Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Oleh karena itu
peserta didik perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya
mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses itu meliputi
keterampilan mengamati dengan seluruh alat indera, keterampilan menggunakan alat dan
bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuannya,
menggali dan memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran IPA, lebih diarahkan pada
learning (belajar) daripada teaching (mengajar). Kondisi ini menempatkan guru sebagai
fasilitator maupun pembimbing sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
mengutamakan peserta didik yang lebih aktif. Semua peserta didik diajak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Aktif dalam arti tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru atau buku, tetapi lebih dari itu misalnya melakukan pengamatan terhadap
objek, melakukan percobaan, maupun eksplorasi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusam masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari keterampilan proses IPA?
2. Sebutkan 3 jenis keterampilan proses IPA SD?
3. Bagaimanakah evaluasi keterampilan proses IPA SD?
4. Sebutkan contoh kegiatan keterampilan proses IPA SD?
1.3. Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan peermasalahan yang ingin dicapai dalam makalh ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari keterampilan proses IPA?
2. Untuk mengetahui 3 jenis keterampilan prose IPA SD?
3. Untuk mengetahui evaluasi keterampilan proses IPA SD?
4. Untuk memahami contoh kegiatan keterampilan proses IPA SD?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keterampilan Proses IPA SD

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan melakukan observasi atau percobaan


dengan tujuan menguji gagasan atau masalah sehari-hari yang berkaitan dengan alam
sekitar. Abruscato Joseph secara garis besar mengemukakan bahwa keterampilan proses
IPA dibagi menjadi dua yaitu Keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi : observasi, hubungan antara ruang dan
waktu, penggunaan angka, klasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, prediksi dan
menyimpulkan. Keterampilan proses terintegrasi meliputi : pengendalian variabel,
interpretasi, merumuskan hipotesis, definisi operasional, dan eksperimen.

2.2. Tiga Jenis keterampilan proses IPA SD

1. Keterampilan Mengobservasi (mengamati)


Keterampilan mengamati merupakan suatu keterampilan menggunakan semua
panca indera untuk memperoleh data atau informasi. Dengan keterampilan mengamati ini
diharapkan siswa dapat menggunakan panca inderanya dengan benar dan aman untuk
memperoleh data sesuai dengan pengamatan. Dalam proses pengamatan, siswa dihimbau
untuk memperoleh data secermat mungkin dengan diberi motivasi akan pentingnya
kecermatan dari data yang diperoleh. Pengamatan terhadap objek yang diamati
ditekankan pada aspek ciri-ciri, sifat dan karakteristik dari obyek yang diamati.
Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses IPA yang paling dasar karena
kebenaran ilmu yang didapat dari penyelidikan bergantung pada kebenaran dan
kecermatan hasil observasi yang terorganisasi. Kebenaran dan kecermatan observasi yang
terorganisasi merupakan dasar dari penyelidikan yang terarah. Contohnya yaitu, siswa
mengamati 5 gambar hewan yang berbeda, kemudian siswa ditugaskan untuk membuat
rantai makanan dari 5 gambar hewan tersebut.
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi merupakan ketrampilan untuk menggolongkan
obyek pengamatan atas dasar perbedaan dan persamaan sifat yang dimiliki. Suatu hasil
observasi yang cermat dan benar akan sangat membantu proses klasifikasi, karena di
dalamnya terkandung unsur-unsur perbedaan dan persamaan. Klasifikasi dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan pengamatan. Bentuk yang paling sederhana
adalah menggolongkan atau mengelompokkan atas dasar kriteria tertentu. Kriteria itu
dapat berupa warna, bentuk, bahan, jenis kelamin dan sebagainya. Penggolongan dapat
pula dilakukan atas dasar lebih dari satu kriteria. Kriteria itu dapat berupa berat
ringannya, tinggi rendahnya, besar kecilnya, tua mudanya dan sebagainya. Bentuk yang
paling kompleks dari keterampilan klasifikasi adalah mengelompokkan dan sekaligus
mengurutkan berdasarkan jenjangnya secara hirarkis (taksonomis). Biasanya data yang
telah berhasil dikelompokkan secara hirarkis/taksonomis itu dapat memberi makna
tertentu. Contohnya, setelah siswa mampu membuat rantai makanan dari 5 hewan yang
diamati, siswa dapat menggolongkan (mengklasifikasi) hewan berdasarkan jenis hewan,
seperti kambing adalah hewan herbivora (pemakan tumbuhan), singa adalah hewan
karnivora (pemakan daging).
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur
adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut
Carin (1992) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat
ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan
menggunakan alat- alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada
pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan
menentukan perkiraan sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu
alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat. Misalkan, siswa diajarkan untuk
mengetahui bahwa mengukur berat menggunakan timbangan dan mengukur panjang
menggunakan mistar atau pita ukur. Siswa diajarkan pula untuk memperkirakan ukuran
suatu objek sebelum melakukan pengukuran dengan alat ukur tertentu. Untuk melakukan
latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan
dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan
alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam penguran
jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai satuan
ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian atau kancing
yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.
Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa
memperkirakan dimensi linear dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas)
dengan menggunakan satuan centimeter (cm), dekameter (dm), atau meter (m).
Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk
pengukuran benda sebenarnya.

2.3.Evaluasi Keterampilan Proses IPA

Sehubungan dengan evaluasi proses, Borich Gery D. mengemukakan bahwa tes


penampilan dapat digunakan untuk menilai proses, produk, atau kedua-duanya. (Borich
Gery D., 1996 : 635). Pendapat lain dikemukakan oleh Noehi Nasution dan Ketut
Budiastra A.A. bahwa “Pelajaran IPA melatih peserta didik menggunakan tangan, indera
penglihatan, indera pendengaran, indera pengecap, indera pencium dan indera peraba”.
(Noehi Nasution dan Ketut Budiastra A.A., 1998: 12.23). Keterampilan penggunaan alat
indera meliputi :
1. menggunakan tangan untuk memegang atau menggunakan alat-alat IPA (memegang
thermometer, menuangkan cairan, mengaduk, dan sebagainya). Penggunaan tangan
juga dapat berfungsi sebagai indera peraba (membedakan halus/kasar, panas/dingin)
2. keterampilan menggunakan indera penglihatan diperlukan dalam hal melihat obyek,
dan membaca skala
3. keterampilan menggunakan indera pengecap mengandung resiko terahadap
kesehatan. Oleh karena itu penggunaan indera pengecap hanya difokuskan untuk
mengetahui bagian-bagian lidah yang peka terhadap rasa asin, pahit, manis dan asam
4. keterampilan penggunaan indera pembau terutama untuk membedakan bau-bau yang
khas dari makanan, buah-buahan, dan bunga.
Penilaian proses dalam pembelajaran IPA tertuju pada keterampilan proses yang
dilaksanakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebuah sumber membagi
keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar (observasi, penggunaan
ruang/waktu serta hubungannya, penggunaan angka, mengklasifikasi, mengukur,
mengkomunikasikan, memprediksi dan menginterprestasi) dan ketrampilan proses
terintegrasi (mengendalikan variabel, interprestasi data, memformulasi hipotesis, diskusi
operasional, eksperimen). (Abruscata J, 1996 : 40 – 49). Pada sumber lain tidak
memisahkan antara keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi.
Hendrodarmodjo dan Jenny R.E. Kaligis mengemukakan keterampilan proses
dalam pendidikan IPA di SD menjadi bentuk-bentuk tingkah laku yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam melaksanakan penilaian proses IPA.
Tabel Penjabaran Keterampilan Proses IPA

No Keterampilan Proses Tingkah Laku


1 Keterampilan Mengobservasi - Membedakan
- Menghitung
- Mengukur
2 Keterampilan Mengklasifikasi - Menggolong-golongkan
- Mengurutkan
- Kombinasi menggolongkan
dengan mengurutkan
3 Keterampilan Menginterprestasi - Interprestasi data, grafik
- Mencari pola hubungan
4 Keterampilan Memprediksi - Membuat ramalan atas dasar
kecenderungan
5 Keterampilan membuat hipotesis - Kemampuan berpikir deduktif
- Penggunaan konsep-konsep, teori-
teori maupun hukum-hukum IPA
6 Keterampilan mengendalikan - Variabel bebas
variabel - Variabel terikat
7 Keterampilan merencanakan dan - Penetapan masalah
melakukan penelitian - Membuat hipotesis
- Menguji hipotesis
8 Keterampilan menyimpulkan atau - Menarik kesimpulan dari
inferensi pengolahan data
9 Keterampilan menerapkan atau - Menggunakan konsep atau hasil
aplikasi penelitian dalam kehidupan
masyarakat
10 Keterampilan - Komunikasi tertulis (laporan
mengkomunikasikan tertulis, grafik, dan tabel)
- Komunikasi lisan

2.4. Contoh Kegiatan Keterampilan Proses IPA SD

Pengelompokkan Makanan
a. Tujuan
1. Mengidentifikasi jenis-jenis makanan yang tergolong “empat sehat lima sempurna”.
2. Mengelompokkan jenis-jenis makanan yang tergolong “empat sehat lima sempurna”.
b. Alat dan Bahan
1. Nasi/penggantinya (bahan yang diamati)
2. Lauk pauk/daging (bahan yang diamati)
3. Sayur (bahan yang diamati)
4. Buah-buahan (bahan yang diamati)
5. Susu (bahan yang diamati)
6. Jarum pentul
7. Papan gabus 75 cm x 100 cm
c. Cara Kerja
1. Klasifikasikan gambar-gambar makanan ke dalam “empat sehat lima sempurna”.
2. Tempelkan tiap kelompok gambar pada papan gabus sesuai dengan hasil klasifikasi
(gunakan jarum pentul).
3. Buatlah tabel daftar makanan sesuai dengan hasil klasifikasi.
4. Isilah tabel sesuai dengan hasil percobaan 3
Tabel Daftar isian Keterampilan Proses Percobaan 3

No Keterampilan Proses yang di Lakukan Ya Tidak


1 Keterampilan mengobservasi
2 Keterampilan mengklasifikasi
3 Keterampilan menginterpretasi
4 Keterampilan memprediksi
5 Keterampilan membuat hipotesis
6 Keterampilan mengendalikan variabel
7 Keterampilan merencanakan dan
melakukan penelitian
8 Keterampilan menyimpulkan atau
inferensi
9 Keterampilan menerapkan atau aplikasi
10 Keterampilan mengkomunikasikan
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan melakukan observasi atau percobaan
dengan tujuan menguji gagasan atau masalah sehari-hari yang berkaitan dengan alam
sekitar. Abruscato Joseph secara garis besar mengemukakan bahwa keterampilan proses
IPA dibagi menjadi dua yaitu Keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi : observasi, hubungan antara ruang dan
waktu, penggunaan angka, klasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, prediksi dan
menyimpulkan. Keterampilan proses terintegrasi meliputi : pengendalian variabel,
interpretasi, merumuskan hipotesis, definisi operasional, dan eksperimen. Penilaian
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA tertuju pada keterampilan proses yang
dilaksanakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3.2. Saran
Kegiatan belajar mengajar IPA SD sebaiknya selalu menggunakan keterampilan yang
menuju pada keaktifan siswa. Sehingga, guru menjadi fasilitator dan membimbing anak
didiknya dalam melakukan keterampilan, serta memberikan jawaban ketika siswa
bertanya.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya.

Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015 : 95 – 102

Sapriati, Amalia. dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Lestari, T. P. (2016). Keterampilan Dasar IPA/Keterampilan Proses Sains. [Online].


KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini sesuai yang diharapkan. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran IPA SD oleh Ibu RIFDA MARDIAN ARIF, S.Pd, M.Pd. Pembuatan
makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan mengkaji
tentang Keterampilan Proses IPA SD.

Penyusun sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang pasti mempunyai
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangan makalah ini selanjutnya.

Gorontalo, September 2019

Penyusun
MAKALAH

KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD


(Mengobservasi, Mengklasifikasi, dan Mengukur)

KELOMPOK 6
KELAS 5 D

- SINDRIANI B. HUBU
- SRI WARNINGSIH PANGINDAHENG

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................................


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3. Tujuan Permasalahan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Keterampilan Proses IPA SD.....................................................................................


2.2. Tiga Jenis Keterampilan Proses IPA………………………………………………….
2.3. Evaluasi Keterampilan Proses IPA...............................................................................
2.4. Contoh Kegiatan Keterampilan Proses IPA SD........................................................

BAB III PENUTUP

4.1. Kesimpulan................................................................................................................
4.2. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai