Disusun Oleh :
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
1. Pengertian populasi dalam penelitian kualitatif...........................................2
2. Pengertian sampel dalam penelitian kualitatif.............................................3
1 Teknik pengambilan sampel........................................................................5
2 Contoh populasi dan sampel pada penelitian kualitatif...............................9
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala, atas
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, kerja keras dan semangat kami bertiga dalam
menyelesaikkan makalah ini alhamdulillah dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang relatif singkat. Shalawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada
junjungan baginda nabi kita Muhammad Shallallahu A’laihi Wasallam serta para
keluarganya, sahabatnya, tabi’ut tabi’in dan kepada seluruh umatnya hingga akhir
zaman kelak yang mudah-mudahan ini menjadi wasilah dan amal bagi kita
sebagai bentuk rasa cinta terhadap beliau dan mengantarkan kita semua kepada
surganya Allah Subhanahu Wata’ala.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah metodelogi penelitian pendidikan 2. Penulis berharap agar
pembaca dapat memahami isi dari makalah ini agar lebih memahami dengan
mendalam mengenai populasi dan sampel penelitian kualitatif.
Walaupun makalah ini telah penulis selesaikan tetapi penulis sadar masih
banyak kekurangan dalam makalah ini dan penulis merasa tidak puas dengan apa
yang dicapai. Oleh karena itu penulis memohon untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan poulasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi dalam penelitian kualitatif?
2. Apa pengertian sampel dalam penelitian kualitatif?
3. Bagaimana teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana contoh populasi dan sampel pada penelitian kualitatif?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian populasi dalam penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui pengertian sampel dalam penelitian kualitatif
3. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel
4. Untuk mengetahui contoh populasi dan sampel pada penelitian kualitatif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan valid serta dapat menarik kesimpulan yang dapat diandalkan. Namun
dalam penelitian kualitatif, populasi bisa berupa kelompok, manusia, atau
fenomena.
Maka, definisi populasi yang sesuai dengan konsep penelitian kualitatif
antara lain:
a. Gregory, secara lebih tajam mengartikan populasi sebagai keseluruhan
objek yang relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Kenneth D. Bailey mendefinisikan populasi adalah jumlah total dari seluruh
unit atau elemen dimana penyelidik tertarik.
c. Congelosi dan Taylor mendefinisikan populasi adalah keseluruhan unsur
yang diteliti.
d. Robert B. Burns mengartikan bahwa populasi dapat berupa organisme,
orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek,
peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus
didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.4
4
Djama’an Satori and Aan Komariah, Metodologi penelitian kualitatif, 2nd ed. (Bandung:
Alfabeta, 2010), 45.
3
dikenal adalah keluasan dan pencakupan rentangan informasi mengenai
fokus/masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif, hanya sampel awal yang
ditentukan saja dan selanjutnya akan berkembang dan menyebar mengikuti
dengan sendirinya mengikuti karakteristik dari elemen-elemen yang ditemukan
di lapangan sehingga tidak dapat dipastikan sebelumnya. Dengan semakin
berkembangnya informan maka sangat memungkinkan untuk menjaring
berbagai macam sumber untuk dapat dikonstruksikan dalam menarik
kesimpulan.5
Adapun definisi sampel dari beberapa ahli, antara lain:
a. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya.6
b. Menurut Sekaran “A sampel is thus a subgroup or subset of the
population”.7 Maksudnya, sampel merupakan sub kelompok atau bagian
dari populasi.
c. Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya secara representative.8
Berdasarkan paparan tentang definisi sampel di atas, bisa disimpulkan
bahwa pengambilan dan penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
disesuaikan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (purpose sample).
Sebutan sampel dalam penelitian kualitatif adalah narasumber, partisipan,
informan, teman, pemilik perusahaan, manajer dalam penelitian dan
sebagainya. Hal ini berbeda dari jenis penelitian kuantitatif, dengan sebutan
responden, karena mereka tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian secara pasif, namun juga ikut aktif berinteraksi pada obyek diteliti.
Sampel dalam penelitian kualitatif ini juga bukan disebut sampel statistik,
5
Alaslan, Metode Penelitian Kualitatif, 65.
6
Irawan Soehartono, Metode penelitian sosial : suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan
sosial dan ilmu sosial lainnya, 8th ed. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 57.
7
Uma Sekaran, Research Methods For Business: A Skill BuildingApproach (New York: John
Wiley and Sons Inc, 2023), 266.
8
Satori and Komariah, Metodologi penelitian kualitatif, 46.
4
tetapi disebut sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menghasilkan teori.
Penggunaan istilah sampling dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif
dapat diartikan sebagai teknik pengambilan subjek penelitian.9 Untuk penelitian
kualitatif, misalnya pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak (random)
tetapi yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample). Sampel
bertujuan ini ditentukan berdasarkan pada ciri-ciri yang sudah harus diketahui
terlebih dahulu yaitu:
a. Pemilihan sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu tetapi
akan berkembang ketika peneliti sudah berada di lokasi penelitian.
b. Pemilihan sampel dilakukan secara berurutan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Hal ini akan dapat dicapai bila
sudah ada satuan sampel yang telah ditentukan sebelumnya sehingga
informasi berikutnya sudah ada gambarannya tergantung pada apa
keperluan peneliti. Teknik ini disebut juga sebagai teknik snowball (bola
salju) yang awalnya dimulai dari satu orang kemudian semakin lama
semakin banyak orang.
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel, awalnya semua sampel yang
ditentukan mempunyai fungsi yang sama. Namun setelah informasi yang
dikumpulkan semakin banyak maka akan dipilih sampel yang sesuai
dengan fokus penelitian.
d. Sampel/informan akan berakhir jika sudah terjadi pengulangan informasi
(tingkat kejenuhan), jika sudah tidak ditemukan lagi informasi yang baru
tentang masalah yang diteliti, penarikan sampelpun berakhir.10
9
Abdul Fattah Nasution, Metode Penelitian Kualitatif, 1st ed. (Bandung: CV. Harfa Creative,
2023), 79.
10
Lexy.J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi, 2nd ed., 33 (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), 224.
5
a. Probability sampling yang meliputi, simple random, stratified random,
cluster sampling.11
b. Non probability yang sampling meliputi, purposive sampling dan snowball
sampling.
Penentuan sampel penelitian kualitatif mempunyai perbedaan dengan
penelitian kuantitatif yang sampelnya sudah harus ditentukan sebelum
penelitian dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, sampel itu dapat ditentukan
pada saat memasuki lapangan penelitian dan selama penelitian itu sedang
berlangsung sehingga sampelnya akan berakhir apabila data yang ditemukan
sudah berada pada titik kejenuhan.12 karena itu dilakukan secara terus menerus
sepanjang penelitian.
Sementara itu, dalam penelitian kualitatif yang sering dipakai adalah non
probability sampling yang meliputi purposive sampling dan snowball
sampling.
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.13 Perkembangan tertentu ini misalnya orang
tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau
situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain pengambilan sampel diambil
berdasarkan kebutuhan penelitian.
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang
pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal itu dilakukan
karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan
data yang memuaskan, maka mencari orang lain (baru) lagi yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Karena setiap orang baru tersebut memiliki
potensi untuk memberikan informasi lebih dari yang lain pada kasus terkait.14
11
Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik: Cara Mudah Meneliti Masalah-
Masalah Manajemen Strategik Untuk Skripsi, Tesis, Dan Praktik Bisnis (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013), 173.
12
Alaslan, Metode Penelitian Kualitatif, 68.
13
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods), 6th ed.
(Bandung: Alfabeta, 2014), 301.
14
Abbas Tashakkori, Charles Teddlie, and Budi Puspa Priadi, Mixed methodology :
mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 124.
6
Pengambilan sampel bukan dimaksud untuk mewakili populasi, melainkan
didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi serta didasarkan pada tema
yang muncul di lapangan.15
Pendapat Sue Greener, “Purposive sampling: using your own judgement
to select a sample. Often used with very small samples and populations within
qualitative research, particularly case studies or grounded theory”.16
Maknanya adalah Purposive sampling: menggunakan penilaian kita sendiri
untuk memilih sampel. Sering digunakan dengan sampel yang sangat kecil dan
populasi dalam penelitian kualitatif, khususnya studi kasus atau grounded
theory.
Purposive sampling ini memiliki ciri-ciri khusus. Lincolin dan Guba
menyebutkan ciri-ciri khusus sampel purposive yaitu sebagai berikut:17
a) Emergent sampling design
Bersifat sementara, sebagai pedoman awal terjun ke lapangan. Setelah
sampai di lapangan boleh saja berubah sesuai dengan keadaan.
b) Serial selection of sample units
Menggelinding seperti bola salju (snowball), sesuai dengan petunjuk yang
didapatkan dari informan-informan yang telah diwawancarai
c) Continuous adjustment or “focusing” of the sample
Siapa yang akan dikejar sebagai informan baru disesuaikan dengan
petunjuk informan sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian,
unit sample yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan
terarahnya fokus penelitian.
d) Selection to the point of redundancy
Pengembangan informan dilakukan terus sampai informasi mengarah ke
titik jenuh/sama.
Penentuan sampel pada penelitian kualitatif sudah dilaksanakan sejak
peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent
sampling design), dengan cara menentukan orang tertentu yang terpilih dalam
15
Nasution, Metode Reseacrh (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 29.
16
Sue Greener, Business Research Methods (London: Ventus Publishing ApS, 2008), 49.
17
Satori and Komariah, Metodologi penelitian kualitatif, 53.
7
memberikan data yang dibutuhkan berdasarkan dari data atau informasi dari
sampel sebelumnya itu. Sampel ditetapkan peneliti dengan mempertimbangkan
kelengkapan yang lebih pada data yang diperoleh. Praktik seperti inilah yang
dinamakan sebagai “serial selection of sample units” atau dalam kata-kata
Bogdan dan Biklen dinamakan “snowball sampling techniques”. Unit sampel
yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus
penelitian. Proses ini dinamakan “continous adjusment of focusing of the
sample”.
Jadi jumlah sampel tidak bisa ditetapkan sebelumnya, sebab dalam sampel
purposive sample, banyak atau sedikitnya sampel berdasarkan pertimbangan
informasi yang didapatkan atau tingkat kejenuhannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lincoln dan Guba bahwa “If the purpose is to maximize information,
then sampling is terminated when no new information is forth-coming from
newly sampled units, thus redundancy is the primary criterion”.18 Maksudnya,
jika tujuannya adalah untuk memaksimalkan informasi, maka pengambilan
sampel dihentikan ketika tidak ada informasi baru balik yang berasal dari unit
baru sampel, sehingga redundansi adalah kriteria utama.
Kriteria informan atau partisipan yang bisa dijadikan sebagai sumber data
sebagai berikut :19
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga
dihayatinya karena dia tinggal dan menjalani kultur setempat, terlibat
dengan kegiatan rutin di tempat itu. Dia kental pengalaman kultur tersebut
dan bukan sekedar orang baru disana.
b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
Dengan kata lain, informan bisa meluangkan waktu bersama peneliti.
18
Ibid., 303.
19
Rulam Ahmadi, Metodologi penelitian kualitatif (Malang: Ar-Ruzz Media, 2014), 52.
8
d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri atau memilih yang subjektif.
e. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
9
Sama halnya dengan contoh ini, Ketika kita ingin mengetahui
Implementasi metode pembelajaran problem based learning dalam
meningkatkan presetasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam siswa
kelas X di SMA Mentari pagi Kota bandung. Kita hanya perlu mewawancarai
beberapa orang saja yang menurut kita penting sebagai narasumber.
Maka, penggunaan istilah sampling dalam penelitian kualitatif dan
kuantitatif dapat diartikan sebagai teknik pengambilan subjek penelitian, dan
subjek pada penelitian kualitatif dapat berupa narasumber, partisipan,
informan, teman, pemilik perusahaan, manajer, dan sebagainya. Sehingga
subyek peneliti yang dimaksudkan adalah orang yang menjadi sumber dalam
mendapatkan informasi yaitu:
a. Kepala sekolah SMA Mentari pagi Kota Bandung
b. Guru Pendidikan Agama Islam 2 orang.
c. Perwakilan siswa kelas X di SMA Mentari pagi Kota Bandung yang
berjumlah 3 orang.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dalam beberapa penjelasan di atas maka selaku penulis makalah ini dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
11
DAFTAR ISI
12
Umar, Husein. Desain Penelitian Manajemen Strategik: Cara Mudah Meneliti
Masalah-Masalah Manajemen Strategik Untuk Skripsi, Tesis, Dan Praktik
Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.
13