Anda di halaman 1dari 9

Jurnal EduFisika Vol. 02 No.

01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935


E-ISSN: 2548-6225

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA


SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
DI KELAS X SMAN 10 MUARO JAMBI

Dewi Sasmita Pasaribu), Menza Hendri2), dan Nova Susanti3)


1)
Alumni S1 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
2,3)
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Email: Dewisasmitap@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar fisika siswa kelas X 1 SMAN 10
Muaro Jambi dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada materi listrik dinamis.Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK.Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.Tiap siklus
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Instrumen penelitian berupa
angket minat belajar siswa,lembar observasi kegiatan guru dan tes hasil belajar dengan soal pilihan
ganda.Analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif.Pada siklus I proses pembelajaran
belum berjalan dengan baik, sehingga hasil belajar masih rendah yaitu 69,6 dan rata-rata angket yang
diperoleh seluruh siswa adalah 45,33. Hal ini disebabkan karena guru belum mampu menciptakan sesuatu
yang menarik diawal pembelajaran, masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, serta siswa
yang masih banyak bermain dan ngobrol saat guru menjelaskan pelajaran.Solusinya yaitu dengan
memberikan apersepsi dan motivasi yang menarik diawal pembelajaran dan menggunakan bantuan power
pointdalam menyampaikan materi untuk membuat siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Pada
siklus II proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya namun hasil belajar siswa
belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 77,06 dan angket minat belajar siswa sudah berada pada
rata-rata skor dengan kriteria minat (59,85). Kendala yang masih ditemukan yaitu siswa masih melakukan
aktivitas lain pada saat proses pembelajaran serta manejemen waktu yang masih kurang baik. Solusinya yaitu
guru menegur beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain dan menggunakan beberapa media seperti
power point dan video pembelajaran untuk menghemat waktu saat menyampaikan materi pelajaran. Pada
siklus III terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu 80,1dan angket minat belajar siswa yaitu 64
atau berada pada kategori minat.

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Talking Stick

Pendahuluan ini disebabkan oleh siswa yang tidak


mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,
Mata pelajaran Fisika seringkali dianggap sulit siswa tidak memperhatikan guru saat guru
oleh sebagian besar siswa di sekolah menjelaskan materi, siswa yang sering ngobrol
menengah pertama (SMP) dan sekolah dengan temannya saat belajar, dan siswa juga
menengah atas (SMA). Anggapan ini sangat sering bermain atau diam saja saat
berpengaruh besar pada minat belajar siswa mendiskusikan tugas kelompok. Hal ini
pada mata pelajaran fisika disekolah tersebut. mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa
pada mata pelajaran fisika.
Hanya untuk siswa yang betul – betul berminat
Masalah yang sering muncul dalam
mendalami pelajaran fisika yang dapat pembelajaran pada pendidikan formal
menunjukkan atau mempunyai Hasil belajar (sekolah) adalah masih rendahnya daya serap
yang memuaskan. siswa. Hal ini tampak dari rata-rata hasil
Dari hasil wawancara dengan salah belajar siswa yang senantiasa masih sangat
seorang guru fisika di sekolah tersebut memprihatinkan.Dalam hal ini, siswa tidak
rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas X dapat memahami bagaimana belajar, berfikir,
Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)
61
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

dan memotivasi diri sendiri. Padahal aspek- Pembelajaran dengan model Talking
aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan Stick mendorong peserta didik untuk berani
dalam suatu pembelajaran, masalah ini banyak mengemukakan pendapat.Menurut Suyatno
dijumpai dalam kegiatan proses belajar dalam (Saparina, 2013), “Model Talking Stick
mengajar di kelas. Untuk itu perlu diterapkan dapat diartikan sebagai model pembelajaran
model pembelajaran yang sesuai dan dapat bermain tongkat, yaitu pembelajaran yang
meningkatkan minat belajar siswa dalam dirancang untuk mengukur tingkat penguasaan
belajar khususnya pada pembelajaran fisika, materi pelajaran oleh murid dengan
mampu mengembangkan pikiran dan nalar menggunakan media tongkat”. Model Talking
siswa serta mengembangkan kemampuan Stick adalah model pembelajaran yang
untuk menyampaikan informasi yang mereka dipergunakan guru dalam mencapai tujuan
ketahui dengan cara lisan maupun tulisan. pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses
Salah satumodel pembelajaran yang belajar mengajar di kelas model pembelajaran
dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam Talking Stick berorientasi pada terciptanya
belajar adalah model pembelajaran kooperatif kondisi belajar melalui permainan tongkat
(cooperatif learning). Model pembelajaran ini yang diberikan dari satu siswa kepada siswa
menekankan siswa saling bekerja sama dalam yang lainnya pada saat guru menjelaskan
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan
banyak tipenya, dari sekian banyak tipe model pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan
pembelajaran kooperatif diantaranya adalah pertanyaan, maka siswa yang sedang
model pembelajaran Talking Stick. Model memegang tongkat itulah yang memperoleh
inisebagaimana dimaksudkan penelitian ini, kesempatan untuk menjawab pertanyaan
dalam proses belajar mengajar di kelas tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua
berorientasi pada terciptanya kondisi belajar siswa berkesempatan mendapat giliran
melalui permainan tongkat yang diberikan dari menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
satu siswa kepada siswa yang lainnya. Menurut Endang (2015), langkah-
Kemudiaan guru menghidupkan musik dan langkah model pembelajaran Talking Stick
pada saat musik telah berhenti, maka siswa adalah sebagai berikut:
yang sedang memegang tongkat itulah yang 1. Guru terlebih dahulu menyiapkan tongkat.
memperoleh kesempatan untuk menjawab 2. Guru membentuk kelompok yang terdiri
pertanyaan tersebut.Model cooperative atas 5 orang
learning tipe talking stick berorientasi pada 3. Guru menjelaskan materi pokok atau materi
penciptaan kondisi dan suasana belajar aktif yang akan dipelajari selanjutnya siswa
dari siswa karena adanya unsur permainan diberi kesempatan untuk membaca dan
dalam proses pembelajaran. Salah satu mempelajari materi, kemudian diberikan
kelebihan model pembelajaran Talking Stick waktu.
adalah menguji kesiapan siswa. Materi pokok 4. Setelah siswa selesai mempelajari materi,
yang dipilih dalam penelitian ini adalah Listrik guru mempersilahkan siswa untuk menutup
Dinamis. bukunya
Menurut Baharuddin (2015) “Model 5. Guru mengambil tongkat dan
pembelajaran adalah kerangka konseptual memberikannya kepada salah satu siswa
yang melukiskan prosedur yang sistematik untuk digulirkan dengan diiringi musik,
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar pada saat musik berhenti maka siswa yang
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan memegang tongkat tersebut yang akan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang menjawab pertanyaan dari guru , demikian
pengajaran dan para guru dalam merencanakan seterusnya sampai sebagian besar siswa
dan melaksanakan aktivitas belajar berkesempatan mendapat giliran untuk
mengajar”.Model pembelajaran kooperatif menjawab pertanyaan dari guru.
adalah model pembelajaran yang didalamnya 6. Guru memberikan kesempatan kepada
mengkondisikan para siswa bekerja bersama- siswa untuk melakukan refleksiterhadap
sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk materi yang telah dipelajari.
membantu satu sama lain dalam belajar. 7. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh
jawaban yang diberikan siswa

Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)


62
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

8. Evaluasi Baharudin (2015) mengemukakan


bahwa Adapun indikator-indikator minat yang
Menurut Kurniasih (2015), adapun dapat dikenal atau dapat dilihat melalui proses
kelebihan dan kekurangan model belajar diantaranya adalah:
pembelajaran Talking Stick adalah sebagai 1. Ketertarikan untuk belajar
berikut: Siswa yang berminat terhadap suatu
 Kelebihan: pelajaran maka ia akan memiliki perasaan
1. Menguji kesiapan siswa dalam ketertarikan terhadap belajar tersebut. Siswa
penguasaan materi pelajaran. yang berminat terhadap bidang studi tertentu,
2. Melatih membaca dan memahami dengan maka ia akan merasa tertarik dalam
cepat materi yang telah disampaikan. mempelajarinya. Ia akan rajin belajar dan
3. Agar lebih giat dalam belajar karena terus mempelajari semua ilmu yang
siswa tidak pernah tau tongkat akan berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,
sampai pada gilirannya. ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh
 Kekurangan: antusias tanpa ada beban dalam dirinya.
1. Jika ada siswa yang tidak memahami 2. Perhatian dalam Belajar
pelajaran, siswa akan merasa gelisah dan Perhatian merupakan konsentrasi atau
khawatir ketika nanti giliran tongkat aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan,
berada pada tangannya. pengertian ataupun yang lainnya dengan
mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi,
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan siswa akan mempunyai perhatian dalam
rasa ketertarikan pada suatuhal atau individu, belajar, jiwa dan pikirannya terfokus dengan
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada apa yang dipelajarinya.
dasarnya adalahpenerimaan akan suatu 3. Kesadaran
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di Kesadaran merupakan suatu usaha atau
luardiri. Semakin kuat atau dekat hubungan pendorong yang dilakukan secara sadar untuk
tersebut, semakin besar pulaniatnya.Minat melakukan tindakan belajar dan mewujudkan
untuk belajar siswa dapat dicapai dengan jalan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan
memberikaninformasi pada siswa mengenai yang diharapkan dalam situasi belajar yang
hubungan antara suatu bahan pengajaranyang interaktif.
akan diberikan dengan bahan pengajaran yang 4. Pengetahuan (Kognitif)
lalu, menguraikankegunaannya bagi siswa Selain dari perasaan senang dan
dimasa yang akan datang. Seseorang perhatian, untuk mengetahui berminat atau
yangberminat terhadap suatu aktivitas dan tidaknya seorang siswa terhadap suatu
memperhatikan itu secara konsistendengan pelajaran dapat dilihat dari pengetahuan yang
rasa senang. dimilikinya. Siswa yang berminat terhadap
Menurut Baharudin (2015) “Untuk suatu pelajaran maka ia akan mempunyai
membangkitkan minat belajar siswa tersebut, pengetahuan yang luas tentang pelajaran
banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain tertentu sehingga akhirnya kualitas belajarny
dengan membuat materi yang akan dipelajari pun meningkat, yang akhirnya akan dapat
semenarik mungkin dan tidak membosankan, mendorong siswa untuk memperoleh indeks
baik dari bentuk buku materi, desain prestasi yang tinggi dalam belajar. Sedangkan
pembelajaran yang membebaskan siswa untuk prestasi belajar sendiri diartikan sebagai
mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan tingkat keberhasilan siswa setelah menempuh
seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, proses pembelajaran tentang materi tertentu,
psikomotor) sehingga siswa menjadi aktif yakni tingkat penguasaan, perubahan
maupun performansi guru yang menarik saat emosional, atau perubahan tingkah laku yang
mengajar”. dapat diukur dengan tes tertentu dan
Dari beberapa pengertian tentang diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.
minat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Apabila siswa memiliki prestasi belajar yang
minat adalah suatu rasa suka atau rasa optimal, berarti siswa tersebut memiliki minat
ketertarikan pada sesuatu atau individu tanpa belajar yang tinggi
ada faktor lain atau tanpa ada yang menyuruh.

Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)


63
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

Dengan demikian, siswa tertarik untuk


memperhatikan penjelasan guru dan giat Tempat dan Waktu Penelitian
mempelajarinya dengan alasan materi tersebut Penelitian tindakan kelas ini
dianggap penting bagi kehidupan siswa. dilaksanakan di SMAN 10 Muaro
Hasil belajar merupakan suatu prestasi Jambi.Waktu penelitian tindakan kelas ini
yang dicapai seseorang dalam mengikuti yaitu pada tanggal 16 April s/d 28 Mei 2016
proses pembelajaran yang dapat diukur dari semester II tahun ajaran 2015/2016.
hasil latihan atau ulangan yang diambil dari
materi yang telah disampaikan.
Sesuai dengan masalah yang diteliti, Subjek Penelitian
maka tujuan penelitian ini adalah untuk Subjek dari penelitian ini adalah siswa
meningkatkan minat dan hasil belajar kelas X1 SMAN Muaro Jambi dengan jumlah
fisika siswa dengan menggunakan model siswa sebanyak 33 orang yang terdiri dari 18
pembelajaran Talking Stick pada materi orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa
listrik dinamis.Adapun manfaat dari penelitian perempuan.
ini yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai pengalaman bagi penulis dalam Teknik Pengumpulan Data
menggunakanmodel pembelajaran Jenis Data
Talking Stick pada materi listrik dinamis Jenis data yang diambil dalam
dalam meningkatkan minat dan hasil penelitian ini berupa :
belajar fisika siswa kelas X1 SMAN 10 1. Data Kualitatif yaitu data tentang minat
Muaro Jambi. siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi 2. Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil
gambaran bagi guru dalam menggunakan belajar siswa setiap akhir siklus.
model pembelajaran tersebut.
Cara Pengambilan Data
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Pengambilan data kualitatif dilakukan
dengan menggunakan angket minat belajar
siswa. Sedangkan pengambilan data kuantitatif
Metode Penelitian
dilakukan dengan menggunakan seperangkat
Jenis penelitian ini adalah penelitian alat tes (Ulangan Formatif) berupa tes obyektif
tindakan kelas atau PTK (Classroom Action yang diadakan setiap akhir siklus
Research).Penelitian ini terdiri dari 3 pembelajaran.
siklus.Pada setiap siklus memiliki tahapan-
tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam Instrumen Penelitian
tindakan kelas yaitu (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) Instrumen penelitian adalah suatu alat
refleksi. yang digunakan untuk mengumpulkan data.
“Sugiyono (2015) menyatakan Instrumen
penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang diteliti”.Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah instrumen
tes dan non tes.

Instrumen non tes


Instrumen non tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini berupa angket
dan lembar observasi. “Menurut Widoyoko
(2012) pada umumnya instrumen non tes
berupa angket, panduan wawancara dan
panduan observasi. Instrumen non tes dapat
disusun dalam bentuk check list (daftar cek)
Gambar 1. Desain Siklus PTK sehingga responden, interviewer, maupun

Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)


64
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

observer tinggal meberi tanda cek pada kolom


x
 Na
yang tersedia sesai dengan keadaan yang N
sebenarnya, baik keadaan responden maupun
objek yanng diamati. Dalam hal ini, angket
digunakan untuk mengukur minat belajar
siswa. Keterangan : x = Nilai rata-rata
Selain menggunakan angket, peneliti Na = Jumlah nilai ulangan siswa
juga menggunakan lembar observasi N = Jumlah siswa keseluruhan
keterlaksanaan kegiatan belajar guru yang
digunakan untuk mengamati keterlaksanaan Untuk menghitung persentase tingkat
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru keberhasilan belajar digunakan persamaan
berdasarkan tahap-tahap pembelajaran Talking yang dikemukakan oleh Arikunto (2013),
Stick dari awal sampai akhir pembelajaran. sebagai berikut:

Instrumen Tes skormentah


nilai  x100%
Menurut “Arikunto dalam Soendari skormaksimum
(2010) tes merupakan beberapa pertanyaan
atau latihan soal yang digunakan untuk
Data kualitatif
mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang Pengambilan data kualitatif dilakukan
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam dengan menggunakan angket minat belajar
penelitian ini, instrumen tes digunakan untuk siswa. Angket (kuesioner) merupakan teknik
mengukur hasil belajar siswa pada materi pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
listrik dinamis. memberi seperangkat pertanyaan atau
Agar soal tes yang digunakan pernyataan tertulis kepada siswa untuk di
berkualitas, soal diuji coba terlebih dahulu jawab.
kemudian dilakukan analisis sebagai
berikut:validitas, tingkat kesukaran, daya Angket ini menggunakan respon skala
pembeda, dan reliabilitas. lima, dimana alternatif responnya antara lain
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
Analisis Data (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Data kuantitatif
Data kuantitatif yang digunakan untuk SS = Sangat Setuju diberi skor 4
mengamati penilaian hasil belajar siswa pada S = Setuju diberi skor 3
masing-masing siklus digunakan rumus yang TS = Tidak Setuju diberi skor 2
dikemukakan oleh Arikunto (2013), dengan
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
menggunakan persamaan berikut:
W
S   (R  ) xWt Untuk menentukan jarak interval
n 1
antara jenjang sikap mulai dari sangat tidak
Keterangan : S= Skor setuju (STS) sampai sangat setuju (SS)
R= Jumlah jawaban yang digunakan rumus :
benar − a
W= Jumlah jawaban yang Jarak Interval(i) =
a a a
salah
Wt= Bobot Untuk Menghitung rata-rata skor
n = Jumlah option angket minat belajar siswa dapat
menggunakan rumus berikut:
Nilai rata-rata kelas dihitung dengan 𝐽𝑢 𝑎ℎ 𝑜 𝑖 𝑤𝑎
menggunakan persamaan yang dikemukakan 𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑟 =
𝐽𝑢 𝑎ℎ 𝑖 𝑤𝑎
oleh Arikunto (2013), sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)


65
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

Hasil dan Pembahasan siswa yang mengikuti tes yang nilainya berada
Siklus I di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM),
Siklus I merupakan pelaksanaan yaitu di atas 75. Pada siklus I siswa yang
tindakan awal yang dilakukan pada memiliki nilai tertinggi dari keseluruhan siswa
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pada adalah 100 dan nilai terendah adalah 50. Nilai
pelaksaan awal ini dilakukan dengan 2 kali rata-rata siswa masih rendah yaitu 69,70.Hal
pertemuan, di mana sub materi yang diajarkan ini disebabkan karena guru belum mampu
yaitu tentang besaran kuat arus dalam menciptakan sesuatu yang menarik diawal
rangkaian tertutup sederhana dan menjelaskan pembelajaran, masih terdapat siswa yang
Hukum Ohm. Pembelajaran dengan kurang memperhatikan pelajaran, serta siswa
menggunakan model kooperatif tipe Talking yang masih banyak bermain dan ngobrol saat
Stick ini lebih ditekankan pada beberapaaspek guru menjelaskan pelajaran.Solusinya yaitu
diantaranya. Hal ini dilakukan untuk dengan memberikan apersepsi dan motivasi
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa yang menarik diawal pembelajaran dan
dalam proses pembelajaran. menggunakan bantuan power pointdalam
Pada proses pembelajaran tahap awal menyampaikan materi untuk membuat siswa
guru melakukan apersepsi dengan memberikan memperhatikan guru saat menjelaskan materi.
pertanyaan kepada siswa terkait materi yang Untuk hasil minat belajar siswa yang
akan dipelajari, kemudian guru memotivasi diperoleh, dapat disimpulkan bahwa siswa
siswa dengan mengaitkan materi dengan pada siklus I belum ada rasa minat belajar
kehidupan sehari-hari serta guru terhadap pelajaran fisika, ini terlihat dari
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada jumlah skor jawaban seluruh siswa adalah
siswa yang akan dicapai. Kemudian pada inti 1496 dengan jumlah siswa keseluruhan 33
pembelajaran dilaksanakan proses siswa atau rata – rata skor siswa yaitu 45,33
pembelajaran dengan menggunakan model ini berarti siswa di kelas tersebut berada pada
kooperatif tipe Talking Stick sesuai dengan kategori tidak minat.
langkah-langkah pembelajaran tersebut. Pada Pada siklus I proses pembelajaran
pertemuan akhir siklus, siswa diberikan belum terlaksana dengan baik, aktivitas siswa
evaluasi dalam bentuk tes formatif, yang yang teramati belum sesuai dengan yang
terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan angket diharapkan,Akibatnya masih kurangnya minat
minat belajar siswa. Hal ini dilakukan untuk siswa dalam proses pembelajaran tersebut dan
mengetahui hasil belajar siswa dan minat hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk itu
belajar siswa selama proses pembelajaran. perlu adanya tindakan lanjutan dalam usaha
Adapun hasil belajar siswa pada siklus untuk meningkatkan minat siswa dalam
I dapat dillihat pada tabel berikut: kegiatan pembelajaran yaitu pelaksanaan
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I pembelajaran siklus II.
No Variabel yang Jumlah Persentase
Diamati (%) Siklus II
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan
1 Jumlah Peserta 33 100 pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan
2 Nilai rata-rata siswa 69,70 - dan satu kali tes hasil belajar siklus II.
3 Jumlah siswa yang 17 51,52 Pertemuan pertama pada siklus II membahas
telah berhasil dalam mengenai Hukum Kirchoff I dan II dan
belajar pertemuan kedua pada siklus II membahas
4 Jumlah siswa yang 16 48,48 mengenai Rangkaian Hambatan Listrik.
belum berhasil dalam Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
belajar dilaksanakan sesuai dengan RPP III dan RPP
IV. Langkah-langkah pembelajaran tersebut
Berdasarkan tabel 4.1ada33 orang merupakan perbaikan dari langkah-langkah
siswa yang mengikuti tes atau 100% dari pembelajaran pada siklus I.
jumlah keseluruhan dan dari 33 siswa yang Untuk mengetahui penguasaan siswa
mengikuti tes hasil belajar, jumlah siswa yang pada materi yang telah di ajarkan pada siklus II
berhasil ada17 orang atau 51,52 % dari jumlah maka diadakan ulangan formatif II dengan
jumlah soal 11 butir dalam bentuk pilihan
Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)
66
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

ganda. Materi yang diujikan adalah materi yang Pada siklus II proses pembelajaran
berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sudah terjadi perubahan yang baik dari proses
pada siklus II. pembelajaran di siklus I. Ini berarti minat
Hasil belajar yang diperoleh siswa dari siswa dalam belajar semakin meningkat dan
tes hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada upaya meningkatkan minat dan hasil belajar
tabel 4.4 berikut: fisika siswa dapat terlaksana dengan baik
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus II walaupun belum memiliki hasil yang
No Variabel yang Jumlah Persentase memuaskan.Untuk itu perlu adanya tindakan
Diamati (%) lanjutan dalam usaha untuk meningkatkan
minat siswa dalam kegiatan pembelajaran
1 Jumlah Peserta 33 100 yaitu pelaksanaan pembelajaran siklus III.
2 Nilai rata-rata siswa 77,06 -
3 Jumlah siswa yang 2678,8 Siklus III
telah berhasil dalam Pelaksanaan tindakan yang dilakukan
belajar pada siklus III terdiri dari dua kali
4 Jumlah siswa yang 7 21,2 pertemuan.Pertemuan pertamamengenai
belum berhasil dalam penerapan DC dalam kehidupan sehari – hari.
belajar Pertemuan kedua mengenai penerapan AC
Berdasarkan tabel di atas, dapat dalam kehidupan sehari – hari dan energi dan
diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada daya listrik.
siklus II sudah mengalami peningkatan dari
Langkah-langkah tindakan pada siklus
siklus I. Hal ini terlihat dari hasil belajar III ini dilakukan sesuai dengan rencana
siklus II yang diikuti oleh 33 siswa yang pelaksanaan pembelajaran V sampai rencana
memperoleh nilai rata-rata hasil belajar pembelajaran VI. Di setiap awal pembelajaran
siswa meningkat dari 69,6 pada siklus I guru memotivasi dan memberikan keyakinan
menjadi 77,06 pada siklus II. Nilai tertinggi kepada siswa akan keberhasilan siswa dengan
dari seluruh siswa adalah 89 dan nilai memberikan pertanyaan yang berhubungan
terendah adalah 48. Jumlahsiswa yang dengan materi yang akan diajarkan.
memperoleh nilai  75 sebanyak 26 orang, Pelaksanaan pembelajaran dengan
ini berarti keberhasilan klasikal telah menggunakan model pembelajaran Talking
mencapai 78,8 % dan siswa yang belum Stick.
Pada pertemuan terakhir siklus,
berhasil hanya 21,2%. Dilihat dari
diadakan evaluasi siklus III untuk mengetahui
keberhasilan yang dicapai pada siklus II penguasaan siswa pada materi yang telah
mengalami peningkatan dari siklus I, tapi diajarkan.Evaluasi siklus III ini terdiri dari 12
belum mencapai kriteria indikator yang soal pilihan ganda yang berkaitan dengan
telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah materi yang telah dipelajari.
keseluruhan siswa yang memperoleh nilai Hasil belajar yang diperoleh siswa dari
 75. Kendala yang masih ditemukan yaitu tes hasil belajar pada siklus III dapat dilihat
siswa masih melakukan aktivitas lain pada saat pada tabel 4.7 berikut:
proses pembelajaran serta manejemen waktu
yang masih kurang baik. Solusinya yaitu guru Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus III
menegur beberapa siswa yang melakukan No Variabel yang Jumla Persentase
diamati h (%)
aktivitas lain dan menggunakan beberapa
1 Jumlah siswa peserta 33 100
media seperti power point dan video tes
pembelajaran untuk menghemat waktu saat 2 Nilai Rata-rata 80,1 -
menyampaikan materi pelajaran. 3 Jumlah siswa yang 27 81,8
Untuk hasil minat belajar siswa yang telah berhasil dalam
diperoleh dari siklus I, pada siklus II terjadi belajar
peningkatan yaitu dari jumlah skor jawaban 4 Jumlah siswa yang 6 18,2
seluruh siswa 1496 menjadi 1975 atau rata – bellum berhasil
rata skor siswa di siklus I yaitu 45,33 menjadi dalam belajar
59,85 atau berada pada kategori Minat.
Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)
67
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu
diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada 77,06 dan angket minat belajar siswa sudah
siklus III sudah mengalami keberhasilan berada pada rata-rata skor dengan kriteria
pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar minat (59,85). Kendala yang masih ditemukan
siklus III yang diikuti oleh 33 siswa yang yaitu siswa masih melakukan aktivitas lain
memperoleh nilai rata-rata hasil belajar dari pada saat proses pembelajaran serta
77,06 pada siklus II menjadi 80,1 pada siklus III manejemen waktu yang masih kurang baik.
yang sekaligus menunjukkan bahwa nilai rata- Solusinya yaitu guru menegur beberapa siswa
rata siswa telah melebihi indikator keberhasilan yang melakukan aktivitas lain dan
untuk penelitian ini. Pada siklus III nilai menggunakan beberapa media seperti power
tertinggi yang diperoleh dari seluruh siswa point dan video pembelajaran untuk
adalah 100 dan nilai tertinggi adalah 58,3. menghemat waktu saat menyampaikan materi
Jumlah siswa pada siklus III yang memperoleh pelajaran.
nilai  75 juga lebih banyak dari siklus Pada siklus III terlihat adanya
sebelumnya yaitu sebanyak 27 siswa atau peningkatan hasil belajar siswa yaitu 80,1 dan
sebesar 81,8 %. Angka keberhasilan ini angket minat belajar siswa yaitu 64 atau
menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan berada pada kategori minat.Berdasarkan hasil
telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi yang diperoleh maka dapat disimpulkan
pada siklus berikutnya. bahwadengan meningkatnya minat belajar
Berdasarkan hasil angket minat belajar siswa maka meningkat pula hasil belajar siswa
siswa terhadap pelajaran fisika yang telah di dengan kategori sangat minat, untuk itu
dapatkan, pada siklus III terjadi peningkatan penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil.
yaitu dari jumlah skor jawaban seluruh siswa Saran
1975 menjadi 2112 atau rata – rata skor siswa
Untuk itu diharapkan bagi guru fisika
di siklus II yaitu 59,85 menjadi 64 atau berada
yang akan menggunakan model pembelajaran
pada kategori Minat..
Talking Stick agar menyiapkan dan
Pada siklus III proses pembelajaran
memperhatikan hal-hal seperti manejemen
sudah terjadi perubahan yang baik dari proses
waktu, ruang, sarana dan prasarana serta
pembelajaran di siklus II. Ini berarti minat
menciptakan proses pembelajaran yang
siswa dalam belajar semakin meningkat dan
menarik sehingga siswa lebih tertarik untuk
upaya meningkatkan minat dan hasil belajar
belajar dan proses pembelajaran bisa tercapai
fisika siswa dapat terlaksana dengan baik.
sesuai dengan yang diinginkan.
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Simpulan
Arikunto, Suharsimi., 2013. Dasar – dasar
Pada siklus I proses pembelajaran Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
belum berjalan dengan baik, sehingga hasil Aksara.
belajar masih rendah yaitu 69,6 dan rata-rata
angket yang diperoleh seluruh siswa adalah Baharuddin, H., 2015. Teori Belajar dan
45,33. Hal ini disebabkan karena guru belum Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
mampu menciptakan sesuatu yang menarik Media.
diawal pembelajaran, masih terdapat siswa
yang kurang memperhatikan pelajaran, serta Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar.
siswa yang masih banyak bermain dan ngobrol Bandung: Yrama Widya.
saat guru menjelaskan pelajaran.Solusinya
Endang, V.W., 2015. Pengaruh Model
yaitu dengan memberikan apersepsi dan
Pembelajaran Talking Stick Terhadap
motivasi yang menarik diawal pembelajaran
Hasil Belajar Matematika Siswa KelasVII
dan menggunakan bantuan power pointdalam
SMPN 6 Lubuklinggau Taahun Pelajaran
menyampaikan materi untuk membuat siswa
2014/2015. Geliga Sains, 4(1): 23-27.
memperhatikan guru saat menjelaskan materi.
Pada siklus II proses pembelajaran Halliday, Resnick. 1977. Fisika Jillid 2 Edisi
mengalami peningkatan dari siklus Ketiga. Jakarta: Erlangga
sebelumnya namun hasil belajar siswa belum
Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)
68
Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 P-ISSN:2477-7935
E-ISSN: 2548-6225

Hamalik, Oemar., 2008. Perencanaan Tarmiyanto. 2006. Excellent Fisika Untuk


Pengajaran Berdasarkan Pendekatan SMA Kelas X . Surakarta: Suara Media
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Sejahtera

Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Trianto. 2011. Mendesaian Model


Alfa Beta. Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Untuk
Kelas X. Bandung: Grafindo Media Uno, Hamzah dan Satria, Koni., 2014.
Pratama. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara
Kurniasih, Imas., 2015. Ragam
Pengembangan Model Pembelajaran. Widoyoko, Eko Putro., 2014. Teknik
Jakarta: Kata Pena. Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rusman. 2015. Model – model Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali.

Saparina, Siti., 2013,Studi Perbandingan Hasil


Belajar Fisika Pada Materi Listrik
Dinamis Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Head Together
Dan Model Pembelajaran Talking Stick
Di Kelas X Sma Negeri 2 Muaro Jambi,
Skripsi, Universitas Jambi, Jambi.

Shoimin, Aris., 2014. 68 Model Pembelajaran


Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Rembang: AR-Ruzz Media

Slameto. 2003. Belajar Dari Faktor-faktor


Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta

Sudjana, Nana., 2009. Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukirman, 2015. Pengembangan Model


Pembelajaran Talking Stick Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Fisika Pada
Kelas X SMAN 4 Purwarejo. Radiasi,
3(1): 92-93.

Supardi. 2014. Aplikasi Statistika Dalam


Penelitian. Jakarta Selatan: Change
Publication

Suprijono, Agus., 2012. Cooperative


Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Upaya Meningkatkan Minat…. (Dewi Sasmita P, dkk)


69

Anda mungkin juga menyukai