Anda di halaman 1dari 22

INSTRUMEN PENILAIAN MENGGUNAKAN TES DALAM

PEMBELAJARAN PAI

Moh. Abror Bil A’la1, Prof. Dr. Sokip, S.Ag, M.Pd.I2, Dr. Hj. Luk-luk Nur Mufidah, M.Pd.I3
1
Mahasiswa Pascasarjana UIN SATU Tulungagung
2, 3
Dosen Pascasarjana UIN SATU Tulungagung
aba4253@gmail.com

Abstrak : Artikel ini membahas mengenai Instrumen Penilaian


Menggunakan Tes dalam Pembelajaran PAI. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tentang Instrumen Tes dalam Pembelajaran
sehingga mampu mengaplikasikan dalam pembelajaran PAI di
sekolah maupun madrasah. Metode yang digunakan dalam penulisan
artikel ini adalah studi kepustakaan (liberary research) dengan
mengkaji beberapa referensi yang jelas. Hasil penelitian ini men
jelaskan instrument tes merupakan prosedur sistematis untuk
melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dengan
menggunakan skala angka atau suatu sistem penggolongan. Dalam
instrument penilaian menggunakan tes terdapat pengertian, bentuk-
bentuk tes, fungsi instrument tes, dan langkah-langkah pengembangan
instrumen tes dalam pembelajaran PAI.
Kata Kunci : Instrumen, Penilaian, Tes, dan Pembelajaran PAI.

A. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan tidak ada dua individu yang sama persis, baik
dari segi fisik maupun psikisnya. Hal ini merupakan salah satu bukti keagungan
Allah SWT atas segala ciptaan-Nya dan agar kita semua berbakti kepada-Nya.
Adanya perbedaan individual, tentu akan turut serta menentukan berhasil atau
tidaknnya individu tersebut dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
sehingga akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi

1
belajarnya..1 Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran. Penilaian diharapkan memberikan umpan balik yang objektif
terhadap apa yang telah dipelajari oleh peserta didik dan digunakan pula untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran.2 Penilaian adalah penerapan berbagai
cara dan menggunakan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang seberapa jauh hasil belajar peserta didik.3 Maka perlu diciptakannya
alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat
mengetahui adanya perbedaan antar individu tersebut.4
Pada dasarnya alat ukur ukur atau instrument dibagi menjadi dua, yaitu
instrument yang berbentuk tes dan instrument yang berbentuk non tes. Tes
merupakan prosedur sistematis untuk melakukan pengamatan terhadap perilaku
seseorang dan mendeskripsikan perilaku tersebut dengan menggunakan skala
angka atau suatu sistem penggolongan. Indikator perilaku tersebut diungkap
oleh instrument tes bersifat kinerja maksimal (maximum performance) karena
suatu tes dirancang untuk mengungkapkan kemampuan individu secara
maksimal. Yang termasuk dalam kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes
inteleligensi, tes bakat, atau tes kemampuan akademik.5 Tes banyak digunakan
untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti:
pengetahuan, pemahahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi
Menyusun instrument pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,
karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan
hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah

1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2012), hal. 117.
2
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri, “Pengembangan Instrumen Tes Tertulis Bentuk
Uraian untuk Pembelajaran PAI Berbasis Masalah Materi Fiqih”, Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan, Vol. 15, No. 1, Juni 2017, hal. 2.
3
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta: Diva Press,
2013), hal. 22.
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal. 65.
5
Yusrizal dan Rahmawati, Pengembengan Instrumen Afektif dan Kuesioner, (Yogyakarta: Pale
Media Prima, 2022), hal. 2.

2
ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini alat evaluasi dapat
dikembangkan menjadi instrument penilaian dengan menggunakan tes.6

B. METODE
Metode penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library
research) penelitian perpustakaan adalah suatu metode untuk mengumpulkan
beberapa sumber informasi yang dibutuhkan dengan mengunakan buku-buku
yang ada dalam perpustakaan. Membaca berbagai referensi dari buku, makalah,
jurnal, skripsi, dll merupakan salah satu strategi yang digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan bahan yang kemudian akan digunakan untuk
menyelidiki berbagai tema yang dibahas.7 Sumber-sumber kepustakaan dapat
diperoleh dari buku, jurnal, majalah dan artikel-artikel penelitian dan sumber-
sumber lainnya yang sesuai dengan internet, Koran dan sebagainya.8

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Instrument Tes
Menurut Trianto menyatakan bahwa “instrument merupakan alat yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian kompetensi dan
bentuk instrument merupakan bentuk alat yang digunakan dalam
melakukan penilaian, pengukuran, evaluasi terhadap pencapaian
kompotensi siswa dalam bentuk tes maupun nontes”. Menurut Arikunto
menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya”. Menurut Suryabata menyatakan bahwa “instrument

6
Supriyadi, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Evaluasi Konsep, Teknik Penyusunan,
Uji Validitas dan Realibilitas, (Pekalongan: PT Nasya Expanding Management, 2020), hal. 5.
7
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 21.
8
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal. 27.

3
adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara
kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif
dan atribut non kognitif. Lebih jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif,
perangsangannya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan”.9
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk
tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa
pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun
pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tes tulis.
Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan, keahlian,
atau pengetahuan. Dari pengertian ini tes adalah:10
Tes berasal dari Bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur
tanah. Dalam Bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang digunakan
untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. Teste
adalah responden yang sedang mengerjakan tes, tester adalah subjek
evaluasi.11
Dalam Bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam Bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan tes atau ujian. Dalam Bahasa Arab beralasal dari kata

Imtihan (‫)إمتحان‬. Secara istilah tes adalah alat atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Anne


Anastasi tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan

9
Andi Wibowo dan Tety Nur Cholifah, Instrumen Tes Tematik Terpadu, (Malang: Media
Nusa Creative, 2019), hal. 33.
10
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah,
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), hal. 55-56.
11
Andi Wibowo dan Tety Nur Cholifah, Instrumen Tes Tematik Terpadu..., hal. 33-34.

4
untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu.
Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of
Psycholgical Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk
membandingkah tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut
Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan
kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk
membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.12
Pada instrument pengembangan penilaian menurut Sudijono ada tiga,
yaitu:13
a) Penilaian Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mengcangkup kegiatan
otak. Penilaian dengan menggunakan tes tertulis paling sering
digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitis peserta didik.
Dengan kata lain, penilaian kognitif merupakan penilaian yang
mengukur pengetahuan peserta didik. Contoh tes tertulis pada penilaian
harian atau semester.
b) Penilaian Afektif
Ranah efektif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang
menekankan pada aspek perasaan, sikap dan emosi yang ditunjukkan
pada kehidupan sehari-hari. Contoh minat dan bakat yang dimiliki siswa
yang beragam.
c) Penilaian Psikomotorik
Ranah Psikomotorik berkaitan dengan perilaku yang menekankanj pada
aspek ketrampilan motoric atau gerak, yaitu yang dapat didemotrasikam
oleh peserta didik. Yang didalamnya juga mencangkup ranah kognitif.

12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, hal. 66-67.
13
Sudijono, A, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hal. 40.

5
Gerak fisik tubuh da nada pula gerak dari bagian tubuh yang berkaitan
dengan pemakaian alat dan bahan.14
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa instrument tes
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi berupa pertanyaan dan
pernyataan.

2. Bentuk-bentuk Instrumen Tes


Untuk mengetahui pencapaian belajar siswa dibutuhkan suatu alat untuk
menentukannya. Menurut Sudji Munadi tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.15

Tes

Unjuk Verbal Non


Kerja Verbal

Tes Lisan Tes Tertulis

Tes Uraian Tes Objektif

Tes Terbatas Uraian Terbatas

14
Ismanto, “Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)”, Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2014, hal. 233-235.
15
Ranu Iskandar, Pedoman Penilaian Hasil belajar Peserta Didik SMK, (Sukabumi: CV Jejak,
2019), hal. 31.

6
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk
tulisan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang
kemampuan siswa. Tes tertulis menuntut adanya respons dari peserta
tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang
dimilikinya. Instrument tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda,
isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Pengembangan instrument tes tertulis mengikuti langkah-langkah
berikut ini.
1) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan
sebagai acuan menulis soal. Didalam kisi-kiso tertuang rambu-
rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang
akan diukur, materi, indicator, soal, bentuk soal, dan nomor soal.
Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah karena sesuai
dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD yang hendak diukur
lebih tepat. Indikator soal yang baik memeungkinkan banyak variasi
soal dan mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS)
siswa yakni kemampuan dalam melakukan analisis, sintesis, dan
mencipta.
2) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
3) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan. Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan
jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawabannya
sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif. Untuk soal uraian
disediakan pedoman penskoran berupa rubrik dengan rentang skor.
Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu,

7
mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah.
Kriteria rubrik sebagai berikut: Sederhana/mencangkup aspek
paling esensial untuk dinilai, praktis/mudah digunakan, menilai
dengan efektif aspek nyang akan diukur, dapat digunakan untuk
penilaian proses dan tugas sehari-hari, peserta didik dapat
mempelajari rubrk dan mengecek hasil penilainnya.
4) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
5) Pada pengembangan butir soal yang valid, perlu diperhatikan kaidah
penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi, kontruksi, dan
Bahasa.16
Tes tertulis juga merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal,
peserta didik tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi
juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik
pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapain
kompetensi mata pelajaran sebagai hasil belajar.17
b. Tes lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik
dalam bentuk lisan.18 Tes lisan merupakan pemberian soal atau
pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya secara lisan. Instrument
tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang
disampaikan secara langsung dalam bentuk Tanya jawab dengan peserta
didik. Tes lisan menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban

16
Ibid., hal. 32-33.
17
Yusrizal dan Rahmawati, Tes Hasil Belajar, (Banda Aceh: Bandar Publishing, 2020), hal.
33.
18
Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), (Yogyakarta: UNY Press,
2020), hal. 184

8
peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat, maupun paragraph.
Kriteria instrumen tes lisan, yaitu:
1) Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
2) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup
materi pada kompetensi dasar yang dinilai.
3) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mengonstruksi jawaban sendiri.
4) Pertanyaan disusun dari sederhana ke arah yang lebih kompleks.
5) Tes lisan umumnya digunakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik tentang materi yang akan atau sedang diajarkan (fungsi
formatif). Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat perilaku
peserta didik, ketertarikan peserta didik, dan motivasi peserta didik
terhadap materi yang diajarkan.19
Tes lisan ini bertujuan tidak hanya untuk mengecek penguasaan
pengetahuan peserta didik (assessment of learning), untuk perbaikan
pembelajaran (assessment of learning), tetapi juga dapat digunakan
untuk menumbuhkan sikap berani berpendapat, percaya diri, dan
kemampuan berkomunikasi secara efektif. Selain itu, tes lisan juga
dapat digunakan untuk melihat ketertarikan peserta didik terhadap
materi yang diajarkan dan motivasi peserta didik dalam belajar
(assessment of learning).20

19
Ranu Iskandar, Pedoman Penilaian Hasil belajar..., hal. 33-34.
20
Abdul Hamid, Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test), (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019), hal. 19.

9
3. Fungsi Instrumen Tes
Menurut Anas Sudjono memaparparkan secara umum ada dua macam
fungsi yang dimiliki tes,21 yaitu:
a. Sebagai media pengukuran terhadap siswa.
Tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan dan kemajuan
nilai yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh
proses belajar mengajar dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.


Tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah digunakan, mampu dikembangkan dan dianggap
berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.22
c. Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa.
Tes tersebut dapat menentukan jenjang atau jenis program
pendidikan tertentu (placement test)
d. Sebagai alat untuk mencari umpan balik (feed back).
Tes tersebut berguna untuk memperbaiki proses belajar
mengajar bagi guru maupun siswa (tes formatif)
e. Sebagai alat untuk mencari sebab-sebab kesulitan siswa.
Tes tersebut seperti latar belakang psikologis, fisik, dan
lingkungan sosial ekonomi peserta didik.23

4. Langkah-langkah Pengembangan Instrument Tes


Bentuk evaluasi hasil belajar kognitif adalah berupa tes. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam mengembangkan tes hasil belajar

21
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…,hal. 67.
22
Ina Magdalena, Teori dan Praktik Evaluasi Pembelajaran SD, (Sukabumi: CV Jejak, 2022),
hal. 76.
23
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1988), hal. 33.

10
adalah merencanakan spesifikasi tes, membuat kisi-kisi, menyusun butir
soal, analisis kualitas tes secara kualitatif, analisis kualitatif secara
kuantitatif, revisi dan penyusunan kembali butir soal.24
Langkah-langkah pengembangan instrument tes yang baik mencangkup
sebagai berikut dapat dijelaskan:
a. Menentukan tujuan penyusunan tes
Tujuan penyusunan tes disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah untuk
memastikan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai. Untuk
memastikan tersebut perlu dilakukan pengukuran menggunakan
instrument tes kemudian dilakukan penilain sehingga memperoleh hasil
evaluasi yang pasti terkait ketercapaian tujuan pembelajaran.
Tujuan penyusunan tes juga disesuaikan dengan fungsi intrumen
tes. Intrumen tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
setalah menyelsaikan satu pokok bahasan, menguji kemampuan siswa
hingga tengah semester, akhir semester atau akhir jenjang pendidikan.
b. Menentukan cakupan materi
Pencapaian tujuan pembelajaran dapat diraih dengan materi
pembelajaran, sehingga untuk memastikan apakah tujuan pembelajaran
tercapai atau belum maka instrument tes yang dikembangkan
didasarkan pada materi yang ditetapkan. Instrument tes yang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa pada satu jenjang pendidikan
didasarkan pada standar kompetensi kelulusan yang telah ditetapkan
dalam badan standar nasional pendidikan atau berdasar surat keputusan
menteri pendidikan atau peraturan menteri agama untuk materi
pendidikan agama Islam. Pada beberapa sekolah yang telah
mengembangkan standar kompetensi kelulusan (SKL) sendiri seperti

24
Kadek Ayu Astiti, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Andi, 2017), hal. 50.

11
jaringan sekolah islam terpadu (JSIT) maka SKL tersebut menjadi
cakupan materi yang akan digunakan dalam penyusunan instrument
tes.25
c. Menyusun indikator butir instrument tes
Pengembang instrument tes dapat membuat indikator soal
berdasarkan cakupan materi yang ditetapkan. Indikator soal disusun
menggunakan kata kerja yang sesuai dengan kedalaman materi yang
berdasar kata operasional menurut taksonomi Bloom yang telah
direvisi.
Kemampuan Kata kerja operasional
yang diukur yang dapat digunakan
Kemampuan Menyebutkan Menyadari
mengingat Menjelaskan Menghafal
Menggambarkan Meniru
Membilang Mencatat
Mengidentifikasi Mengulang
Mendaftar Memproduksi
Menunjukkan Meninjau
Memberi label, indeks Memilih
Memasangkan Menyatakan
Menamai Mempelajari
Menandai Mentabulasi
Membaca Menelusuri
Mengutip Menulis
Kemampuan Memperkirakan Menjalin
memahami Menjelaskan Membedakan

25
Joko Subando, Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, (Klaten: Lakeisha, 2019),
hal. 29-30.

12
Mengkategorikan Mendiskusikan
Mencirikan Menggali
Memrinci Mencontohkan
Mengasosiasi Menerangkan
Membandingkan Mengemukakan
Menghitung Mempolakan
Mengkontraskan Memperluas
Mengubah Menyimpulkan
Mempertahankan Meramalkan
Menguraikan Merangkum
Kemampuan Menugaskan Menggali
menerapkan Mengurutkan Mengemukakan
Menentukan Mengadaptasi
Menerapkan Menyelidiki
Menyesuaikan Mengoperasikan
Mengkalkulasi Mempersoalkan
Memodifikasi Mengkonsepkan
Mengklarifikasi Melaksanakan
Menghitung Meramalkan
Membangun Memproduksi
Membiasakan Memproses
Mencegah Mengaitkan
Menggambarkan (detail) Menyusun
Menggunakan Mensimulasikan
Menilai Memecahkan
Melatih Melakukan
Mentabulasi

13
Kemampuan Menganalisis Menjelajah
menganalisis Mengaudit Membagankan
Memecahkan Menyimpulkan
Menegaskan Menemukan
Mendeteksi Menelaah
Mendiagnosis Memaksimlkan
Menyeleksi Memrintahkan
Memerinci Mengedit
Menominasikan Mengaitkan
Mendiagramkan Memilih
Mengkolerasikan Mengukur
Merasionalkan Melatih
Menguji Mentranfer
Mencerahkan
Kemampuan Membandingkan Menafsirkan
mengevaluasi Menyimpulkan Mempertahankan
Menilai Memrinci
Mengarahkan Mengukur
Mengkritik Merangkum
Menimbang Membuktikan
Memutuskan Mamvalidasi
Memisahkan Mengetes
Memprediksi Mendukung
Memperjelas Memilih
Menugaskan Memproyeksikan

14
d. Menyususun butir instrument tes
Standar kompetensi dan indicator disajikan dalam bentuk tabel,
kemudian dilengkapi dengan butir soal yang disusun berdasar indikator.
Format kisi-kisi soal dapat mengikuti form berikut:
No Kompetensi Indikator materi Bahan No butir
dasar soal kelas

Setelah kisi-kisi soal disusun disusun maka langkah selanjutnya


mengembangkan butir instrument tes. Berikut ini format kartu soal yang
dapat digunakan dalam pengembangan butir instrument tes.
Kartu soal pilihan ganda
No Indikator soal Kunci jawaban Keterangan
soal distractor

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun butir


instrument adalah kaidah-kaidah dalam penyusunan butir instrument.
Contoh:
Kisi-kisi soal
Mata pelajaran : PAI dan Budipekerti
No Kompetensi Indikator soal Materi Bahan No
dasar kelas butir
1 Siswa mampu Disajikan iman XII / 1
menganalisis ilustrasi tentang kepada Genap
dan kehidupan qada
mengevaluasi manusia, dan
makna iman pesertas didik qadar
kepada qada dapat
dan qadar menunjukkan

15
contoh perilaku
yang
mencerminkan
beriman kepada
qada dan qadar
Allah SWT.

Kartu soal
No Indikator soal Soal Kunci Keterangan
jawaban distaktor
1 Disajikan Perhatikan E A. Jawaban
ilustrasi tentang pernytaan di salah
kehidupan bawah ini ! skor 0
manusia, peserta 1.Amir belum B. Jawaban
didik dapat ridho atas hasil salah
menunjukkan usaha yang skor 0
contoh perilaku tidak sesuai C. Jawaban
yang dengan harapan salah
mencerminkan 2.Keluarga Pak skor 0
iman kepada Hasan merasa D. Jawaban
qada dan qadar bahagia salah
Allah SWT walupun skor 0
hidupnya E. Jawaban
sangat terbatas salah
3.Siti masih skor 1
merasa ragu
akan
keberadaan

16
dirinya yang
belum
berprestasi
4.Komar jadi
putus asa
karena
kegagalannya
masuk
perguruan
tinggi faforit
5.Yusuf selalu
bersyukur
apabila
mendapat
nikmat dari
Allah SWT
Berdasarkan
pernyataan diatas
yang termasuk
perilaku yang
mencerminkan
iman kepada
qada dan qadar
Allah SWT
adalah
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)

17
D. (2) dan (4)
E. (2) dan (5)

Mata pelajaran : PAI dan Budipekerti


Kelas / Semester : XII / Genap
Kompetensi dasar 3.4 menganalisis dan mengvaluasi makna
iman kepada qada dan qadar
Materi iman kepada qada dan qadar
Indikator soal Disajikan ilustrasi tentang kehidupan manusia,
peserta didik dapat menunjukkan contoh
perilaku yang mencerminkan iman kepada
qada dan qadar Allah SWT
Level L3 / C3

e. Validasi isi
Validasi isi digunakan untuk melihat kesesuaian indikator
dengan tujuan penysusunan instrument, kesesuain indicator dengan
materi, kesesuain soal, kebenaran kunci. Validasi isi dilakukan oleh ahli
untuk mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
berupa skor tingkat kesesuaian sedangkan data kualitatif berupa saran
dan masukan agar soal menjadi lebih sempurna. Data kuantitatif
dianalisis lebih lanjut dengan formula Aiken’s.26
f. Revisi instrument tes
Data kualitatif yang berupa saran dan masukkan ahli digunakan
untuk memperbaiki butir soal, sedangkan soal-soal yang mendapatkan
skor rendah dari ahli dapat diperbaiki lebih lanjut.

26
Ibid., hal. 37.

18
g. Ujicoba instrument tes
Butir soal yang sudah baik kemudian di ujicoba kepada siswa.
Uji coba dilakukan untuk mendapatkan data empiris terkait dengan
tingkat kesukaran , daya pembeda soal dan realibitas soal.
h. Melakukan analisis karakter butir soal
Data hasil uji coba dianalisis lebih lanjut terkait dengan
karakteristik butir soal yaitu realibilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Analisis butir soal dapat dilakukan dengan teori tes klasik
maupun teori respon butir.
i. Merakit instrument menjadi paket soal
Butir-butir yang memenuhi reliabilitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda yang baik selanjutnya dapat dirakit menjadi paket soal
yang siap digunakan untuk pengukuran.27

Menurut Suryabrata, pengembangan spesifikasi instrument tes,


dilakukan dengan menentukan tujuan-tujuan umum serta persyratan tes,
menyusun kisi-kisi tes, memilih tipe-tipe soal, menentukan taraf kesukaran
soal, menentukan cara mengkomplikasi soal-soal dalam bentuk akhirnya,
dan menyiapkan penulisan soal dan penelaah soal. Berdasarkan penjelasan
diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah pengembangan instrument
pada dasarnya meliputi: perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian
hasil ukuran.28

D. KESIMPULAN
Instrument merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penilaian,
evaluasi, pengukuran terhadap pencapaian siswa. Tes merupakan alat yang

27
Ibid., hal. 37.
28
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 41.

19
digunakan untuk mengumpulkan data dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi berupa pertanyaan dan pernyataan.
Bentuk-bentuk tes terbagi menjadi dua yaitu, 1) Tes tertulis merupakan
seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan siswa. 2) Tes lisan merupakan
pemberian soal atau pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya secara
lisan.
Menurut Anas Sudijono mengemukakan fungsi dari instrument tes
antara lain:
1. Sebagai media pengukuran siswa.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
3. Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa.
4. Sebagai alat untuk umpan balik.
5. Sebagai alat untuk mencari sebab-sebab kesulitas siswa.

Langkah-langkah dalam pengembangan isntrumen tes antara lain


sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan penyusunan tes.


2. Menetukan cakupan materi.
3. Menyusun indikator butir instrumen tes.
4. Menyusun butir instrumen tes.
5. Validasi isi.
6. Revisi instrumen tes.
7. Ujicoba instrumen tes.
8. Melakukan analisis karakter butir soal.
9. Merakit instrumen menjadi paket soal.

20
E. DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran,. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Astiti, Kadek Ayu. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Andi.
Hamid, Abdul. 2019. Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test).
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Haryanto. 2020. Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen).
Yogyakarta: UNY Press.
Iskandar, Ranu. 2019. Pedoman Penilaian Hasil belajar Peserta Didik SMK.
Sukabumi: CV Jejak.
Ismanto. 2014. “Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)”,
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 9, No. 2.
Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Magdalena, Ina. 2022. Teori dan Praktik Evaluasi Pembelajaran SD.
Sukabumi: CV Jejak.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi
Pendidikan di Sekolah. Malang: UIN Maliki Press.
Muttaqin, Mochamad Zaenal dan Kusaeri. 2017. “Pengembangan Instrumen
Tes Tertulis Bentuk Uraian untuk Pembelajaran PAI Berbasis
Masalah Materi Fiqih”, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
Vol. 15, No. 1.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto, Ngalim. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.
Yogyakarta: Diva Press.

21
Subando, Joko. 2019. Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam. Klaten:
Lakeisha.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Press.
Supriyadi. 2020. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Evaluasi Konsep,
Teknik Penyusunan, Uji Validitas dan Realibilitas. Pekalongan: PT
Nasya Expanding Management.
Wibowo, Andi dan Cholifah, Tety Nur. 2019. Instrumen Tes Tematik Terpadu,.
Malang: Media Nusa Creative.
Yusrizal dan Rahmawati. 2020. Tes Hasil Belajar. Banda Aceh: Bandar
Publishing.
_____________________. 2022. Pengembengan Instrumen Afektif dan
Kuesioner. Yogyakarta: Pale Media Prima.

22

Anda mungkin juga menyukai