Anda di halaman 1dari 4

Efektifitas Model Pembelajaran Jigsaw Dalam

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI


MIPA SMA Negeri 6 Bungo
Nirmala Prameswari

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
*nirmalaprameswari31@gmail.com

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keseriusan, ketekunan, dan banyak latihan [2]. Sementara itu,
keterampilan sosial siswa dalam belajar. Tujuan penelitian [3] fisika dianggap penting untuk diajarkan dengan beberapa
ini adalah untuk mengetahui bagaimanana model pertimbangan diantaranya untuk mengembangkan
pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan keterampilan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap secara ilmiah
sosial siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 6 Bungo. Metode serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini kecakapan hidup. Artinya keterampilan sosial siswa
meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Insrumen sangatlah diperlukan dalam pembelajaran fisika.
penelitian yaitu lembar wawancara terstruktur kepada guru Keterampilan sosial penting untuk dimiliki siswa dalam
pengampu mata pelajaran fisika di SMA Negeri 6 Bungo. melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan sangat
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 dan dibutuhkan dalam belajar karena aspek dalam keterampilan
XI MIPA 2 SMA Negeri 6 Bungo sebanyak 40 siswa. Hasil sangat membantu siswa dalam menguasai materi yang
penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan disampaikan hal ini diperoleh karena setiap siswa saling
keterampilan sosial siswa berdasarkan observasi yang berbagi pengetahuan, saling bekerjasama dalam
dilakukan setelah didilakukan pembelajaran menggunkana menyelesaikan persoalan dan juga membantu siswa untuk
model pembelajaran Jigsaw. Pembelajaran dengan model berani menyampaikan pendapat [4]. Namun tidak semua
kooperatif tipe Jigsaw dilaksanakan dengan langkah-langkah siswa memiliki keterampilan sosial yang tinggi, siswa yang
yaitu, siswa dibagi dalam bebrapa kleompok asal dan setiap memiliki keterampilan sosial rendah akan membuat dirinya
kelompok terdiri dari 4-5 siswa, guru membagikan lembar kurang mampu berinteraksi dengan teman-temannya
materi yang akan dipelajari oleh masing-masing kelompok, sehingga tidak aktif didalam proses pembelajaran. Ketika
setiap siswa dibagi tanggung jawab mempelajari materi yang peserta didik tidak memiliki keterampilan sosial yang baik
terdapat di dalam lembar yang telah dibagikan dalam maka akan muncul perasaan malu, minder, dan sungkan
kelompok, kemudian siswa yang sama-sama memiliki tugas dalam menjalin suatu pembicaraan [5]. Padahal keterlibatan
memplejari sutau kelompok berkumpul untuk aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
mendiskusikan dan mempelajarinya bersama, apabila merupakan faktor yang diperlukan agar pembelajaran
kelompok ahli telah selesai berdiskusi maka kembali ke menjadi bermakna bagi siswa [6]
kelompk asal dan menyampaikan penegtahuan yang di Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru
ketahuinya, terakhir menyampaikan hasil diskusi tiap pengampu mata pelajaran fisika, pembelajaran fisika
kelompok. dilakukan dengan menggunkan Discovery Learning, dimana
siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran,
Kata Kunci keterampilan sosial, model Jigsaw, Model keterampilan dalam bertanya, berpendapat, dan
Discovery. menyampaikan hasil diskusi belum nampak serta pembagian
kelompok dalam belajar tidak memiliki aturan yang baku.
Kemudian berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
1. Pendahuluan “Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 6
sulit oleh peserta didik. Sebagaimana bahwa [1] fisika Bungo”
merupakan mata pelajaran yang dibenci oleh siswa Untuk mengatasi kondisi tersebut maka perlu adanya
khususnya siswa SMA. Faktanya, mata pelajaran fisika usaha untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa
menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap berat dan dalam proses pembelajaran, salah satu usahanya adalah
dihindari sebagian peserta didik karena membutuhkan pembaharuan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran yang dianggap lebih
efektif. Model pembelajaran merupakan bungkus atau berperan sangat aktif untuk bekerja sama di dalam proses
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik diskusi untuk mendapatkan kesimpulan.
pembelajaran [7]. Model pembelajaran dapat menentukan
tingkat evekivitas pembelajaran, aktivitas belajar dan hasil 2. Metode
belajar siswa [8]. Penggunaan pendekatan dan model
pembelajaran harus mampu mengaktifkan siswa agar Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat perubahan pada diri siswa dalam kegiatan belajar merupakan penelitian kualitatif jenis studi kasus. Studi
[9]. Semakain tepat dalam memilih model pembelajaran kasus ini merupakan jenis pendektan yang digunakan untuk
yang akan diterapkan, maka akan semakin efektif pula menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah
proses belajar tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran. yang terjadi dengan mengumpulkan beragai informasi yang
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pengampu diolah untuk mendapatkan sebuha sousi agar masalah yang
mata peljaran fisika di SMA 6 Bungo adalah model diungkap dapat terselesaikan. Studi kasus ini mengenai
pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning bagaimana interaksi antar variabel dengan sebuah program,
merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan, kegiatan, peristiwa, dan kelompok alam keadaan tertentu..
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada Studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
kesimpulan [10]. Model pembelajaran ini membangun bersangkutan, salah satunya adalah berupa wawancara yang
pengetahuan peserta didik untuk menemukan pengetahuan dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran fisika di
baru melalui percobaan dan masalah melalui kerja kelompok SMA Negeri 6 Bungo.
[11]. Namun dalam model ini tidak ada ketentuan atau Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
ketetapan aturan dalam pembagian kelompok sehingga instrument wawancara dan observasi untuk mendapatkan
pembagian kelompok terjadi tidak heterogen. Kelompok informsai tentang keterampilan sosial siswa di kelas XI
yang heterogen baik dalam kemampuan maupun sosial MIPA SMA Negeri 6 Bungo. Kemudian terdapat empat
memungkinkan peserta didik untuk saling berdiskusi [12]. teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan
Model pembelajaran lain yang dapat diterapkan untuk dokumentasi.
melihat keterampilan sosial siswa adalah model Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bungo pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 pada tanggal 12
kooperatif tipe Jigsaw merupakan kelompok kecil yang Oktober-1 November 2021 dengan menggunakan instrumen
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk berupa wawancara, dokumentasi, dan penyebaran
mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan angket.Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah
pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman data tentang keterampilan sosial siswa.
individu maupun kelompok [13]. Model pembelajaran ini Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh
adalah sebagai model pembelajaran untuk memotivasi siswa populasi.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
dalam belajar aktif, kreatif dan berpikir kritis dalam kegiatan menggunakan random sampling, yaitu teknik pengambilan
belajar sehingga memiliki prestasi belajar yang baik [14]. sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
Beradasraakan penelitian yang dilakukan [15] secndiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang
menunjukkan bahwa pembelajran kooperatif tipe Jigsaw sama untuk dipilih sebagai angoota sampel. Sampel dalam
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 dan XI
belajar siswa. Pada pembelajaran Jigsaw, siswa belajar MIPA 2 SMA Negeri 6 Bungo pada tahun ajaran 2020/2021
dalam sebuah kelompok yang terbagi secara heterogen, yang berjumlah 40 perserta didik atau responden yang terdiri
dimana masing-masing siswa memiliki tanggung jawab dari 20 siswa kelas XI MIPA 1 dan 20 siswa kelas XI MIPA
untuk mempelajari bagian materinya dengan kelompok ahli 2.
dan menjelaskan pada teman kelompok asal, sehingga siswa Hasil dan Pembahasan
No Pertanyaan Jawaban
1 Model pembelajaran apa yang biasa Dalam pembelajaran fisika di kelas, biasanya saya menggunakan
bapak terapkan saat pembelajaran di model pembelajaran Discovery Learning.
kelas?
2 Mengapa bapak menggunakan model Digunakan model Discovery Learning karena model ini
pembelajaran tersebut? mengedepankan peran aktif siswa di dalam proses pembelajaran, yaitu
siswa dituntut untuk menemukan sendiri informasi yang akan dibahas
dalam pembelajaran, dan juga hal ini berkenaan dengan kurikulum
2013 yang digunakna yaitu dimana siswa lebih berperan aktif atau
biasanya disebut student center.
3 Bagaimana langkah-langkah dalam Langkah-langkahnya pertama siswa diberi rangsangan atau dipancing
model pembelajaran tersebut? dulu untuk menyiapkan keadaan bahwa siap untuk mengikuti proses
pembelajaran, kedua diberikan sutau statement atau masalah berupa
pertanyaan atau contoh fenomena dll, ketiga setelah mengidentifiksi
masalah tadi, siswa diberikan waktu untuk mengumpulkan data atas
masalah tersebut, keempat siswa mengolah data yang diperoleh,
kelima siswa membuktikan data yang telah diolah tersebut apakah
sesuai dengan permaslahan atau tidak, keenam menarik kesimpulan.
4 Bagaimana pendapat bapak terhadap Dengan model tersebut bnayak siswa yang tidak aktif dalam
siswa atas model pembelajaran yang pembelajaran, apabila ditanya banyak yang diam, apabila disuruh
bapak gunakan tersebut? bertanya juga diam, hanya beberapa siswa saja yang aktf mengikuti
pembelajaran dan aktif bertanya.
5 Apakah dengan model pembelajaran Sebernarnya dapat karena berdasarkan langkah proses pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan siswa tentu di tuntut aktif namun pada kenyatannya siswa tidak
keterampilan sosial siswa dalam terampil dalam bertanya dan berpendapat atas maslah yang di
belajar? bicarakan dalam proses pembelajaran.
6 Apakah bapak pernah menerapkan Jika model konvensional seperti ceramah, diskusi, Tanya jawab masih
model pembelajaran lain dalam proses di gunakna seiring dengan discovery learning yang digunakna, namun
pembelajaran fisika? jika model pembejaran selian itu belum pernah.
7 Bagaimana pendapat bapak mengenai Menurut saya model pembelajaran kooperatif seperti itu tentu sangat
model pembelajaran kooperatif tipe baik untuk diterapkan karena siswa bekerja sama untuk memevahkan
Jigsaw? atau mendiskusikan permasalahan dalam sebuha kelompok.
8 Menururt pendapat bapak, apakah Menurut saya ya tentu, karena namanya saja kooperatif pasti siswa
dengan menggunakan model berkerja sama dan tentu akan aktif. Jadi siswa lebih terampil
pembelajaran Jigsaw dapat menemukan jawaban dengan bertanya, berpendapat seperti itu.
meningkatkan keterampilan sosial
siswa dalam belajar?
9 Apakah ada kendala dalam Kendalanya adalah siswa disini kurang aktif dengan model
menerapkan model pembelajaran pembelajaran yang sya gunakan, apalagi jika saya menggunakna
kooperatif ipe Jigsaw? model pembelajaran lain, karena model pembelajaran discovery saja
saya masih terus membimbing bahkan seperti masih teacher center,
Jadi apabila saya menggunakan model jigsaw dimana siswa berdiskusi
sendiri dengan temannya maka dirasa pembelajaran belum dapat
berjalan lancar sesuai tujuan pembelajaran.
10 Menurut bapak, apakah keterampilan Ya, sangat penting karena keterampilan sosial ini merupakan modal
sosial ini penting di dalam proses juga dalam pembelajaran yang dapat mendorong dan meningkatkan
pembelajaran? hasil belajar dengan berinteraksi aktif di dalam proses pembelajaran.
Jadi jangan dipandang belajar itu hanya nilai menjawab soal saja yang
penting. Karena saya sangat senang apabila siswa dalam pembelajaran
aktif menanggapai apa yang saya sampaikan mengenai pelajaran atau
saling tanya jawab, dengan begitu berarti siswa mengikuti dan
memahami pembelajaran dengan baik.
seperti ini perlu dihindari karena kelompok tidak terbagi
Model pembelajaran yang biasa digunakan guru saat secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa agar siswa
mengajar fisika adalah model pembelajran Discovery dapat saling berlajar dan berbagi pengetahuan dengna
Learning. Keterampilan sosial siswa belum dapat temannya.
ditingkatkan dengan model pembelajaran tersebut. Siswa Keterampilan sosial siswa cenderung rendah dengan
cenderung pasif atau kurang berpartisipasi aktif dalam proses digunakan model pembelajaran Discovery Learning, maka
pembelajaran berlangsung, hal ini terjadi pada tahap dapat diterapkan model pembelajaran lain yang lebih efektif.
identifikasi masalah, pembuktian, dan penyampaikan hasil Pembelajaran dilaksanakan dengan membuat kelompok
diskusi.Kemudian dalam proses pembelajaran dinggunakan dalam kelas, maka dapat di terapkan pula model
model Discovery Learning, dilaksanakannya pembelajaran pembelajaran yang sejenis dimana pembelajaran dapat
oleh guru dengan dibuat kelompok untuk mendiskusikan berlangsung secara berkelompok yaitu pembelajaran
permasalahan atau materi pelajaran yang diajarkan, namun kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dalam pembagian kelompok siswa tidak memiliki aturan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong
dalam pembagiannya, siswa bebas menentukan atau memilih siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
anggota kelompoknya sendiri. Hal ini dapat menjadi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal [16].
penyebab keterampilan rata-rata siswa di kelas rendah, Adapun langkah-lanhkah dalam melaksanakan model
karena dengan pembagian kelompok seperti itu ada pembelajaran Jigsaw ini [17] adalah:
kelompok yang hanya memilih anggotanya yang pintar, 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi.
dengan begitu hanya kelompok tersebutlah yang bertanya
2. Menyampaikan informasi.
dan menganggapi di dalam proses pembelajaran. Kondisi
3. Membentuk kelompok asal.
4. Membentuk kelompok ahli. Sosial dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
5. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal. Pendidikan Fisika. Vol. 3, No.3. 117-124.
6. Mengadakan evaluasi. [6] Gustiawati, Resty, Fahrudin, Fahrudin, & Syafei, Muhamad
Muri. Implementasi Model-ModelPembelajaran Penjas
7. Memberikan penghargaan kepada siswa terbaik dalam Meningkatkan Kemampuan Guru Memilih dan
Mengembangkan Strategi Pembelajaran Penjasorkes.
atau kelompok terbaik.
Majalah Imliah SOLUSI. Vol. 1, No.3.
Dengan digunakan model pembelajaran Jigsaw, maka [7] Salam, Rudi. Model Pembelajaran Inkuiri Sosial dalam
pembagian kelompok siswa dapat secara heterogen atau Pembelajaran IPS. Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN. Vol. 2,
pembagian kelompok dapat terdiri dari siswa yang No.1. 7-12.
berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan [8] Abdullah, Abdullah. Pendekatan Model Pembelajaran yang
tinggi, sehingga siswa yang berkemampuan tinggi dapat Mengaktifkan Siswa. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 1,
membantu temannya untuk memahami materi pelajaran. No.1. 45-62.
Kemudian dengan model pembelajaran Jigsaw secara tidak
[9] Kristin, Firolasia. Analisis Model Pembelajaran Discovery
langsung siswa dituntut bersikap aktif didalam pembelaajran, Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD.
proses ini terdapat pada tahap saat siswa mempelajari materi Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa. Vol. 2, No.1. 90-98.
kelompok lain dan menyampaikannya kembali pada
[10] Mahmudah, Umi. Meta Analisis Pengaruh Model Discovery
klompoknya, dan juga saat menyampaikan hasil diskusi Learning dan Problem Based Learning Terhadap
karena guru dapat memilih siapa saja untuk menyampaikan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelas V
hasil diskusi sehingga siswa bersiap-bersiap degan SD. Thinking Skills and Creativity Journal.Vol. 3, No.2.
mempelajari materi pembelajran dengan baik, dengan begitu 68-78.
model Jigsaw lebih efektif dalam meningkatkan [11] Suprihatiningrum, J. Strategi Pembelajaran: Teori dan
keterampilan sosial siswa dalam belajar. Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.

3. Kesimpulan [12] Nurfitriyanti, Maya. Pengaruh Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Matematika
Ditinjau dari Kecerdasan Emosional. Jurnal Ilmiah
Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, dan mengacu Pendidikan MIPA. Vol. 7, No.2. 153-162.
pada permasalahan penelitian ini, dapat disimpulkan model
pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan keterampilan [13] Sugiarti, Rini & Pribadi, Agung Santoso. Perbedaan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
antusisas dan aktif mengikuti proses pembelajaran Dengan Head Together (Nht) dan Terhadap Peningkatan
model pembelajaran Jigsaw, pembentukan kelompok dapat Keterampilan Sosial Pada Siswa SMA (Studi Kasus di SMA
secara heterogen, siswa lebih aktif di dalam proses Karangturi Semarang). Jurnal Wacana. Vol. 5, No.3.
pembelajaran, pembagian kelompok memiliki aturan atau
[14] Ningsih, Dina. S. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
tidak sembarang dalam menentukan kelompok belajar. Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa
SMK Negeri 3 Meulaboh Tahun 2013/2014. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 1,No. 1 67-84.
DAFTAR PUSTAKA
[15] Lubis, Nur. A. & Hasrul Harahap. Pembelajaran Kooperatif
[1] Hari, B. S.Mengapa Fisika Sulit. 2008. Tipe Jigsaw. Jurnal As-Salam. Vol. 1, No.1. 96-102.
[2] Sultan, Ana Dhifqani & Bancong, Hartono. Pengaruh [16] Alfazr, A. S, Gusrayani. D, & Sunarya, D. T. Penerapan
Pendekatan Multiple Intelligences Melalui Model Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan HAsil
Pembelajaran Lamgnsung Terhadap Sikap Dan Hasil Belajar Belajar Siswa Dalam Menemukan Kalimat Utama Pada Tiap
Fisika Peserta Didik Kelas XIIPA SMA Negeri 11 Makassar. Paragraf. Jurnal Pena Ilmiah. Vol. 1, No. 1. 11-120.
Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 5, No.10. 51-60.
[3] Razi, Pakhrur.Hubungan Motivasi Dengan Kerja Ilmiah
Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Virtual
Laboratory Di Kelas X SMAN Kota Padang. Jurnal Teknologi
Informasi & Pendidikan. Vol. 6, No.2. Vol. 2, No.6. 112-130.
[4] Maharani. L, Masya, H, & Janah. M. Peningkatan
Keterampilan Sosial Peserta Didik SMA Menggunakan
Layanan Bimbingan Kelompok dengan Taknik Diskusi.
Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 5, No.1. 65-72.
[5] Azhari, Wahyu, Zainuddin, Z, & Hartini, Sri.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Make a match untuk Meningkatkan Keterampilan

Anda mungkin juga menyukai