Anda di halaman 1dari 16

PEMBELAJARAN IPA DI SD

Modul 4
Ketrampilan Proses IPA di SD

Kelompok 3
1. Akhmad Mustofa
2. Gustin Ayu Primadani
3. Naila Alfi Rosyidah
4. Wulan Arum Zunita

UT - UPBJJ Purwokerto - Pokjar Slawi


slide 1
A. Pengertian Keterampilan Proses IPA serta Keterampilan
Mengobservasi, Mengklasifikasi, dan Mengukur

Pengertian Keterampilan Proses IPA


Keterampilan Proses IPA adalah suatu pendekatan yang
menekankan kepada fakta dan pendekatan konsep , yang
digunakan dalam pembelajaran IPA yang didasarkan pada
langkah-langkah kegiatan dalam menguji sesuatu hal yang
biasa dilakukan oleh para ilmuwan pada waktu membangun
atau dalam membuktikan suatu teori.

slide 2
1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah
keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang
kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari
objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh
Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya
mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data
mengenai benda atau kejadian. Sejalan dengan Esler dan Esler serta
Abruscato, Carin (1992) mengemukakan bahwa mengobservasi adalah
menjadi dasar akan suatu objek atau kejadian dengan menggunakan segenap
pancaindera (atau alat bantu dari pancaindera) untuk mengidentifikasi sifat
dan karakteristik.

slide 3
2. Keterampilan Mengklasifikasi

Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan


yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda
berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut.
Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan
untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan. Sedangkan
Carin (1992) menyatakan bahwa mengklasifikasi adalah mengatur atau membagi
objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kedalam kelas menurut
metode atau sistem tertentu.

slide 4
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur
adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin
(1992) mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya
terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri
atau dikembangkan dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap
selanjutnya, menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai
contoh, dalam penguran jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan,
atau kaki sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan
biji- bijian atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.

slide 5
B. Keterampilan Mengomunikasikan, Menginferensi,
Memprediksi, Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu,
Mengenal Hubungan-hubungan Angka
1. Keterampilan Mengkomunikasikan

Menurut Abruscato mengkomunikasikan adalah menyampaikan


hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau
menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler
dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik
atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadian-
kejadian secara rinci.

slide 6
2. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini
Esler dan Esler dapat dikatakan juga adalah dengan menggunakan suatu benda yang
sebagai keterampilan membuat dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa
kesimpulan sementara. Menurut Abruscato benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang- guncang
(1998) menginferensi/ menduga/ bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya
menyimpulakan secara sementara adalah dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini.
adalah menggunakan logika untuk Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul
memebuat kesimpulan dari apa yang kita lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk
observasi. Carin (1992) mengemukakan menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga
bahwa menginferensi adalah membuat belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil
kesimpulan didasarkan pada alasan yang observasi dibuat.
dijelaskan oleh observasi.

slide 7
3. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang
akan terjadi pada observasi yang akan dating atau membuat
perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang
diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan
memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan
memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari
kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn
menggunakna grafik untuk menyisipkan dan meramalkan
terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan.

slide 8
3. Keterampilan Mengenal Hubungan
Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler
(1948) meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya
atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu
benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato menggunakan
hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yang berkaitan
dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubungan tentang ruang dan waktu
beserta perubahan waktu. Keterampilan ini penting karena semua benda
menempati tempat dalam suatu ruang pada waktu tertentu.

slide 9
4. Keterampilan Mengenal
Hubungan Bilangan-bilangan
Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan
menurut Esler dan Esler (1984) meliputi kegiatan
menemukan hubungan kuantitatif di antara data dan Contoh pertanyaan yang membantu
menggunakan garis biangan untuk membuat operasi siswa agar mengerti tentang hubungan
aritmatika (matematika). Carin (1992) mengemukakan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh
bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan mana benda A jika dibandingkan dengan
aturan- aturan atau rumus- rumus matematika untuk benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut
menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari turun dari – 100 C ke – 200 C ? ”
pengukuran dasar. Menurut Abruscato (1988)
menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan
dasar pada keterampilan proses

slide 10
C. Keterampilan Proses Memformulasi Hipotesis,
Mengontrol Variabel, Membuat Definisi Oprasional,
Menginterpretasi Data
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi meliputi memformulasi hipotesis,
mengontrol variabel, membuat definisi operasional dan menginterpretasi data.
Keterampilan Proses IPA ini merupakan kombinasi dari keteramplan IPA dasar
seperti mengobservasi, melakukan pengukuran, dan sebagainya. Keterampilan
proses IPA yang terintegrasi biasanya diperkenalkan kepada siswa yang telah
memiliki keterampilan dasar IPA yang mendasar. Keterampilan proses IPA ini
bisa juga dikembangkan dari kegiatan belajar belajar IPA yang terdapat dalam
buku paket SD atau yang setara untuk mata pelajaran anak Sekolah Dasar.

slide 11
1. Memformulasi Hipotesis
Memformulasi hipotesis adalah memformulasi dugaan yang masuk akal
yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.
Hipotesis sering dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka.
Contohnya : “Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air
PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM akan semakin kecil”. Dari
formulasi ini dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan tentang
pengaruh apa yang akan diberikan variabel manipulasi terhadap variabel
respon. Oleh karena itu di dalam formulasi hipotesis lazim terdapat
variabel manipulasi dan variabel respon. Hipotesis diformulasikan dalam
bentuk pernyataan, bukan pertanyaan.

slide 12
2. Mengontrol Variabel

Variabel adalah suatu besaran yang dapar bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Dalam
penelitian ilmiah terdapat 3 (tiga) macam variabel yang penting, yaitu variabel manipulasi, variabel
respon, dan variabel kontrol. Variabel yang secara sengaja diubah disebut variabel manipulasi.
Variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasian variabel manipulasi disebut variabel respon.
Andaikan dilakukan percobaan yang menghasilkan kesimpulan bahwa “Apabila banyak lampu
dihubungkan seri ditambah, maka nyala lampu menjadi semakin redup”. Variabel-variabel yang di
teliti dalam percobaan itu adalah banyak lampu dan nyala lampu.

Beberapa perilaku siswa dalam mengontrol variabel adalah : (a)


pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil; (b)
pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan; (c)
pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan.

slide 13
3. Membuat Definisi Operasional

Membuat definisi operasional adalah perumusan suatu defenisi yang berdasarkan


pada apa yang dilakukan atau apa yang diamati. Suatu defenisi operasional
mengatakan bagaimana sesuatu tindakan atau kejadian berlangsung, bukan
apakah tindakan atau kejadian itu.

sebagian besar rancangan eksperimen sebagai persiapan pengumpulan data telah


terselesaikan. Yang tersisa tinggal menetapkan variabel kontrol. Beberapa perilaku
siswa saat mendefenisikan variabel secara operasional adalah; (a) memaparkan
pengalaman-pengalaman dengan menggunakan obyek-obyek konkrit, (b)
mengatakan apa yang diperbuat obyek-obyek tersebut, (c) memaparkan
perubahan-perubahan atau pengukuran-pengukuran selama suatu kejadian.

slide 14
4. Menginterpretasi Data

Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data ke dalam tabel atau


gambar/bagan. Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat
gambar atau grafik dari hasil pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha
peulisan, hasil observasi, membuat kesimpulan, inferensi/penafsiran dan
merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari hasil
pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk
menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna. Rekomendasi adalah
saran untuk tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan
inferensi yang telah dibuat.

slide 15
Terimakasih atas perhatiannya
Mari kita berdiskusi pembelajaran
IPA di SD modul 4
Ketrampilan Proses IPA di SD :)

slide 16

Anda mungkin juga menyukai