Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Penelitian Kualitatif ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika
Dosen Pengampu : Deo Demonta Panggabean, M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

Dewi Melia Gultom (4193321017)

Elva Sellya R. Tarigan (4193321007)

Eva Rolita Harianja (4193321020)

Ruth Ramayani Pasaribu (4193121044)

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi
sehat pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas
makalah berjudul “Penelitian Kuantitatif”.
Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengembangan
Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika” dengan dosen pengampunya adalah Bapak Deo
Demonta Panggabean, M.Pd yang sudah banyak memberikan bimbingan atas tugas ini.
Kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu
pengumpulannya.
Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh bapak dan dapat
dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Medan, Maret 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum memasuki pengertian mengenai penelitian kualitatif akan ditinjau
terlebih dahulu mengenai latar -usul penelitian kualitatif. Dalam beberapa literatur,
disebutkan beberapa macam latar belakang dan asal-usul penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif (qualitative research) bertolak belakang dari filsafat
konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif
dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social experience) yang
diinterpretasikan oleh individu-individu (Sukmadinata, 2005). Kenyataan yang
dimaksud didapat ketika manusia, baik dalam bentuk individu atau kelompok
mendapatkan dan menginterpretasikan kejadian atau fenomena yang ada. Dalam
literatur lain disebutkan bahwa penelitian kualitatif berasal dari Mazhab Baden.
Mazhab Baden adalah mazhab penganut filsafat fenomenologi yang lahir dari Neo-
Kantianisme bersamaan dengan Mazhab Marburg yang menganut positivisme.
Mazhab Baden memfokuskan kajiannya pada ilmu sosial sedangkan Mazhab
Marburg lebih kepada ilmu-ilmu alam.
Pada awalnya paradigma kuantitatif digunakan dalam ilmu sosial, namun seiring
perkembangan ilmu pengetahuan, paradigma tersebut menjadi tidak sesuai karena
ilmu sosial memerlukan sudut pandang subjektif peneliti. Selain itu, banyak hal
dalam fenomena ilmu sosial tidak bisa dinyatakan dalam bilangan saja terkait
fenomena sosial yang sifatnya kompleks. Dari latar belakang dan asal-usul di atas,
Taylor dan Bogdan (dalam Suyanto dan Sutinah, 2005:166) menyatakan bahwa
“pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang
menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah
laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti”, berbeda dengan penelitian
kuantitatif yang erat kaitannya dengan analisis statistika dan pernyataan bilangan.
Berdasarkan latar belakang dan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang memfokuskan kajiannya pada kenyataan atau
fenomena sosial dengan menggunakan data deksriptif.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu Penelitian Kualitatif?
 Bagaimana teori dan Pendekatan yang dilakukan dalam Penelitian Kualitatif?
 Bagaimana karakteristik Penelitian Kualitatif?
 Apa saja jenis- jenis Penelitian Kualitatif?
 Bagaimana tahapan dalam Penelitian Kualitatif?
 Apa saja pedoman dan penggunaan dalam Penelitian Kualitatif?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian Penelitian Kualitatif
 Untuk mengetahui terori dan pendekatan dalam Penelitian Kualitatif
 Untuk mengetahui karakteristik Penelitian Kualitatif
 Untuk mengetahui jenis- jenis Penelitian Kualitatif
 Untuk mengetahui tahapan dalam Penelitian Kualitatif
 Untuk mengetahui pedoman dan penggunaan dalam Penelitian Kualitatif
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Penelitian Kualitatif


Istilah penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku
seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan social, atau
hubungan timbal-balik. Sebagian datanya dapat di hitung sebagaimana data sensus,
namun analisisnya bersifat kualitatif. Sebenarnya, istilah penelitian kualitatif bisa
membingungkan, karena orang lain pula pemahamannya. Beberapa peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara dan pengamatan, dua teknik yang biasa
dikaitkan dengan metode kualitatif.
Sekalipun begitu, mereka selanjutnya menandai data tersebut dengan cara yang
memungkinkannya untuk dianalisis secara statistic. Dengan begitu, berarti mereka
mengkuantifikasi data kualitatif. Perlu diperhatikan bahwa kami tidak merujuk pada
proses ini, tetapi pada prosedur analisa non matematis. Prosedur ini menghasilkan
temuan yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan
beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, namun bisa juga
mencakup dokumen, buku, kaset video, dan bahkan data yang telah dihitung untuk
tujuan lain, misalnya data sensus .

2.2 Teori dan Pendekatan yang Menjadi Dasar Penelitian Kualitatif


Penggunaan metode penelitian kualitatif pertama kali dikenal dalam studi-studi
dari Chicago School di tahun 1910-1940. Selama periode tersebut, peneliti-peneliti
Universitas Chicago menghasilkan penelitian-penelitian dengan pengamatan terlibat
(participant observation) dan berdasarkan catatan-catatan pribadi (personal documents).
Berbagai penelitian kualitatif yang dilakukan berakar dari sebuah pandangan atau
paradigma interpretatif. Pada perkembangan selanjutnya, metode penelitian kualitatif
banyak digunakan dalam studi-studi antropologi, sosiologi, dan studi psikologi sosial.
Setidaknya ada tiga teori dan pendekatan yang termasuk dalam paradigma
interpretatif, yaitu pendekatan fenomenologi, interaksi simbolis, dan etnometodologi
(Suyanto dan Sutinah, 2011). Pendekatan fenomenologi menurut Deutscher, 1973
(dalam Suyanto dan Sutinah, 2011: 167) memiliki sejarah panjang dalam filosofi dan
sosiologi mempelajari bagaimana kehidupan sosial ini berlangsung dan melihat tingkah
laku manusia yang meliputi apa yang dikatakan dan diperbuat sebagai hasil dari
bagaimana manusia mendefinisikan dunianya. Untuk mengerti sepenuhnya bagaimana
kehidupan sosial tersebut berlangsung maka harus memahaminya dari sudut pandang
pelaku itu sendiri. Ahli-ahli yang menganut pendekatan ini seperti Edmund Husserl,
Alfred Schutz, dan Max Weber.
Selanjutnya, dari sudut pandang teori dan pendekatan interaksi simbolis, semua
perilaku manusia pada dasarnya memiliki social meanings (makna-makna sosial).
Makna-makna sosial dari perilaku manusia yang melekat pada dunia sekitarnya itu
penting untuk dipahami. Blumer (dalam Suyanto dan Sutinah, 2011: 167)
mengembangkan tiga premis sehubungan dengan hal tersebut, yaitu:
1) Manusia bertindak terhadap sesuatu (orang) berdasarkan bagaimana mereka
memberi arti terhadap sesuatu (orang) tersebut.
2) Meanings atau makna merupakan produk sosial yang muncul dari interaksi sosial;
3) Social actor memberikan makna melalui proses interpretasi.
Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam interaksi sosial, penafsiran merupakan
hal esensial yang memengaruhi definisi sosial. Konsep diri merupakan definisi yang
diciptakan melalui interaksi dengan orang lain. Jadi, untuk mempelajari tingkah laku
manusia kita harus memahami sistem makna yang diacu oleh manusia yang dipelajari.
Peneliti harus memahami definisi sosial dan proses pendefinisiannya. Ahli-ahli yang
menganut pendekatan ini seperti Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, dan
Herbert Blumer.
Sedangkan pendekatan etnometodologi lebih merujuk pada bidang masalah yang
diteliti, yaitu tentang bagaimana individu menciptakan dan memahami kehidupannya
sehari-hari. Dalam hal ini yang ingin dipahami adalah bagaimana orang-orang melihat,
menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat hidupnya. Fokus penelitiannya
adalah realitas sosial dari kehidupan manusia sehari-hari. Jadi, yang dipentingkan adalah
hal-hal yang nyata dan apa adanya menurut yang dilihat dan diketahui. Karena itu,
pendekatan etnometodologi cenderung memfokuskan pada masalah-masalah mikro dan
peneliti tak ubahnya sebagai juru potret. Ahli-ahli yang melakukan studi etnometodologi
ini seperti Garfinkel dan D. Lawrence Wieder.
Berdasarkan pemikiran pada pendekatan-pendekatan tersebut maka peneliti
harus dapat menangkap proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut
pandang orang yang diteliti. Pendekatan ini berasumsi bahwa peneliti tidak memahami
arti segala sesuatu dari orang-orang yang sedang diteliti. Menggunakan pendekatan-
pendekatan ini peneliti berusaha mendalami aspek subjektif dari perilaku manusia
dengan cara masuk ke dunia konseptual orang-orang yang diteliti. Dengan cara tersebut
diharap peneliti dapat mengerti bagaimana makna sosial dan wacana-wacana
dikembangkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Pemahaman mengenai dasar teori dan pendekatan dari penelitian kualitatif
sangatlah penting sehingga dapat dipahami mengapa metode penelitian kualitatif
berbeda dari metode peneltiian kuantitatif. Dari hal tersebut dapat dipahami mengapa
penelitian kualitatif mengajukan research question yang berbeda. Selain itu, penelitian
kualitatif juga mencari jawaban yang berbeda dari kehidupan sosial yang diteliti. Karena
itu penelitian kualitatif memerlukan prosedur penelitian yang berbeda.

2.3Karakteristik Penelitian Kualitatif


Dengan latar belakang teoritis penelitian kualitatif yang berakar dari paradigma
interpretatif tersebut maka penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda
dari penelitian kuantitatif sebagai berikut. Perbedaan-perbedaan pokok penelitian kuantitatif
dari penelitian kualitatif dapat terlihat dari (Suyanto dan Sutinah, 2011: 168-169) :

 Cara memandang sifat realitas social


Penelitian kualitatif menganggap realitas sosial itu bersifat ganda. Realitas sosial
merupakan hasil konstruksi pemikiran dan bersifat holistis. Di pihak lain, penelitian
kuantitatif memandang realitas sosial bersifat tunggal, konkret, dan teramati.
 Peranan nilai
Penelitian kualitatif menganggap bahwa proses penelitian tidak dapat dikatakan sebagai
sepenuhnya bebas nilai. Di pihak lain, penelitian kuantitatif menganggap bahwa proses
penelitian sepenuhnya bebas nilai.
 Fleksibilitas dalam pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kaku tetapi selalu
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Demikian pula hubungan antara peneliti dan
yang diteliti bersifat interaktif dan tidak dapat dipisahkan. Sedangkan dalam penelitian
kuantitatif prosedur pengumpulan data distandarisasi dan menganggap bahwa hubungan
peneliti dengan yang diteliti adalah independen dan dapat dipisahkan.

2.4Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif  Jacob (Marshall, 1999) :
a. Ethologi Manusia (human ethology)
Merupakan salah satu metode kualitatif yang mempelajari perilaku manusia dlam
kondisi yang alami. Manusia mempunyai perilaku yang berkembang dan dinamis
dikarenakan lingkungan mereka yang berubah. Namun, ada prilaku manusia yang
dibawa sejak lahir (inborn) dan tidak terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya.
Dipihak lain juga ada perilaku yang diterima (innate) atau selalu berubah sesuai dengan
perubahan lingkungan, situasi dan kondisinya. Perilaku bawaan sudah ada sejak manusia
dilahirkan. Sedangkan perilaku turunan diperoleh dari orang terdekat mulai dari orang
tua, tetangga, teman, dan masyarakat di sekitarnya.
Perilaku manusia ada yang bersifat universal atau dipahami secara umum dan
dapat melampaui batas-batas daerah dan negara. Namun, ada juga perilaku manusia
yang hanya dapat dipahami oleh konteks budaya tertentu. Hal ini juga menjelaskan
tujuan dari penelitian ini yang adalah untuk memahami perilaku manusia dalam konteks
budaya dan mengkaji bagaimana perilaku tersebut dapat berperan dalam konteks budaya
yang lain dan mencari persamaan dan perbedaannya.

b. Etnografi Holistik
Bertujuan untuk mempelajari kebudayaan secara utuh. Dengan kata lain,
membahas tentang suatu buadaya yang tidak bisa lepas dari banyak konteks seperti
ekonomi, politik, sejarah dan teknologi. Jadi, buadaya dapat dipengaruhi oleh
perkembangan zaman. Situasi politik dan ekonomi dapat berdampak besar terhadap
pemahaman dan apresiasi budaya. Oleh karena itu, untuk memahami buadaya secara
utuh penting juga bagi kita untuk memahami kondisi yang berlaku saat itu.

c. Antropologi Kognitif
Budaya muncul dari pengetahuan manusia. Manusia bebas menentukan pilihan
untuk kelangsungan hidupnya. Dengan adanya interkasi manusia dengan alam dan
manusia lain menimbulkan sebuah persepsi, naluri, dan pemikiran manusia untuk hidup
bersama dan membentuk suatu budaya.  Budaya tersebut dapat terungkap melalui
bahasa, sehingga dengan bahasa orang dapat mengenal suatu budaya.

d. Etnografi Komunikasi
Berasumsi bahwa ada sebuah perbedaan dari diri dengan orang lain. Perbedaan
itu ditandai dengan adanya batasan-batasan seperti umur, wilayah, jenis kelamin, status,
latar belakang etnik, agama. Namun yang menarik ada juga yang mempunyai latar
belakang etnik yang sama namun menggunakan bahasa yang berbeda. Semua dampak
yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa inilah yang dikaji melalui kerangka etnografi
komunikasi.

e. Interaksi Simbolik
Menegaskan bahwa interaksi sosial sebenarnya adalah interaksi simbolik.
Interaksi yang dilakuan manusia selalu menggunakan simbol-simbol yang dikirim
kepada orang lain dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang lain
melalui simbol-simbol tersebut. Metode ini mengungkapkan bagaimana manusia
menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan pesan yang akan  disampaikan
kepada orang lain.

f. Psikologi Lingkungan
Mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisiknya.
Seperti metode ethologi manusia jelaskan, bahwa manusia dapat merubah lingkungan
dan juga sebaliknya. Cara berpikir dan berperilaku manusia sangat bergantung kepada
kondisi di lingkungannya. Tujuan dari metode ini adalah mempelajari perilaku manusia
yang benar-benar dipengaruhi oleh ligkungannya.
 
Jenis Penelitian Kualitatif menurut John Creswell : 
a. Biografi
Denzin dan Lincoln (1994) berpendapat bahwa dengan menggunakan metode ini
peneliti dapat mengungkapkan arti terdalam dari pengalaman dan sejarah hidup
seseorang yang nantinya akan menjadi pecerahan kepada orang lain. Istilah pencerahan
disini dapat diartikan sebagai tindakan, problematika, dan sejarah hidup seseorang yang
bermanfaat untuk orang lain. Asumsi penting dari metode ini adalah setiap pengalaman
hidup seseorang mempunyai arti khusus dan bermanfaat bagi orang lain.
Data yang dihasilkan dari metode ini bisa melalui wawancara, dokumenter, dan
arsip-arsip yang ada. Metode ini menimbulkan perdebatan antara aliran realism dan
aliran konstruktifisme. Aliran realism menekankan bahwa cerita tentang kehidupan
seseorang mengungkapakan kenyataan yang sesungguhnya dan memiliki kebenaran
empiris sedangkan aliran konstruktifisme mengungkapkan bahwa cerita yang dihasilkan
merupakan hasil interprestasi dari peneliti.

b. Fenomenologi
Metode ini didasari oleh filsafat fenomenologi yang dikemabngkan oleh Edmund
Husserl. Masalah yang didalami metode ini adalah pengertian (pemahaman yang
mendalam), struktur dan hakikat seseorang atau kelompok yang mengalami gejala
tertentu. Setiap pengalaman memiliki arti tertentu dan sangat khusus. Tujuan dari
metode ini adalah menangkap arti pengalaman hidup manusia tentang suatu gejala.
Untuk memaham gejala tersebut harus ada kesadaran dan menghilangkan praduga-
praduga sebelumnya kita bentuk terhadap gejala tersebut.

c. Grounded theory
Metode ini dikembangkan oleh Glasser dan Strauss. Tujuan dari metode ini
adalah untuk menemukan teori baru. Dasar dari metode ini adalah ilmu-ilmu sosial dan
metodelogi. Menunjukkan beragam proses manusia di lingkungan sosial yang tidak bisa
dijelaskan oleh metode kuantitatif merupakan salah satu kelebihan dari metode ini.
Objek penelitiannya adalah mengkaji tentang suatu fenomena yang alamiah dan
dimengerti sesudah data lapangan diperoleh.
Setiap tindakan dalam perilaku seseorang memiliki arti tertentu yang didalamnya
menggunakan simbol-simbol tertentu ketika berinteraksi. Oleh karena itu peneliti harus
jeli dalam memahami perilaku objeknya. Metode ini beranggapan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak. Suatu peristiwa atau fenomena terbentuk terlebih dahulu baru
kemudian dirumuskan melalui teori. Teori yang sudah ada hanya dijadikan sebagai
referensi saja dari penelitian ini.

 
d. Ethnografi
Fokus dari metode ini tertuju pada budaya kelompok dan perseorangan. Asumsi
dasar dari metode ini adalah bahwa manusia yang hidup bersama selalu memiliki
hubungan dengan menusia yang lain. Interaksi yang terjadi setiap harinya dalam kurun
waktu yang lama akan membentuk suatu budaya. Jadi dengan terbentuknya suatu
budaya mereka menciptakan standar nilai-nilai dan norma-norma yang dijadikan sebagai
pegangan mereka ketika berinteraksi.
Ketika terciptanya peraturan dalam lingkungan mereka maka muncul
istilah reward dan punishment.Mereka yang mendapatkan reward adalah mereka yang
mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilai dan norma. Sedangkan mereka
akan mendapatkan punishment ketika mereka melanggar aturan norma dan nilai yang
berlaku. Tujuan utama dari metode ini adalah memahami pengalaman manusia yan
didasarkan pada interaksi dan budaya dan selalu menjadi hal penting itu mengingat
bahwa keberadaan manusia bersifat dinamis.

e. Case Study
Merupakan salah satu metode kualitatif yang lebih mendalami tentang suatu
kasus dengan mengumpulkan beragam macam sumber informasi. Suatu kasus menjadi
menarik dikarena ada corak khusus yang memiliki arti bagi orang lain maupun bagi
peneliti. Peneliti harus bisa menangkap kompleksitas dari suatu kasus dan kasus tersebut
haruslah bersifat tunggal dan khusus. Pemahaman dari kasus unik tersebut dapat
dijadikan sebagai pemecah masalah bagi suatu kelompok maupun organisasi. Bentuk
studi kasus bisa deskripsi, eksplorasi (mendalami sebuah kasus untuk mendapatkan
sebuah hipotesis), dan eksplanatori (mencari keterangan akan aspek-aspek dan
argumentasi tentang sebab-akibat). Metode ini baik untuk digunakan mencari jawaban
suatu masalah dan juga untuk menemukan ide-ide baru untuk menaggapi kasus tertentu
yang sedang atau akan terjadi.
2.5Tahap-tahap Penelitian Kualitatif
Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut (Suyanto dan Sutinah, 2011: 170) :

a. Menentukan Fokus Penelitian Kualitatif


Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berpikir induktif sehingga
perencanaan penelitiannya bersifat sangat fleksibel. Walaupun demikian penelitian
kualitatif tetap harus dilaksanakan melalui tahap-tahap dan prosedur penelitian yang
telah ditetapkan. Hal pertama yang harus ditetapkan sebelum melakukan penelitian
kualitatif adalah menetapkan research question. Research question atau fokus penelitian
adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian
tersebut.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif fokus penelitian
tidak dirumuskan dan ditulis dalam format yang kaku, dalam arti bisa sangat beragam
seperti dalam bentuk kalimat-kalimat yang meliputi beberapa alinea, sehingga tidak
harus dalam bentuk pertanyaan seperti halnya dalam penelitian kuantitatif. Karena
sifatnya yang fleksibel fokus penelitian tidak dirumuskan secara ketat dan dapat
mengalami perubahan selama proses penelitian, fokus penelitian tetap dianggap penting
guna “memberi batas” hal-hal yang akan diteliti sehingga dapat memberikan arah
selama proses penelitian. Misalnya sangat pengumpulan data, yaitu untuk membedakan
antara data mana yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus penelitian ini selalu
disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan memungkinkan untuk diubah pada
saat berada di lapangan.
 
b. Menentukan Setting dan Subjek Penelitian Kualitatif
Setting dan subjek penelitian merupakan satu kesatuan yang telah ditentukan sejak
awal penelitian. Setting penelitian ini menunjukan komunitas yang akan diteliti dan
sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. Dalam penelitian kualitatif, setting penelitian
akan mencerminkan lokasi penelitian yang langsung ‘melekat’ pada fokus penelitian
yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus
penelitiannya diubah.
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil
penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenalnya ada populasi
dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan
secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai
informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi
beberapa macam (Suyanto dan Sutinah, 2011: 172) yaitu :
 Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok uang diperlukan dalam penelitian.
 Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang
diteliti.
 Informasi tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
 
c. Pengumpulan Data, Pengelolahan Data, dan Analisis Data
Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga
tahap pengumpulan data, pengolah data, dan analisis data dilakukan secara bersamaan
selama proses penelitian. Pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul,
atau analisis data tiddak mutlak setelah pengolahan data selesai.
Pada penelitian kualitatif, prosedur penelitian tidak distandardisasi  dan bersifat
fleksibel. Jadi, yang ada adalah petunjuk yang dapat dipakai, tetapi bukan aturan.
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menurut Marshall dan
Rossman, 1989 (dalam Suyanto dan Sutinah, 2011) adalah:
 Pengamatan atau Observasi
Observasi (pengamatan) yang dimaksud disini adalah “Deskripsi secara sistematis
tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih untuk diteliti”
(Marshall dan Rossman, 1989:79).
 Wawancara mendalam (in-depth interview)
Teknik pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif
dengan suatu tujuan (Marshall dan Rossman, 1989:82). Oleh karena tidak
menggunakan instrumen penelitian yang terstruktur dan baku, peranan peneliti
sangatlah penting. Pada saat pengumpulan data, seorang peneliti yang melakukan
penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai instrumen penelitian yang bertugas
mencari key informan, menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang diteliti,
mengadakan pendekatan-pendekatan serta menciptakan suasana yang ‘enak’
sebelum memulai suatu wawancara.
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasi atau
mengategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitiannya. Selanjutnya
bila penelitian tersebut dimaksudkan untuk membentuk proposisi-proposisi atau teori, maka
analisis data secara induktif dapat dilakukan melalui beberapa tahap menurut Taylor dan
Bogdan, 1984:127 (dalam Suaynto dan Sutinah, 2011: 173) seperti yang dilakukan
dalam grounded research sebagai berikut :
 Membuat definisi umum/sementara tentang gejalan yang dipelajari.
 Rumusan suatau hipotesis untuk menjelaskan gejala tersebut (hal ini dapat didasarkan
pada data, penelitian lain, atau pemahaman dari peneliti sendiri).
 Pelajari satu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus dan hipotesis.
 Jika hipotesis tidak menjelaskan kasus, rumuskan kembali hipotesis atau definisikan
kembali gejala yang dipelajari.
 Pelajari kasus-kasus negatif untuk menolak hipotesis.
 Bila ditemui kasus-kasus negatif, formulasika kembali hipotesis atau definisikan
kembali gejala.
 Lanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang
bervariasi.
 
d. Penyajian Data        
Dalam penelitian kualitatif penyajian kata berupa uraian kata-kata dan tidak
berupa tabel-tabel dengan ukuran statistik. Sering kali data disadikan dalam bentuk
kutipan-kutipan langsung dari kata-kata terwawancara itu sendiri. Selain itu, hasil
penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life history, yaitu deskripso
tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok
dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri.

2.6. Pedoman dan Penggunaan Penelitian Kualitatif


Menurut Taylor dan Bogdan (1984); Marshall dan Rossman (1989); Silverman (1993)
(dalam Suyanto dan Sutinah, 2011:174), ada beberapa pedoman penelitian sosial kualitatif
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pendekatan kualitatif memang sesuai
untuk diterapkan dalam suatu penelitian sebagai berikut :
a. Pendekatan kualitatif sangat sesuai untuk ditetapkan bila penelitian itu bertujuan untuk
memahami makna yang mendasari tingkah laku manusia. Sebaliknya, pendekatan
kualitatif kurang sesuai untuk diterapkan apabila penelitian itu bertujuan untuk
mengetahui tingkah laku yang dapat diamati.
b. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan bila penelitian itu ingin mendeskripsikan latar
dan interaksi yang kompleks dari partisipan. Di pihak lain, pendekatan kualitatif kurang
sesuai diterapkan bila penelitian itu dimaksudkan untuk mencari variabel yang
terpenting pengaruhnya.
c. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang dimaksudkan untuk
melakukan penjajakan (eksplorasi), atau untuk mengidentifikasi informasi baru.
Sedangkan pendekatan kualitatif kurang sesuai diterapkan pada penelitian yang
dimaksudkan untuk meringkas apa yang telah diketahui.
d. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang bermaksud untuk
memahami keadaan yang terbatas jumlahnya dengan fokus yang mendalam dan rinci.
Sebaliknya, pendekatan kualitatif kurang sesuai diterapkan pada penelitian yang
bermaksud untuk memahami banyak keadaan dengan fokus yang luas.
e. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang ingin mendeskripsikan
gejala untuk melahirkan sesuatu teori atau hipotesis. Di pihak lain, mendeskripsikan
gejala dalam latar yang terkendali untuk pengujian teori atau hipotesis.
f. Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang mempersoalkan variabel-
variabel menurut pandangan dan definisi partisipan. Sebaliknya, pendekatan ini kurang
sesuai diterapkan untuk penelitian yang mencari jawaban mengenai variabel-variabel
menurut pandangan dan definisi peneliti.
BAB III

PENUTUP
1.

3.1 Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memfokuskan kajiannya pada kenyataan atau
fenomena sosial dengan menggunakan data deskriptif. Teori dan pendekatan yang menjadi
dasar penelitian kualitatif yaitu,  fenomenologi, interaksi simbolis, dan etnometodologi.
Karakteristik penelitian kualitatif bersifat induktif, melihat pada setting dan manusia
sebagai suatu kesatuan, memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri,
lebih mementingkan proses penelitian daripada hasil penelitian, menekankan pada validitas
data sehingga ditekankan pada dunia empiris, humanistis, dan semua aspek kehidupan
sosial yang spesifik dan unik. Jenis penelitian kualitatif meliputi biografi, fenomenologi,
ethnology, grounded theory, dan case study. Tahap-tahap penelitian kualitatif dimulai
dengan menentukan fokus penelitian kualitatif, menentukan setting dan subjek penelitian
kualitatif, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data, serta penyajian data.
Pedoman penelitian sosial kualitatif dapat digunakan untuk menentukan apakah penelitian
kualitatif memang sesuai untuk diterapkan dalam suatu penelitian.

3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami tetap
berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik
yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan di masa
akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif


dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
 
Semiawan, Coony R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. 2010. Jakarta: Grasindo
 
Sukmadinata, N. Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
 
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

16

Anda mungkin juga menyukai