2208729
2. Sintesis metal oxide nanopartikel secara kimiawi dapat dilakukan melalui beberapa
metode seperti coprecipitation, hydrothermal/solvothermal, dan sol-gel.
a. Jelaskan prinsip, tahapan, dan mekanisme reaksi yang berlangsung dari setiap metode
tersebut
b. Jelaskan keunggulan dan kelemahan dari setiap metode tersebut
c. Jelaskan variable yang mempengaruhi keberhasilan sintesis dari setiap metode
tersebut
d. Metode manakah yang paling efektif mengontrol ukuran nanopartikel oksida logam?
Berikan penjelasan.
Jawab:
KOPRESIPITASI
Vizny Grace
2208729
SOL-GEL
Sol adalah partikel atau polimer dispersi stabil dalam partikel pelarut atau Suatu
suspensi koloid dimana fase terdispersinya berupa zat padat dan pendispersinya berupa
zat cair. Gel terdiri dari jaringan kontinu tiga dimensi, yang membungkus fase cair.
Memungkinkan pencampuran pada tingkat atom dan menghasilkan partikel kecil yang
mudah disintesis.
Prinsip: untuk melarutkan senyawa dalam cairan untuk membawanya kembali sebagai
padatan secara terkendali.
Vizny Grace
2208729
Teknik Sol-Gel
Dengan konsentrasi katalis yang sama, ternyata alkoksida silikon pada kondisi basa
akan terprotonasi lebih lama dibandingkan dengan alkoksida silikon pada kondisi asam
yang disebabkan oleh kecenderung oksigen alkoksida untuk menolak gugus -OH.
Umumnya reaksi kondensasi ini akan terjadi sebelum reaksi hidrolisis selesai. Molekul
yang sudah terhidrolisis akan membentuk ikatan silikon (Si-O-Si ), dua logam yang
digabungkan melalui rantai oksigen. Reaksi kondensasi ini terbagi menjadi dua bagian,
yaitu kondensasi dalam suasana asam dan kondensasi dalam kondisi basa.
Vizny Grace
2208729
• Pembentukan sol
Saat sol gel mengagregasi, viskositas akan meningkat sampai gel terbentuk. Transisi
sol-gel (titik gel) tercapai ketika jaringan kontinu terbentuk. Waktu gel ditentukan
sebagai waktu ketika dimungkinkan untuk membalikkan wadah. Ketika gel terbentuk,
sejumlah besar partikel sol dan cengkeraman masih belum bereaksi. Penuaan gel adalah
tahap yang sangat penting dalam prosesnya.
• Ageing
AGING (PEMATANGAN) Pada proses pematangan ini, terjadi reaksi pembentukan
jaringan gel yang lebih kaku, kuat, dan menyusut di dalam larutan. Fase cair yang masih
mengandung partikel padat dan menggumpal akan terus bereaksi dan akan mengembun
saat gel mengering. Gel tersebut akan semakin kental yang disebabkan oleh kelompok-
kelompok cabang di sampingnya yang mengembun. Hal ini menyebabkan cairan yang
terdapat di dalam gel akan diserap oleh kelompok-kelompok cabang tersebut sehingga
gel mengalami penyusutan. Proses ini akan terus berlanjut selama di dalam gel masih
terdapat fleksibilitas.
Saat viskositas meningkat, pelarut terperangkap di dalam gel
a. Fase cair masih mengandung partikel sol dan menggumpal, yang akan terus
bereaksi dan akan mengembun dan gel mengering
b. Hidrolisis dan kondensasi adalah proses reversibel.
• Drying
Fase cair atau pelarut yang tersisa perlu dihilangkan atau dibuang melalui proses drying
atau pengeringan yang disertai dengan penyusutan dan densifikasi. Ketika cairan
dikeluarin dari gel, ada beberapa hal yang mungkin terjadi. Apabila cairan dalam gel
digantikan oleh udara maka akan terjadi perubahan besar pada struktur jaringan. Jika
gel dikeringkan dengan penguapan maka jaringan gel akan runtuh dan menghasilkan
xerogel. Jika pengeringan terjadi pada kondisi superkritis, maka struktur jaringan dapat
dipertahankan, dan akan membentuk gel dengan pori-pori yang besar yang disebut
aerogel. Pada proses penghapusan sisa pelarut tersebut sangat dipengaruhi oleh
distribusi porositas dalam gel tersebut. Proses drying ini dilakukan dengan cara
menguapkan Larutan. Untuk mendapatkan struktur sol gel yang dimiliki luas
permukaan yang tinggi maka cairan tidak didinginkan
a. Pengeringan gel yang normal menyebabkan pengurangan ukuran pori
Vizny Grace
2208729
b. Gugus -OH pada sisi yang berlawanan dapat bereaksi dan membentuk ikatan
baru dengan kondensasi
c. Gas akan masuk ke pori-pori dengan lapisan tipis cairan di dinding. Ini akan
menguap dan hanya ruang terisolasi dengan cairan yang tersisa.
HIDROTERMAL
Sintesis hydrothermal dapat didefinisikan sebagai metode sintesis dari kristal tunggal yang
tergantung pada kesolutan dari mineral pada air panas dibawah tekanan tinggi. Pertumbuhan
kristal dibentuk dalam apparatus yang terdiri dari tekanan vessel baja yang disebut autoclave,
yang mana nutrient dihasilkan terus bersama air. Gradien suhu ditentukan pada akhir kebalikan
dari ruang pertumbuhan.
Prinsip teknik hydrothermal yaitu pemanasan reaktan dalam wadah tertutup dengan
menggunakan medium air dimana sistem yang tertutup ini memungkinkan tekanan dan suhu
yang meningkat dengan cepat. Sintesis hydrothermal secara umum dapat diartikan sebagai
sintesis kristal atau pertumbuhan kristal pada temparatur dan tekanan tinggi. Sintesis
hydrothermal dilakukan pada suhu dibawah 300°C. Sehingga memperoleh hasil kemurnian dan
kristalinitas yang tinggi dengan hanya memanfaatkan mineral alam Indonesia yang berkualitas
rendah sebagai bahan utama dalam metode hydrothermal.
Prinsip Solvotermal: Ini melibatkan pemanasan reaktan dalam bejana dekat yang disebut
autoclave. Ketika autoclave dipanaskan, tekanan meningkat dan air tetap cair di atas suhu
didih normal 373 K yang disebut air super panas. Kondisi ini di mana tekanan dinaikkan di
atas tekanan atmosfer dan suhu di atas suhu didih sebagai reaksi hidrotermal.
Vizny Grace
2208729
Metode Hidrotermal
Vizny Grace
2208729
Kelebihan dari teknik sintesis hydrothermal diantaranya adalah : (1) terbentuk serbuk secara
langsung dari larutan, karena sudah dikaltanasi pada suhu tinggi (11000C) selama 10 jam
sehingga terjadinya serbuk dalam larutan secara langsung, (2) ukuran partikel dan bentuknya
dapat dikontrol dengan menggunakan material awal dan kondisi hydrothermal yang berbeda,
dan (3) kereaktifan bubuk yang dihasilkan tinggi, ini disebabkan oleh penggunaan suhu yang
sangat tinggi (4) pada kondisi super-heated water, oksida logam yang tidak larut dalam air
dapat menjadi larut. Atau bila temperatur dan tekanan tersebut belum mampu, maka dapat
ditambahkan garam alkali atau logam yang anionnnya dapat membentu kompleks dengan
padatan sehingga padatan menjadi larut.
Sedangkan kekurangan teknik ini adalah (1) Solubilitas tidak diketahui, sebab kemampuan
suatu zat untuk dapat larut dalam suatu pelarut awal harus diketahui untuk mengatur temperatur
dan tekanan supaya sampel yang digunakan dapat bercampur secara homogen , (2) slurry
hydrothermal bersifat korosif, dan (3) penggunaan bejana tekanan tinggi akan berbahaya jika
terjadi kecelakaan (4) Membutuhkan temperatur tinggi (energi tinggi) (5) waktu reaksi sangat
panjang., membutuhkan waktu lebih dari 24 jam (6) Produk tidak homogen dalam
komposisi,ini disebabkan oleh kemampuan solubilitas awal material tidak diketahui.
d) Metode paling efektif mengontrol ukuran nanopartikel oksida logam adalah
hidrotermal. Karena karbon berpori yang dikomposisikan nanopartikel logam/logam oksida
membuatnya menjanjikan dalam aplikasi elektroda superkapasitor, yang telah banyak diselidiki
termasuk persiapannya diikuti dengan kinerjanya. Dalam artikel ini, bahan karbon berpori yang
dikomposisikan dengan logam atau oksida logam yang berbeda sebagai elektroda untuk
membangun superkapasitor berkinerja tinggi dengan kerapatan daya tinggi, kerapatan energi
tinggi, dan stabilitas siklik panjang ditinjau. Terutama, efek nanopartikel oksida logam/logam
pada parameter kinerja utama superkapasitor dibahas lebih lanjut secara rinci
Vizny Grace
2208729
3. Terdapat beberapa metode sintesis carbon nanomaterial yang banyak digunakan yaitu
chemical vapor deposition, laser ablation, dan arc discharge method
a. Jelaskan prinsip dan mekanisme dari setiap metode tersebut
b. Metode manakah yang dapat menghasilkan yield carbon nanomaterial dan impurities
yang paling banyak, Jelaskan!
c. Jelaskan fungsi penggunaan katalis pada setiap metode sintesis tersebut
Jawab:
b) Metode CVD karena menggunakan vapour maka kristal yang dihasilinnya akan
banyak.
c) Pada CVD yaitu fungsi penggunaan katalis pada setiap metode sintesis tersebut
untuk mengurangi suhu yang diperlukan untuk reaksi terhadap terjadi pada sekitar 1000
derajat Celcius
Vizny Grace
2208729
a) Sonochemistry
Prinsip dari metode sonokimia adalah memanfaatkan gelombang ultrasonic.Daerah
yang digunakan untuk proses sonokimia adalah pada rentangan 20 kHz sampai 1 MHz.
Suara ultrasonik yang menjalar di dalam medium cair memiliki kemampuan terus
menerus membangkitkan semacam gelembung di dalam medium yang kemudian
secepat kilat meletus. Gelembung yang meletus tadi bisa menghasilkan energi kinetik
luar biasa besar yang berubah menjadi energi panas. Penciptaan dan luruhnya
gelembung yang cepat memberikan efek transfer energi panas yang cepat. Gelembung-
gelembung tadi bisa mencapai suhu 5000 K dan memiliki kecepatan pemanasan-
pendinginan 1011 K/s. Selama terjadinya gelembung, kondisi fisika-kimia suatu reaksi
bisa berubah drastis namun suhu medium yang teramati tetaplah dingin karena proses
terbentuk dan pecahnya gelembung tadi terjadi dalam skala mikroskopik.
Tahapan
Pada teknologi ultrasonik, suara ultrasonik diradiasikan melalui horn (sumber suara)
menuju medium berupa cairan. Penyebaran ini menyebabkan medium merespon energi
ultrasonik dengan dalam dua bentuk, kondensasi dan rarefaction. Pada saat kondensasi,
partikel medium tertekan dan menyebabkan densitas dan tekanan dari fluida ini
meningkat. Pada saat rarefaction, partikel-partikel ini saling berjauhan, dan
menyebabkan densitas dan tekanan menurun. Perubahan tekanan ini menyebabkan
pembentukan gelembung nano dan menyebabkan terjadinya kavitasi. Kavitasi yang
dihasilkan oleh gelombang tekanan suara dihasilkan dalam bentuk gelembung yang
tumbuh dan meledak dengan semburan aliran mikro dan dapat menghantam permukaan
benda. Tekanan yang diberikan dalam proses ini sangat besar hingga mencapai mega
pascal (MPa), sehingga memungkinkan rusaknya dinding sel dari target.
b) Microwave Assisted
Microwave extraction (MAE) adalah teknik untuk mengekstraksi bahan-bahan terlarut
di dalam sampel menggunakan pelarut air dengan bantuan energi gelombang mikro.
Keunggulan MAE sebagai metode ekstraksi adalah meminimalkan penggunaan pelarut
organik, efisiensi waktu, dan sebagai metode ektraksi yang ramah lingkungan.
Vizny Grace
2208729
b. Kedua metode ini dikategorikan sebagai green synthesis methods karena merupakan metode
yang digunakan untuk mesintesis nanopartikel dengan memafaatkan tumbuhan. Dan
merupakan metode Sintesis yang ramah lingkungan karena menggunakan prekursor dari bahan
alam sehingga dapat mengurangi polutan dan efek samping yang berbahaya bagi peneliti dan
lingkungan. Selain itu bahan dari alam mudah ditemukan, murah, dan tidak beracun. Bahan
alam pada green synthesis berfungsi sebagai capping agent atau agen penstabil struktur kristal.