Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4

KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD

KB 1
Pengertian Keterampilan Proses IPA serta Keterampilan Mengobservasi, Mengklasifikasi,
dan Mengukur

A. PENGERTIAN
Keterampilan Proses IPA adalah suatu pendekatan yang menekankan kepada fakta dan
pendekatan konsep, yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada
langkah-langkah kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para
ilmuwan pada waktu membangun atau dalam membuktikan suatu teori.

Ketrampilan proses dianggap sangat penting untuk pembelajaran IPA. Wynnie Harlen
(1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu berikut ini.
1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan penggunaan ketrampilan proses.
2. Pengembangan-pengembangan dalam IPA tergantung pada kemampuan melakukan
ketrampilan proses dalam perilaku ilmiah, itulah sebabnya mengapa pengembangan
keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.

B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang
dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi
dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian.
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya
menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme
hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain-
lain. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan
menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ? Atau bagaimana rasa, bau,
bentuk, atau tekstur? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu
kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.

C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang
dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada
(set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Skema klasifikasi
digunakan dalam IPA (juga pada ilmu-ilmu lainnya) untuk mengidentifikasi benda atau
kejadian dan untuk memperlihatkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya.

Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih
bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau
kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi
berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang
digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan
panjang di kelas. Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk
membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk klasifikasi
organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam
kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai
sumber klasifikasi

D. KETERAMPILAN MENGUKUR
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur
secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan
alat- alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan
dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan
sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk
mendapatkan ukuran yang tepat. Misalkan, siswa diajarkan untuk mengetahui bahwa
mengukur berat menggunakan timbangan dan mengukur panjang menggunakan mistar atau
pita ukur. Siswa diajarkan pula untuk memperkirakan ukuran suatu objek sebelum
melakukan pengukuran dengan alat ukur tertentu. Contoh kegiatan mengukur dengan alat
ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda
(misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunakan satuan centimeter (cm),
dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur,
mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.

KB 2
Keterampilan Mengomunikasikan, Menginferensi, Memprediksi, Mengenal Hubungan
Ruang dan Waktu, Mengenal Hubungan-hubungan Angka

A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
Mengapa keterampilan mengomunikasikan perlu dikembangkan? Hai ini dikarenakan
komunikasi merupakan hal yang penting untuk semua usaha manusia. Komunikasi yang
jelas dan tepat merupakan dasar untuk semua kegiatan ilmiah. Ilmuwan
mengomunikasikan sesuatu secara lisan atau secara tertulis, dapat dengan menggunakan
diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan berbagai peragaan visual.kemampuan
untuk memilih penjelasan yang tepat tentang benda, organisme, dan kejadian merupakan
dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara efektif.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi
informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan
keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.
Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil (
seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudian siswa tersebut
menjelaskan deskripsi tentang objek yang diamati di depan kelas.

B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Inferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang terkait dengan adanya dugaan-
dugaan. Membuat dugaan-dugaan valid berdasarkan observasi yang didapat merupakan
keterampilan penting untuk belajar secara inkuiri. Latihan inkuiri memerlukan siswa untuk
memperhatikan sesuatu di balik informasi yang tampak untuk menginferensi hubungan-
hubungan baru.
Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan
suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut.
Siswa kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian
menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini,
siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk
menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat
diperbaiki begitu hasil observasi dibuat.

C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Memprediksi adalah menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu
kejadian yang telah diketahui. Perlu di perhatikan bahwa prediksi didasarkan pada
observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan-hubungan antara variabel yang
diobservasi. Prediksi yang tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu
terkaan, dan ini bukanlah yang diharapkan dalam kegiatan mempredikasi pada
keterampilan proses. Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi
berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika
kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.

D. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU


Kegiatan untuk melatih keterampilan ini termasuk kegiatan menamakan dan
mengidentifikasi gambar-gambar geometris dua dan tiga dimensi, mengenal bentuk-bentuk
benda tiga dimensi dan bayangannya, membuat pernyataan tentang simetri dari benda-
benda. Selanjutnya untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan
waktu-ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan
bentuk- bentuk dua dimensi (segiempat, segitiga, lingkaran) dan bentuk-bentuk tiga
dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh siswa menjelaskan
posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia
berada di barisan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
E. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN

Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai π
(baca: phi) dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk
operasi penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk
mengurutkan dan membandingkan benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik
membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. Contoh pertanyaan yang membantu
siswa agar mengerti tentang hubungan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh mana
benda A jika dibandingkan dengan benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut turun dari –
100 C ke – 200 C ? ”

KB 3

Keterampilan Proses Memformulasi Hipotesis, Mengontrol Variabel, Membuat Definisi


Oprasional, Menginterpretasi Data

Keterampilan proses IPA yang terintegrasi meliputi memformulasi hipotesis, mengontrol


variabel, membuat definisi operasional dan menginterpretasi data. Keterampilan Proses
IPA ini merupakan kombinasi dari keteramplan IPA dasar seperti mengobservasi,
melakukan pengukuran, dan sebagainya. Keterampilan proses IPA yang terintegrasi
biasanya diperkenalkan kepada siswa yang telah memiliki keterampilan dasar IPA yang
mendasar. Keterampilan proses IPA ini bisa juga dikembangkan dari kegiatan belajar
belajar IPA yang terdapat dalam buku paket SD atau yang setara untuk mata pelajaran anak
Sekolah Dasar.

A. MEMFORMULASI HIPOTESIS
Memformulasi hipotesis adalah memformulasi dugaan yang masuk akal yang dapat diuji
tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering dinyatakan sebagai
pernyataan jika dan maka. Contohnya : “Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila
volume air PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM akan semakin kecil”. Dari
formulasi ini dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan tentang pengaruh apa yang
akan diberikan variabel manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu di dalam
formulasi hipotesis lazim terdapat variabel manipulasi dan variabel respon. Hipotesis
diformulasikan dalam bentuk pernyataan, bukan pertanyaan.

B. MENGONTROL VARIABEL
Variabel adalah suatu besaran yang dapar bervariasi atau berubah pada suatu situasi
tertentu. Dalam penelitian ilmiah terdapat 3 (tiga) macam variabel yang penting, yaitu
variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol. Variabel yang secara sengaja
diubah disebut variabel manipulasi. Variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian
variabel manipulasi disebut variabel respon. Andaikan dilakukan percobaan yang
menghasilkan kesimpulan bahwa “Apabila banyak lampu dihubungkan seri ditambah,
maka nyala lampu menjadi semakin redup”. Variabel-variabel yang di teliti dalam
percobaan itu adalah banyak lampu dan nyala lampu. Pada percobaan ini secara sengaja
telah diubah banyaknya lampu, yakni mula-mula hanya ada satu lampu kemudian
ditambahkan satu lampu lagi secara seri dengan lampu pertama. Oleh karena itu banyak
lampu merupakan variabel manipulasi. Variabel lain, yaitu nyala lampu merupakan
variabel respon, karena nyala lampu berubah akibat pemanipulasian variabel manipulasi.

C. MEMBUAT DEFINISI OPERASIONAL


Mendefenisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan tindakan apa yang
dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat. Contohnya, dari hipotesis “Dengan
waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air PDAM semakin besar, maka suhu air
PDAM akan semakin kecil”. Untuk variabel manipulasi, tindakan yang dilakukan adalah
menuangkan air ke dalam gelas kimia sampai 20 ml, 40 ml, 60 ml; sedangkan pengamatan
yang dicatat adalah volume air PDAM, yaitu 20 ml, 40 ml, dan 60 ml. untuk variabel
respon, tindakan yang dilakukan adalah menyalakan lilin, sedangkan pengamatan yang
dicatat adalah suhu air PDAM. Penting dicatat bahwa tiap peneliti dapat membuat defenisi
operasional variabel sendiri-sendiri, artinya variabel yang sama defenisi operasionalnya
dapat berbeda-beda bergantung pada yang ditetapkan masing-masing peneliti.
D. MENGINTERPRETASI DATA

Sebelum melakukan penyelidikan, sebaiknya terlebih dahulu belajar bagaimana caranya


menginterpretasi data atau menafsirkan hasil observasi kuantitatif. Interpretasi data
biasanya melibatkan organisasi data ke dalam tabel atau gambar/bagan. Interpretasi data
juga dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari hasil pengamatan,
biasanya melibatkan usaha-usaha peulisan, hasil observasi, membuat kesimpulan,
inferensi/penafsiran dan merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan
ringkasan dari hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang
berfungsi untuk menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna. Rekomendasi
adalah saran untuk tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan
inferensi yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai