Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MINI RISET (MR)

“Pengembangan Bahan Ajar Student Work Sheet Dengan Metode Do Talk


Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Materi Relativitas”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

Nama :
 Beatrix Samosir (4203121055)
 Fitri Handayani (4203321021)
 MHD. Khaiti Dahlan Batubara (42102421010)
 Putri Amalia (4201121021)
Dosen Pengampu : Yeni Megalina,S.Pd,M.Si
Mata Kuliah : Fisika Modern

PROGRAM (S1) STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS IL MU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat menyelesaikan
Laporan Mini Riset untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisika Modern ini dengan baik.
Laporan Mini Riset ini telah penulis susun dengan maksimal dengan judul “Pengembangan
Bahan Ajar Student Work Sheet Dengan Metode Do Talk Record Dalam Meningkatkan Daya
Ingat Siswa Pada Materi Relativitas”. Harapan penulis semoga Laporan Mini Riset ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
yang penulis miliki baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun agar penulis
dapat memperbaiki Laporan Mini Riset ini .Akhir kata penulis berharap Laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, Desember 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................. 3
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ............................................................................... 6
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 23
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks di segala sektor menuntut
adanya persaingan yang ketat dalam berbagai sektor, utamanya sektor pendidikan. Sektor
pendidikan diharapkan mampu mencetak generasi-generasi emas guna berpartisipasi dalam
persaingan tersebut dengan memperbaiki kualitasnya (Mayuni, 2015). Usaha untuk
memperbaiki kualitas tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah melalui perkembangan
kurikulum dari kurikulum rencana pelajaran 1947 hingga kurikulum terbaru yang dipakai
oleh beberapa sekolah, yaitu kurikulum 2013. Setiap kurikulum memiliki penyempurnaan
dari kurikulum sebelumnya, namun hal tersebut masih belum mendukung dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Students Worksheet atau yang dikenal dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan
salah satu alternatif bagi guru. Beberapa kegunaannya adalah mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar,
mengoptimalkan alat bantu pengajaran, membantu siswa lebih aktif dalam proses belajar
mengajar, membangkitkan minat serta rasa ingin tahu siswa untuk dapat menggunakan
kemampuannya, jika students worksheet/LKS disusun secara rapi, menarik, sistematis,
serta konteks yang ada berbobot (Isaningsih dan Bimo: 2013). Kriteria Students
worksheet/LKS yang telah disebutkan sebelumnya, masih sulit didapatkan atau masih
sedikit pengajar yang berkeinginan untuk mengembangkannya. Students worksheet/LKS
yang ada pada umumnya hanya berupa lembaran hitam putih berisi ringkasan beberapa
materi, pertanyaan-pertanyaan berupa soal baik pilihan ganda maupun uraian, namun sedikit
aktivitas yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Students
Worksheet/LKS yang dapat memadukan isi materi dengan fenomena yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dengan disertai panduan aktivitas yang harus dilakukan didalam
maupun di luar kelas sangat dibutuhkan. Literasi sains merupakan salah satu upaya yang
dapat digunakan
sebagai alternatif untuk memperbaiki cara berpikir siswa, karena dengan literasi sains, siswa
belajar secara keseluruhan atau universal, sehingga siswa tidak hanya menghafal ataupun
menghitung, namun juga memahami bagaimana proses terjadinya suatu reaksi semisal,
mengapa demikian, efek apa yang ditimbulkan dari reaksi tersebut, dan sebagainya .
Diharapkan untuk selanjutnya siswa mampu mengaplikasikan ataupun mengembangkan
hal apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk postif. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
diperoleh suatu gambaran mengenai literasi sains bahwa literasi sains merupakan kapasitas
seseorang untuk mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti
untuk memahami dan membantu dalam membuat keputusan mengenai apa yang ada dalam
alam semesta serta perubahan yang dibuat melalui aktivitas manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan ajar Student worksheet ?
2. Apakah Yang dimaksud dengan Metode Do Talk Record?
3. Bagaimana Penggunaan Bahan Ajar Student Worksheet dalam Mencapai Ketuntasan
Belajar Siswa?
4. Bagaimana Implikasi Bahan Ajar Student Worksheet dalam Mencapai Ketuntasan
Belajar Siswa?
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui Defenisi bahan ajar Student worksheet
6. Untuk mengetahui Metode Do Talk Record
7. Untuk mengetahui Penggunaan Bahan Ajar Student Worksheet dalam Mencapai
Ketuntasan Belajar Siswa SMA.
8. Untuk mengetahui Implikasi Bahan Ajar Student Worksheet dalam Mencapai
Ketuntasan Belajar Siswa SMA
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pembuatan makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang “Pengembangan Bahan Ajar Student
Work Sheet Dengan Metode Do Talk Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada
Materi Relativitas” Dan untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam
mempelajari mata kuliah Fisika Modern.
BAB II

LANDASAN TEORI
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dengan menggunakan
pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
menekankan pendekatan ilmiah adalah model pembelajaran pemecahan masalah (Kemendikbud,
2013).
Model pembelajaran pemecahan masalah do talk record (PMDTR) dilandasi oleh teori
belajar konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme mempunyai pengaruh besar pada upaya
inovasi pembelajaran sains dalam rangka membantu siswa mengkonstruksi konsep- konsep secara
benar. Menurut teori belajar konstruktivisme, siswa mengkonstruksi konsep berdasarkan konsep
yang sudah ada dalam struktur kognitifnya.Konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa
dikonstruksi dari pengalaman eksternal dan lingkungannya.Belajar terjadi saat siswa
mengkonstruksi konsep dan keterampilan baru sebagai hasil modifikasi konsep dan keterampilan
awal yang telah ada sebelumnya. Pengkonstruksian konsep secara aktif dipengaruhi oleh konsep
awal. Implikasi dalam proses pembelajaran adalah proses konstruksi lebih penting daripada hanya
sekadar produk, dan memfasilitasi belajar lebih penting daripada sekadar transfer pengetahuan.
Piaget (Slavin, 2006; Kwon, 2006; Arends, 2001) menjelaskan bahwa konstruksi informasi
atau konsep baru melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi
merupakan penyesuaian konsep baru dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kogntif. Jika
konsep baru tersebut cocok dengan struktur kognitif yang sudah ada, maka terjadi keseimbangan
(equilibrium) antara konsep baru dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kogntif.
Keseimbangan tersebut menimbulkan penguatan struktur kognitif yang pada akhirnya siswa
mengerti
atau memahami informasi atau konsep baru. Apabila informasi atau konsep baru tidak cocok
dengan struktur kognitif yang telah ada, maka terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium) antara
informasi atau konsep baru dengan struktur kognitif yang sudah ada. Akibat dari
ketidakseimbangan tersebut, dalam pikiran siswa terjadi konflik yang disebut dengan konflik
kognitif. Melalui proses akomodasi terjadi perubahan/ penyesesuaian struktur kognitif yang telah
ada, sehingga terbentuk struktur kognitif (skemata) yang baru. Menurut Rogge (2010), proses
akomodasi terjadi apabila terjadi konflik dalam pikiran siswa terhadap ketidaksesuaian konsep
yang telah dimilikinya dengan informasi atau konsep baru.
Guru berperan sebagai fasilitator hanya bisa memberikan dukungan (scaffolding) sementara
untuk membangkit- kan konflik dalam pikiran siswa terhadap konsep yang telah dimilikinya,
namun restrukturisasi struktur kognitif (schemata) hanya bisa dilakukan atas inisiatif dan sikap
siswa sendiri. Scaffolding adalah dukungan sementara yang disiapkan oleh guru untuk membantu
siswa. Menurut Bruner, seperti dikutip oleh Arends (2001), scaffolding merupakan proses
membantu siswa untuk menguasai permasalahan tertentu melebihi kapasitas pengembangannya
melalui bantuan guru atau orang lain. Menurut Henriques (2011) scaffolding yang bisa dirancang
untuk membantu siswa membangkitkan konflik kognitif agar terjadi proses akomodasi adalah
scaffolding berupa anomali seperti contoh-contoh tandingan (counter examples), analogi,
demonstrasi, dan eksperimen.
Model pembelajaran pemecahan masalah do talk record (PMDTR) yang dilandasi oleh teori
belajar konstruktivisme dengan unsur penting konsep awal terhadap konsep yang terkait dengan
masalah. Canas, Antoli, dan Quesada (2001), menjelaskan bahwa konsep awal merupakan
representasi model mental yang diwujudkan dalam pola-pola pemahaman yang dapat
diidentifikasi menjadi memahami konsep, miskonsepsi, dan tidak memahami atau tidak tahu
konsep. Konsep awal dalam pemecahan masalah memiliki hubungan erat dengan serentetan proses
yang bersifat konstruktivistik dilalui para saintis saat mengembangkan sains. Di samping itu,
pengetahuan awal memiliki hubungan erat dengan pemecahan masalah yang mengisyaratkan
perlunya teaching material konflik kognitif dalam langkah-langkah pemecahannya. Dengan
demikian, model pembelajaran tersebut memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
mengkonstruksi konsep berdasarkan konsep awal dalam memecahkan masalah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu : MAS LAB. UINSU MEDAN
dan Universitas Negeri Medan pada tangga rabu,23 November 2022
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitiannya yaitu : penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
C. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan yaitu menyebarkan berupa angket kepada ahli media yaitu guru Fisika
MAS LAB. UINSU MEDAN dan kepada mahasiswa/i fisika Unimed
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah ahli media guru MAS LAB. UINSU MEDAN dan mahasiswa/i
Universitas Negeri Medan dan sebagai sampel untuk ahli media guru 1 orang dan untuk
mahasiswa/i Universitas Negeri Medan sebanyak 5 orang dalam 1 kelas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL
Hasil Angket respon Mahasiswa
II. Pembahasan

1) Ahli Materi
Berdasarkan hasil dari angket kelayakan oleh ahli materi meliputi 3 aspek yaitu kelayakan isi,
kelayakan penyajian, dan keterbacaan. Data hasil kelayakan oleh ahli materi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini dengan hasil yaitu aspek
(1) kelayakan isi, memperoleh skor 28 (80%)
(2) kelayakan penyajian, memperoleh skor 8 (80%)
(3) keterbacaan, memperoleh skor 27 (80%).
Secara keseluruhan angket kelayakn diproleh skor 75 (84%).
No. Aspek Frekuensi Skor Butir Bobot Persentase
1 2 3 4 5 Maks %
1Kelayakan Isi 0 0 2 3 2 28 7 35 80
.
2Kelayakan Penyajian 0 0 0 2 0 8 2 10 80
.
3Keterbacaan 0 0 0 3 3 27 6 30 90
.
Jumlah 63 15 75 84

Dengan berdasarkan skala persentase dibawah ini, maka Bahan Ajar Student Work Sheet
Dengan Metode Do Talk Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Materi
Relativitas dinyatakan sangat layak (84%).
Persentase Pencapaian Skala Nilai Interperensif
76% - 100% 4 Sangat Layak
51% - 75% 3 Layak
26% - 55% 2 Cukup Layak
0% - 25% 1 Kurang Layak

2) Ahli Media
Berdasarkan hasil dari angket kelayakan oleh ahli materi meliputi 3 aspek yaitu kelayakan
tampilan, kelayakan isi, dan keterbacaan. Data hasil kelayakan oleh ahli materi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini dengan hasil yaitu aspek
(1) kelayakan tampilan, memperoleh skor 18 (90%)
(2) kelayakan isi, memperoleh skor 21 (84%)
(3) keterbacaan, memperoleh skor 8 (80%).
Secara keseluruhan angket kelayakn diproleh skor 47 (85.4%).
No. Aspek Frekuensi Skor Butir Bobot Persentase
1 2 3 4 5 Maks %
1Kelayakan Tampilan 0 0 0 2 2 18 4 20 90
.
2Kelayakan Isi 0 0 1 2 2 21 5 25 84
.
3Keterbacaan 0 0 0 2 0 8 2 10 80
.
Jumlah 47 11 55 85.4

Dengan berdasarkan skala persentase dibawah ini, maka Bahan Ajar Student Work Sheet
Dengan Metode Do Talk Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Materi
Relativitas dinyatakan sangat layak (85.4%).
Persentase Pencapaian Skala Nilai Interperensif
76% - 100% 4 Sangat Layak
51% - 75% 3 Layak
26% - 55% 2 Cukup Layak
0% - 25% 1 Kurang Layak
3) Mahasiswa

No. Aspek Frekuensi Skor Butir Bobot Persentase


12 3 4 5 Maks %
1Tampilan Bahan Ajar 00 3 14 8105 25 12 84
. 5
2Isi Materi Soal 00 5 8 2 73 15 75 97.3
.
3Kemudahan Pengguna 00 3 4 3 40 10 50 80
.
Jumlah 218 50 25 85.65
0

Dengan berdasarkan skala persentase respon mahasiswa dibawah ini, maka Bahan Ajar Student
Work Sheet Dengan Metode Do Talk Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada
Materi Relativitas dinyatakan sangat baik (85.65%).
Persentase Pencapaian Skala Nilai Interperensif
81% - 100% 5 Sangat Baik
61% - 80% 4 Baik
41% - 60% 3 Cukup Baik
21% - 40% 2 Kurang Baik
0% - 20% 1 Sangat Kurang Baik
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
“Pengembangan Bahan Ajar Student Work Sheet Dengan Metode Do Talk
Record Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Materi Relativitas”. Student Work
Sheet (Lembar Kerja Siswa) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.Bahan ajar Student Work Sheet akan
dibuat dengan panduan do talk dan record, hal ini akan membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan daya ingatnya. Walgito yang menjelaskan bahwa ada tiga
tahapan mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan
(retention), menimbulkan kembali (remembering).

Dengan demikian dalam pembelajaran Do Talk Record guru tidak hanya mentransfer
ilmu kepada siswa tetapi mengajak siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat
membantunya dalam mengkronstruksi pemahamannya. Model pembelajaran ini
menuntut siswa untuk turut aktif dalam melakukan diskusi memecahkan suatu masalah
yang disepakati oleh peserta didik dan guru serta melakukan berbagai kegiatan hingga
memahami konsep atau ide sebelum mencatat ide-ide tersebut.

B. Saran

Semoga melalui penulisan Mini Riset ini dapat memberikan gambaran


kepada mahasiswa pentingnya pembelajaran Do Talk Record dan dapat
menggunakan bahan ajar lainnya selain Work Sheet, dengan demikian pengembangan
bahan ajar dengan metode Do Talk Record dapat digunakan dibahan ajar lainnya sesuai
kebutuhan peserta didik dan materi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Mariawan, I. (2014). Desain Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Mengembangkan


Kemampuan Pemecahan Masalah Sains Siswa SMP. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV,
48-57.
Mariawan, I. M. (2013). Karakteristik Model Pembelajaran Pemecahan Masalah DO TALKRECORD
Dalam Sains. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III , 139-146.

Syafitri, Amalia,Pengaruh Model Pembelajaran Do Talk Record Terhadap Kemampuan Komunikasi


Matematis Siswa‖, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2016.
tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai