Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA


SISWA KELAS IV SDN MANGUN JAYA 01 TAMBUN SELATAN

Kori Sundari; Krosita Fajariantini Riyadi


Email: korisundari1972@gmail.com; Sitariyadi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Ilmu


Pengetahuan Alam siswa kelas IV SDN Mangun Jaya 01 Tambun Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam
mata pelajaran IPA melalui model Student Facilitator and Explaining di SDN
Mangun Jaya 01 Tambun Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,
setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan refleksi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi instrumen
penelitian berupa tes tertulis berbentuk essai sebanyak 15 soal dan lembar
observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada siklus I
presentase ketuntasan klasikal mencapai 63% dengan nilai hasil belajar siswa
rata-rata yang di dapat sebanyak 72. Pada siklus II presentase ketuntasan klasikal
mencapai 85% dengan nilai hasil belajar siswa rata-rata meningkat menjadi 81.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining, Hasil


Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam.

I. PENDAHULUAN tahun di Sekolah Dasar dan tiga


A. Latar Belakang Masalah tahun di sekolah menengah pertama
Pendidikan mempunyai (SMP). Setiap jenjang tersebut,
peranan sangat penting dalam memiliki struktur kurikulum yang
kehidupan manusia, karena melalui terdiri dari sejumlah mata pelajaran
pendidikan seseorang dapat yang harus ditempuh siswa. Salah
mengembangkan bakat, minat dan satu mata pelajaran pokok di
kemampuan yang ada dalam dirinya. Sekolah Dasar adalah Ilmu
Peranan pendidikan diharapkan Pengetahuan Alam (IPA).
menghasilkan sumber daya manusia Menurut Powler dalam
yang berkualitas dan mampu Windari (2014: 5), bahwa IPA
bersaing. Untuk mewujudkan peran merupakan ilmu yang berhubungan
tersebut, proses pendidikan dengan gejala-gejala alam dan
hendaknya dilakukan secara kebendaan yang sistematis yang
bertahap atau berjenjang, Jenjang tersusun secara teratur, berlaku
pendidikan formal di Indonesia umum yang berupa kumpulan dari
terdiri dari pendidikan dasar, hasil eksperimen.
menengah dan tinggi, pada jenjang Menurut Nana Sudjana (2016:
pendidikan dasar terdiri dari enam 22) hasil belajar adalah kemampuan-

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 42


kemampuan yang dimiliki siswa guru karena dalam mata pelajaran
setelah ia menerima pengalaman IPA siswa hanya sekedar menghafal
belajarnya. Senada dengan itu Syah bukan memahami materinya. Hal ini
dalam Priansa (2017: 79) terlihat pada waktu guru
mengungkapkan bahwa hasil belajar memberikan refleksi dari
ideal meliputi segenap ranah pembelajaran yang telah dilakukan,
psikologis yang berubah sebagai siswa tidak dapat memaparkan
akibat pengalaman dan proses manfaat dari pembelajaran tersebut.
belajar peserta didik. Siswa juga belum dapat
Dari penjelasan diatas, dapat mengaplikasikan materi sumber
disimpulkan bahwa hasil belajar daya alam dalam kehidupan nyata.
adalah sesuatu yang dicapai sebagai Hal ini terlihat ketika guru meminta
hasil dari kegiatan belajar yang siswa menyebutkan contoh sikap
dapat dilihat dari aspek kognitif, yang mencerminkan menjaga
afektif, dan psikomotor yang sumber daya alam agar tidak cepat
menyebabkan perubahan tingkah habis dalam kehidupan sehari-hari,
laku pada diri peserta didik. tetapi hanya sebagian siswa yang
Adapun indikator hasil belajar bisa memberikan contoh. Ketika
dari aspek kognitifnya dalam guru selesai menjelaskan materi,
penelitian adalah sebagai berikut: siswa diminta menjelaskan kembali
1) Pengetahuan (C1) materi tersebut, akan tetapi siswa
2) Pemahaman (C2) tidak dapat menjelaskannya, dan
3) Penerapan/ aplikasi (C3) siswa tidak dapat mengemukakan
4) Analisa (C4) pendapat tentang suatu konsep. Hal
5) Sintesa (C5) ini terlihat ketika guru memberikan
6) Evaluasi (C6) sebuah ilustrasi berupa cerita, siswa
Berdasarkan hasil observasi diminta untuk mengemukakan
siswa kelas IV di SDN Mangun Jaya pendapat tentang ilustrasi yang
01 Tambun Selatan dalam kegiatan diberikan guru, tetapi hanya sedikit
pembelajaran pada mata pelajaran siswa yang dapat mengemukakan
IPA, peneliti melihat hasil belajar pendapatnya.
siswa masih rendah, hal itu dilihat Menurut Kurniasih dan Sani
ketika guru menjelaskan materi (2017: 79) Model pembelajaran
tentang Sumber Daya Alam (SDA). Student Facilitator and Explaining ini
Siswa tidak mampu menguasai merupakan salah satu dari tipe
materi pelajaran yang diberikan, hal pembelajaran kooperatif. Model
ini terlihat pada saat guru pembelajaran ini melatih siswa
memberikan pertanyaan “Apa yang untuk dapat mempresentasikan ide
dimaksud dengan sumber daya atau gagasan mereka pada teman-
alam?”. Hanya beberapa siswa yang temannya. Pendapat lain
bisa menjawab, dan sebagian besar dikemukakan oleh Wahyudin (2017:
siswa belum dapat menjawab 75) Student Facilitator and
pertanyaan tersebut. Selain itu, Explaining adalah suatu model
siswa tidak dapat memahami makna pembelajaran yang menampatkan
materi yang telah disampaikan oleh siswa yang unggul sebagai tutor

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 43


sebaya dan fasilitator bagi siswa dari siswa:, 5). Guru menerangkan
lainnya. semua materi yang disajikan sebagai
Menurut Shoimin (2014: 184) kesimpulan, dan menutup kegiatan
Kelebihan model pembelajaran pembelajaran.
Student Facilitator and Explaining Berdasarkan latar belakang
yaitu sebagai berikut: masalah di atas, , maka peneliti
1) Materi yang disampaikan lebih memilih Penelitian Tindakan Kelas
jelas dan konkret. (PTK) dengan judul “Upaya
2) Dapat meningkatkan daya serap Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
siswa karena pembelajaran dengan Model Pembelajaran
dilakukan dengan demontrasi. Student Facilitator and Explaining
3) Melatih siswa untuk menjadi dalam Mata Pelajaran IPA pada
guru karena siswa diberikan Siswa kelas IV SDN Mangun Jaya 01
kesempatan untuk mengulangi Tambun Selatan”.
penjelasan guru yang telah dia
dengar. II. Metode Penelitian
4) Memacu motivasi siswa untuk Penelitian yang dilakukan
menjadi yang terbaik dalam adalah Penelitian Tindakan Kelas
menjelaskan materi ajar. (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di
Mengetahui kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri Mangun Jaya
dalam menyampaikan ide atau 01 yang beralamat di Jl. Raya
gagasan. Mangun Jaya No.01, Kelurahan
Dari penjelasan diatas, dapat Mangun Jaya, Kecamatan Tambun
disimpulkan bahwa model Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa
pembelajaran model pembelajaran Barat. Subyek penelitian adalah
Student Facilitator and Explaining siswa kelas IV SDN Mangun Jaya 01
merupakan model pembelajaran Tambun Selatan dengan jumlah
yang melatih siswa untuk siswa 27 orang yang terdiri dari 17
mendemontrasikan ide atau siswa laki-laki dan 10 siswa
pendapat pada teman-temannya perempuan.
yang bertujuan untuk meningkatkan
penguasaan materi. Adapun teknis III. Hasil dan Pembahasan
pelaksanaan model pembelajaran Pembahasan penelitian ini
Student Facilitator and Explaining, didasarkan pada hasil penelitian
yaitu : 1). Guru menyampaikan siklus I dan II. Pembahasan hasil
kompetensi yang ingin dicapai dalam tersebut diperoleh dari tes untuk
pembelajaran:, 2). Guru menjelaskan mengetahui hasil belajar siswa.
materi pembelajaran secara garis Pada siklus I, peneliti
besar:, 3). Siswa diberikan menerapkan model pembelajaran
kesempatan untuk menjelaskan Student Facilitator and Explaining
materi kepada siswa lainnya, yaitu peneliti menyampaikan
misalnya melalui bagan atau peta kompetensi dan tujuan yang ingin
konsep, dan proses ini bisa dilakukan dicapai, menjelaskan materi secara
secara bergiliran:, 4). Guru garis besar, lalu membagi siswa
menyimpulkan ide atau pendapat menjadi 5 kelompok berdasarkan

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 44


daftar kelompok yang telah dibuat sudah menjawab dengan benar
oleh peneliti, lalu peneliti walaupun masih ada beberapa siswa
memberikan amplop berisi yang jawabannya salah. Indikator
pertanyaan kepada setiap kelompok, Pemahaman (C2) sebesar 70,78
secara berkelompok siswa artinya indikator tersebut dalam
mendiskusikan pertanyaan yang kategori yang baik, disebabkan
diberikan peneliti. Sambil siswa karena siswa belum mampu
berdiskusi, peneliti memanggil ketua menyelesaikan soal nomor 2,4,6
kelompok untuk mengambil nomor yaitu tentang contoh-contoh
undian untuk maju pengelompokkan sumber daya alam
mempresentasikan hasil diskusi, berdasarkan jenis dan sifatnya.
kelompok yang mendapat nomor Maka pada siklus II peneliti lebih
undian pertama akan menjadi banyak menjelaskan materi tentang
narasumber dan menjelaskan materi contoh-contoh penelompokkan
terlebih dahulu, peran peneliti disini sumber daya alam dan juga
membimbing siswa melakukan pengelompokkanya berdasarkan
diskusi serta menyimpulkan ide dan jenis dan sifatnya serta menjelaskan
pendapat siswa. Setelah itu peneliti materi dengan lebih pelan-pelan
memberikan penguatan materi agar siswa memperhatikan
kepada siswa. Kemudian, peneliti pertanyaannya agar tidak
membagikan soal evaluasi siklus I mengurangi poin penilaian. Untuk
pada pertemuan kedua kepada indikator Penerapan (C3) sebesar
setiap siswa dan dikerjakan secara 71,63 artinya indikator tersebut
individu. dalam kategori yang baik, terlihat
Pada siklus II, peneliti tetap pada soal nomor 7,8,9 hampir
menerapakan model pembelajaran seluruh siswa telah dapat menjawab
Student Facilitator and Explaining, soal dengan benar. Indikator Analisis
yang membedakannya adalah (C4) sebesar 72,22 artinya indikator
peneliti mengatur ulang kelompok tersebut dalam kategori yang baik,
kerja siswa. Kelompok dibuat secara terlihat pada soal nomor 10-11 siswa
heterogen berdasarkan hasil tes telah menjawab soal dengan benar,
siklus I. Peneliti juga membuat walaupun masih ada beberapa siswa
pertanyaan diskusi yang lebih yang menjawab salah. lalu untuk
bervariasi, dan penjelasan materi indikator Evaluasi (C5) sebesar 71,60
lebih banyak. Pada siklus II diakhir artinya indikator tersebut dalam
pertemuan kedua peneliti juga kategori yang baik, dikarenakan
membagikan soal evaluasi siklus II siswa kurang memahami pertanyaan
kepada setiap siswa untuk dari soal nomor 12-15, sehingga
dikerjakan secara individu. pada saat menjawab soal tersebut
Berdasarkan hasil tes jawaban siswa tidak lengkap dan
evaluasi hasil belajar siswa di siklus I, dapat mengurangi poin penilaian.
nilai indikator Pengetahuan (C1) Serta untuk indikator Mencipta (C6)
sebesar 70,37 artinya indikator sebesar 74,07 artinya indikator
tersebut dalam kategori yang baik, tersebut dalam kategori yang baik,
terlihat pada soal nomor 1,2,5 siswa telihat pada soal nomor 13-14 siswa

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 45


telah menjawab soal dengan benar, jawaban yang diberikan siswa telah
hanya sebagian siswa yang benar dan lengkap sesuai
menjawab salah. pertanyaan yang diberikan dan
Setelah diterapkan siklus II, untuk indikator Mencipta (C6)
nilai indikator Pengetahuan (C1) sebesar 79,63 artinya indikator
sebesar 81,89 artinya indikator tersebut dalam kategori yang baik,
tersebut dalam kategori yang sangat terlihat pada soal nomor 13-14 siswa
baik, terlihat pada soal nomor 1,3,5 telah menjawab dengan benar.
siswa sudah menjawab dengan Berdasarkan hasil tersebut
benar. Indikator Pemahaman (C2) peneliti berhenti cukup sampai di
sebesar 81,07 artinya indikator siklus II, hal ini dikarenakan indikator
tersebut dalam kategori yang sangat keberhasilan hasil belajar siswa
baik, karena siswa sudah mampu sudah tercapai, sehingga penelitian
menjawab soal nomor 2,4,6 tentang tindakan kelas ini hanya
contoh-contoh sumber daya alam dilaksanakan dalam dua siklus.
berdasarkan sifat dan jenisnya. Peningkatan hasil belajar di
Untuk indikator Penerapan (C3) atas, membuktikan bahwa model
sebesar 80,66 artinya indikator pembelajaran Student Facilitator
tersebut dalam kategori yang sangat and Explaining dapat meningkatkan
baik, terlihat pada soal nomor 7,8,9 hasil belajar siswa pada mata
hampir seluruh siswa telah dapat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menjawab soal dengan benar. (IPA) di SDN Mangun Jaya 01
Indikator Analisis (C4) sebesar 82,10 Tambun Selatan. Dengan kata lain
artinya indikator tersebut dalam penelitian ini tercapai sesuai dengan
kategori yang sangat baik, tujuan model pembelajaran Student
ditunjukkan pada soal nomor 10-11 Facilitator and Explaining Shoimin
siswa telah menjawab soal dengan (2014: 183) mengungkapkan model
benar. Lalu untuk indikator Evaluasi pembelajaran Student Facilitator
(C5) sebesar 82,72 artinya indikator and Explaining merupakan salah
tersebut dalam kategori yang baik, satu tipe pembelajaran kooperatif
karena pada soal nomor 12-15
pembelajaran Student Facilitator Tambun Selatan, diperoleh
and Explaining dapat meningkatkan kesimpulan bahwa hasil belajar
hasil belajar siswa dan pendapat lain siswa pada mata pelajaran Ilmu
dikemukakan oleh Wahyudin (2017: Pengetahuan Alam (IPA) melalui
75), Student Facilitator and model pembelajaran Student
Explaining adalah suatu model Facilitator and Explaining mengalami
pembelajaran yang menempatkan peningkatan, hal ini dapat dilihat
siswa unggul sebagai tutor sebaya dari peningkatan disetiap siklusnya.
dan fasilitator bagi siswa lainnya. Pada siklus I hasil belajar siswa nilai
rata-rata yang didapat sebesar 72
IV. Kesimpulan dengan persentase ketuntasan
Berdasarkan hasil Penelitian klasikal mencapai 63%. Pada siklus II
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan hasil belajar siswa nilai rata-rata
di kelas IV SDN Mangun Jaya 01 meningkat menjadi 81 dan

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 46


persentase ketuntasan klasikal meningkat 80% mencapai nilai
mencapai 85%. Hal ini dinyatakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥
bahwa hasil belajar siswa sudah 75 pada mata pelajaran Ilmu
mencapai kriteria keberhasilan yang Pengetahuan Alam (IPA).
ditetapkan yaitu hasil belajar siswa

Daftar Pustaka

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2017. Ragam Pengembangan Model


Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta : Kata Pena.
Priansa, Donni Juni. 2017. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran.
Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
Shoimin, Aris. 2014. 86 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Zarkasyi, Wahyudin. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT
Refika Aditama.

PEDAGOGIK Vol. VII, No 1. Februari 2019 47

Anda mungkin juga menyukai