Anda di halaman 1dari 9

Upaya Meningkatkan Hasil .... (Herida Exsa Oki Pamungkas) 4.

111

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN


METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SD NEGERI 01 SEKARSULI
IMPROVING 3rd GRADE STUDENTS’ ACHIEVMENT IN SCIENCE USING EXPERIMENT
METHOD IN SEKARSULI ELEMENTARY SCHOOL

Oleh: Herida Exsa Oki Pamungkas, PGSD/PSD, herida.exsa@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA melalui penggunaan
metode eksperimen pada siswa kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas dengan subjek penelitian siswa kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli yang berjumlah 16 siswa. Desain
penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Keberhasilan
penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas mencapai 75, minimal 70% siswa tuntas dan 70% siswa aktif dalam
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan
metode pembelajaran eksperimen yaitu nilai rata-rata siswa 73, 64,40% tingkat keaktifan siswa dan 62,50%
prosentase ketuntasan pada siklus I. Lalu pada siklus II rata-rata kelas menjadi 77,50, tingkat keaktifan siswa
menjadi 79,10% dan prosentase ketuntasan menjadi 68,75%.

Kata kunci: Hasil belajar IPA, Metode pembelajaran eksperimen

Abstract
This study aims at improving 3rd grade students’ achievement in science using experiment method in
Sekarsuli elementary school. This is classroom action research adapted from Kemmis and Mc Taggart model
with 16 students as the subject. This study was conducted in two cycles. The indicators of the study is the
students score 75, at least 70% total students reached this score and 70% students were active in the learning
processes. The result indicated that the application of experiment could improve students’ achievement. for
example in cycle I, the students’ average score was 73, 64% of the students were active in the learning activities
and 62,50% students reached the minmum score. Then in cycle II, the average students score was 77,50,
79,50% of the students were active in the learning activities and 68,75% students reached the minimum score.

Keywords: Improving Students’ achievment, experiment method.

PENDAHULUAN bermakna bagi siswa yang meliputi pemilihan


Seiring berkembangnya zaman, metode, strategi dan media pembelajaran agar
pendidikan telah banyak mengalami perubahan. tujuan pembelajaran juga dapat tercapai.
Mulai dari kurikulum, metode pembelajaran, Untuk mencapai tujuan pembelajaran,
strategi pembelajaran, media pembelajaran dan Permendikbud no 22/2016 menyatakan bahwa:
padangan bahwa siswa bukan lagi gelas kosong “Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
yang harus diisi dengan air dalam proses diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
pembelajarannya. Pada era sekarang, siswa menyenangkan, menantang, memotivasi
merupakan subjek belajar sehingga guru lebih pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta
ditekankan menjadi fasilitator untuk siswa memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
dengan kata lain menjadi pendamping siswa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
guru dituntut untuk mampu mendesain psikologis peserta didik”. Dalam proses
pembelajaran dengan menyenangkan dan pembelajaran itulah terjadi proses transformasi
4.112 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 41 Tahun ke-7 2018
ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika proses buku Paket, itupun masih terbatas jumlahnya.
pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi Media yang digunakan juga masih sebatas
antara guru dengan siswa yang memunginkan kertas bergambar, padahal gambar hanyalah
bagi guru untuk dapat mengenali karakteristik salah satu jenis media, masih ada audio visual,
serta potensi yang dimiliki siswa. Demikian objek fisik dan lain sebagainya. Guru mengakui
pula sebaliknya,pada saat pembelajaran siswa keterbatasan tersebut walaupun sudah mengikuti
memiliki kesempatan untuk mengembangkan enam kali pelatihan.
potensi yang dimilikinya sehingga potensi Berdasarkan data dari hasil belajar siswa
tersebut dapat dioptimalkan kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli, rata-rata hasil
Pembelajaran IPA di sekolah dasar belajar IPA di kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli
diharapkan mampu memberikan pengalaman masih rendah, yaitu 67,75. Kriteria ketuntasan
kepada siswa sebagai subjek belajar, sehinga minimal (KKM) ditetapkan 75. Dari 16 siswa
siswa mendapat bekal pengetahuan sesuai yang terdapat 14 siswa yang nilainya masih di bawah
diharapkan. Sri Sulistyorini (2007: 8) kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini
menyatakan konsep pembelajaran dalam IPA menunjukan hasil belajar siswa masih kurang
yaitu pendekatan atau metode pembelajaran dan perlu ditingkatkan.
harus memberi kemungkinan agar siswa dapat Berdasarkan uraian di atas, peneliti
menunjukan keaktifan penuh dalam belajar bermaksud meningkatkan hasil belajar IPA di
(active learning). Selain itu proses pembelajaran kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli dengan
yang diciptakan dari suatu metode harus menggunakan metode ekperimen. Karena
mencipatakan suasana yang menyenangkan bagi dengan metode eksperimen, kemampuan
siswa sehingga siswa dapat belajar dengan intelektual siswa dapat dikembangkan oleh
nyaman dan gembira (joyfull learning). guru, siswa dapat menghayati bagaimana ilmu
Namun dalam pengamatan terbatas diperoleh serta memperoleh daya ingat yang
peneliti pada pembelajaran IPA kelas III di SD lebih lama retensinya (Sri Sulistyorini, 2007:
Negeri 01 Sekarsuli , metode yang digunakan 10).
oleh guru kelas dalam pembelajaran IPA kurang
METODE PENELITIAN
variatif. Guru sering menggunakan metode
berceramah dalam pembelajaran IPA sehingga Desain Penelitian Tindakan
kurang melibatkan siswa dalam proses Model penelitian tindakan kelas yang
pembelajaran. Padahal metode ceramah bukan digunakan dalam penelitian ini adalah model
satu-satunya metode pembelajaran di dalam Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan
kelas, masih terdapat metode-metode dalam kelas Kemmis dan Mc Taggart memiliki tiga
pembelajaran seperti role playing, eksperimen, tahapan dalam satu siklus, yaitu perencanaan
inquiry dan lainnya. Selain itu, bahan ajar dan (planning), pelaksanaan (acting) observasi
media yang guru gunakan masih terbatas. Bahan (observing), serta refleksi (reflecting).
ajar yang guru gunakan masih sebatas LKS dan
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Herida Exsa Oki Pamungkas) 4.113
Waktu dan Tempat Penelitian prasarana yang
dibutuhkan
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Inti 1. Membantu siswa
genap tahun ajaran 2017/2018, tepatnya pada berkera secara
kooperatif
bulan Mei 2018 di SD Negeri 01 Sekarsuli, 2. Membantu kelompok
menyelesaikan tugas
Bantul.
3. Membantu kelancaran
kegiatan diskusi
Deskripsi Tempat Penelitian 1. Merespon pembelajaran
Akhir
Tempat penelitian dilaksanakan di kelas III 2. Melakukan evaluasi
3. Melakukan aktivitas
SD Negeri 01 Sekarsuli Bantul dipilih sebagai keseharian
tempat penelitian karena : 1) lokasi penelitian
Tabel 2. Lembar Observasi Siswa
tidak jauh dari tempat peneliti, 2) berdasarkan
obsrvasi yang dilakukan oleh peneliti No Aspek yang Diamati
menunjukan rata-rata kelas pada mata pelajaran 1 Memperhatikan penjelasan guru
IPA belum mencapai KKM. 2 Mengajukan pertanyaan
Teknik Pengumpulan Data
3 Menjawab pertanyaan
Teknik pengumpulan data yang digunakan 4 Mengikuti kegiatan eksperimen
penelitian tindakan kelas ini adalah observasi dengan baik
5 Antusias dalam mengkuti
dan tes. Observasi dalam penelitian ini
eksperimen
dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa dan 6 Bekerjasama dalam melakukan
aktifitas guru. Tes digunakan untuk mengukur eksperimen
7 Mengamati apa yang terjadi dari
hasil belajar siswa. hasil eksperimen
Instrumen Penelitian 8 Mencatat hasil pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam 9 Mengerjakan tugas yang diberikan
penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. oleh guru secara berkelompok
(LKS)
Lembar observasi terdiri dari lembar obeservasi 10 Membuat kesimpulan hasil
siswa dan guru yang mengacu pada langkah eksperimen
11 Membuat laporan hasil eksperimen
metode eksperimen dalam pembelajaran.
12 Mengemukakan pendapat
Tabel 1. Lembar Observasi Guru
Tahap Indikator
Awal 1. Menyampaikan tujuan Test yang digunakan adalah pemberian
pembelajaran
2. Menentukan materi dan soal post testcpada akhir pertemuan setiap
pentingnya materi siklus. Tujuan pemberian tes ini adalah untuk
3. Membangkitkan
pengetahuan siswa mengukur perubahan hasil belajar IPA pada
4. Membentuk kelompok
5. Menjelaskan tugas siswa
siswa kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli.
dan kelompok Teknik Analisa Data
6. Menjelaskan
tanggungjawab Teknik analisa data yang digunakan
kelompok pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
7. Memotivasi siswa
8. Menyedian sarana dan dan kuantitatif.
4.114 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 41 Tahun ke-7 2018
Teknik deskriptif kualitatif digunakan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri
untuk menganalisa aktifitas siswa dalam 01 Sekarsuli melalui penggunaan metode
pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi gerak benda.
eksperimen. Sedangkan kuantitatif digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa melalui test. Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pertemuan sesuai dengan tahapan pembelajaran
Kondisi Awal metode eksperimen. Tahap pertama dalam
Data awal tes presentasi belajar siswa penelitian tindakan kelas ini adalah perencanan.
dalam pembelajaran IPA sebelum dilaksanakan Setelah peneliti dating ke SD Negeri 01
metode eksperimen dapat dilihat dari hasil tes Sekarsuli, peneliti melakukan observasi serta
pratindakan yang dilakukan di dalam kelas dan wawancara dengan guru kelas III SD Negeri 01
diberikan sebelum proses pembelajaran dengan Sekarsuli yaitu Ibu Windyarti Suryaningrum,
menggunakan tindakan. Siswa SDN Negeri 01 maka ditemukan permasalahan dalam proses
Sekarsuli, Bantul terdiri dari 16 siswa, 5 putra pembelajaran IPA. Peneliti dan guru kelas
dan 11 putri. Semua siswa mengikuti tes berdiskusi tentang masalah yang ada serta
pratindakan. mencari solusi untuk memperbaiki
Tabel 1. Hasil Tes Pratindakan Siswa SD permasalahan yang ada. Setelah guru dan
Negeri 01 Sekarsuli, Bantul.
peneliti mempunyai persamaan persepsi
No Nama Nilai Keterangan
1 AA 70 Belum Tuntas terhadap permasalahan yang ada, maka guru dan
2 ARR 60 Belum Tuntas
3 AF 30 Belum Tuntas peneliti merancang pelaksanaan pemecahan
4 AW 80 Tuntas masalah dalam kegiatan pembelajaran IPA.
5 DS 60 Belum Tuntas
6 FSP 70 Belum Tuntas Setelah berdiskusi dengan guru, maka
7 RF 70 Belum Tuntas diputuskan penggunaan metode eksperimen
8 SAP 80 Tuntas
9 SD 70 Belum Tuntas yang diyakini mampu meningkatkan prestasi
10 SM 60 Belum Tuntas
belajar IPA siswa kelas III SD Negeri o1
11 SA 60 Belum Tuntas
12 SR 80 Tuntas Sekarsuli, Bantul.
13 EZ 80 Tuntas
14 SA 70 Belum Tuntas Hasil dari perencanaan tindakan siklus 1
15 FA 80 Tuntas adalah sebagai berikut.
16 LP 70 Belum Tuntas
Rata-rata 68,12 31,5 % Tuntas 1) Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
Berdasarkan table tes pratindakan di bersama guru. Penelitian diadakan sesuai
atas, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata jadwal yang ada, yaitu pada hari Senin dan
kelas sebesar 68, 12 dengan jumlah 16 siswa Rabu
dan prosentase ketuntasannya 31,5% dari 16 2) Membuat scenario pembelajaran yang
siswa. Oleh karena itu guru dan peneliti dilakukan oleh peneliti bersama guru, mulai
mencoba memperbaiki dan meningkatkan dari RPP, menetapkan materi, media, dan
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Herida Exsa Oki Pamungkas) 4.115
alat belajar, menyiapkan, instrument
Prosentase Ketuntasan Siswa
penilaian serta lembar jawaban atas
Siklus I
instrument tersebut. 75%
70%
Tabel 1. Hasil Tes Siklus I 70%
No Nama Nilai Keterangan 62.50%
65%
1 AA 80 Tuntas
2 ARR 90 Tuntas 60%
3 AF 40 Belum Tuntas 55%
4 AW 80 Tuntas
5 DS 30 Belum Tuntas Target Siklus I
6 FSP 70 Belum Tuntas
7 RF 80 Tuntas Gambar 2. Prosentase Ketuntasan Siswa
8 SAP 90 Tuntas
9 SD 90 Tuntas Dari gambar grafik di atas, bisa dilihat setalah
10 SM 70 Belum Tuntas
11 SA 90 Tuntas melakukan penerapan metode pembelajaran
12 SR 70 Belum Tuntas eksperimen pada mata pelajaran IPA di kelas III
13 EZ 90 Tuntas
14 SA 30 Belum Tuntas SD Negeri 01 Sekaruli terjadi peningkatan
15 FA 90 Tuntas prosentase ketuntasan sebesar 62,50% dari 16
16 LP 90 Tuntas
Rata- 73,75 62,5% Tuntas siswa.
rata
Prosentase Keaktifan Siswa
Siklus I
Grafik Peningkatan Rata-Rata 100%
70%
56.25% 64.50%
76
50%
74 73.75
72 0%
70
Target Pertemuan 1 Pertemuan 2
68 68.12
66
64
Gambar 3. Prosentase Keaktifan Siswa
Pratindakan Siklus I Berdasarkan table hasil observasi
Gambar 1. Peningkatan Rata-Rata aktivitas belajar siswa pada siklus 1, maka dapat

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat diketahui bahwa siswa yang aktif dalam proses

diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata- pembelajaran melalui penggunaan metode

rata pada kelas III SD negeri 01 Sekarsuli dari eksperimen sebanyak 56,25% siswa dari 11

pratindakan ke siklus 1 sebesar 5,63 dari siswa pada pertemuan 1 dikatakan aktif dalam

pratindakan sebesar 68,12 lalu mengalami proses pembelajaran dan 64,50% siswa dari 16

peningkatan pada siklus 1 menjadi 73,75. dikatakan aktif pada pertemuan 2 siklus 1.
Refleksi pelaksanaan siklus I adalah
sebagai berikut:
Pengaturan alokasi waktu oleh guru
yang belum sesuai menjadi salah satu hal yang
4.116 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 41 Tahun ke-7 2018
sangat disoroti, dan jangan sampai terulang pada waktu yang dilakukan oleh guru. Pembagian
siklus II. Pada siklus II guru akan mengarahkan waktu yang baik mutlak dilakukan agar
siswa agar dapat berdiskusi dengan semua rangkaian kegiatan pembelajaran
kelompoknya sendiri. Alat dan bahan yang akan dengan metode eksperimen dapat
digunakan dalam penelitian juga dipersiapkan dilaksanakan seluruhnya dengan porsi waktu
dengan lebih matang.Masih rendahnya yang sesuai.
antusiasme siswa dalam pembelajaran juga 2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang
menjadi permasalahan yang sangat disoroti baik belum tampak dominan akan ditanggulangi
oleh peneliti maupun oleh guru pengampu mata dengan memberikan reward kepada siswa
pelajaran IPA. Untuk meningkatkan antusiasme atau kelompok yang aktif dalam
siswa dalam pembelajaran, peneliti dan guru pembelajaran. Selain itu dalam
sepakat untuk mengajukan pertanyaan ketika pembelajaran akan dilakukan penilaian
menghampiri kelompok yang sedang melakukan terhadap aktivitas siswa, yang mana
percobaan bukan dengan cara klasikal. penilaian aktivitas ini akan menjadi dasar
Selanjutya untuk menghemat waktu dalam pemberian reward kepada siswa.
proses pembelajaran, kegiatan presentasi hasil 3) Untuk pembagian kelompok pada siklus II
percobaan hanya dilakukan oleh salah satu akan dilakukan oleh guru dengan cara
kelompok, selebihnya digunakan untuk tukar ditunjuk langsung agar kelompok lebih
pendapat dan diskusi yang bersama yang heterogen dari siklus I.
langsung dibimbing oleh guru secara klasikal. Tabel 1. Hasil Postest siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 AA 90 Tuntas
Deskripsi Siklus II 2 ARR 80 Tuntas
Perencanaan yang dilakukan adalah 3 AF 50 Tidak Tuntas
4 AW 70 Tidak Tuntas
sebagai langkah persiapan untuk melakukan 5 DS 70 Tidak Tuntas
tindakan pada siklus II ini dilaksanakan 6 FSP 80 Tuntas
7 RF 80 Tuntas
sebagaimana perencanaan yang dilakukan 8 SAP 90 Tuntas
9 SD 80 Tuntas
sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I.
10 SM 70 Tidak Tuntas
Ada pun kegiatankegiatan dalam perencanaan 11 SA 80 Tuntas
12 SR 80 Tuntas
penelitian siklus II ini antara lain: 13 EZ 90 Tuntas
1) Penyampaian RPP, soal-soal latihan, 14 SA 80 Tuntas
15 FA 60 Tidak Tuntas
maupun soal-soal evaluasi dari peneliti 16 LP 90 Tuntas
kepada guru pengampu mata pelajaran IPA. Rata- 68,75%
77,50
rata Tuntas
Perbedaannya, perencanaan untuk siklus II
ini sekaligus melakukan revisi terhadap Dari table hasil belajar siswa di atas, maka dapat
segala sesuatu yang dalam siklus I dirasa diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus
menjadikan penelitian belum berjalan secara 1 adalah 77,50 dan prosentase ketuntasannya
maksimal. Misalnya tentang pembagian 68,75% dari 16 siswa.
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Herida Exsa Oki Pamungkas) 4.117
prosentase ketuntasan dari 16 siswa pada siklus
Grafik Perdebaan Hasil Belajar
II sebasar 68,75%.
80

78 Prosentase Keaktifan Siswa


Siklus II
[]0 80% 79.10%
76
78%
76%
74
74%
73.75 70.80%
72% 70%
72
70%
68%
70
66%
64%
68 Siklus II
68.12
Target Pertemuan 1 Pertemuan 2
66

64 Gambar 3. Prosentase Keaktifan Siswa Siklus II

62
Berdasarkan table hasil observasi
Pratindakan Siklus I Siklus II aktivitas belajar siswa pada siklus II, maka
dapat diketahui bahwa siswa yang aktif dalam
Gambar 1. Perbedaan Hasil Belajar
proses pembelajaran melalui penggunaan
Prosentase Ketuntasan Siswa metode eksperimen sebanyak 70,80%% siswa
72%
70% dari 16 siswa pada pertemuan 1 dikatakan aktif
70% 68.75%
dalam proses pembelajaran dan 79,10% siswa
68%
66% dari 16 dikatakan aktif pada pertemuan 2 siklus
64% 62.50% II.
62%
60%
Pembahasan
58%
Siklus I penelitian ini dilaksankan pada
Target Siklus I Siklus II
minggu kedua bulan Mei. Dari dua kali
Gambar 2. Prosentase Ketuntasan Siswa pertemuan siklus I ini hasil belajar siswa
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat mengalami peningkatan sebesar 5,63 di mana
diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata- rata kelas sebelum tindakan adalah 68,12
rata pada kelas III SD negeri 01 Sekarsuli dari meningkat menjadi 73,75. Tingkat ketuntasan
pratindakan ke siklus 1 sebesar 5,63 dari belajar siswa pun mengalami peningkatan yang
pratindakan sebesar 68,12 Lalu mengalami cukup signifikan menjadi 62,50% di mana
peningkatan pada siklus 1 menjadi 73,75 setelah kondisi awal siswa saat pratindakan yang
itu dari siklus I ke siklus II mengalami mencapai target ketuntasan adalah 31,50%.
peningkatan sebesar 3,75 sehingga rata-rata Sementara untuk aktifitas belajar siswa pada
kelas pada siklus II menjadi 77,50 sementara pertemuan 1 silklus 1 sebesar 56,25% dan pada
pertemuan 2 siklus 1 sebesar 64,40%. Melihat
4.118 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 41 Tahun ke-7 2018
yang dicapai oleh siswa terlihat bahwa bertanya apakah ada langkah yang belum
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode diahami. selanjutna dalam siklus II ini, kegiatan
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar presentasi hanya dilakukan oleh satu kelompok
siswa kelas III SD Negeri 01 Sekarsuli. sukarelawan, sementara kelompok lainnya
Namun demikian, jika dilihat dari target menanggapi apabila ada perbedaan pendapat
penelitian ini, kenaikan pada siklus I belum dan pembagian kelompok pada siklus II
mencapai target yang telah ditentukan. Belum dilakukan oleh guru dengan cara ditunjuk
tercapainya target penelitian disebabkan karena langsung bukan dengan cara berhitung seperti
kurangnya antusiasme dan semangat siswa pada siklus I.
dalam pembelajaran, Siswa yang aktif masih Dengan pembagian kelompok yang
terpusat pada beberapa siswa saja. Oleh karena ditunjuk langsung oleh guru, menyebabkan
itu dilaksanakan penelitian siklus II dengan kelompok lebih heterogen. Hal itu bedampak
memberi modifikasi pada langkah pembelajaran pada kelompok ketika melakukan percobaan
tertentu sehingga dapat menciptakan suasana lebih focus dengan kelompok masing-masing,
yang kompetitif dan menarik bagi siswa. tidak lagi melihat pekerjaan kelompok lain
Pelaksanaan siklus II melalui tahapan karena persebaran anak-anak yang
seperti pada siklus I diawali dengan dikategorikan menonjol oleh guru tidak
perencanaan, pelaksanaan sekaligus dijadikan satu kelompok.
pengamatan, dan dilanjutkan dengan refleksi Yang terlihat dalam siklus II ini, banyak
atas pelaksanaan penelitian guna melihat siswa berani mengemukakan sanggahan,
keberhasilan penelitian. Tahap perencanaan pertanyaan, kritik terhadap presentasi yang
dilaksanakan seperti perencanaan pada siklus I, disampaikan. Kegiatan presentasi pun berjalan
kegiatan yang dilakukan di antaranya dengan sangat menarik. Dalam dua pertemuan,
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang pertemuan pertama siklus II ini siswa
akan digunakan. Persiapan alat dan bahan yang memelajari tentang energy dan pengaruh energy
akan digunakan dalam kegiatan pengambilan terhadap gerak benda.
data, dan tentu saja diskusi dengan guru Pembelajaran IPA dengan menggunakan
pengampu terkait dengan penggunaan metode metode eksperimen pada siklus II dapat
pembelajaran eksperimen yang akan diterapkan meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD
dalam pembelajaran. Negeri 01 Sekarsuli sebesar 9,38 di mana
Dalam pembelajaran siklus II ini ada kondisi awal 68,12 meningkat menjadi 77,50.
beberapa langkah-langkah pembelajaran metode Ketuntasan belajar siswa juga mengalami
eksperimen yang dimodifikasi, antara lain peningkatan di mana kondisi awal 31,50%
mengenai kegiatan presentasi setelah melakukan mengalami peningkatan menjadi 68,75%.
percobaan dan pada saat percobaan guru Sementara untuk aktifitas belajar siswa pada
melakukan tanyajawab dengan cara pertemuan 1 silklus II sebesar 70,80%% dan
menghampir kelompok langsung sembari pada pertemuan 2 siklus II sebesar 79,10%. Dari
Upaya Meningkatkan Hasil .... (Herida Exsa Oki Pamungkas) 4.119
hasil yang telah dicapai tersebut target
DAFTAR PUSTAKA
penelitian telah terpenuhi kecuali pada aspek
prosentase ketuntasan. Karena keterbatasan Sulistyowati, E. & Wisudawati Wati, A.W.
(2014). Metodologi Pembelajaran IPA.
waktu maka, penelitian ini dihentikan pada Jakarta.
siklus II.
Sulistyorini, S. (2007). Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara
SIMPULAN DAN SARAN Wacana.: Bumi Aksara.

Simpulan Kemmis, S & Mc. Taggart, R. (1998). The


ActionResearchPlanner. Victoria:Deakin
Berdasarkan hasil penelitian dan
University
pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
1. Penerapan metode eksperimen yang
mefokuskan keterlibatan siswa dapat
meningkatkan hasil belajar IPA kelas III SD
Negeri 01 Sekarsuli

Saran
Dari kegiatan penelitian yang telah
dilakukan dan melihat hasil yang diperoleh dari
penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran,
di antaranya:
1. Pembelajaran IPA hendaknya dilakukan
dengan pemberian pengalaman langsung
kepada siswa agar retensi ingatannya lebih
lama.
2. Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan
pengamatan oleh siswa baik secara mandiri
maupun terbimbing untuk menemukan suatu
konsep, prinsip ataupun fakta pengetahuan
alam sehingga siswa memiliki pengalaman
belajar yang mendalam.
3. Guru hendaknya melakukan pengayaan
kepada siswa yang belum tuntas.

Anda mungkin juga menyukai