1. A
Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar
1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang
dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan
memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa
disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan
segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian.
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang dikembangkan
melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan
sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan
proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan-
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-
bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing-
kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan
dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan
menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi,
waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang
kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah membuat
observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara
benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur.
Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan
instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek tertentu
sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan
Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau
gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi
dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan
mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci. Siswa diminta
untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil ( seperti ukuran,
bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut menjelaskan deskrifsi
5. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan
secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn
6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi yang
akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan
yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi
menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang
berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik
untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 :
1.55)
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian
mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih
kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan
tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang
ditelungkupkan.
1A
1. Observasi
2. Inferensi
Contoh aspek inferensi ini seperti menarik kesimpulan bahwa 3 jam yang lalu telah
terjadi hujan di daerah ini karena terdapat genangan air dan aspal yang basah.
Sekalipun yang membuat inferensi tidak ada di lokasi tersebut 3 jam sebelumnya.
3. Pengukuran
Keterampilan menggunakan alat ukur dengan satuan yang sudah standar (baku) dan
juga tidak standar. Keterampilan ini juga berkaitan dengan kemampuan
mendiskripsikan dimensi dari suatu objek.
Contoh keterampilan ini adalah mengukur panjang meja dengan meteran sedangkan
untuk contoh pengukuran tidak baku adalah mengukur panjang meja menggunakan
lengan sendiri sekiranya di tempat itu tidak ada meteran baku.
4. Komunikasi
Contohnya adalah memahami makna dari grafik perubahan jarak terhadap waktu.
5. Mengkalsifikasikan
6. Prediksi
Prediski adalah kemampuan menduga atau menebak kejadian yang ada di masa
yang akan datang berdasarkan pola dan bukti yang ada. Misalkanya menduga
memperikan jarak tempuh dari sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan
tertentu atau menebak tinggu tanaman 2 minggu kemudian berdasarkan grafik
pertumbuhan tanaman 4 minggu sebelumnya.
B. Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Keterampilan proses sains terintegrasi adalah keterampilan yang melibatkan dua
atau lebih keterampilan proses sains dasar yang juga bisa disatukan dengan
keterampilan-keterampilan lain seperti berfikir kritis, creative, kolaborasi, dan lain-
lain.
1B
1. Mengontrol Variable
Milsanya mengontrol jumlah air, kondisi cahaya dan suhu pada tanaman yang
diberikan perlakuan dengan pupuk yang berbeda.
Misalnya menyatakan bahwa tegangan tali dalam percobaan dijaga konstan untuk
melihat pengaruh pertambahan panjang terhadap jumlah gelombang yang terbentuk
pada percobaan Hukum Meldey
Contoh lain yang lebih sederhana seperti membeirkan penjelasan mengapa suhu
udara dan panas matahari harus dijaga dalam percobaan pengaruh pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman.
3. Membuat Hipotesis
4. Menginterpetasikan Data
Contoh keterampilan ini adalah menarik kesimpulan mengenai bibit yang baik
digunakan di suatu daerah berdasarkan percobaan yang dilakuakn di daerah lain
dengan mempertimbangkan berbagai aspek misalnya suhu dan kondisi tanah,
sehingga bisa saja Bibit A lebih unggul tumbuh di percobaan, namun daya tahan
Bibit B, dianggap lebih cocok ditanaman di daerah X karena kondisi yang alam
didaerah tersebut.
Keterampilan interpretasikan data ini tidak bisa beridiri sendiri, tapi harus didukung
dengan keterampilan mendefenisikan variable dan mengontrol variabel yang baik.
Tanpa dilengkapi data ini bisa jadi metode pengambilan kesimpulan sudah benar
berdasarkan teoretik tapi tidak fit dengan kondisi nyata.
Misalnya data ujian akhir semester dari suatu kelas menunjukkan perempuan
meliki skor yang lebih tinggi dibandingkan pria pada mata pelajaran fisika, maka
disimpulkan bahwa Perempuan jauh lebih pandai dalam belajar fisika daripada pria.
Padahlan tidak satu sumber rujukan pun yang pernah menganalisis jalur hubungan
antara gender dan kemampuan berfikir suatu inividu.
Selain itu kesimpulan ini jadi tidak begitu berguna karena berdasarkan pernytaan
kesimpulan untuk menjadi pintar fisika, seorang pria harus menjadi wanita.
6. Memformulasikan model
Aspek ini adalah kemampuan untuk membuat pemodelan berdasarkan fakta atau
fenomena yang didapatkan secara ilmiah. Pemodelan bisa dilakukan dari data besar
ke kecil seperti membuat percobaan momentum di dalam lab untuk mengukur
seberapa kuat daya tahan sebuah mobil terhadap benturan.
Hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya misalnya menghitung seberapa besar
diameter kawat yang digunakna untuk mengalirkan daya listrik 20 MW
berdasarkan percobaan yang dilakukan di dalam lab dengan arus yang lebih kecil.
Bagi siswa :
a. Mempermudah memahami konsep
b. Materi lebih mudah dihayati dengan menggunakan alat peraga
c. Meningkatkan ketrampilan dalam megunakan alat peraga
d. Perolehan lebih mantap dan dapat dikembang
e. Menumbuhkembangkan sikap disiplin , teliti ,kerjasama dan bertanggungjawab.
f. Membentuk sikap mandiri dalam kegiatan observasi eksperimen dan penelitian
g. Interaksi guru dan murid lebih meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.
Demikian sekelumit informasi semoga dapat menginspirasi kita sebagai guru agar lebih kreatif
inovatif dalam meningkatkan pengabdian kita pada dunia pendidikan.
Manfaat praktis
Media pembelajaran saat ini sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran
sudah lazim digunakan hampir pada tiap pertemuan dalam pembelajaran. Ini karena manfaat media
pembelajaran memberikan pengaruh yang sangat baik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Alat peraga sebagai salah satu media pembelajaran banyak digunakan guru dalam mengajar siswa.
Dengan menggunakan alat peraga guru dapat dengan mudah menyampaikan materi yang hendak
disampaikan. Dengan menggunakan alat peraga siswa mendapat pengalaman yang tidak didapat
dibanding pembelajaran tanpa alat peraga. Alat peraga juga mampu menyampaikan apa-apa saja
yang jika dituangkan dalam media lain akan sulit untuk dideskripsikan.
Poin yang paling penting yang dimiliki alat peraga dalam pembelajaran adalah alat peraga mampu
menjelaskan konsep dan materi, mampu memberikan pengalaman nyata pada siswa, menarik minat
dan perhatian, serta dapat menumbuhkan daya pikir dan perkembangan belajar siswa.
Dari nilai-nilai yang dimiliki oleh penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran, nampaknya
hampir semua fungsi media pembelajaran dimiliki oleh alat peraga. Ini berarti bahwa alat peraga
dapat bersifat universal dan dapat diaplikasikan pada hampir semua proses belajar mengajar yang
membutuhkan media pembelajaran yang penggunaanya hatu sesuai dengan prinsip penentuan media
pembelajaran.
Tentunya penggunaan alat peraga sebagai media harus menyesuaikan dengan kriteria pemilihan
media pembelajaran yang baik. Mulai dari penyesuaian dengan tujuan pembelajaran dan materi,
mudah untuk diaplikasikan, efektif dalam penggunaan, hingga sesuai dengan standar produk. Ini
bertujuan agar penggunaan alat peraga tersebut dapat optimal dan benar-benar membantu proses
belajar-mengajar. Bukan sebaliknya, karena kesalahan pemilihan alat peraga sebagai media
pembelajaran justru dapat menghambat proses pembelajaran.
4. Materi : PERNAFASAN MANUSIA
b. Langkah-langkah kerja.
1. Botol aqua dipotong bagian bawah
2. Pipa Y, kedua ujung atas dihubungkan dengan balon dan diikat dengan karet
3. Pipa Y bagian bawah dihubungankan dengan sedotan.
4. Masukan Pipa Y terbalik kedalam botol aqua dan ujung yang berhubungan dengan sedotan
dikeluarkan melalui mulut botol
5. Bagian bawah botol yang terpotong ditutupi dengan balon karet yang telah dipotong kemudian
diikat
6. Bagian badan botol yang dipotong-potong disambung dengan potongan balon karet.
5. A
B.
JELASNO DEWE PERTANYAAN E … CONTOH E KOYOK KUI