Anda di halaman 1dari 22

MODUL 4

KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD


Menurut Esler dan Esler (1984) mengutip definisi dari The
commission on Science Education of the American
Association for the Advancement of Science bahwa
keterampilan - keterampilan untuk melakukan kegiatan IPA
dikategorikan menjadi 8 keterampilan proses dasar dan 5
keterampilan proses ter.
8 Keterampilan Proses Dasar

1. Keterampilan mengobservasi 6. Keterampilan memprediksi

2. Keterampilan mengklasifikasikan 7. Keterampilan mengenal hubungan

3. Keterampilan mengukur ruang dan waktu

4. Keterampilan mengkomunikasikan 8. Keterampilan mengenal hubungan-

5. Keterampilan menginferensi hubungan angka


5 Keterampilan Proses Terintegasi

1. Memformulasi Hipotesis

2. Mengontrol variabel

3. Membuat definisi operasional

4. Menginterpretasi data

5. Melakukan eksperimen
KETERAMPILAN PROSES DASAR
1. Keterampilan Mengobservasi/ Pengamatan

Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan mengobservasi adalah


keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita
miliki untuk mengidentifikasi dan dan memberikan nama sifat- dari objek- objek
atau kejadian.
Abruscato (1988) dan Carin (1992) juga berpendapat sama dengan Esler dan
Esler (1994).
Contoh kegiatan Observasi, misalnya siswa ditugaskan memperhatikan es yang
berbentuk kubus untuk menentukan perubahan bentuknya, meraba es dan air es
untuk menentukan seberapa dingin atau seberapa licin, ataupun bisa
menggunakan thermometer untuk mengukur tingkat dinginnya air.
2. Keterampilan Mengklasifikasikan/ menggolongkan
Carin (1992) menyatakan bahwa mengklasifikasi adalah mengatur atau membagi
objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut metode atau
sistem tertentu.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengklasifikasi merupakan proses yang
digunakan oleh para ilmuwan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegiatan-
kegiatan.
Esler dan Esler ( 1984) menyatakan bahwa mengklasifikasi merupakan
keterampilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda-
benda berdasarkan pada sifat- sifat benda tersebut.
Contoh kegiatan Klasifikasi, misalnya guru dapat memberikan beberapa gambar-
gambar hewan dan tumbuhan kemudian siswa ditugaskan untuk menempelkan gambar-
gambar tersebut di papan tulis berdasarkan jenis klasifikasinya (hewan dikelompokkan
dengan hewan, tumbuhan dengan tumbuhan. Lihat bagan 1.1 halaman 4.13.
3. Keterampilan Mengukur ( Measuring )

Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan


melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita
lakukan untuk mengukur observasi.
Sedangkan menurut Carin ( 1992) mengukur adalah membuat observasi
kuantitatif dengan membandingkannya dengan standar yang konvensional atau
standar non konvensional.
Contoh kegiatan mengukur, misalnya siswa menentukan panjang meja dengan
menggunakan alat ukur berupa penggaris, atau siswa menentukan suhu benda cair
dengan menggunakan thermometer.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan

Menurut Abruscato (1988) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil


pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan.

Keterampilan mengkomunikasikan menurut Esler dan Esler (1984) dapat


dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan
benda- benda serta kejadian- kejadian secara rinci.

Contoh kegiatan mengkomunikasikan, misalnya seorang siswa mengamati biji salak


dan biji rambutan (bentuknya, warnanya, teksturnya, ataupun jumlah keping bijinya).
Kemudian siswa mencatat penemuan- penemuannya tersebut lalu menjelaskan objek yang
diamatinya di depan kelas.
5. Keterampilan Menginferensi/Menyimpulkan Sementara

Menurut Esler dan Esler (1984) keterampilan menginferensi dapat dikatakan sebagai
keterampilan membuat kesimpulan sementara.
Abruscato (1988) menginferensi/ menduga/menyimpulkan secara sementara adalah
menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang kita observasi.
Carin (1992) mengemukakan bahwa menginferensi adalah membuat kesimpulan
didasarkan pada alasan yang dijelaskan oleh observasi.
Contoh kegiatan menginferensi, misalnya, siswa diberikan sebuah benda yang
terbungkus, karena penasaran, pasti siswa tersebut mengguncang- guncang benda, meraba,
bahkan mencium benda tersebut. Kemudian siswa menginferensi kira- kira benda apakah
itu.
Kegiatan ini memberikan pengalaman kepada siswa bahwa akan muncul lebih dari satu
jenis inferensi. Disamping itu siswa juga akan mengetahui bahwa inferensi bisa diperbaiki
setelah mengetahui benda yang sebenarnya.
6. Keterampilan Memprediksi

Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi
pada observasi yang akan datang (Abruscato, 1988) atau membuat prakiraan
kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi ( Carin
1992).
Esler dan Esler (1984) berpendapat bahwa keterampila memprediksi adalah
keterampilan memprediksi kejadian yang akan datang berdasarkan kejadian-
kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk
menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan.
Contoh kegiatan memprediksi, misalnya, memprediksi berapa lama lilin
yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan stoples dalam
berbagai ukuranyang ditelungkupkan. Gambar 4.2 halaman 4.50
7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu

Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler
(1984) meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda
lainnya atau terhadap waktu, atau keterampilan mengubah bentuk dan posisi suatu
benda setelah beberapa waktu.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa keterampilan mengenal hubungan ruang
dan waktu merupakan keterampilan proses yang berkaitan dengan penjelasan-
penjelasan hubungan- hubungan tentang ruang dan waktu beserta perubahan
waktu.
Contoh kegiatan mengenal hubungan ruang dan waktu, misalnya, siswa
disediakan cermin dan sepotong buah apel yang dibelah menbujur. Kemudian
dengan menempatkan kaca di depan potongan buah sehingga siswa dapat melihat
bayangan buah secara lengkap, apakah simetris atau tidak.
8. Keterampilan Mengenal hubungan Bilangan- Bilangan

Keterampilan ini menurut Esler dan Esler (1984) meliputi kegiatan


menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan
untuk membuat operasi aritmatika.
Carin (1992) menyatakan bahwa menggunakan angka adalah
mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- rumus matematik untuk menhitung
jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Abruscato (1988) menyatakan bahwa menggunakan bilangan merupakan
salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.
Contoh dari kegiatan ini misalnya, siswa diberikan pertanyaan tentang suhu,
berapa derajat suhu yang turun dari - 10°C ke -20°C.
KETERAMPILAN PROSES TERPADU
1. Memformulasi Hipotesis

 Hipotesis adalah prediksi atau dugaan yang sangat khusus. Hipotesis meramalkan
bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya.
 Memformulasikan Hipotesis atau merumuskan hipotesis adalah perumusan dugaan
atau prediksi yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa
sesuatu terjadi.
 Hipotesis sering dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka.
 Contoh : Jika suhu air meningkat, maka oksigen yang terlarut di dalamnya akan
menurun.
2. Mengontrol Variabel
 Variabel adalah faktor, kondisi dan atau hubungan antara kejadian- kejadian atau
sistem.
 Ada 3 jenis variabel yaitu :

1. Manipulated Variable (variabel manipulasi) yaitu variabel yang secara sengaja


diubah.

2. Responding Variable ( variabel respon) yaitu variabel yang berubah sebagai akibat
berubahnya variabel manipulasi.

3. Control Variable ( variabel kontrol) yaitu variabel yang dikontrol supaya tetap
sama selama proses percobaan.
Contoh kegiatan mengontrol variabel, misalnya dilakukan percobaan yang
menghasilkan kesimpulan bahwa “apabila banyak lampu yang dihubungkan secara seri
ditambah, maka nyala lampu akan semakin redup“. Banyak lampu merupakan variabel
manipulasi, sedangkan nyala lampu merupakan variabel respon.

Sedangkan yang disebut variabel kontrol adalah dalam percobaan tersebut pada saat
kita menambah jumlah lampu kita tidak mengubah jenis kabel, soket baterai, soket lampu,
ataupun jenis baterai. Dalam percobaan itu kita telah menjaga 4 variabel tersebut agar
tidak mempengaruhi hasil percobaan. Nah, keempat variabel itulah ( yaitu jenis kabel,
soket baterai, soket lampu, serta jenis baterai) yang disebut variabel control.
3. Membuat Definisi Operasional

 Definisi operasional adalah metode untuk memberi definisi, mengukur,


atau mendeteksi adanya suatu variabel.
 Contoh definisi operasional, misalnya, dalam percobaan cara mengukur
daya serap tisu terhadap air. Daya serap adalah variabel.
 Definisi operasional untuk mengukur daya serap kertas tisu adalah
“mencelupkan, menyerap/mengangkat, dan menuang”.
• Definisi operasional mencelupkan adalah :
Volume air yang dapat diserap kertas tisu setelah dicelupkan kedalam gelas yang berisi
air dengan volume tertentu. Volume air yang diserap adalah volume air mula- mula
dikurangi volume air setelah kertas tisu diangkat.
• Definisi operasional menyerap/ mengangkat adalah :
Volume air yang dapat diserap atau merambat ke dalam kertas tisu. Volume air yang
diserap adalah volume air mula- mula dikurangi volume air setelah kertas tisu diangkat.
• Definisi operasional menuang adalah :
Volume air yang dapat diserap kertas tisu setelah air dituang ke dalam kertas tisu.
Volume air yang diserap adalah volume air mula- mula dalam gelas dikurangi volume
air yang tersisa dalam wadah penampung.
4. Menginterpretasi Data

 Interpretasi data adalah kegiatan yang dapat membuat hasil pengamatan atau observasi
menjadi lebih bermakna.
 Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data,
dan mendeskripsikan data dalam bentuk yang mudah difahami, misalnya tabel, ataupun
grafik dengan angka- angka yang sudah ditentukan rata- ratanya. Data yang sudah dianalisis
kemudian diinterpretasikan dalam bentuk pernyataan. Contoh terdapat pada format 1 dan 2
halaman 4.80.
5. Melakukan Eksperimen

 Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi ataupun dugaan,


yang dapat diartikan sebagai usaha yang sistematis dan direncanakan untuk
menhasilkan data guna menjawab suatu masalah atau menguji hipotesis.
 Dalam sebuah eksperimen, semua variabel harus dijaga agar tetap sama, kecuali
variabel manipulasi.
 Untuk keberhasilan sebuah eksperimen, maka setiap eksperimen harus dirancang
terlebih dahulu kemudian diujicoba.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai