Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BUZZ GROUP PADA MATERI PECAHAN KELAS II B SD NEGERI 019


BALIKPAPAN BARAT TAHUN AJARAN 2020-2021

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 .KONSEP PEMBELAJARAN YANG IDEAL SESUAI FOKUS
JUDUL……………………………………………………………………………………
…………………………………………(Paragraf 1)
Dalam proses pembelajaran, tidak jarang rutinitas yang
dilakukan guru seperti masuk kelas, mengabsen siswa,
menagih pekerjaan rumah, atau memberikan pertanyaan –
pertanyaan membuat siswa jenuh dan bosan. Karena itu, guru
harus bisa merangsang munculnya perhatian anak. Untuk
membangkitkan perhatian anak, guru dapat melakukan teknik
Interaksi belajar mengajar dapat divariasikan dengan metode
dan strategi, pola interaksi dapat divariasikan Demonstrasi
diskusi kelompok , guru Sebagai fasilitator.

2. TEORI /PENDAPAT PAKAR FOKUS JUDUL SECARA


SINGKAT

…………………………………………………………………………………
…Paragraf 2
………………………………………………………………………….

Berdasarkan Yulianda (2012) menyatakan bahwa metode


diskusi jenis Buzz Group diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong
siswa mengekspesikan pendapatnya secara bebas, Teknik
diskusi buzz group ini efektif untuk menggali informasi dan
gagasan dalam waktu singkat. Dengan membagi seluruh kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil, akan lebih banyak siswa
yang mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pikiran
mereka sehingga diskusi kelas biasanya menjadi lebih kaya
dan partisipatif (Barkley, dkk. dalam Yusron, 2014: 169).

3. a,)IDENTIFIKASI MASALAH ITU (kumpulan masalah ,


terkait faktor guru,siswa, media yang jelas & logis dan
didukung data terkait penilaian
pembelajaran………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……….
…………………………………………………………………………………
….
b,)ANALISIS MASALAH ( komentar peneliti yang logis
adanya faktor faktor penyebab munculnya
masalah…………………………
Paragraf 3 ada 2 item

Dari pengamatan peneliti guru di kelas, kecenderungan


penjelasan lisan, sedangkan siswa hanya menerima secara
pasif. dan tidak memberikan waktu kepada siswa untuk aktif,
sehingga siswa merasa bosan dan mengalihkan perhatiannya
di luar materi yang diajarkan, Hal ini bisa dilihat studi
dokumentasi dari nilai yang diperoleh siswa pada saat peneliti
melakukan observasi pada siswa kelas 2 , hasilnya dari 28
siswa yang mengikuti ujian terdapat 12 siswa memenuhi jumlah
KKM, sedangkan 16 siswa belum mencapai KKM dengan batas
KKM matematika 76.

Kemudian dalam wawancara dengan salah satu orang tua


menginginkan anaknya memiliki prestasi di bidang matematika
dengan berbagai strategi, baik melalui les privat maupun
membantu dengan belajar mandiri. INI PENELITI
MENGIDENTIFIKASI MASALAH Dari berbagai identifikasi
masalah suasana belajar dari dulu itu itu saja yang ditanyakan
adalah tugas soal soal, lebih diarahkan untuk menjadi
pendengar yang baik. jenuh/bosan, . Untuk itu sebaiknya siswa
diberikan kesempatan mengemukakan pendapatnya untuk
memecahkan masalah bersama-sama dalam bentuk diskusi
kelompok, dimana dalam hal ini guru berperan sebagai
pembimbing atau fasilitator, INI PENELITI MENGANALISIS

4. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DIDUKUNG


PENELITIAN YANG RELEVAN
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

INI PARAGRAF 4

Penelitian ini didukung oleh ariyanti (2019) dengan judul


“Metode buzz group sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri15 dan fauzia (2016)
dengan judul “Metode buzz group disertai media lidi sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II
pokok bahasan perkalian pada bilangan cacah di SD Negeri 02
Jembayat semester II tahun pelajaran 2015/2016”
Keduanya menyimpulkan adanya peningkatan hasil belajar
matematika setelah dilakukannya metode buzz group. Peneliti
berfokus pada kelas II SD pada materi pecahan, dengan
menggunakan metode buzz sebagai pemecahan masalah
perbaikan pembelajaran , perhatian siswa menjadi terarah
menjadi lebih aktif dimana siswa dibuat kelompok untuk
berdiskusi dan menemukan jawaban dari persoalan yang
diberikan oleh guru

5.ALASAN PEMILIHAN JUDUL BERDASAR


IDENTIFIKASI,ANALISIS & PEMECAHAN
MASALAH……………………………………………………….
……………………INI PARAGRAF 5

Berdasarkan Identifikasi,Analisis, dan Pemecahan


masalah untuk perbaikan Pembelajaran materi pecahan
peneliti memilih judul “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Metode Buzz Group Pada Materi
Pecahan Kelas II B SDN 019 Balikpapan Barat Tahun
Ajaran 2020-2021
CONTOH LAGI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD
NEGERI 004 BALIKPAPAN UTARA TENTANG MATERI
EKOSISTEM MELALUI METODE COOPERATIVE
LEARNING TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) TAHUN
PELAJARAN 2020/2021 (APNITA LINDA
NIM 837283777

PARAGRAF 1
Pemberian materi ajar, hingga mendesain serta menggunakan
metode pembelajaran yang tepat menjadi salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru .Di samping itu, untuk
melaksanakan sebuah kegiatan pembelajaran membangkitkan
semangat ,penuh perhatian, buatlah siswa merasa nyaman
menyenangkan, bebas dari rasa takut dan cemas. Setelah itu
Guru menetapkan satu materi IPA atau pertanyaan terkait
dengan materi yang telah atau sedang dipelajari. Setiap siswa
diminta memikirkan jawabannya masing-masing kemudian
mencari pasangan untuk mendiskusikannya

Paragraf 2

Komalasari,  (2010) mengemukakan bahwa: “Model


pembelajaran Think Pair Share merupakan suatu cara yang
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Kemudian Huda (2011 ) menjelaskan pembelajaran think
pair share menggunakan pasangan kelompok untuk
mendiskusikan topik yang diberikan guru setelah masing
individu mengerjakan tugas tersebut sendiri sendiri terlebih
dahulu adalah sebagai berikut : 1. Siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok. Bertitik tolak dari pengertian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal mendasar yang
harus dilakukan dalam model pembelajaran Think Pair and
Share antara lain; berfikir (thinking), berpasangan (pairing),
dan berbagi (share).

Paragraf 3

Kaitan dalam proses pembelajaran IPA di kelas V selama


dalam pengamatan terlihat guru menggunakan penerangan
dan penuturan secara lisan dalam memberikan materi
.Selama ceramah berlangsung, guru belum optimal
menggunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar , lebih
kecenderungan memberikan latihan soal-soal ,dikombinasi
tanya jawab Siswa tidak hanya mendengar dan membuat
catatan atas perintahnya .Guru dominan menguasai kelas .
Selanjutnya Peneliti mendapat dokumen hasil penilaian
pemahaman tentang materi ekosistem masih rendah.
Berdasarkan jumlah siswa sebanyak 32 orang. didapati
perolehan belajar siswa sebanyak 17 siswa belum
memenuhi KKM 73 dan hanya 15 siswa telah mencapai
diatas KKM .Kemudian aktivitas siswa terlihat kebingungan
dalam memahami pembelajaran ,siswa terasa tidak terkait
dan tidak terlbat penuh suasana belajar, karena yang
ditanyakan setiap hari tugas soal dalam buku teks Dari
identifikasi masalah tersebut pendapat peneliti diharapkan
guru menggunakan strategi belajarnya siswa bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya. diberi kesempatan cara memecahkan masalah
dengan diskusi bersama pasangan kelompoknya , INI
ANALISIS PENELITI

PARAGRAF 4
Penelitian ini ditunjang oleh hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Nuryasana (2019) dengan judul
Keefektifan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan
Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V Sekolah Dasar  di SD dan hasil penelitian oleh
Imam.S dkk (2014) ““Penggunaan Model Think-Pair-Share
dalam Pembelajaran PKn di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Tanjungsari Tahun Pelajaran 2013/2014” keduanya
menunjukan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan hasil belajar dan efektif .Penelitian ini
difokuskan di kelas V SD dengan menerapkan model TPS
dengan maksud untuk memperbaiki pembelajaran
IPA,dalam kelompok ,berdiskusi atas jawababan masing
masing, dengan difasilitasi guru .

Paragraf 5

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti memilih judul


Penelitian perbaikan pembelajaran
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 004
Balikpapan Utara Tentang Materi Ekosistem Melalui Model
Tipe Think-Pair-Share (TPS) Tahun Pelajaran 2020/2021

CONTOH KE 3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN


RUANG MELALUI METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 008
BALIKPAPAN TIMUR TAHUN AJARAN 2020/2021

A. Latar Belakang
PARAGRAF 1
Dalam kehidupan sehari-hari, siswa selalu
menemukan berbagai permasalahan maupun obyek nyata
yang berkaitan dengan matematika. Masalah-masalah
nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan sebagai titik
awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan
bahwa matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Benda-benda nyata yang akrab dengan
kehidupan keseharian siswa dijadikan sebagai alat peraga
dalam pembelajaran matematika.. Peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih
menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari
informasi, mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.
PARAGRAF 2
Menurut Wirama dkk (2014: 2) pendekatan
matematika realistik siswa menemukan kembali ide dan
konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah
nyata. Mengaitkan pangalaman hidup nyata anak dengan
ide-ide matematika agar pembelajaran bermakna.
Selanjutnya Susanto (Fitrah, 2016: 92) Pendekatan
Matematika Realistik  merupakan salah satu pendekatan
yang menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas
manusia dan matematika harus dihubungkan secara
nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa ke
pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal yang
real (nyata).
PARAGRAF 3
Temuan peneliti dalam studi dokumentasi hasil
ulangan harian materi bangun ruang dari 17 siswa,
hanya 1 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) dengan batas 70, sedangkan 16 siswa lainnya
belum mencapai KKM. Selanjutnya dalam pengamatan
proses pembelajaran, pada saat itu guru menyajikan
metode ceramah dengan penjelasan lisan dikombinasi
dengan Latihan soal dari buku teks ,dan pemberian tugas
terkadang sering sukar ditangkap maksudnya, kemudian
kurang optimal menggunakan alat peraga untuk
membantu memusatkan perhatian siswa, menumbuhkan
semangat dan lebih diarahkan untuk mengikuti pikiran
guru. Kemudian Aktivitas siswa terlihat bosan
mengerjakan materi tugas yang tidak dikuasai Siswa
menjadi takut dan lebih banyak menerima dari guru
ketimbang aktif mencari INI PENELITI
MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Dari berbagai indentifikasi masalah tersebut Siswa hanya
diajarkan konsep tanpa menyajikan permasalahan nyata yang
berkaitan dengan kehidupan nyata siswa, Pembelajaran yang
mendekatkan siswa dengan kehidupan nyata akan
memberikan pengalaman langsung, sehingga pembelajaran
akan lebih bemakna dan bermanfaat bagi siswa. Apabila guru
mengaitkan kehidupan nyata siswa dengan materi
pembelajaran melalui berbagai alat peraga disekitar
sekolah.sehingga memudahkan siswa dalam memahami
konsep pembelajaran matematika. INI ANALISIS
PENELITI

PARAGRAF 4
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang relevan. Dilakukan
oleh Martini (2015) “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Materi Bangun Ruang (Balok dan Kubus) Melalui Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV MI
Mahad Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”
dan Penelitian berikutnya dilakukan oleh Nurainingtias (2018)
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi
Bangun Ruang Sederhana Melalui pendidikan Matematika
Realistik (PMR) Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Solo”
Keduanya menyimpulan bahwa Pembelajaran menggunakan
pendekatan pendidikan matematika realistik ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian saya ini berbeda dengan dua peneliti terdahulu,


dalam memperbaiki pembelajaran peneliti mencoba
mendayagunaan alat peraga yang dekat dengan kehidupan
sehari hari melalui strategi pendekatan matematika realistik
,dengan membandingkan pengalaman nyata yang terkait
matematika ,mendiskusikan bersama dan menyimpulkan.

PARAGRAF 5
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti memilih judul
penelitian perbaikan pembelajaran “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Bangun Ruang melalui pendekatan
Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas IV di SD Negeri
008 Balikpapan Timur Tahun Ajaran 2020/2021”.

LATAR BELAKANG
Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Materi Gerak Benda
Melalui Metode Eksperimen di Kelas III SDN 008
Balikpapan Barat tahun pembelajaran 2020/2021

PARAGRAF 1
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengajarkan
tentang fenomena alam baik fisika maupun biologi. Di tingkat
SD/MI, memberikan pengetahuan kepada siswa tentang
konsep-konsep dasar yang disampaikan secara konkret
Penggunaan bahan ajar dalam bentuk benda benda konkret
,memerlukan ketrampilan pendidik dalam mengelola kelas
.karena bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
kadangkala mahal Metode ini menuntut ketelitian, keuletan
Pendidilk , tetapi siswa (peserta didik) diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.

PARAGRAF 2
Berkaitan hal tersebut ,Ratna (2019 )menjelaskan “Metode
Eksperimen adalah Suatu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal ,mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru”. Demikian juga Mayangsari dewi, dkk (2014)
“Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut
penggunaan alat bantu , dalam prosesnya selalu
mengutamakan aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung
lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.

PARAGRAF 3
Dalam studi dokumentasi tentang pemahaman ruang lingkup
materi gerak benda hasilnya dari 35 siswa yang memenuhi
jumlah KKM ada 11 siswa sedangkan 24 siswa masih belum
mencapai KKM dengan batas 70 Selanjutnya dalam
pengamatan proses pembelajaran guru belum mengaitkan
antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka
sehari-hari ,Kecenderunngan guru mengutamakan ceramah
secara lisan dan tugas tugas wajib dalam buku teksI IPA.
belum optimal menggunakan alat-alat peraga sekitar sekolah
Sebagai praktek.

yang dilakukan belum optimal dalam penggunaan strategi


mengajar masih terlihat pengalaman siswa terbatas ,hanya
sekedar mendengarkan, mencatat, mengerjakan soal,
mengumpulkan tugas INI PENELITI MENEMUKAN
IDENTIFIKASI MASALAH

Dari berbagai identifikasi masalah tersebut Penggunaan Teknik


pembelajaran dikelas perlu dirubah dengan tujuan agar siswa
mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban
atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri sehingga benar benar terlibat
aktif dan termotivasi INI ANALISIS MASALAH

PARAGRAF 4
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang relevan,dilakukan
oleh Nurhalizha (2017) peningkatan hasil belajar ipa dengan
menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas V MIN 4
Aceh Besar dan Mamuroh (2014 ) judul penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar ipa siswa
kelas V MI Muhammadiyah 3 Kediri

dari kedua penelitian menunjukan Metode eksperimen dapat


menigkatkan hasil belajar dan prestasi belajar . Untuk itu
Peneliti dalam memperbaiki pembelajaran IPA kelas III
menggunakan experiment dengan tujuan belajar dan berlatih
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses mencari kebenaran walau secara sederhana. INI
PENELITI MEMECAHKAN MASALAH
PEMBELAJARAN SETELAH BACA PAHAM 2
JURNAL
PARAGRAF 5
berdasarkan latar belakang diatas peneliti memilih judul ,
peningkatan hasil pembelajaran ipa materi gerak benda melalui
metode eksperimen di kelas III SDN 008 balikpapan barat

Anda mungkin juga menyukai