Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN 2022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

Nama : Fitri Hidayati Sarifah


Kelas : PGSD 003
Instansi : SDIT LHI

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih
No. yang akan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
diselesaikan
1 Konsentrasi belajar Metode guru dalam 1. Penerapan metode pembelajaran active learning pada Setelah dilakukan analisis
siswa kurang (siswa mengajar kurang inovatif pembelajaran di kelas. terhadap hasil kajian
sering mengobrol sehingga kurang membuat Kajian Literatur: literatur dan hasil
dan tidak siswa konsentrasi saat Rifka Retno Annisa, Wiwien Dinar Pratisti dan wawancara, serta
konsentrasi ketika belajar. Zuhrotul uyun (2019:128) menyatakan bahwa diobservasi/pengamatan
belajar atau penerapan metode pembelajaran active learning dapat dapat diterapkan alternatif
mendengarkan dijadikan sebagai salah satu strategi yang dapat solusi yaitu:
guru) membantu siswa menurunkan gangguan konsentrasi 1. Melakukan
belajar yang timbul akibat dari stres siswa menghadapi pendekatan personal
pelajaran yang dianggap sulit. Meskipun siswa tidak ke siswa agar lebih
menyukai dan memiliki pandangan yang negatif mudah untuk
terhadap pelajaran ini, mau tidak mau, suka tidak suka, mengkondisikan saat
mereka harus tetap terlibat aktif dalam setiap proses belajar.
pembelajarannya sehingga, seiring berjalannya waktu 2. Menggunakan ice
siswa pun akan terbiasa dan bahkan merasa nyaman breaking untuk
untuk bergelut dengan pelajaran matematika. mengawali kegiatan
Sumber: belajar.
Rifka Retno Annisa, Wiwien Dinar Pratisti dan 3. Menerapkan Model
Zuhrotul uyun (2019: 128). Efektivitas management Cooperatif learning
Kelas untuk menurunkan gangguan konsentrasi belajar atau Model PBL
matematika pada siswa SD.
Link: http://journal.unpad.ac.id/jpsp/pages/view/Order
SINTA 2

2. Penerapan pendekatan PAIKEM berbantuan brain


gym pada pembelajaran di kelas.
Kajian Literatur:
Ni Made Elpina Rianti (2020: 228) menyatakan bahwa
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan) dapat diaplikasikan
dengan berbagai inovasi yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang dibutuhkan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peserta
didik akan tertarik mengikuti proses pembelajaran
serta mudah untuk menyerap informasi serta
keterampilan-keterampilan yang dibahas bersama
dengan guru. Berdasarkan pemaparan di atas,
pendekatan PAIKEM dapat diartikan sebagai
pendekatan yang dapat menunjang pembelajaran
menjadi kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga
ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
dioptimalkan. Salah satu inovasi yang dapat
digunakan untuk mengoptimalkan penerapan
pendekatan PAIKEM yaitu dengan berbantuan
Brain Gym. Brain Gym merupakan serangkaian gerak
sederhana dan menyenangkan yang bisa dimanfaatkan
peserta didik untuk mengoptimalkan kemampuan
belajar, khususnya memusatkan pikiran atau
konsentrasi melalui pengaktifan keseluruhan bagian
otak.
Sumber:
Ni Made Elpina Rianti (2020:228). Pendekatan
PAIKEM Berbantuan Brain Gym Berpengaruh
terhadap Konsentrasi Belajar IPA
Link:https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGS
D/article/view/26479
DOI: https://doi.org/10.23887/jjpgsd.v8i2.26479
SINTA 3

3. Penerapan ice breaking untuk meningkatkan


konsentrasi belajar siswa di kelas.
Kajian Literatur:
Leta Marzatifa1, Inayatillah2, Maya Agustina,
Peureume,Teungku Dirundeng Meulaboh (2021:163)
Menyataan bahwa proses pembelajaranyang efektif
itu sendiri memerlukan konsentrasi belajar dari
peserta didik.Peserta didik kadang kala dapat saja
kehilangan fokus saat belajar, hal ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, di antaranya adalah kemampuan
intelegensi peserta didik. Maka salah satu cara
untuk menumbuhkan konsentrasi siswa ialah
dengan menyelipkan ice breaking dalam
prosespembelajaran yang tujuannya untuk
membangkitkan semangat juga menarik kembali
konsentrasi juga perhatian siswa.
Sumber:
Leta Marzatifa1, Inayatillah2, Maya Agustina,
Peureume,Teungku Dirundeng Meulaboh (2021:163).
Ice Breaking:Implementasi, Manfaat dan Kendalanya
untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa.
Link:
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article
/view/3309/1745
SINTA 4

Hasil Wawancara:
1. Mulatiningsih, S.Pd. Gr (Kepala sekolah dan Pengajar
praktik guru penggerak) cara untuk meningkatkan
konsentrasi belajar siswa yaitu:
a. Memulai kegiatan belajar dengan aktifitas yang
membuat siswa aktif dan siap belajar seperti game,
ice breaking dll.
b. Memberikan motivasi agar siswa semakin
semangat belajar.
c. Menguatkan class rules yang sudah disepakati
bersama terkait adab belajar.
d. Menggunakan metode yang bervariasi, inovatif
dan menyenangkan dengan menyesuikan
karakteritik materi dan siswa di kelas
e. Mengatur durasi kegiatan belajar agar tidak terlalu
lama dengan aktivitas yang sama.

2. Herlyna Aris Primadani, Psikoloq


a. Melakukan pendekatan perilaku, menentukan
perilaku target (siswa) yang hendak diubah atau
ditambahi.
b. Melakukan observasi seberapa sering perilaku itu
muncul sebagai data.
c. Memberikan penguatan positif jika sudah terlihat
ada peningkatan baik dari siswa.
d. Membuat rancangan tindakan selanjutnya seperti
memberikan (reward dan punisment), lebih
disaranan reward.
e. Membuat class rules atau kesepakatan yang
disepakati bersama.
f. Memperhatikan faktor lingkungan sekitar seperti,
luas dan sempitnya ruangan, tata letak barang-
barang, kebersihan, faktor kebisingan yang
membuat siswa tidak nyaman belajar dikelas.

3. Miratun Khasanah, S.Pd. Si. Gr (Guru senior) untuk


meningkatkan konsentrasi belajar siswa bisa
melakukan beberapa cara sebagai berikut:
a. Pendekatan personal ke siswa agar lebih mudah
untuk mengkondisikan saat belajar.
b. Membuat class rules yang disepakat bersama
c. Bekerjasama dengan orang tua terkait masalah
belajar siswa.
d. Memberikan mereka panggung, tapi dengan syarat
tetap tertib dengan aturan yang sudah disepakati.
e. Menggunakan metode mengajar dengan banyak
sentuhan, dan lebih variatif.
2 Kemampuan Guru kurang berinovasi 1. Penerapan metode Experiential learning untuk Setelah dilakukan analisis
numerasi siswa dalam menyampaikan meningkatkan kemampuan numerasi siswa dikelas. terhadap hasil kajian
masih kurang pada kegiatan pembelajaran, Kajian Literatur: literatur dan hasil
materi pengurangan belum kontekstual, kurang Dinda Maemunah dan Wahidin (2022:5635). Strategi wawancara, serta
meminjam. menarik perhatian siswa. pembelajaran menggunakan experiental learning diobservasi/pengamatan
berdasarkan teori Bruner, dengan pelaksanaan dapat diterapkan alternatif
perlakuan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: solusi yaitu:
a. Concrete Experience (Tahap Enaktif). 1. Penerapan
Tahap ini dilakukan dengan meminta siswa pembelajaran
membentuk kelompok yang terdiri 4-5 siswa matematika realistik
dalam satu kelompok. Kemudian peneliti (PMR)
memberikan plastisin berwarna warni untuk setiap 2. Menerapkan model
kelompok membuat kreasi makanan yang pembelajaran Index
berbentuk lingkaran. Siswa juga diberikan Card Match
kebebasan untuk membuat kreasi makanan 3. Menggunakan media
berbentuk lain tetapi dengan syarat jika dipotong rumah bilangan dan
mengasilkan ukuran yang sama besar. Kemudian kartu bilangan.
siswa diberikan penjelasan mengenai bentuk 4. Menerapkan model
pecahan dari kreasi yang dibuat siswa. pembelajaran
b. Reflection observation (Tahap Ikonik). Tahap ini cooperatif learning.
dilakukan dengan meminta siswa mengamati
bentuk pecahan dari kertas berpetak.
c. Abstrack conceptualization. Tahap ini siswa
diberikan soal latihan yang berisi gambar-gambar
untuk siswa kerjakan secara kelompok.
d. Active experimentation (Tahap Simbolik). Tahap
ini siswa diberikan soal numerasi materi pecahan
yang berisi simbol-simbol atau gambar untuk
siswa kerjakan secara individu.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang
menggunakan model experiental learning berdasarkan
teori Bruner lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol tanpa menggunakan model experiental
learning berdasarkan teori Bruner (hanya materi teks
yang ditampilkan melalui power point). Sehingga,
model experiental learning berdasarkan teori Bruner
merupakan strategi pembelajaran yang efektif
digunakan untuk meningkatkan kemampuan numerasi
siswa sekolah dasar.
Sumber:
Dinda Maemunah, Wahidin (2022: 5635) Pengaruh
Experiental Learning Terhadap Kemampuan Numerasi
Siswa SD Berdasarkan Teori Bruner.
Link:https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/vie
w/3041/pdf
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3041
SINTA 3

2. Penerapan model pembelajaran Index Card Match


untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa
dikelas.
Kajian Literatur:
Mutia Oktiani’, Oktian Fajar Nugroho (2021:45)
menyatakan bahwa model pembelajaran Index Card
Match adalah suatu model pembelajaran dengan
mencari pasangan dengan menggunakan kartu yang
digunakan dalam mengulang suatu materi
pembelajaran yang telah diberikan atau yang sudah
dipelajari sebelumnya. Dengan cara berpasang-
pasangan ini siswa akan lebih memahami materi
yang disampaikan oleh guru dengan mudah.
Keunggulan model pembelajaran Index Card Match
yaitu, 1) Saling ketergantungan positif, 2) Adanya
pengakuan dalam merespon dan mengelola individu,
3) Siswa dilibatkan dalam perecanaan dan
pengelolaan kelas, 4) Suasana rileks yang
menyenangkan, 5) Terjalin hubungan yang sangat
hangat dan bersahabat antar siswa dan guru, 6)
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan
pengalaman emosi yang menyanangkan.
Sumber:
Mutia Oktiani’, Oktian Fajar Nugroho (2021:45)
Penerapan Model Pembelajaran Icm Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman
Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan.
Link:https://journals.upi-
yai.ac.id/index.php/ikraith-
informatika/article/view/997/787
SINTA 4
3. Penerapan pembelajaran matematika realistik (PMR)
untuk meningkatkan kemampuan numerasi terutama
untuk materi penjumlahan dan pengurangan.
Kajian Literatur:
Fery Herdiansyah, Sigid Edy Purwanto (2022:7500)
menyatakan bahwa mengaplikasikan PMR ini dapat
menciptakan kemampuan pemecahan masalah
matematis mereka menjadi meningkat dari sebelum
diterapkannya model pembelajaran ini. Maka
penelitian ini diperkuat untuk beberapa penelitian
yang sudah diterapkan menyatakan pembelajaran
matematika reaslistik (PMR) dapat meningkatkan
kemampuan berfikir pada saat proses pembelajaran
matematika dibandingkan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
Sumber: Fery Herdiansyah, Sigid Edy Purwant
(2022:7500). Pengaruh Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Kelas II pada Materi
Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan.
Link:https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/v
iew/3525/pdf
DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3525
SINTA 3

4. Penerapan media konkret untuk meningkatkan


kemampuan numerasi pada materi penjumlahan dan
pengurangan siswa dikelas.
Kajian Literatur:
Kastiniwati (2019:279) menyatakan bahwa
peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi setelah
implementasi media konkret dalam menjelaskan
materi penjumlahan dan pengurangan. Hal tersebut
terjadi karena siswa diajak belajar sambil bermain
sehingga meningkatkan minat belajar siswa. Guru
akan lebih siap jika mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran yang menarik. Dalam penelitian
ini, media real berupa gambar-gambar identik dengan
warna cerah, potongan lidi, dan gambar-gambar
bangun bidang yang bertujuan untuk mempermudah
siswa membayangkan makna fisis penjumlahan dan
pengurangan dalam matematis. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan upaya perbaikan proses belajar
dalam ranah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan berhasil dengan penggunaan
media kongkret dalam materi operasi penjumlahan
dan pengurangan.
Sumber:
Kastiniwati (2019:279) Peningkatan Aktivitas Hasil
Belajar Kognitif Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Melalui Media Konkret.
Link:http://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/art
icle/view/327
DOI: http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v3i4.327
SINTA 4

Hasil Wawancara:
1. Anita Kurniasih, S.Pd. Si. Gr (Teman sejawat) solusi
untuk mengatasi masalah kemampuan numerasi siswa
kurang adalah:
a. Menggunakan metode mengajar yang lebih inovatif
dengan menyeapkan alat peraga yang sesuai
dengan minat dan karakter siswa di kelas.
b. Menggunakan permainan, quiz atau batle secara
personal atau berkelompok mengerjakan soal-soal
penjumlahan dan pengurangan.
c. Menyiapkan resources soal-soal latihan tambahan
yang bisa dikerjakan oleh siswa disela-sela
pembelajaran.
d. Meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap
numerasi dengan melakukan pendekatan personal
untuk mengetahui kesulitan siswa terhadap materi
numerasi dan memberikan penjelasan secara
khusus.

2. Fifilia Kusumajati, S.Pd.Si.Gr (Guru matematika


senior) solusi untuk mengatasi masalah kemampuan
numerasi siswa kurang adalah:
a. Memberikan pemahaman konsep awal dengan
menggunakan media konkret.
b. Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran
numerasi rendah dengan menerapkan metode
mangajar yang inovatif.
c. Meningkatkan motivasi siswa yang masih terhadap
pembelajaran numerasi dengan menyediakan media
pembelajaran yang menarik.

3. Diana Ristiaratna, S.Pd. Gr (Guru penggerak)


menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan
numerasi siswa bisa dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi.
b. Menggunakan media pembelajaran yang tepat
sesuai karakteristik materi.

Anda mungkin juga menyukai