Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................. 3
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
1. Manfaat Teoritis ................................................................................................ 3
2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORITIK ..................................................................................... 5
2.1 Model Pembelajaran Advance Organizer ........................................................... 5
2.1.1 Konsep Dasar Model Pembelajaran Advance Organizer ............................. 5
2.1.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Advance Organizer ...................... 7
2.1.4 Model Pembelajaran Advance Organizer Tipe Expository .......................... 8
2.2 Pemahaman Konsep ............................................................................................ 9
2.3 Materi Dinamika Rotasi .................................................................................... 10
1. Momen Gaya/ Torsi (τ) ................................................................................... 10
2. Momen Inersia (I) ........................................................................................... 10
2.3 Penelitian Yang Relevan ................................................................................... 14
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 21
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 21
3.2 Waktu dan Tempat ............................................................................................ 21
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................................ 21
3.4 Populasi dan Sampel ......................................................................................... 22
3.5 Instrumen Data ................................................................................................. 22
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 23
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 24
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 26
1
BAB I PENDAHULUAN
rotasi maka siswa harus terlebih dahulu memahami konsep kesetimbangan dan konsep
tersebut juga berkaitan dengan Hukum 1 Newton.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
“Identifikasi Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer tipe Expository
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XI di SMAN
10 Kota Jambi”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di latar belakang maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu kesulitan siswa dalam belajar fisika, hasil belajar
yang rendah, rendahnya pemahaman konsep terhadap materi fisika.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi guru untuk menambah wawasan
dan pengetahuan yang lebih luas dan dapat mempermudah guru saat mengambil
tindakan dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran
fisika
2) Bagi Peneliti
Adapun manfaat penelitian ini untuk berkontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta wawasan mengenai cara meningkatkan pemahaman konsep materi
fisika melalui model pembelajaran.
5
organizer menyajikan gambaran umum yang koheren tentang hubungan antara konsep-
konsep yang akan dipelajari. Pada model ini harus menyediakan kerangka konsep yang
ditunjukkan kepada siswa sebelum konsep baru disajikan) (Chew, 2021:3)
Menurut Wiley (2007) advance organizer are general overviews or conceptual
model of informations presented to learners immediately prior to receiving new
information. Dalam artian model pembelajaran advance organizer merupakan
gambaran umum atau model konseptual dari informasi yang disajikan kepada peserta
didik segera sebelum menerima informasi baru. Model pembelajaran advance
organizer mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa karena model ini
mendukung siswa agar mudah menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep yang
telah ada pada struktur kognitif siswa sehingga tercipta pembelajaran bermakna
(Amanah, 2017: 85).
Menurut Nugraha (2021:97) model pembelajaran advance organizer membantu
para guru untuk memberi materi pelajaran tanpa mengulang kembali tentang materi
pelajaran yang diberikan saat itu karena siswa telah memahami materi yang telah
diajarkan tersebut. Advance organizer merupakan suatu materi yang ditujukan untuk
mengawali pembelajaran sebelum masuk ke materi yang baru (Mardhiah, 2016:137).
Penerapan model pembelajaran advance organizer membuat belajar yang
biasanya dengan menghafal menjadi bermakna karena pada model pembelajaran ini
dijelaskan konsep yang relevan yang ada dalam struktur kognitif siswa sehingga siswa
mudah memahami konsep materi yang diajarkan oleh guru dengan efektif dan efisien.
Dalam memahami konsep agar efektif dan efisien diperlukan perencanaan
pembelajaran yang terstruktur dan sistematis agar terwujus proses pembelajaran yang
bermakna. Jadi proses pembelajaran tidak sekedar menghadal konsep yang ada namun
juga berusahan mengaitkan konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang
menyeluruh sehingga apa yang telah dipelajari oleh siswa tidak mudah dilupakan
(Hutajulu, 2017:23).
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran advance organizer merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk
memperkuat pondasi pengetahuan peserta didik terhadap materi tertentu dan
7
meningkatkan pengetahuan tersebut dengan baik. Selain itu dengan penerapan model
pembelajaran advance organizer dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Dimana pada proses pembelajaran ini siswa dibantu untuk mengingat kembali konsep
materi yang pernah mereka pelajari sebelumnya.
pembelajaran advance organizer terbagi atas 2 yaitu tipe expository dan tipe
comparative. Model pembelajaran advance organizer tipe expository menyajikan
konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi dan mungkin juga di beberapa konsep
yang lebih rendah (Joyce, 2003).
𝐼 = 𝑚 𝑟2
11
Dimana :
I = Momen inersia (kgm2)
m = massa partikel (kg)
r = jarak partikel dari sumbu pusat rotasi (m)
3. Hubungan antara Momen Gaya (τ), Momen Inersia (I) dan Percepatan Sudut
(α)
Untuk mendapatkan hubungan antara Momen Gaya (τ), Momen Inersia (I)
dan Percepatan Sudut (α), maka kita dapat menganlogikan dengan menerapkan
hukum Newton II translasi, yaitu :
∑𝐹=𝑚.𝑎
𝐹=𝑚.𝑎
𝐹 = 𝑚 . (𝑟. 𝛼)
𝐹. 𝑟 = 𝑚 . 𝑟 (𝑟. 𝛼) 𝐹. 𝑟
= 𝑚 . 𝑟2. 𝛼
Diperoleh
𝜏=𝐼.𝛼 atau ∑τ=𝐼.𝛼
disebut Hukum Newton II Gerak rotasi
Dimana :
τ = Momen Gaya (N.m)
I = Momen Inersia (kg.m2)
α = Percepatan Sudut (rad/s2)
𝟏
𝑬𝒌 𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔 = 𝒎 𝒗𝟐
𝟐
12
Gerak Menggelinding
Perhatikan gambar berikut !
Pada gambar di atas, suatu benda bergerak menggelinding, maka benda tersebut
melakukan gerak translasi (memiliki v) sekaligus gerak rotasi memiliki (ῳ). Oleh
karena itu, energi kinetik yang dimiliki benda juga terdiri atas energi kinetik
translasi dan rotasi, sehingga diperoleh :
1 1
𝐸𝑘𝑡𝑜𝑡 = 𝑚 . 𝑣 2 + 𝐼 . 𝜔2
2 2
𝐸𝑀𝐴 = 𝐸𝑀𝐵
𝐸𝑃𝐴 + 𝐸𝐾𝐴 = 𝐸𝑃𝐵 + 𝐸𝐾𝐵
𝐸𝑃𝐴 + (𝐸𝐾𝐴.𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 + 𝐸𝐾𝐴.𝑟𝑜𝑡 ) = 𝐸𝑃𝐵 + (𝐸𝐾𝐵 .𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 + 𝐸𝐾𝐵.𝑟𝑜𝑡 )
1 1 1 1
𝑚. 𝑔. ℎ𝐴 + ( 𝑚. 𝑣𝐴2 + 𝐼. 𝜔𝐴2 ) = 𝑚. 𝑔. ℎ𝐵 + ( 𝑚. 𝑣𝐵2 + 𝐼. 𝜔𝐵2 )
2 2 2 2
5. Momentum Sudut (L)
Momentum sudut (L) didefinisikan sebagai perkalian silang antara vektor momentum
linear benda p dan vektor posisi r.
𝑳=𝒓×𝒑
Secara matematis, penurunan persamaan momentum sudut L dapat berawal dari
konsep momentum linier p, dan dapat ditulis:
𝒑=𝑚.𝒗
Dengan menganggap benda bergerak rotasi, maka kecepatan linier benda dapat
ditulis 𝒗 = 𝒓. 𝝎 , sehingga diperoleh :
𝒑 = 𝑚 . (𝒓. 𝝎)
𝒑. 𝒓 = 𝑚. 𝒓. (𝒓. 𝝎)
𝑳 = 𝑚. 𝒓𝟐. 𝝎
Sehingga momentum sudut L persamaannya dapat ditulis :
𝑳 = 𝐼. 𝜔
Dimana :
L : Momentum sudut (kg. m2/s)
I : Momen inersia benda (kg.m2)
ῳ : Kecepatan sudut (rad/s)
14
𝐿1 = 𝐿2
𝐼1. 𝜔1 = 𝐼2. 𝜔2
konsep IPA siswa kelas IV SDN 1 Bumi Ayu.Jenis penelitian yang digunakan
yaitu penelitian Quasi Eksperimental denganTheNonequivalent Pretest-Posttest
Control Group Design. Pada penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah 45
siswa dengan penjabaran 25 siswa sebagai kelompok eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelas kontrol berjumlah 20
siswamenerapkan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data
untuk pemahaman konsep IPA berupa pretest dan posttest kemudian dianalisis
dengan uji-t, sebelumnya data tersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan
uji homogenitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil
uji-t pretest diperoleh nilai Sig.(2- tailed) sebesar 0,159 > 0,05 yang berarti bahwa
Ho diterima, sedangkan posttest diperoleh nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,040 > 0,05.
Maka, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara pemahaman konsep siswa kelas ekperimen dan siswa kelas
kontrol. Berdasarkan uji perbedaan nilai prestest kedua kelas tidak terdapat
perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
Sedangkan untuk uji N-Gain TernormalisasiPada kelas eksperimen
diperolehkategori N-Gain sedang berjumlah 13 siswa, 2 siswa dengan kategori
tetap, 2 siswa dengan kategori tinggi dan 8 siswa dengan kategori rendah, dengan
rata-rata nilai N-Gain 0,38 pada kategori “sedang”. Pada kelas kontrol diperoleh
kategori N-Gain 2 siswa dengan kategori tetap, 9 siswa dengan kategori sedang,
dan 9 siswa dengan kategorirendah, dengan rata-rata nilai N-Gain 0,29 dengan
kategori “rendah”. Artinya bahwa pemahaman konsep kelompok eksperimen
dikategorikan sedang dan kontrol dikategorikan rendah.Jadi pembelajaran inkuiri
berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA siswa SDN 1 Bumi Ayu Tahun
Pelajaran 2019/2020.
4. Pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap pemahaman konsep
dan keterampilan berfikir kritis (Dinda Yuti Muti, 2021). Penelitian ini Bertujuan
untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan pengaruh model Advance Organizer
terhadap pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kritis peserta didik Pada
Materi Perubahan Lingkungan pada peserta didik kelas X semester genap di
17
Adapun sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebanyak 2 kelas dengan masing-
masing kelas terdiri atas 36 siswa. Kelas yang pertama sebagai kelas eksperimen dan
kelas yang kedua adalah kelas kontrol. Kelas eksperimen tersebut adalah kelas yang
dimana peneliti menerapkan model pembelajaran advance organizer tersebut di kelas.
Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan berupa penerapan
model pembelajaran tersebut. Tujuan dari jenis ekperimen ini adalah untuk melihat
perbedaan hasil belajarnya nanti dan dilihat apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran tersebut.
Setelah melakukan ekperimen tersebut peneliti mengumpulkan data berupa hasil
dari soal tes uraian. Sedangkan untuk lembar observasi peneliti mengamati sambil
melakukan proses pembelajaran bagaimana respon siswa di dalam kelas. Soal tes
uraian digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa. Soal tersebut
disusun berdasarkan indikator dari pemahaman konsep.
Data yang telah dikumpulkan tersebut selanjutnya dianalisis. Analisis data yang
digunakan adalah analisis data statistik deskriptif. Setelah dilakukan perhitungan
dengan menggunakan software SPSS. Hasil perhitungan tersebut akan
diinterpretasikan. Berdasarkan hasil perhitungan dan penginerpretasian terhadap data
yang didapat maka peneliti dapat menarik kesimpulan apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran advance organizer tipe expository terhadap pemahaman konsep siswa
pada pokok bahasan dinamika rotasi.
21
𝑹 × 𝑶𝟐
𝑹 𝑶𝟐
Gambar 3.1 Posttest-only control design
apakah model pembelajaran advance organizer tipe expository ini akan mempengaruhi
pemahaman konsep siswa.
Indikator Kriteria
Peserta didik mampu mengubah kalimat ke gambar,
Menafsirkan
gambar ke kalimat, angka ke kalimat, atau kalimat
(interpreting)
ke angka.
Instrumen non tes yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran menggunakan model advance organizer tipe expository berupa lembar
observasi. Observasi di sini berarti mengamati. Observasi merupakan kegiatan yang
dilakukan secara langsung khususnya tenaga pendidik dalam mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan untuk menilai peserta didik (Ariani,2020). Lembar observasi
digunakan untuk mengetahui kegiatan proses pembelajaran dengan model
pembelajaran advance organizer yang dilakukan oleh guru dan siswa.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lainnya terkumpul (Sugiyono, 2020). Analisis data diawali
dengan melakukan uji persyaratam analisis di antaranya uji normalitas dan
homogenitas. Setelah itu dilakukan dengan pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas
Pada uji normaltitas ini menggunakan rumus uji Liliefors. Adapun langkah-
langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut (Nuryadi, 2017):
i. Data pengamatan x1, x2,x3,…..xn dijadikan bilangan baku z1,z2, z3,…zn
𝑥𝑖 −𝑥̅
dengan menggunakan rumus (dengan x dan s masing-masing
𝑠
vi. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (𝐻0 ) dilakukan dengan cara
membandingkan 𝐿0 ini dengan nilai kritis L yang terdapat da;am tabel
untuk taraf yang dipilih.
2. Uji Homogenitas
Tujuan dilakukannya uji homogenitas adalah. Untuk perhitungan uji
homogenitas peneliti menggunakan uji Levene. Uji Levene dilakukan dengan
menggunakan sofware SPPS. Adapun langkah-langkah menghitungnya
adalah sebagai berikut (Nuryadi, 2017) :
i. Memasukkan data variabel yang disusun dalam satu kolom. Setelah
variabel pertama dimasukkan, dilanjutkan dengan variabel keuamulai dari
baris kosong setelah variabel pertama.
ii. Membuat pengkodean kelas dengan cara membuat variabel baru yang telah
diberi label 1 untuk variabel pertama dan label 2 untuk variabel kedua.
iii. Cara menghitung uji Levne dengan SPSS adalah dengan memilih menu:
analyze, descriptive statistics, explore.
iv. Pada jendela yang terbukamasukan variabel yang akan dihitung
homogenitasnya oada bagian dependent list, dan kode kelas pada bagian
factor list. Kemudian pilih tombol plots dan pilih levene test untuk
untransformed
v. Pilih tombol continue kemudian dipilih OK
vi. Cara menafsirkan uji levene ini adalah jika nilai levene statistics > 0,05
maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.
:
26
Daftar Pustaka
Amanah, P. D., Harjono, A., & Gunada Wayan. (2017). Kemampuan Pemecahan
Masalah Dalam Fisika Dengan Pembelajaran Generatif Berbantuan Scaffolding
Dan Advance Organizer. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 3(1), 84-91.
Ariani, & Yetti. (2020). Model Penilaian Kelas Online Pada Pembelajaran
Matematika. Sleman: Deepublish Publisher.
Bruce, J., & Weil, M. (2003). Models Of Teaching. New Delhi: Prentice-Hallof India.
Delfino, R. (2006). What Are We Understand Gracia To Mean. New York: New York
University Press.
Hamdani, D., Kurniati , E., & Sakti, I. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif
Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya
Kelas Viii Di Smp Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Exacta, 10(1), 79-88.
Putri, Z. (2018). Penerapan Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Di
Sma Negeri 3 Pariaman. E-Jurnal Sendratasik, 6(2), 32-38.
Rahayu, S., Widodo, A. T., & Supartono. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran
Advance Organizer Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1).
Sasmita , D., Utami, C., & Prihatiningtyas, N. (2019). Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Dengan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Alat Peraga Puzzle
Phytagoras. Jurnal Variabel, 2(2), 62-68.
Tasiwan, Nugroho, & Hartono. (2014). Analisis Tingkat Motivasi Siswa Dalam
Pembelajaran Ipa Model Advance Organizer Berbasis Proyek. Jurnal
Pendidikan Ipa Indonesia, 3(1), 43-50.
Waroka , F., Ansori, I., & Rahman, A. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Berdasarkan Keragaman Capung Di Persawahan Kualo Bukit Aceh Kota
Bengkulu. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 4(2): 218-226.
Yulisa, Hakim, L., & Lia, L. (2020). Pengaruh Video Pembelajaran Fisika Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Smp. Jurnal Luminous, 1(1), 37-44.