Anda di halaman 1dari 17

METODE SOL-GEL DAN CHEMICAL BATH

DEPOSITION (CBD)

OETARI NOER AMROE SOENARDI (PMM2100228)


Metode Sol-Gel

• Proses sol-gel merupakan teknik sintesis yang sangat menarik untuk larutan
pada temperatur rendah untuk pembuatan padatan nonkristalin (kaca dan
material seperti kaca) dan kristal keramik. Proses sol-gel tersebut namanya
berasal dari dua tahap yang dilibatkan, yaitu pembentukan sol dan gel.
• Sol adalah suspensi koloid partikel padat dalam fasa cair melalui reaksi
hidrolisis dan polimerisasi dari prekursor tertentu. Dengan kata lain, sol
merupakan dispersi stabil dari partikel koloid atau polimer dalam sebuah
pelarut.
• Gel adalah zat yang memiliki pori yang semirigid yang terdiri atas jaringan
kontiniu dalam tiga dimensi. Gel dapat terbentuk dari rantai polimer.
Interaksinya adalah memiliki sifat kovalen dan tidak dapat balik (irreversible)
Prinsip Metode Sol-gel

• Metode sol-gel adalah suatu proses yang digunakan untuk


pembuatan material anorganik melalui suatu reaksi kimia dalam
suatu larutan pada suhu relatif rendah. Pertama digunakan sebagai
teknik pembentukan keramik dan kaca dengan kualitas yang tinggi.
• Prinsip dasar sol-gel adalah pembentukan larutan prekursor dari
senyawa yang diharapkan dengan menggunakan pelarut organik,
terjadinya polimerisasi larutan, terbentuknya, dan dibutuhkan
proses pengeringan dan kalsinasi gel untuk menghilangkan
senyawa organik serta membentuk material anorganik berupa
oksida.
Proses dan Tahap Metode Sol-Gel

• Proses sol-gel memiliki dua metode, yakni metode alkoksida


dan metode koloid.
• Metode alkoksida merupakan proses sol-gel yang
menggunakan logam alkoksida sebagai prekursor, sedangkan
• metode koloid adalah teknik sol-gel menggunakan prekursor
selain logam alkoksida, misalnya nitrat, karboksilat, asetil
asetonat, dan klorida
Tahap Sol-Gel
Terdapat tujuh tahap dalam pembuatan material sol-gel

Gelating Densification
(Sol Drying (densitas
Mixing bereaksi material tinggi)
membentuk (mengering
(pencampuran) gelation) kan gel)

Castin Aging Dehydration


(stabilisasi
g (Pemisahan
ikatan
cairan dari
(Larutan gel) silanol
membentu dengan
k monolit) perlakukan
termal)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses sol-gel
a. Prekursor
Senyawa alkoksida adalah prekursor yang paling banyak digunakan
pada metode sol-gel. Hal itu disebabkan oleh senyawa alkoksida
tersedia secara komersial. Prekursor yang digunakan dalam proses sol-
gel harus bisa larut dalam media reaksi (pelarut) dan harus cukup reaktif
dalam pembentukan gel.
b. Pelarut
Pelarut berfungsi untuk melarutkan prekursor sehingga dihasilkan
material yang homogen. Pelarut dapat mengontrol waktu pembentukan
gel, morfologi partikel, dan ukuran partikel. Pelarut dapat
dikelompokkan sebagai pelarut polar, nonpolar, protik, dan aprotik.
Pelarut yang banyak digunakan dalam pembentukan suatu larutan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses sol-gel
c. Suhu
Suhu berperan dalam pembentukan gel. Penggunaan suhu tinggi akan
meningkatkan laju hidrolisis dan kondensasi sehingga pembentukan
gel cepat terbentuk.
d. Aditif
Penggunaan aditif bertujuan untuk mendapatkan larutan yang stabil
dan homogen. Aditif berfungsi untuk menstabilkan logam alkoksida
(stabilization agent) dan juga sebagai pembantu kelarutan
(dissolution agent). Mekanisme dan waktu pembentukan gel
dipengaruhi oleh daya kompleks aditif.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Sol-Gel
Kelebihan
• a. Homogenitas produknya tinggi • d. Kehilangan bahan akibat penguapan
karena reagen-reagen dicampur pada dapat diperkecil.
tingkat molekular. • e. Porositasnya rendah atau tinggi dengan
• b. Produk yang dihasilkan cara memanaskan pada temperatur tertentu.
kemurniannya tinggi, hal ini • f. Mampu menghasilkan material glass
disebabkan prekursor alkoksida dalam bentuk nonamorphous dengan cara
organologam dapat dimurnikan pendinginan dari fasa cair.
melalui proses distilasi atau • g. Mampu menghasilkan keramik dengan
rekristalisasi. kristalinitas yang bagus jika dibandingkan
dengan metode konvensional.
• c. Suhu yang digunakan relatif rendah. • h. Mampu menghasilkan material novel.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Sol-Gel

Kelemahan
• a. Membutuhkan prekursor yang relatif
mahal.
• b. Waktu pemprosesan relatif lama.
• c. Terbentuknya sisa hidroksil dan karbon.
• d. Terjadi penyusutan yang besar dalam
pemprosesan.
• e. Menggunakan pelarut organik yang
bersifat toksik.
• f. Sukar untuk mendapatkan produk yang
bebas dari keretakan pada waktu
pengeringan.
Aplikasi Metode Sol-Gel
Fiber
Abrasive
Fiber menggunakan kondisi hidrolisis
Abrasive Setelah proses gelation dan
yang tepat. Fiber kontiniu dapat
pengeringan terdapat proses crushed yaitu
dihasilkan dari larutan logam
suatu proses mengeringkan gel dan ukuran
alkoksida dan dikonversikan menjadi
powdernya didapatkan. Abrasive partikel
serat kaca (glass fiber) dengan
Al2O3 dengan dispersi yang seragam
memanaskan, misalnya ZrO2-SiO2
dengan partikel ZrO2. Partikel abrasive itu
atau Na2O-ZrO2-SiO2. Fiber juga
memiliki sifat grinding superior bila
dapat dibuat dengan ekstruding
dibandingkan dengan abrasiv Al2O3 yang
larutan berupa koloid atau gel polimer
disintering.
dengan diameter tertentu
Novel Glasses Thin Film dan Coating
Novel glasses dibuat dari Lapisan tipis atau coating
prekursor gel dengan tiga didapatkan dari sol yang
cara, yaitu: (1) melelehkan dilapiskan pada substrat dengan
gel yang didapatkan dari menggunakan berbagai metode
powder, (2) sintering atau sehingga didapatkan lapisan
memanaskan gel untuk dengan ketebalan yang rendah
menghilangkan impuritas dan kehomogenan yang tinggi.
Metode
Chemical Bath Deposition (CBD)

Metode Chemical Bath Deposition (CBD) sangat sederhana


dan relatif murah dibandingkan metode deposisi fisika.
Metode CBD didasarkan pada proses reduksi kimia dimana
elektron yang diperlukan dalam reaksi akan disediakan oleh
senyawa yang berfungsi sebagai pereduksi dalam larutan.
Dalam CBD, pengendapan dari logam chalcogenide pada
film tipis semikonduktor dilakukan dengan mempertahankan
kontak dengan substrat pemecahan Chemical Bath yang
mengandung logam dan chalcogen ion. Pembentukan film di atas
substrat terjadi ketika ion produk melebihi produk kelarutan.
Metode
Chemical Bath Deposition (CBD)
Film hasil deposisi menempel pada permukaan substrat yang dicelupkan
dalam larutan. Hasil deposisi itu sendiri akan terus mengkatalisasi reaksi
reduksi, sehingga proses deposisi menjadi autokatalisis. Keunikan serta
keistimewaan metode CBD menjadikan metode ini mampu menghasilkan
lapisan hasil deposisi yang relatif tebal. Deposisi akan berhenti ketika terjadi
kesetimbangan antara lapisan pada substrat dan larutan.
Namun, pembentukan endapan di sebagian besar pelarut adalah masalah
yang melekat di teknik CBD. Hal ini biasanya menghasilkan presipitasi yang
tidak perlu dan hilangnya bahan selama deposisi lapisan tipis dengan CBD pada
keseragaman semikonduktor atau substrat kaca dan menghambat dari film
disimpan. Untuk menghindari masalah tersebut, optimasi yang tepat dari
kandungan kimia dari bath deposition diperlukan
Sumber:

Ningsih, Sherly Kasuma Warda. 2016. “Sintesis Anorganik”. Padang: Penerbit UNP
Press.

Muhammad, Al Jalali. 2017. “Karakterisasi Struktur Lapisan Tipis Tin Sulfida (SnS)
yang Dideposisi dengan Metode Chemical Bath Depotition (CBD)”. Jurnal Aplikasi
Fisika, 13 (1) 7-13
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai