praktikum fisika juga dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan sederhana.
 Mempersiapkan penuntun praktikum yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang harus dikembangkan. Jika alat yang dibutuhkan untuk

6
Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Demonstrasi dan eksperimen fisika. Jakarta: Bumi Aksara.
kegiatan praktikum telah tersedia, maka guru perlu mempersiapkan penuntun
praktikum. Adanya penuntun praktikum untuk mempermudah peserta didik
dalam melaksanakan praktikum. Maka dari itu, penuntun praktikum harus dapat
dipahami oleh peserta didik dan benar-benar dapat menuntun peserta didik
dalam melakukan praktikum. Perlu di ketahui bahwa penuntun praktikum tidak
harus selalu berbentuk “resep”. Penentun praktikum sebaiknya sudah diberikan
kepada peserta didik beberapa hari sebelum melakukan kegiatan praktikum
sehingga dapat dipelajari terlebih dahulu. Penuntun praktikum sebaiknya
memuat tugas awal, tugas pendahuluan, atau pertanyaan praktikum yang harus
dilakukan atau dijawab peserta didik sebelum melakukan praktikum. Tugas awal
ini damksudkan agar peserta didik dapat mempelajari dan memahami penuntun
praktikum, serta teori dan konsep yang berkaitan dengan materi yang akan di
praktikkan. Selain itu guru dapat melakukan tes awal untuk mengetahui kesiapan
peserta didik dalam melakukan praktikum.
 Menyediakan lembar kerja peserta didik. Pada praktikum fisika tertentu, guru
dapat menyediakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang benar-benar
menggambarkan dan menuntu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
sebelum, selama, dan sesudah melakukan kegiatan praktikum. Penyusunan
lembar kerja peserta didik harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti perlu
tidaknya tabel pengamatan, serta pengisiannya secara langsung oleh peserta
didik ataukah keterampilan membuat tabel termasuk tuntutan proses
pembelajaran.
 Mempertimbangkan bentuk dan isi laporan praktikum yang harus dibuat peserta
didik. Laporan praktikum harus dapat menggambarkan ketercapain tujuan dan
indikator capaian pembelajaran. Guru harus dapat mempertimbangkan bentuk
laporan yang dituntut, misalnya laporannya dalam bentuk lisan ataukah tulisan,
dan pengerjaannya secara individu atau kelompok. Waktu pengumpulan laporan
juga harus dipertimbangkan.
 Merencanakan penilaian kegiatan praktikum. Penilaian yang dilakukan lebih
menonjolkan pada aspek psikomotorik peserta didik, namun tetap tidak
melupakan unsur afektif dan kognitif. Oleh karena itu penilaian proses
pembelajaran menggunakan praktikum memiliki komponen penilaian yang lebih
banyak dibanding penilaian pembelajaran teori.

Eksperimen fisika hendaknya dipersiapkan dengan baik agar pelaksanaan kegitan


eksperimen lancar dan tidak ada masalah. Sebelum melakukan persiapan, beberapa hal
yang perlu dipersiapkan sebagai berikut.

1. Mempersiapkan Tugas Pendahuluan


Tugas pendahuluan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didikdalam
pelakukan eksperimen, yakni memahami teori, melatih menggunakan rumus,
dan memahami cara menggunakan dan membaca alat ukur. Beberapa contoh
tugas pendahuluan yang dapat diberikan sebagai berikut.
Membaca Alat Ukur
1. Gambar berikut ini merupakan skala sebuah jangka sorong yang
digunakan untuk mengukur panjang sebuah benda. Berapakah
panjang benda yang diukur dalam skala cm?

Membaca Alat Ukur


2. Gambar berikut ini menunjukkan skala sebuah jangka sorong dengan
posisi rahang yang tertutup. Tampak bahwa terdapat kesalahan dalam
posisi nol dari skala jangka sorong tersebut. Berapakah kemungkinan
besar kesalahan yang terjadi dalam satuan cm?
Melatih Peserta Didik Menggunakan Persamaan
1. Anda diminta untuk menentukan massa jenis dari sebuah benda
berbentuk silinder. Tulislah rumus yang seharusnya digunakan untuk
menghitung massa jenis benda tersebut.
2. Berdasarkan hasil sebuah pengukuran, diketahui bahwa panjang
silinder sebesar 2,89 cm, diameternya 1,64 cm, dan massa silinder
tersebut adalah 57,4 gram. Berapakah massa jenis silinder?

Melatih Peserta Didik Mengolah Data


1. Berikut ini disajikan data empat kali pengukuran untuk massa,
panjang, dan diameter sebuah benda.
Massa (g) : 20,6; 20,7; 20,6; dan 20,5
Panjang (cm) : 2,67; 2,68; 2,67; dan 2,69
Diameter (cm) : 1,06; 1,07; 1,05; dan 1,06
Tentukan nilai rata-rata, standar deviasi (σ), dan ralat pengukuran (α)
dari tiap parameter tersebut. Nilai hitungan adalah
M = … gram, σ M :… , α M : …
P = … gram, σ P :… , α P :…
D = … gram, σ D :… , α D :…
2. Hitunglah rapat massa benda berdasarkan data-data tersebut.
Rapat massa = … ± …

Mempersiapkan Peserta Didik untuk Mempelajari Teori


Pada eksperimen gerak benda pada bidang miring, deskripsikan tentang
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gerak benda!

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Menguji Kompetensi Peserta Didik dalam Merangkai Peralatan
Buatlah bagan susunan peralatan untuk mengukur tegangan pada resistor
dan arus yang mengalir melalui resistor yang dihubungkan dengan sebuah
baterai!

Melatih Peserta Didik Membuat Hipotesis dan Prosedur Eksperimen


1. Tuliskan prediksi dan hipotesis yang berhubungan dengan hubungan
antara periode getaran dan besar gaya yang diberikan pada pegas!
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Tulislah prosedur eksperimen yang akan dilakukan untuk menguji
prediksi dan hipotesis tersebut!
a. …………………………………………………………………..
b. ………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………….
d. ………………………………………………………………….
e. ………………………………………………………………….

2. Memilih Peralatan Praktikum


Pemilihan peralatan praktikum bergantung pada fungsi alat dan variabel yang
hendak diukur. Jika membutuhkan data selang waktu, maka peserta didik dapat
menggunakan stopwatch, atau alat ukur lainnya. Jika membutuhkan data
panjang, maka dapat menggunakan alat ukurmeteran, mistar, jangka sorong,
ataupun micrometer sekrup. Pemilihan alat ukur yang lain bergantung pada
variabel yang hendak diukur.Beberapa peralatan utama dan peralatan
pendukung juga dapat dipilih berdasarkan kebutuhan. Misalnya, jika
memerlukan pengukuran kalor, maka dapat menggukan calorimeter. Jika
memerlukan memanaskan bahan dengan uap panas, maka membutuhkan
pembangkit uap.
Berbagai alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besaran fisika
dalam praktikum

Nama dan deskripsi peralatan Gambar alat


Mister
Jangka sorong
Micrometer sekrup
Neraca O’Hauss
Neraca Pegas
Stopwatch
Termometer
Termometer Laser
Multimeter Analog
Multimeter digital
Luxmeter (light meter)
Spektrometer
Sonometer
barometer

3. Menyusun Petunjuk Praktikum


(Lampiran contoh petunjuk praktikum)
4. Merancang Tugas Diskusi

C. Penyusunan Laporan Praktikum

(Lampiran contoh laporan praktikum)


1. Judul Praktikum
2. Tujuan Praktikum
3. Rumusan Masalah
4. Landasan Teori
5. Hipotesis
6. Alat dan Bahan Praktikum
7. Prosedur Kerja
8. Hasil Praktikum
9. Analisis dan Interpretasi Data
10. Pembahasan
11. Simpulan dan Saran
D. Rangkuman
E. Tugas Proyek
F. Tes Formatif
G. Referensi

Anda mungkin juga menyukai