EKSPERIMEN FLUIDA
Jika sebuah batu dicelupkan ke dalam suatu bejana yang berisi air,
maka permukaan air akan naik. Hal tersebut terjadi karena batu
menggantikan volume air. Jika batu
dicelupkan pada bejana yang berisi air
penuh, maka sebagian dari air akan
tumpah dari bejana. Volume air yang
tumpah tersebut akan sama dengan
volume batu yang menggantikan air. Jadi,
suatu benda yang dicelupkan seluruhnya
dalam zat cair selalu menggantikan
volume zat cair yang sama dengan
volume bend aitu sendiri. Archimedes
mengaitkan antara gaya apung yang
dirasakannya dan volume zat cair yang
dipindahkannya Ketika berendam dalam Gambar 5.1. massa
kolam, sebagai berikut. benda yang dicelupkan
dalam air
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Penyebab munculnya
gaya apung yang dikerjakan oleh suatu fluida kepada benda yang
tercelup dalam fluida yaitu selisih antara gaya hidrostatis yang
dikerjakan fluida terhadap permukaan bawah dengan permukaan atas
benda. Jadi, gaya apung terjadi karena semakin dalam zat cair
mempunyai tekanan hidrostatis yang semakin besar. Hal ini
menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada
tekanan di bagian atasnya.
Hukum Archimedes ini dapat dijelaskan melalui eksperimen
fisika. Tujuan eksperimen yang dapat di capai yakni memahami
konsep hukum Archimedes dan menyelidiki hubungan antar antara
pengurangan berat benda dan volume benda yang dikalikan dengan
percepatan gravitasi dan massa jenis zat cair. Alat dan bahan yang
dapat digunakan dalam eksperimen ini yakni jangka sorong, neraca
o’haus statif, klem, beban, bejana, dan air. Alat yang digunakan
kemudian di rangkai seperti pada gambar 5.2.
W mg ρ0V 0 g ρ0
= = = (5.7)
W −1 mg−mi g ( ρ0 V 0 g−ρw V w g ) ρ w
W mg m (5.7)
SG= = =
W 1−W 2 m1 g−m 2 g m1−m 2
SG cairan dapat ditentukan dengan mengukur
Gambar 5.3. Pemberat massa m
di dalam air beberapa objek,
dengan
mengukur massa objek direndam air
mw, dan massa dari objek direndam
dalam cairan mL. Pada kasus ini,
diasumsikan bahwa objek tenggelam
dalam kedua cairan. Melalui analisis
yang sama seperti penuruanan pada
persamaan sebelumnya, daapt
ditunjukkan bahwa SG cairan adalah
m−mL
SG= (5.8)
m1−mw
Tujuan yang dapat dicapai
dengan eksperimen ini yakni,
Gambar 5.4. Pemberat dan
menentukan kerapatan benda yang
benda eksperimen di dalam
lebih besar dari air, menentukan
air
kerapatan benda yang lebih kecil dari
air, dan mengukur specific gravity
cairan. Alat dan bahan yang dapat digunakan yaknineraca o’hauss,
benang, gelas beaker 1000 ml, alcohol, air, silinder logam, potongan
gabus, dan anak timbangan sebagai pemberat.
Tabel 5.2. Data hasil eksperimen kerapatan benda lebih besar dari air
Benda SG m (kg) m1 (kg)
Gambar 5.6. mencelupkan anak Gambar 5.7. mencelupkan
timbangan kedalam air gabus dan anak timbangan
kedalam air
Tabel 5.3. Data hasil eksperimen kerapatan benda yang lebih kecil
dari air.
m (kg) m1 (kg) m2 (kg)
2 2
h + ( a−b )
r= (5.12)
2 ( a−b )
Berdasarkan persamaan 3 dan 4 dapat ditulis persamaan
mg
T=
{ }
2
h (5.13)
2 ( a+ b ) +
( a−b )
( )
2 2
h −d mg
T= = −2 a (5.15)
d 2t
( )
2 2
h −d
Jik dibuat grafik sebagai sumbu vertikal dan m sebagai
d
g
sumbu horizontal, maka akan diperoleh kemiringan garis , dan
2t
4 aT
perpotongan garis pada sumbu horizontal adalah . Dengan
g
demikian, nilai tegangan permukaan lapisan sabun adalah
g
T=
2× kemiringan garis
g
T= × perpotongan pada sumbu horizontal
4a
( )
2 2
h −d
grafik terhadap m, kemudian tentukan besar tegangan
d
permukaan dari lapisan sabun.