“Penelitian Kualitatif ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika
Dosen Pengampu : Deo Demonta Panggabean, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi
sehat pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas
makalah berjudul “Penelitian Kuantitatif”.
Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengembangan
Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika” dengan dosen pengampunya adalah Bapak Deo
Demonta Panggabean, M.Pd yang sudah banyak memberikan bimbingan atas tugas ini.
Kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu
pengumpulannya.
Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh bapak dan dapat
dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Penelitian Kualitatif
Untuk mengetahui terori dan pendekatan dalam Penelitian Kualitatif
Untuk mengetahui karakteristik Penelitian Kualitatif
Untuk mengetahui jenis- jenis Penelitian Kualitatif
Untuk mengetahui tahapan dalam Penelitian Kualitatif
Untuk mengetahui pedoman dan penggunaan dalam Penelitian Kualitatif
BAB II
ISI
2.4Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif Jacob (Marshall, 1999) :
a. Ethologi Manusia (human ethology)
Merupakan salah satu metode kualitatif yang mempelajari perilaku manusia dlam
kondisi yang alami. Manusia mempunyai perilaku yang berkembang dan dinamis
dikarenakan lingkungan mereka yang berubah. Namun, ada prilaku manusia yang
dibawa sejak lahir (inborn) dan tidak terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya.
Dipihak lain juga ada perilaku yang diterima (innate) atau selalu berubah sesuai dengan
perubahan lingkungan, situasi dan kondisinya. Perilaku bawaan sudah ada sejak manusia
dilahirkan. Sedangkan perilaku turunan diperoleh dari orang terdekat mulai dari orang
tua, tetangga, teman, dan masyarakat di sekitarnya.
Perilaku manusia ada yang bersifat universal atau dipahami secara umum dan
dapat melampaui batas-batas daerah dan negara. Namun, ada juga perilaku manusia
yang hanya dapat dipahami oleh konteks budaya tertentu. Hal ini juga menjelaskan
tujuan dari penelitian ini yang adalah untuk memahami perilaku manusia dalam konteks
budaya dan mengkaji bagaimana perilaku tersebut dapat berperan dalam konteks budaya
yang lain dan mencari persamaan dan perbedaannya.
b. Etnografi Holistik
Bertujuan untuk mempelajari kebudayaan secara utuh. Dengan kata lain,
membahas tentang suatu buadaya yang tidak bisa lepas dari banyak konteks seperti
ekonomi, politik, sejarah dan teknologi. Jadi, buadaya dapat dipengaruhi oleh
perkembangan zaman. Situasi politik dan ekonomi dapat berdampak besar terhadap
pemahaman dan apresiasi budaya. Oleh karena itu, untuk memahami buadaya secara
utuh penting juga bagi kita untuk memahami kondisi yang berlaku saat itu.
c. Antropologi Kognitif
Budaya muncul dari pengetahuan manusia. Manusia bebas menentukan pilihan
untuk kelangsungan hidupnya. Dengan adanya interkasi manusia dengan alam dan
manusia lain menimbulkan sebuah persepsi, naluri, dan pemikiran manusia untuk hidup
bersama dan membentuk suatu budaya. Budaya tersebut dapat terungkap melalui
bahasa, sehingga dengan bahasa orang dapat mengenal suatu budaya.
d. Etnografi Komunikasi
Berasumsi bahwa ada sebuah perbedaan dari diri dengan orang lain. Perbedaan
itu ditandai dengan adanya batasan-batasan seperti umur, wilayah, jenis kelamin, status,
latar belakang etnik, agama. Namun yang menarik ada juga yang mempunyai latar
belakang etnik yang sama namun menggunakan bahasa yang berbeda. Semua dampak
yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa inilah yang dikaji melalui kerangka etnografi
komunikasi.
e. Interaksi Simbolik
Menegaskan bahwa interaksi sosial sebenarnya adalah interaksi simbolik.
Interaksi yang dilakuan manusia selalu menggunakan simbol-simbol yang dikirim
kepada orang lain dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang lain
melalui simbol-simbol tersebut. Metode ini mengungkapkan bagaimana manusia
menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan pesan yang akan disampaikan
kepada orang lain.
f. Psikologi Lingkungan
Mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisiknya.
Seperti metode ethologi manusia jelaskan, bahwa manusia dapat merubah lingkungan
dan juga sebaliknya. Cara berpikir dan berperilaku manusia sangat bergantung kepada
kondisi di lingkungannya. Tujuan dari metode ini adalah mempelajari perilaku manusia
yang benar-benar dipengaruhi oleh ligkungannya.
Jenis Penelitian Kualitatif menurut John Creswell :
a. Biografi
Denzin dan Lincoln (1994) berpendapat bahwa dengan menggunakan metode ini
peneliti dapat mengungkapkan arti terdalam dari pengalaman dan sejarah hidup
seseorang yang nantinya akan menjadi pecerahan kepada orang lain. Istilah pencerahan
disini dapat diartikan sebagai tindakan, problematika, dan sejarah hidup seseorang yang
bermanfaat untuk orang lain. Asumsi penting dari metode ini adalah setiap pengalaman
hidup seseorang mempunyai arti khusus dan bermanfaat bagi orang lain.
Data yang dihasilkan dari metode ini bisa melalui wawancara, dokumenter, dan
arsip-arsip yang ada. Metode ini menimbulkan perdebatan antara aliran realism dan
aliran konstruktifisme. Aliran realism menekankan bahwa cerita tentang kehidupan
seseorang mengungkapakan kenyataan yang sesungguhnya dan memiliki kebenaran
empiris sedangkan aliran konstruktifisme mengungkapkan bahwa cerita yang dihasilkan
merupakan hasil interprestasi dari peneliti.
b. Fenomenologi
Metode ini didasari oleh filsafat fenomenologi yang dikemabngkan oleh Edmund
Husserl. Masalah yang didalami metode ini adalah pengertian (pemahaman yang
mendalam), struktur dan hakikat seseorang atau kelompok yang mengalami gejala
tertentu. Setiap pengalaman memiliki arti tertentu dan sangat khusus. Tujuan dari
metode ini adalah menangkap arti pengalaman hidup manusia tentang suatu gejala.
Untuk memaham gejala tersebut harus ada kesadaran dan menghilangkan praduga-
praduga sebelumnya kita bentuk terhadap gejala tersebut.
c. Grounded theory
Metode ini dikembangkan oleh Glasser dan Strauss. Tujuan dari metode ini
adalah untuk menemukan teori baru. Dasar dari metode ini adalah ilmu-ilmu sosial dan
metodelogi. Menunjukkan beragam proses manusia di lingkungan sosial yang tidak bisa
dijelaskan oleh metode kuantitatif merupakan salah satu kelebihan dari metode ini.
Objek penelitiannya adalah mengkaji tentang suatu fenomena yang alamiah dan
dimengerti sesudah data lapangan diperoleh.
Setiap tindakan dalam perilaku seseorang memiliki arti tertentu yang didalamnya
menggunakan simbol-simbol tertentu ketika berinteraksi. Oleh karena itu peneliti harus
jeli dalam memahami perilaku objeknya. Metode ini beranggapan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak. Suatu peristiwa atau fenomena terbentuk terlebih dahulu baru
kemudian dirumuskan melalui teori. Teori yang sudah ada hanya dijadikan sebagai
referensi saja dari penelitian ini.
d. Ethnografi
Fokus dari metode ini tertuju pada budaya kelompok dan perseorangan. Asumsi
dasar dari metode ini adalah bahwa manusia yang hidup bersama selalu memiliki
hubungan dengan menusia yang lain. Interaksi yang terjadi setiap harinya dalam kurun
waktu yang lama akan membentuk suatu budaya. Jadi dengan terbentuknya suatu
budaya mereka menciptakan standar nilai-nilai dan norma-norma yang dijadikan sebagai
pegangan mereka ketika berinteraksi.
Ketika terciptanya peraturan dalam lingkungan mereka maka muncul
istilah reward dan punishment.Mereka yang mendapatkan reward adalah mereka yang
mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilai dan norma. Sedangkan mereka
akan mendapatkan punishment ketika mereka melanggar aturan norma dan nilai yang
berlaku. Tujuan utama dari metode ini adalah memahami pengalaman manusia yan
didasarkan pada interaksi dan budaya dan selalu menjadi hal penting itu mengingat
bahwa keberadaan manusia bersifat dinamis.
e. Case Study
Merupakan salah satu metode kualitatif yang lebih mendalami tentang suatu
kasus dengan mengumpulkan beragam macam sumber informasi. Suatu kasus menjadi
menarik dikarena ada corak khusus yang memiliki arti bagi orang lain maupun bagi
peneliti. Peneliti harus bisa menangkap kompleksitas dari suatu kasus dan kasus tersebut
haruslah bersifat tunggal dan khusus. Pemahaman dari kasus unik tersebut dapat
dijadikan sebagai pemecah masalah bagi suatu kelompok maupun organisasi. Bentuk
studi kasus bisa deskripsi, eksplorasi (mendalami sebuah kasus untuk mendapatkan
sebuah hipotesis), dan eksplanatori (mencari keterangan akan aspek-aspek dan
argumentasi tentang sebab-akibat). Metode ini baik untuk digunakan mencari jawaban
suatu masalah dan juga untuk menemukan ide-ide baru untuk menaggapi kasus tertentu
yang sedang atau akan terjadi.
2.5Tahap-tahap Penelitian Kualitatif
Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut (Suyanto dan Sutinah, 2011: 170) :
PENUTUP
1.
3.1 Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memfokuskan kajiannya pada kenyataan atau
fenomena sosial dengan menggunakan data deskriptif. Teori dan pendekatan yang menjadi
dasar penelitian kualitatif yaitu, fenomenologi, interaksi simbolis, dan etnometodologi.
Karakteristik penelitian kualitatif bersifat induktif, melihat pada setting dan manusia
sebagai suatu kesatuan, memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri,
lebih mementingkan proses penelitian daripada hasil penelitian, menekankan pada validitas
data sehingga ditekankan pada dunia empiris, humanistis, dan semua aspek kehidupan
sosial yang spesifik dan unik. Jenis penelitian kualitatif meliputi biografi, fenomenologi,
ethnology, grounded theory, dan case study. Tahap-tahap penelitian kualitatif dimulai
dengan menentukan fokus penelitian kualitatif, menentukan setting dan subjek penelitian
kualitatif, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data, serta penyajian data.
Pedoman penelitian sosial kualitatif dapat digunakan untuk menentukan apakah penelitian
kualitatif memang sesuai untuk diterapkan dalam suatu penelitian.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami tetap
berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik
yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan di masa
akan datang.
15
DAFTAR PUSTAKA
16