TEKNOLOGI KATALIS
Disusun Oleh:
WINDA NOVIA 09220150011
SRI HARDYANTI 09220150012
HENDRA 09220150024
IKBAL JAFAR 09220150043
MARWA S RAMMANG 09220150039
Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang diberikan kepada kita semua.Selain
itu,kami juga merasa bersyukur karena telah diberikan nikmat hidayah-Nya baik
iman maupun islam.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2. Metode kopresipitasi
Dalam ilmu kimia, kopresipitasi merupakan proses pengendapan
senyawa yang biasanya terlarut apabila dihadapkan pada kondisi normal.
Dalam metode kopresipitasi, lebih dari satu logam diendapkan bersama
dengan zat penyangga atau senyawa aktif katalis.
Berikut mekanisme yang terjadi dalam proses impregnasi:
a. Persiapan logam super jenuh yang terdapat dalam larutan
garam.
b. Terjadi proses presipitasi secara fisis yang dapat disebabkan
oleh evaporasi ataupun presipitasi kimia yang disebabkan oleh
penambahan agen pengendap berupa basa.
c. Terbentuk endapapan.
d. Dengan proses penyaringan, didapatkan senyawa aktif katalis
yang sudah kering.
e. Untuk proses selanjutnya, terdapat dua opsi:
- Dibentuk dahulu, kemudian dikalsinasi hingga
terbentuk katalis berpenyangga, dan
- Dikalsinasi dahulu hingga terbentuk katalis aktif,
kemudian dibentuk sesuai kebutuhan, dan jadilah
katalis berpenyangga
Salah satu contoh penggunaan metode kopresipitasi dalam
pembuatan katalis terdapat dalam pembuatan katalis alumina, dengan
langkah sebagai berikut:
a. Persiapan reaktan dalam larutan garam
- Aluminium sulfat dan amonium hidroksida
- Presipitasi dan kristalisasi Al(OH)3, proses ini sangat dipengaruhi
pH, suhu, dan waktu proses.
o Dengan pH 7-12
o Suhu dinaikkan, pH meningkat, terbentuk bayerite
(Al(OH)3)
o Apabila pH turun, maka akan terbentuk senyawa
pseudoboehmite dan apabila kondisi ini terus berlanjut
maka akan terbentuk larutan boehmite (AlOOH)
b. Hidrolisis aluminiumalcoholates
- Al(OR)3 + (2+x)H2O → 3 ROH + AlOOH.xH2O
- Didapat Pseudoboehmite dengan kemurnian tinggi
c. Pengeringan
d. Kalsinasi
BAB III
KESIMPULAN