Anda di halaman 1dari 17

PEMAIN 1 SKOR TERTINGGI 2500 PEMAIN 2

KETERAMPILAN PROSES
IPA DI SD
MODUL 4

fINA nURUL fITRIANA / 857515815


FINI NURUL FITRIANI / 857515958
IIN SUCI NURANI / 857520089
KB 1: PENGERTIAN KETERAMPILAN PROSES IPA SERTA
KETERAMPI;AN MENGOBSERVASI, MEGNKLASIFIKASI,
DAN MENGUKUR
A. PENGERTIAN
Macam-macam pendekatan yang biasa digunakan dalam
pembelajaran IPA, yaitu:
pendekatan yang menekankan fakta, menekankan pada konsep, dan
menekankan pada proses. Pendekatan proses merupakan suatu
pendekatan yang didasarkan pada pengujian dari apa yang biasa
para ilmuwan lakukan. Proses yang terkait dengan pengujian
tersebut dikenal sebagai keterampilan proses IPA.
B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
Keterampilan mengobservasi adalah keterampilan
yang dikembangkan dengan menggunakan semua
indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan
memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau
kejadian-kejadian (Esler, 1984). Kegiatan yang
dapatdilakukan yang berkaitan dengan kegiatan
mengobservasi misalnya, menjelaskan sifat-sifat yang
dimiliki oleh benda-benda, system-sistem, dan
organisme hidup.
C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengklasifikationurut Esler dan Esler (1984) merupakan
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan
benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda-benda tersebut. Menurut
Abruscato ( 1988) mengklasifikationupakan proses yang digunakan para
ilmuwan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegiatan-kegiatan.
Sedangkan menurut Carin (1992) mengklasifikationalah mengatur atau membagi
objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode
atau sistem tertentu. Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih
keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus,
gambar-gambar hewan, daun-daun, berdasarkan sifat umumnya.
D. KETERAMPILAN MENGUKUR
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi,
waktu, berat dsb. Keterampilan dalam mengukur memerlukan
kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan
untuk menerapkan cara penghitungan dengan menggunakan alat-alat ukur.
Misalnya siswa diajarkan untuk mengetahui bahwa mengukur berat
menggunakan timbangan dan mengukur panjang menggunakan mistar
atau pita ukur. Contoh kegiatan mengukur dengan alat standar adalah
siswa memperkirakan dimensi linear dari benda-benda dengan
menggunakan satuan cm, dm, atau m.
Modul 4 KB. 2

Keterampilan Mengkomunikasikan, Mengiferensi,


Memprediksi, Mengenal Hubungan Ruang dan waktu,
Mengenal hubungan-hubungan Angka.

1.Mengkomunikasikan : menyampaikan hasil pengamatan yang


berhasil dikumpulkan/menyampaikan hasil penyelidikan.
Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan
mengkomunikasikan dapat dikembangkan dengan menghimpun
informasi, data, grafik, gambar atau kejadian secara rinci.
Mengkomunikasikan merupakan hal penting/ dasar dari semua
kegiatan.
2. Keterampilan menginferensi : keterampilan membuat kesimpulan
sementara yang terkait adanya dugaan-dugaan berdasarkan
observasi yang didapat. Dengan kata lain bahwa inferensi yaitu :
penjelasan dari suatu observasi. Sedangkan observasi : pengalaman
yang didapat dari panca indra.

Contoh : Siswa diberikan beberapa biji kacang merah yang berbeda


dan diminta untuk mengamati perbedaan fisik di antara mereka.
Mereka harus menyimpulkan bahwa ada variasi dalam bentuk,
ukuran, dan warna biji kacang merah.
3. Keterampilan Memprediksi : meramal secara khusus tentang apa
yang terjadi pada observasi yang akan datang, membuat prakiraan
kejadian/ keadaan yang diharapkan terjadi. Menyatakan dugaan
kejadian mendatang atas dasar kejadian yang telah diketahui.

Contoh : Siswa kemudian diminta untuk membuat prediksi tentang


bagaimana perbedaan-perbedaan ini mungkin memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kacang merah. Mereka dapat
mengemukakan hipotesis tentang bagaimana bentuk, ukuran, atau
warna biji bisa memengaruhi pertumbuhan tanaman.
4. .Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu :
keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda
lainnya/terhadap waktu. Keterampilan ini penting karena suatu
benda menempati tempat, dalam suatu ruangan. Pada waktu tertentu.

Contoh : Siswa diberikan potongan-potongan kacang merah dan


diminta untuk menanamnya dalam pot tanah yang berbeda. Mereka
kemudian diminta untuk merencanakan dan membuat jurnal
pertumbuhan kacang merah mereka dengan mencatat perubahan
pada setiap waktu. Ini membantu mereka mengenal hubungan antara
waktu dan pertumbuhan tanaman.
.
5. Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan : kegiatan menemukan
hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan untuk
membuat operasi aritmatika (matematika). Carin (1992) mengemukakan bahwa
menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan/rumus-rumus
matematika untuk menghitung jumlah/menentukan hubungan dari pengukuran
dasar.

Contoh : Selama penelitian berlangsung, siswa harus mencatat data numerik


seperti jumlah hari yang diperlukan untuk kacang merah tumbuh, tinggi tanaman,
jumlah daun, dll. Mereka kemudian diminta untuk membuat grafik sederhana
atau tabel untuk memvisualisasikan data mereka.
GOALS
Penting untuk mengintegrasikan keterampilan-keterampilan ini ke
dalam pengajaran IPA di SD agar siswa dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep ilmiah sambil
membangun keterampilan komunikasi, inferensi, prediksi,
pemahaman ruang dan waktu, serta hubungan-hubungan angka.

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya memahami pertumbuhan dan


perkembangan kacang merah secara praktis, tetapi juga
mengembangkan keterampilan komunikasi, inferensi, prediksi,
pemahaman hubungan ruang dan waktu, serta penggunaan angka
dalam konteks ilmiah.
MODUL 4 KB. 3
Keterampilan Proses Memformulasi
Hipotesis, Mengontrol Variabel,
Membuat Definisi Operasional,
Menginterpretasi Data.
1.Memformulasi Hipotesis : melakukan prediksi, hipotesis adalah prediksi yang
sangat khusus. Meramalkan bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain.
Hipotesis sangat berguna bagi orang yang melakukan penyelidikan.

pada umumnya hipotesis terdapat 2 variabel :


1.Variabel dapat diubah (manipulasi variable). Contoh : jika suhu air meningkat,
maka jumlah oksigen yang terlarut didalamnya akan menurun.
2.Variabel diobservasi : sejauh mana variable dapat di uji.

Contoh : Guru memulai pembelajaran dengan membahas apa itu hipotesis dan
mengapa penting dalam penelitian. Kemudian, siswa diminta untuk merumuskan
hipotesis mengenai pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah.
Contoh hipotesis yang mungkin dihasilkan adalah: "Jika deterjen ditambahkan ke air
penyiraman, maka pertumbuhan akar bawang merah akan terhambat."
2. Mengontrol variabel : kondisi/factor/hubungan antara kejadian-kejadian atau
system. Contoh mempelajari hutan hujan tropis, ilmuwan mempelajari bagian-bagian
terkecil dari daerah tersebut. Misalkan suhu, atau factor abiotiknya.

Jenis-jenis variabel :
1.Variabel selalu berubah-ubah atau variabel bebas. (manipulated variabel, MV)
2.Variabel terikat, hasil dari variabel berubah-ubah. (Responding Variabel , RV)
3.Variabel control, supaya tetap sama pada proses percobaan (Control Variable, CV)

Contoh : Siswa diajarkan untuk mengidentifikasi variabel independen (deterjen),


variabel dependen (pertumbuhan akar), dan variabel kontrol (misalnya, jenis tanah,
jumlah air, suhu). Mereka diminta untuk merencanakan eksperimen yang
mengendalikan variabel-variabel tersebut dengan baik.
3. Operasional : metode untuk memberi definisi, mengukur, atau
mendeteksi adanya suatu variabel.
Contoh : Siswa diajarkan untuk membuat definisi operasional untuk
variabel-variabel dalam eksperimen. Misalnya, definisi operasional untuk
"pertumbuhan akar" mungkin termasuk pengukuran panjang akar dalam
sentimeter setiap hari. Definisi operasional harus jelas dan dapat diukur.

Setelah itu melakukan eksperimen terlebih dahulu : Siswa melaksanakan


eksperimen dengan merencanakan dan melaksanakan penambahan
deterjen ke satu set tanaman bawang merah sementara set lainnya tetap
sebagai kelompok kontrol. Mereka mencatat data pertumbuhan akar
setiap hari.
4. Interpretasi data : organisasi data ke table atau gambar, bagan atau grafik.
Interpretasi data merupakan hasil dari pengamatan menjadi bermakna.
Disclaimer : apakah interpretasi data bisa dikunsumsi baik atau tidak.

Contoh : Setelah beberapa waktu, siswa mengumpulkan data pertumbuhan


akar dari kedua kelompok tanaman. Mereka membandingkan data dari
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dan mencoba menjelaskan
hasilnya. Apakah pertumbuhan akar lebih lambat pada tanaman yang diberi
deterjen? Apakah hipotesis mereka terbukti?

NB : Selama proses pembelajaran ini, guru dapat memberikan panduan dan


bimbingan kepada siswa dalam setiap langkahnya. Selain itu, siswa juga
diajarkan tentang etika penelitian dan cara melaporkan hasil penelitian secara
terstruktur. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang ilmiah dan proses penelitian serta meningkatkan
keterampilan proses ilmiah mereka dalam konteks penelitian praktis.
THANK
YOU!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai