Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU DALAM PENELITIAN KEMAMPUAN


GURU SMK DALAM MENGGUNAKAN E-LEARNING

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Prof Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i, M.Pd.

Oleh:
Aditya Ramadhan Islami
1906667

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat, Karunia, dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemampuan Guru SMK dalam
menggunakan E-learning”. Shalawat serta salam selalu tercurah pada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para umatnya hingga
akhir zaman.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Filsafat Ilmu yang dibimbing oleh Prof Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i,
M.Pd. Insya Allah tepat pada waktunya, penyusun telah berusaha secara optimal
dalam penyusunan makalah ini, namun penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi kebaikan penulisan di masa yang akan datang.

Penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Prof Dr. Hj. Melly Sri Sulastri Rifa’i, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan motivasi, dukungan dan bimbingan
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat


bagi pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan
rahmat-Nya atas semua kebaikan yang telah penyusun terima. Amiin.

Bandung, 30 Oktober 2019

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.4 Tujuan........................................................................................................1
1.5 Manfaat......................................................................................................1
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................1
2.1 Definisi Guru dan E-learning....................................................................1
2.1 Alur Rencana Penelitian............................................................................1
BAB III PEMBAHASAN PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU DALAM
PENELITIAN KEMAMPUAN GURU SMK DALAM MENGGUNAKAN E-
LEARNING....................................................................................................................1
3.1 Filsafat Ilmu..............................................................................................1
3.2 Kajian Filsafat Ilmu dalam Penelitian Kemampuan Guru SMK dalam
Menggunakan E-learning....................................................................................1
3.2.1 Ontologis............................................................................................1
3.2.2 Epistemologis.....................................................................................1
3.2.3 Aksiologis..........................................................................................1
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI.....................................1
4.1 Simpulan....................................................................................................1
4.2 Implikasi....................................................................................................1
4.3 Rekomendasi.............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dunia memasuki era revolusi industri 4.0 dimana teknologi menjadi dasar
dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi digital dan internet membuat
segala hal menjadi tidak terbatas dan tanpa batas. Era Revolusi 4.0 ini telah
banyak mempengaruhi aspek-aspek dalam kehidupan salah satunya adalah aspek
pendidikan (Aprillinda, 2019). Untuk menghadirkan pembelajaran di sekolah
kejuruan yang mampu mengembangkan kompetensi tenaga kerja yang sesuai
dengan tuntutan era revolusi, guru kejuruan harus menguasai kompetensi baru
secara mendalam, salah satunya adalah kompetensi guru dalam mengintegrasikan
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam pembelajaran (Wagiran et al.,
2019) (Avidov-Ungar & Forkosh-Baruch, 2018).
Mengajar di era revolusi ini merupakan masa dimana terjadi perubahan
digital yang sangat cepat. Perubahan teknologi digital yang sangat cepat ini yang
mempengaruhi juga sistem pendidikan (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016),
namun percepatan ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan guru
menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini yang membuat lambannya
perpindahan teknologi digital ke dalam proses pembelajaran, sedangkan pada sisi
lain murid sudah lebih menguasai teknologi digital. Maka dari itu guru harus
mampu menggunakan, mengintegrasikan teknologi atau media digital, salah
satunya adalah e-learning.
E-learning berfungsi sebagai infrastruktur penting bagi guru untuk
memberikan siswa pengetahuan dan untuk meningkatkan interaksi antara guru dan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Namun yang terpenting dari itu semua
ialah infratuktur ini dapat dan mampu dilaksanakan, salah satunya ialah
kemampuan guru itu sendiri dalam menggunakan e-learning (Govindasamy,
2002). Berdasarkan hasil penelitian bahwa teknologi yang dikembangkan secara
profesional baik online maupun yang lainnya sering kali tidak diaplikasikan oleh
guru dalam pembelajaran (Ching & Hursh, 2014).

2
1.2 Identifikasi Masalah
1) Tuntutan era revolusi industri 4.0 yang mengharuskan guru mengintegrasikan
TIK dalam pembelajaran.
2) Percepatan teknologi tidak berbanding lurus dengan kemampuan guru
menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
3) Penggunaan e-learing sering kali tidak diaplikasikan oeh guru dalam
pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah


Masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan dari identifikasi
masalah yang diuraikan penyusun dalam menyusun makalah ini adalah bagaimana
Kemampuan Guru SMK dalam menggunakan E-learning ?

1.4 Tujuan
Tujuan peyususnan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan perspektif
filsafat ilmu pada penelitian kemampuan guru SMK dalam menggunakan E-
learning secara otologis, epistimologis dan aksiologis.

1.5 Manfaat
Memeberikan informasi kepada pihak terkait mengenai kemampuan guru
SMK dalam menggunakan e-learning, sebagai acuan dan bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas penidikan, serta mengetahui perspektif filsafat ilmu secara
ontologis, epistemologis, dan aksiologis pada penelitian kemampuan guru SMK
menggunakan E-Learning.

1.6 Sistematika Penulisan


Makalah ini disusun sedemikian rupa agar dapat tersaji secara sistematis.
Penyusunan makalah ini terdiri dari empat bab, masing-masing bab diuraikan
sebagai berikut yaitu:
Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan struktur organisasi makalah.
Bab II membahas kajian teori yang berkaitan dengan guru dan e-learning.

3
Bab III membahas tentang perspektif filsafat ilmu pada penelitian kemampuan
guru SMK menggunakan E-Learning secara ontologis, epistemologis, dan
aksiologis.
Bab IV membahas tentang simpulan, implikasi, dan rekomendasi terkait makalah
ini.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Guru dan E-learning


Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar
mengajar. Guru sangat berperan untuk membentuk sumber daya manusia yang
potensial dan mampu mencapai kemampuan optimal peserta didiknya (Hamid,
2017). Menjadi guru yang profesional adalah sebuah keharusan. Begitu banyak
guru yang profesional namun tidak memiliki kemampuan pedagogis yang baik.
Kemampuan pedagogis diantaranya kemampuan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk kepentingan pembelajaran dan memfasilitasi pengembangan potensi
siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Oleh karena itu
kebutuhan akan kemampuan guru dalam mengkombinasi berbagai sumber belajar,
penggunaan metode yang tepat serta penguasaan materi mutlak diperlukan
(Syarif, 2013).

Guru harus mampu menyediakan fasilitas dan media yang memudahkan


siswa dalam belajar, karena guru juga berperan sebagai fasilitator. Guru SMK
sebagai tenaga pendidik pun harus mampu menggunakan dan mengembangkan
TIK secara profesional yang diimplementasikan dalam pembelajaran. Melalui
implementasi TIK khususnya media internet dan website maka proses
pembelajaran diharapkan lebih berpusat kepada siswa (student centered) sehingga
hasil belajar akan meningkat (Rahman, Munawar, & Berman, 2016).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat,


maka dalam segi pendidikanpun proses pembelajarannya dituntut untuk ikut
mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Cara
yang dapat dilakukan adalah dengan menghadirkan sebuah sistem pembelajaran
yang dapat mengatasi masalah-masalah yang ada pada pembelajaran
konvensional.

E-learning (Elektronik learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan


dukungan dari teknologi seperti komputer dan smartphone serta jaringan internet

5
yang dimanfaatkan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan berinteraksi
dengan guru (Anggoro, 2005). Peran internet dalam e-learning tidak bisa
dilepaskan, karena pada dasarnya kumpulan informasi yang berada pada
komputer, smartphone dan teknologi lainnya bisa di akses bila terhubung dengan
jaringan internet. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan dengan media elektronik (komputer dan smartphone yang terhubung
dengan internet) baik secara formal maupun informal (Mufilah & Amini, 2018).

Proses pembelajaran e-learning dapat disampaikan secara synchrounous dan


asynchronous. Synchrounous yaitu proses pembelajaran dilakukan secara
langsung pada hari dan waktu yang sama melalui webcam antara guru dan siswa,
sedangkan asynchronous yaitu pembelajaran yang dilakukan secara tidak
langsung, contohnya guru membuat materi atau video pembelajaran terlebih
dahulu, kemudian guru meng-upload materi tersebut sebelum pembelajaran akan
dilakukan. Materi – materi pembelajaran yang disajikan dalam e-learning berupa
teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video.

Proses penyusunan konsep pembelajaran berbasis e-learning didasarkan pada


hal-hal berikut (Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, 2007):

1) E-learning sebagai alat bantu proses belajar mengajar sehingga dapat


menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat proses belajar
mengajar lebih mudah, terarah dan bermakna.
2) E-learning sebagai sebuah alternatif dalam sistem pendidikan yang memiliki
prinsip High-Tech-High-Touch, yaitu prosesnya lebih banyak bergantung
kepada teknologi canggih dan yang lebih penting adalah aspek “High-
Touch” yaitu “pendidik/peserta didik”.
3) Sesuaikan e-learning dengan kesiapan pendidik/peserta didik, fasilitas dan
kultur sistem pembelajaran.

Salah satu ciri penting guru yang profesional ialah mempunyai berbagai
keahlian dan pengetahuan dalam menjalankan proses pengajaran yang efektif.
Semua ini dapat dicapai apabila guru dapat mengelola kelas dengan efektif, sebab
pengelolaan kelas yang efektif akan menghasilkan hasil pembelajaran yang efektif

6
juga. Sehingga seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola aspek-
aspek yang berhubungan dengan proses belajar mengajar berbasis e-learning,
yaitu:

1) Pengoperasian dan pemeliharaan hardware, seorang guru perlu mengetahui


tentang cara mengoperasikan perangkat teknologi dan informasi yang
digunakannya dalam kelas, termasuk pengetahuan komponen-komponen
penting dalam sebuah perangkat teknologi dan informasi serta
fungsifungsinya.
2) Pengetahuan tentang pemilihan software pendidikan, bahwa selain hardware
juga terdapat software yang harus guru pahami penggunaannya dan perlu
disesuaikan, mana program yang benar-benar dibutuhkan, mana program
yang hanya digunakan sebagai pendukung saja.
3) Teknik-teknik pengajaran menggunakan komputer:
 Seorang guru perlu memahami bahwa ada perbedaan dalam peranannya
di dalam kelas yang berkomputer dibandingkan dengan kelas yang
konvensional. Dalam kelas yang menggunakan komputer, guru lebih
berperan dalam pengelolaan dan membantu peserta didik selama
komputer digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran.
 Seorang guru perlu senantiasa memantau aktivitas-aktivitas peserta
didik untuk memastikan semua aktivitas berjalan sesuai dengan
perancangan sehingga tujuan pengajaran dan pembelajaran tercapai.
 Seorang guru perlu membantu peserta didik selama menjalankan
aktifitasnya.
4) Pengetahuan tentang fungsi bantuan pengajaran yang disediakan oleh
komputer, maksudnya seorang guru perlu mengetahui bagaimana komputer
dapat membantunya dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas. Contohnya, guru menciptakan alat bantu mengajar sendiri dengan
menggunakan software komputer, Microsoft Power Point misalnya.
5) Peka dengan teknologi-teknologi terkini.

7
2.1 Alur Rencana Penelitian

Secara umum prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

8
Gambar 1. Alur perencanaan penelitian.

Berdasarkan Gambar 1 tentang diagram alir prosedur penelitian, penjelasan


tahap demi tahap penelitian ini adalah melakukan identifikasi masalah
kemampuan guru SMK dalam menggunakan e-learning, menentukan tujuan
penelitian yang akan digunakan sebagai acuan dasar dalam penelitian dan
melakukan studi literatur dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dan artikel
mengenai e-learning. Tahap selanjutnya dilakukan proses pembuatan dan
pengujian kuesioner mengenai kemampuan guru SMK dalam menggunakan e-
learning.

9
Tahap selanjutnya adalah melakukan pengambilan data dari beberapa
responden guru SMK yang mengajar mata pelajaran produktif dengan
menyebarkan kuesioner. Tahap selanjutnya melakukan pengolahan data, setelah
data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis, lalu menginterpretasikan data
dalam bentuk pembahasan. Tahap terakhir adalah melakukan analisis data dari
hasil pengolahan data yang kemudian ditarik kesimpulan, implikasi, dan
rekomendasi mengenai kemampuan guru SMK dalam menggunakan e-learning.

10
BAB III
PEMBAHASAN PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU DALAM PENELITIAN
KEMAMPUAN GURU SMK DALAM MENGGUNAKAN E-LEARNING

3.1 Filsafat Ilmu

Interaksi filsafat dengan ilmu, disebut dengan filsafat ilmu yang telah menjadi
suatu studi kasus yang khas dan sebagai landasan dalam pemahaman keilmuan
secara umum. Filsafat ilmu menjelaskan masalah berupa pernyataan ilmiah,
proses pengembangan atau terlahirnya suatu konsep, penjelasan ilmiah, estimasi
dan manfaat sumber-sumber daya, menetapkan kesahihan suatu pernyataan,
metode ilmu, dan penalaran sebagai alat penyimpulan, serta implikasi metode
terhadap keilmuan (Kuswana, 2013).

Fungsi dari filsafat ilmu adalah sebagai confirmatory function yakni upaya
mendeskripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi, dan
explanation function yakni upaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun
besar secara sederhana. Adapun substansi filsafat ilmu yaitu fakta atau kenyataan,
kebenaran (truth), konfirmasi, dan logika inferensi (Kuswana, 2013).

Fokus kajian filsafat ilmu dalam penelitian ini mencakup (Suriasumantri,


1982):

1) Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek dengan olah pikir manusia sehingga
menghasilkan pengetahuan? (Ontologis)
2) Bagaimana proses yang mungkin pengetahuan dipelajari sebagai ilmu?
Bagaimana kaidah dan prosedur mempelajarinya? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar pengetahuan dipelajari secara benar? Apakah kriterianya?
Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa
yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
(Epistemologis)

10
3) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu dipergunakan dan bermanfaat bagi
kehidupan dan lingkungan semesta? Bagaimana hubungan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana kaitan antara
teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
norma-norma moral/profesional?

3.2 Kajian Filsafat Ilmu dalam Penelitian Kemampuan Guru SMK dalam
Menggunakan E-learning

Struktur filsafat pendidikan teknologi dan kejuruan dapat ditinjau dari segi
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ketiga kajian tersebut mempunyai ikatan
kuat untuk mencapai satu kesatuan makna.
3.2.1 Ontologis

Ontologis saat ini merupakan cabang filsafat tersendiri dengan metode yang
mandiri. Obyeknya adalah segala-galanya dengan se-ada-adanya. Maka einai dan
to on lambat laun tidak hanya berarti ada atau tidaknya, tetapi meliputi segala-
galanya saja menurut segala bagiannya (segi ekstensif) dan menurut aspek (segi
intensif). Obyek formal ontologis adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan
kuantitatif, realitas tampil dalam jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif,
realitas akan tampil menjadi aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau
hylomorphisme (Kuswana, 2013).
Berdasarkan pengertian ontologis diatas, yang menjadi fokus dalam penelitian
ini adalah “apa e-learning itu?” dan “mengapa ada e-lerning tersebut”.

Tabel 1. Kajian Ontologis.

Kajian Ontologis

Apa itu e-learnng ? E-learning adalah proses pembelajaran


dengan memanfaatkan dukungan dari teknologi
internet, yang bertujuan mengimbangi pesatnya
kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi
di era globalisasi ini.

11
Mengapa ada e-learning ? Karena pembelajaran konvesnsional yang
dianggap masih belum efektif, karena
pembelajaranya masih terbatas oleh ruang dan
waktu yang tidak sejalan dengan pesatnya
perubahan teknologi dan tuntutan zaman
(Mufilah & Amini, 2018).

Berdasarkan tuntutan revolusi industri 4.0


yang mengharuskan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pendidikan
terutama dalam proses pembelajaran, salah
satunya adalah penggunaan e-learning.

E-learning membuat peserta didik tidak


hanya duduk, mendengarkan, mencacatat dan
menghafal di kelas, melainkan terdapat sedikit
kompetisi yang harus dimiliki untuk
mengeksplor informasi yang mereka miliki
dengan melakukan pengoprasian sendiri
terhadap peralatan yang telah disediakan
(Mufilah & Amini, 2018).

3.2.2 Epistemologis

Epistemologis mempunyai makna kajian berkenaan dengan pengetahuan.


Epistemologis atau teori pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh
setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca
indera dengan berbagai metode, diantaranya metode induktif, deduktif,
positivisme, kontemplatis, dan dialektis (Kuswana, 2013).

Berdasarkan pengertian epistemologis diatas, yang menjadi fokus dalam


penelitian ini adalah “seperangkat pengetahuan apa yang ada dalam penelitian
kemampuan guru SMK dalam menggunakkan e-learning”.

Tabel 2. Kajian Epistemologis.

12
Kajian Epistemologis

Seperangkat pengetahuan apa 1. Teknologi


yang ada dalam penelitian
kemampuan guru SMK dalam Pendidikan dan teknologi adalah dua
menggunakkan e-learning ? elemen dasar untuk memperoleh pengetahuan.
E-lerning ini merupakan sebuah teknologi
informasi yang praktis dan efektif yang bisa
digunakan dimanapun dan kapanpun.

2. Ilmu Pedagogik

Ilmu pedagogik dalam konteks pendidikan


berkaitan dengan kemampuan “mendidik”.
Begitu pula dalam penggunaan e-learning,
dimana antara guru dan siswa, maupun siswa
dan siswa yang saling berinteraksi melalui
teknologi dalam pembelajaran.

3.2.3 Aksiologis

Aksiologis adalah bidang filsafat ilmu yang membahas tentang masalah nilai.
Aksiologis artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status
metafisik dari nilai. Pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini
mengedepankan dalam pemikiran Plato mengenai idea tentang kebaikan, atau
yang lebih dikenal dengan Summum Bonum (kebaikan tertinggi) (Muntasyir &
Munir, 2013).

Berdasarkan pengertian aksiologis diatas, yang menjadi fokus dalam


penelitian ini adalah “untuk apa penelitian ini dipergunakan dan bermanfaat bagi
kehidupan dan lingkungan semesta”.

Tabel 3. Kajian Aksiologis.

Kajian Aksiologis

Untuk apa penelitian ini • Dari segi ilmu teknologi, pendidikan dan
dipergunakan dan bermanfaat teknologi adalah dua elemen dasar untuk
bagi kehidupan dan memperoleh kemampuan. E-lerning ini

13
lingkungan semesta? merupakah sebuah teknologi informasi dan
komunikasi yang praktis, efektif, dan
fleksibel. Sehingga proses pembelajaran
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

• Ilmu pedagogik dalam konteks pendidikan


berkaitan dengan kemampuan “mendidik”.
Begitu pula dalam penggunaan e-learning,
dimana antara guru dan siswa, maupun
siswa dan siswa yang saling berinteraksi
melalui teknologi dalam pembelajaran,
sehingga memudahkan guru dalam
memanage siswa..

14
BAB IV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan

Simpulan makalah disusun berdasarkan tujuan penelitian, manfaat dan


pembahasan. Simpulan dari makalah tentang “Kemampuan guru SMK dalam
mengunakan e-learning”, yaitu berdasarkan kajian:

1) Secara ontologis e-learning adalah proses pembelajaran dengan


memanfaatkan dukungan dari teknologi internet. Penggunaan e-learning ini
berdasarkan tuntutan revolusi industri 4.0 yang mengharuskan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
2) Secara epistemologis, Pendidikan dan teknologi adalah dua elemen dasar
untuk memperoleh pengetahuan. E-lerning ini merupakan sebuah teknologi
informasi yang praktis dan efektif yang bisa digunakan dimanapun dan
kapanpun. Ilmu pedagogik dalam konteks pendidikan berkaitan dengan
kemampuan “mendidik”. Begitu pula dalam penggunaan e-learning, dimana
antara guru dan siswa, maupun siswa dan siswa yang saling berinteraksi
melalui teknologi dalam pembelajaran.
3) Secara aksiologis, E-lerning ini merupakan sebuah teknologi informasi dan
komunikasi yang praktis, efektif, dan fleksibel. Sehingga proses pembelajaran
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ilmu pedagogik dalam konteks
pendidikan berkaitan dengan kemampuan “mendidik”. Begitu pula dalam
penggunaan e-learning, dimana antara guru dan siswa, maupun siswa dan
siswa yang saling berinteraksi melalui teknologi dalam pembelajaran,
sehingga memudahkan guru dalam memanage siswa.

4.2 Implikasi

Simpulan makalah ini mencakup pada dua implikasi, yakni implikasi teoritis
dan praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan teori yang berisi kontribusi

16
bagi perkembangan teori-teori dan implikasi praktis berkaitan dengan kesiapan
guru dan siswa dalam menggunakan e-learning.

4.2.1 Implikasi Teoritis

Perkembangan dunia di era revolusi indusri 4.0 yang mengharuskan menuntut


banyak perubahan di dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan saat ini
membutuhkan teknologi dan informasi tepat guna yang praktis dan efisien.

4.2.2 Implikasi Praktis

E-learning diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang lebih


efekif dan efisien, serta interaksi siswa dengan sumber belajar diharapkan bisa
lebih luas dan tidak terbatas.

4.3 Rekomendasi

Rekomendasi makalah ini mengacu pada hasil simpulan dan implikasi, baik
secara teoritis maupun praktis. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kepada mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah Filsafat Ilmu. Hasil
makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perspektif
filsafat ilmu dengan kajian secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis
dalam penelitian-penelitian di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan.
2) Kepada seluruh siswa, guru dan sekolah serta pihak yang bersangkutan dapat
menggunakan e-learning dalam pembelajaran, serta mengetahui perspektif
filsafat ilmu secara ontologi, epistemologi dan aksiologis pada penelitan
kemampuan guru SMK dalam menggunakan e-learning.
1.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, W. B. (2005). Penerapan e-Learning sebagai Langkah Universitas


Islam Indonesia Meningkatkan Kualitas dan Efektivitas Penyelenggaraan
Pendidikan Konvensional. 2005.

Aprillinda, M. (2019). Perkembangan Guru Profesional Di Era Revolusi Industri 4


. 0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang, 600–608.

Avidov-Ungar, O., & Forkosh-Baruch, A. (2018). Professional identity of teacher


educators in the digital era in light of demands of pedagogical innovation.
Teaching and Teacher Education, 73, 183–191.
https://doi.org/10.1016/j.tate.2018.03.017

Ching, C. C., & Hursh, A. W. (2014). Peer modeling and innovation adoption
among teachers in online professional development. Computers and
Education, 73, 72–82. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2013.12.011

Govindasamy, T. (2002). Successful implementation of e-Learning Pedagogical


considerations. Internet and Higher Education, 4(3–4), 287–299.
https://doi.org/10.1016/S1096-7516(01)00071-9

Hamid, A. (2017). Guru Professional. Jurnal Ilmiah Keislaman Dan


Kemasyarakatan, 17, 274–285. Retrieved from
http://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/alfalahjikk/article/view/26

Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. (2007). Universitas Pendidikan Indonesia.

Mufilah, S., & Amini, A. (2018). Paradigma Pembelajaran Berbasis E-Learning


dalam Kajian Aliran Filsafat Pendidikan. (December), 0–15.

Rahman, S., Munawar, W., & Berman, E. T. (2016). Pemanfaatan Media


Pembelajaran Berbasis Website Pada Proses Pembelajaran Produktif Di Smk.

19
Journal of Mechanical Engineering Education, 1(1), 137.
https://doi.org/10.17509/jmee.v1i1.3746

Syarif, I. (2013). Pengaruh model blended learning terhadap motivasi dan prestasi
belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(2), 234–249.
https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1034

Wagiran, W., Pardjono, P., Suyanto, W., Sofyan, H., Soenarto, S., & Yudantoko,
A. (2019). Competencies of Future Vocational Teachers: Perspective of in-
Service Teachers and Educational Experts. Jurnal Cakrawala Pendidikan,
38(2), 387–397. https://doi.org/10.21831/cp.v38i2.25393

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan


Abad 21 Sebagai Tuntutan. Jurnal Pendidikan, 1, 263–278. Retrieved from
http://repository.unikama.ac.id/840/32/263-278 TRANSFORMASI
PENDIDIKAN ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL.pdf. diakses pada; hari/tgl;
sabtu, 3 November 2018. jam; 00:26, wib.

Kuswana, W. S., 2013. Pendidikan Teknologi, Vokasi dan Kejuruan. Bandung:


Alfabeta.

Muntasyir, R., & Munir, M. (2013). Filsafat Ilmu (Cetakan XIII). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.

Suriasumantri, S. J. (1982). Filsafah Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Sinar Harapan.

20

Anda mungkin juga menyukai