2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Sholawat serta salam tak lupa
kita berikan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam,
serta kepada paa sahabatnya, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan orang-orang yang
mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Hadits semester genap tahun akademik 2024, juga dimaksudkan untuk
memberikan wawasan kepada pembaca untuk lebih mengetahui mengenai Analisi
Hadits pada tingkat Tsanawiyah.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
I. KELAS 7...............................................................................................................5
A. BAB I AL-QUR’AN DAN HADITS PEDOMAN HIDUPKU.......................5
B. BAB VI MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DENGAN SABAR DAN
SYUKUR (sabar dan Syukur, kunci keberhasilan)...............................................8
II. KELAS VIII....................................................................................................12
A. BAB III KUKUATKAN IMAN MELALUI BERAMAL SALEH DENGAN
BENAR DAN IKHLAS (Hadis Riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
dan Bukhari dari Hakim bin Hizam)....................................................................12
B. BAB V KURAIH KEHIDUPAN AKHIRAT DENGAN MENJAUHI
GAYA HIDUP MATERIALISTIK, HEDONIS, DAN KONSUMTIF...............15
C. BAB VI KUSEIMBANGKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT
DENGAN USAHA DAN IBADAH.......................................................................18
III. KELAS 9.........................................................................................................21
A. BAB III MENGGAPAI KEBERKAHAN HIDUP DENGAN JUJUR
DALAM MUAMALAH (KAJIAN HADIS TENTANG JUJUR DALAM
MUAMALAH).......................................................................................................21
B. BAB VI PANTANG MENYERAH MERAIH KEBAHAGIAAN DENGAN
ILMU.......................................................................................................................23
BAB III...........................................................................................................................27
KESIMPULAN..............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan jalan hidup manusia yang paling sempurna dan
berisi ajaran yang membimbing umat manusia menuju kebahagiaan dan
kesejahteraan dunia dan akhirat. AlQur’an adalah sumber utama dan mata air
yang memancarkan ajaran Islam. Ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an
diwahyukan oleh Allah swt sebagai pedoman hidup agar manusia mendapat
pegangan yang benar dalam menjalani kehidupan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
I. KELAS 7
A. BAB I AL-QUR’AN DAN HADITS PEDOMAN HIDUPKU
1. Pengertian
Secara bahasa, hadis artinya baru, tidak lama, ucapan pembicaraan,
cerita. Menurut para ulama, hadis merupakan sinonim dari sunah yaitu
setiap sesuatu yang diriwayatkan atau dinisbahkan kepada diri Rasulullah
Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan, sifat atau
perjalanan nabi baik sebelum atau sesudah diutus menjadi rasul.
a. Perkataan Yang dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan
yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam berbagai
bidang, seperti bidang syariah, akhlaq, aqidah, pendidikan dan
sebagainya.
b. Perbuatan adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi Muhammad Saw.
terhadap peraturan-peraturan syara‟ yang belum jelas teknis
pelaksanaannya. Seperti halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan haji,
cara berzakat dan lain-lain. Perbuatan nabi yang merupakan penjelas
tersebut haruslah diikuti dan dipertegas dengan sebuah sabdanya.
c. Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak
mengadakan sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku
para sahabatnya serta menyetujui apa yang dilakukan oleh para
sahabatnya itu.
d. Sifat-sifat, keadaan, dan himmah Nabi Muhammad SAW adalah
merupakan komponen hadis yang meliputi:
1) Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para
sahabatnya dan para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani
ataupun moral/akhlaknya
2) Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang
ditetapkan oleh para sejarawan
5
3) Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti
keinginan beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram.
Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari asyura dan
memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat)
berkata: "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi
dan Nasrani". Maka Rasulullah Saw. pun bersabda: "Jika tahun
depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa
pada hari kesembilan (tanggal sembilan).” (H.R. Bukhari dan
Muslim)
َآٰيَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُكِتَب َعَلْي ُمُك الِّص َياُم اَمَك ُكِتَب َعىَل اِذَّل ْيَن ِم ْن َقْبِلْمُك َلَع َّلْمُك َتَّتُقْو َۙن
6
إال أن، قال أْخ ْرِب ىِن ما َفَر َض هللا عٌىل ِم ن الصيام فقال صىل هللا عليه وسمل ( شهَر رمضاَن
) تطَّو َع شيئا
7
“Setiap binatang buas yang bertaring, maka memakannya adalah
haram.” (HR. Muslim)
َآٰيَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰا َم ُنْٓوا ِا َذ ا ُنْو ِد َي ِللَّص ٰلوِة ِم ْن َّيْو ِم اْلُج ُم َع ِة َفاْس َع ْو ا ِاىٰل ِذْك ِر اِهّٰلل َو َذ ُر وا اْلَبْي َۗع ٰذِلْمُك َخٌرْي
َّلْمُك ِاْن ُكْنْمُت َتْع َلُمْو َن
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” (QS. Al-Jumuah [62] :9)
اْلُج ُم َع ُة َح ٌّق َو اِج ٌب َعىَل ِّلُك ُم ْس ٍمِل إ اَّل َأْر َبَع ًة َع ْب ٌد َم ْم ُلوٌك َأْو اْم َر َأٌة َأْو َص ٌّيِب َأْو َمِر يٌض
“Jumat adalah kewajiban bagi setiap Muslim kecuali empat orang: hamba
sahaya yang dimiliki, perempuan, anak kecil, dan orang sakit,” (HR Abu
Daud).
8
B. BAB VI MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DENGAN SABAR DAN
SYUKUR (sabar dan Syukur, kunci keberhasilan)
1. Isi Kandungan Hadis Riwayat Muslim dari Abu Yahya Shuhaib Bin Sinan,
(Indahnya Sabar dan Syukur)
ِإ ْن َأَص اَبْتُه َّرَس اُء َش َكَر، َجَع ًباِ َألْمِر اْلُم ْؤ ِم ِن إ َّن َأْم َر ُه َّلُكُه ُهَل َخٌرْي َو َلْيَس َذ َكِل ِ َألَح ٍد ِإ َّال ِلْلُم ْؤ ِم ِن
َو ْن َأَص اَبْتُه َّرَض اُء َص َرَب َفاَك َن َخ رْي ًا ُهَل،َفاَك َن َخ ًرْي ا ُهَل
ِإ
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra. Berkata: Rasulullah Saw. bersabda:
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua
keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada
seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur,
maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan
bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim)
Abdullah bin Mas‟ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian;
sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”.
َاَلْم َتَر َاَّن اْلُفَكْل ْجَت ِرْي ىِف اْلَبْح ِر ِبِنْع َم ِت اِهّٰلل ِلِرُي َيْمُك ِّم ْن ٰا ٰيِتٖۗه ِاَّن ْيِف ٰذ َكِل ٰاَلٰيٍت ِّلِّلُك َص َّباٍر َش ُكْو ٍر
9
Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada
Allah Swt. ketika senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua
keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah Swt. dalam segala ketentuan
takdirNya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah
menjadi nikmat dan anugerah baginya.
َقاَل َر ُس ْو ُل الَّٰل ِه َص ىَّل اُهّٰلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َو اْعْمَل َأَّن: َع ْن َع ْب ِد اِهّٰلل ْبِن َع َّباس َر َيِض اُهّٰلل َع ُهْنَم ا َقاَل
الَّنَرْص َم َع الَّص ِرْب َو َأَّن الَفَر َج َم َع الَكْر ِب َو َأَّن َم َع الُع ِرْس ُيرْس ًا
َآٰيَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰا َمُنوا اْس َتِع ْي ُنْو ا اِب لَّص ِرْب َو الَّص ٰلوِۗة ِاَّن اَهّٰلل َم َع الّٰص ِرِب ْيَن
10
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 153)
Dalam hadis ini juga dijelaskan bahwa, jalan keluar (solusi dari
permasalahan) itu bersama kesulitan. Maknanya apabila seseorang ingin
mendapatkan solusi dari berbagai permasalahan yang menderanya, maka
ia harus mau menghadapi kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. Di akhir
hadis ini, Rasulullah Saw. mengingatkan bahwa bersama kesulitan itu ada
kemudahan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Insyirah (94): 5
Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
َم ا ُيِص يُب اْلُمْس َمِل ِم ْن َنَص ٍب َو اَل َو َص ٍب َو اَل ٍّمَه َو اَل ُح ْز ٍن َو اَل َأًذ ى َو اَل ٍّمَغ َح ىَّت الَّش ْو َكِة ُيَش اُكَها
َم ا ِم ْن ُم ْس ٍمِل ُيِص ْيُبُه َأًذ ى ِم ْن َم َر ٍض َفَم ا ِس َو اُه َّال َح َّط ُهللا ِبِه َس ِّيَئاِتِه اَمَك ُحَت ُّط
ِإ
Tidaklah seorang muslim mendapatkan gangguan seperti suatu penyakit
atau selainnya, melainkan dengan sebab itu Allah akan menggugurkan
dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan dedaunannya. (HR.
Bukhari & Muslim)
11
Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah
dilakukan. Sebagaimana firman Allah Swt. (QS. asy-Syuura [42]: 30)
َو َم ٓا َاَص اَبْمُك ِّم ْن ُّم ِص ْيَبٍة َفِب َم ا َكَس َبْت َاْيِد ْيْمُك َو َيْع ُفْو ا َع ْن َكِثٍۗرْي
“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahankesalahanmu).” (QS. asy-Syuura [42]: 30)
12
Dengan keimanannya pula orang beriman akan mendermakan rezekinya
dengan ikhlas karena Allah Swt., tanpa berharap pujian, popularitas atau
balasan apapun. Orang yang beriman meyakini bahwa Allah Swt. akan
membalas infaknya dan sedekahnya dengan mencukupkan dan
menyucikan dirinya.
َع ْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َيِض اُهَّلل َع ْنُه َأَّن الَّنَّيِب َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َقاَل َم ا ِم ْن َيْو ٍم ُيْص ِب ُح اْلِع َباُد ِف يِه اَّل
ِإ
َم َلاَك ِن َيِزْن اَل ِن َفَيُقوُل َأَح ُد َمُها الَّلُهَّم َأْعِط ُم ْنِفًقا َخ َلًفا َو َيُقوُل اآْلَخ ُر الَّلُهَّم َأْعِط ُم ْم ِس اًك َتَلًفا
ُقْل ِاَّن َر ْيِّب َيْبُس ُط الِّرْز َق ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء ِم ْن ِع َباِد ٖه َو َيْقِد ُر ٗهَل ۗ َو َم ٓا َاْنَفْقْمُت ِّم ْن ْيَش ٍء َفُهَو ْخُي ِلُفٗه ۚ َو ُه َو
َخُرْي الّٰر ِز ِق َنْي
13
Artinya: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya, dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.”
14
Allah Swt. melaknat dengan menghancurkan atau membinasakan orang-
orang yang bakhil atau kikir terhadap hartanya. Sebagai orang yang
beriman, yakinlah bahwa doa para malaikat pasti dikabulkan oleh Allah
Swt. Sudah banyak contoh kejadian dalam kisah-kisah terdahulu
bagaimana Allah Swt. menghancurkan orang-orang yang bakhil terhadap
hartanya. Dan begitu pun sebaliknya bagaimana Allah Swt. membalas
kedermawanan orang-orang yang berinfak di jalan Allah Swt.
Sedangkan Dalam hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam,
Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa “Tangan yang di atas lebih baik dari
tangan yang di bawah”, maksudnya bahwa orang yang memberi lebih baik
daripada yang menerima. Namun demikian bukan berarti jika kita diberi
sesuatu oleh orang lain tidak boleh menerima. Jika ada orang yang
memberi hadiah maka boleh diterima.
Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah Saw., ketika itu Rasulullah
Saw. menegur sahabtnya, Umar bin Khaththab karena Umar tidak mau
menerima pemberian Rasulullah Saw., maka Rasul Saw. pun menegurnya,
sebagaimana sabdanya: “Ambillah pemberian ini! Harta yang datang
kepadamu, sementara engkau tidak mengharapkan kedatangannya, dan juga
tidak memintanya. Maka ambilah. Dan apa-apa yang (tidak diberikan
kepadamu). maka jangan memperturutkan hawa nafsumu (untuk
memperolehnya).” (HR. Bukhari - Muslim).
Dengan demikian jika ada yang memberi tidak dilarang untuk
menerimanya, tetapi dilarang meminta-minta. Meminta-minta dilarang
keras dalam syari‘at kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Rasulullah
mengilustrasikan akibat meminta-minta bahwa: “Seseorang yang senantiasa
meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat
dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya.” ( HR. Bukhari
– Muslim).
15
B. BAB V KURAIH KEHIDUPAN AKHIRAT DENGAN MENJAUHI
GAYA HIDUP MATERIALISTIK, HEDONIS, DAN KONSUMTIF
, َقاَل َر ُس وُل َاِهَّلل صىل هللا عليه وسمل ( ْلُك: َع ْن َج ِّدِه َقاَل, َع ْن َأِبيِه, َو َع ْن ْمَع ِر و ْبِن ُش َع ْي ٍب
َو َعَّلَقُه, َو َأَمْحُد, َو اَل َم ِخ يٍةَل ) َأْخ َر َج ُه َأُبو َد اُو َد, َو َتَص َّد ْق يِف َغِرْي َرَس ٍف, َو اْلَبْس, َو اَرْش ْب
َاْلُبَخ اِر ُّي
16
“Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW
bersabda: “makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah
dengan tidak berlebihan dan tidak sombong.” (HR. Nasa‘i)
Berdasar kepada QS. Al-Baqarah (2): 172 dan hadis riwayat Nasa‘i,
maka cara agar terhindar dari gaya hidup materialistik, hedonis dan
komsumtif sebagi berikut:
1) Kita harus memiliki keimanan yang kuat kepada Allah Swt.
2) Senantiasa bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah Swt.
3) Makan minum yang halal juga baik. Baik dzat makanannya maupun
cara
4) mendapatkannya
5) Bersedekah dengan ikhlas karena Allah Swt.
6) Memenuhi kebutuhan sandang dan papan tidak berlebihan
7) Tidan memiliki sifat sombong
8) Kita harus memiliki sifat qana‘ah atas rezeki yang Allah Swt.
anugerahkan
9) Tidak berperilaku hidup boros.
Adapun hikmah menghindari gaya hidup materialistik, hedonis,
konsumtif adalah sebagi beriku:
1) Akan Mendapat rida Allah Swt.
2) Hidup menjadi tenang karena selalu bersyukur
3) Tubuh menjadi sehat karena menghindarkan makan minum yang
haram dan tidak baik
4) Hidup menjadi lebih tenang karena menjalaninya dengan ikhlas karena
Allah Swt.
5) Amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt.
17
dengan menyucikan diri dan selalu mengingat Allah dengan khusyuk
dalam shalat. Ini menunjukkan bahwa iman yang kuat mengarah pada
ibadah yang tulus.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa dunia merupakan ujian bagi
keimanan seseorang. Orang-orang beriman akan berusaha menjalani
kehidupan dengan amal saleh sebagai persiapan untuk kehidupan akhirat,
sesuai dengan QS. Al-Kahfi (18):7 yang menyatakan bahwa Allah
menjadikan dunia sebagai ujian untuk menguji perbuatan manusia.
Orang-orang yang beriman akan menjalani kehidupan dengan
kesadaran akan akhirat, selalu berupaya untuk beribadah dan beramal
saleh di hadapan Allah. Namun, Allah juga menjelaskan dalam ayat 16-17
bahwa orang-orang kafir lebih memprioritaskan kesenangan dunia
daripada akhirat, padahal kesenangan akhirat adalah yang kekal. Oleh
karena itu, sebagai orang beriman, kita harus menjauhi gaya hidup
materialistik, hedonistik, dan konsumtif karena perilaku demikian tidak
hanya merugikan di dunia tetapi juga di akhirat. Allah telah menegaskan
bahwa tempat bagi mereka yang terlalu terpaku pada kesenangan dunia
adalah di neraka.
18
dalamnya ada penghidupanku, dan perbaiki bagiku akhiratku yang kesana
tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan
bagiku, dan jadikanlah kematian sebagai kebebasanku dari kejahatan”
(HR.Muslim)
َح َّد َثَنا َقْيٌس َقاَل ِمَس ْع ُت ُم ْس َتْو ِر ًدا َأَخا َبيِن ِف ْهٍر َيُقواُل َقاَل َر ُس وُل اِهَّلل َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َو اِهَّلل
َم ا اُّدل ْنَيا يِف اآْلِخ َر ِة اَّل ِم ْثُل َم ا ْجَي َع ُل َأَح ُد ْمُك ْص َبَع ُه َه ِذِه َو َأَش اَر ْحَي ىَي اِب لَّس َّباَبِة يِف اْلِّمَي َفْلَيْنُظ ْر َمِب
ِإ ِإ
َتْر ِج ُع
Telah menceritakan kepada kami Qais, berkata: Aku mendengar
Mustaurid, salah seorang dari bani Fihr berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Demi Allah, tidaklah
dunia di akhirat kecuali seperti sesuatu yang dijadikan oleh jari salah
seorang dari kalian -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk di laut- maka
perhatikanlah apa yang dibawa." (HR. Muslim)
19
indahnya dunia kelak di akhirat yang kekal menjadi sengsara. Dalam QS.
Ali-Imran (3):14 Allah berfirman: “Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
20
3) “Ya Allah perbaiki bagiku akhiratku yang kesana tempat kembaliku.”
Ini permintaan kepada Allah agar selalu dapat beramal saleh sampai
ajal menjemput. Apa pun yang kita miliki, mintalah kepada Allah agar
dapat menghantarkan kita ke kebahagiaan akhirat.
4) “Ya Allah jadikanlah hidup ini selalu menambah kebaikan bagiku.” Ini
permintaan agar umur yang Allah berikan dapat digunakan untuk
selalu berbuat baik. Dapat melaksanakan ibadah baik langsung kepada
Allah melalui salat, puasa, dan haji ataupun melalui sesama manusia
dengan infak dan sedekah.
5) “Ya Allah jadikanlah matiku sebagai kebebasanku dari kejahatan”
Dalam doa ini berisi harapan agar ketika kematian tiba Allah
membebaskan, memaafkan atas kejahatan, kesalahan, kekeliruan
selama hidup di dunia. Dengan datangnya kematian benar-benar dapat
kembali kepada Allah dengan husnul khatimah. Dan dengan kemati,
sebagai akhir perilaku yang tidak sesuai dengan perintah Allah.
III. KELAS 9
A. BAB III MENGGAPAI KEBERKAHAN HIDUP DENGAN JUJUR
DALAM MUAMALAH (KAJIAN HADIS TENTANG JUJUR
DALAM MUAMALAH)
21
َع ِن اْبِن َع َّباٍس َقال َقاَل َر ُس ْو ُل ِهللا َص ىَّل ُهللا َعَلْي ِه َو َس َمَّل اَي َمْع َرَش الُّتَّج اِر ِاَّنْمُك َقْد َو َلْيْمُت
َاْم ًر اَه َلَكْت ِف ْيِه ْا ُألَم ُم الَّس اِلَفُة اِملْكَياُل َو ْا ِملَزْي اُن
“Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para
pedagang, sesungguhnya kalian menguasai urusan yang telah
menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”. (HR.
Baihaqi)
22
dengan gambar, foto atau tulisan yang tidak sesuai kenyataan dan hanya
ingin menarik pelanggan, sehingga menimbulkan kekecewaan dan
kerugian pembeli.
َع ْن َح َس ِن ْبِن َعٍّيِل َم ا َح ِفْظ َت ِم ْن َر ُس وِل اِهَّلل َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َقاَل َح ِفْظ ُت ِم ْن َر ُس وِل
اِهَّلل َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َد ْع َم ا َيِر يُبَك ىَل َم ا اَل َيِر يُبَك َف َّن الِّص ْد َق ُط َم ْأِنيَنٌة َو َّن اْلَكِذ َب ِر يَبٌة
ِإ ِإ ِإ
“Dari Hasan bin Ali Ra.: Aku menghafal dari Rasulullah
Saw.:"Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak
meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan."
23
praktis dari hadis-hadis ini dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana
mereka dapat menerapkannya dalam konteks mereka sendiri.
َر َو اُه ُم ْس مِل. َس َّهَل ُهللا ُهَل َط ِر ْيًقا ىَل اَجلَّنِة,َمْن َس َكَل َط ِر ْيًقاَيْلَتِم ُس ِف ْيِه ِعْلًم ا
ِإ
“Dari Abu Hurairah bahwasannya Rosulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka
Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim)
َمْن َأَر اَد اُّدل ْنَيا فعليه ابلعمل ومن أراد اآلخرِة َفَع َلْي ِه ابلعمل وَمْن َأَر اَد َلَكُهَم ا َفَع َلْي ِه اِب ْلِع ِمْل
“Barangsiapa yang berharap kebahagiaan dunia, hendaknya (diraih) dengan
ilmu. Barangsiapa berharap kebahagiaan akhirat hendaknya diraih dengan
ilmu, dan barangsiapa berharap kebahagiaan dari keduanya, hendaknya juga
diraih dengan ilmu”.
24
2. Hadits riwayat Ibnu Majah dari Shafwan Bin ‘Assal AL-Muradi
َص ْفَو اَن ْبَن َع َّس اٍل اْلُمَر اِد َّي َفَقاَل َم ا َج اَء ِبَك ُقْلُت ُأْنِبُط اْلِع َمْل َقاَل َف يِّن ِمَس ْع ُت َر ُس وَل اِهَّلل َص ىَّل اُهَّلل
ِإ
َعَلْي ِه َو َس َمَّل َيُقوُل َم ا ِم ْن َخ اِر ٍج َخ َر َج ِم ْن َبْيِتِه يِف َط َلِب اْلِع ِمْل اَّل َو َض َع ْت ُهَل اْلَم اَل ِئَكُة َأْج ِنَحَهَتا ِر ًض ا
ِإ
ِبَم ا َيْص َنُع
“Dari Shafwan bin Assal al-Muradi, ia berkata; "Ada apa engkau datang?"
aku lalu menjawab; "Aku ingin mengambil ilmu dari sumbernya." Ia berkata;
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Tidaklah seseorang
yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu kecuali para malaikat akan
mengepakkan sayapsayapnya untuk orang tersebut karena ridha dengan apa
yang ia kerjakan."
Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu, maka para
malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk orang tersebut. Sebagian
ulama berpendapat seperti halnya manusia menengadahkan tangan untuk
berdoa, karena ia mencari sesuatu yang sangat berharga untuk kehidupan dan
keselamatan dunia dan akhirat.
Jalan yang dilalui orang yang mencari ilmu adalah jalan menuju surga, yakni
menempuh jalan untuk mencari ilmu yang mengantarkan kepada ridha Tuhan.
Sebagai balasannya, para malaikat pun meletakkan sayapnya sebagai bentuk
ketawadhuan, penghormatan, dan pemuliaan terhadap ilmu yang ia miliki,
yaitu warisan para nabi.
25
Ilmu yang benar adalah ilmu yang mendorong pemiliknya untuk
mengamalkan ilmunya dan dapat menambah rasa takutnya kepada Allah Swt.
Hadis ini dapat dijadikan landasan untuk memotivasi siswa agar terus
berusaha dalam mengejar ilmu pengetahuan. Mereka dapat memahami bahwa
setiap upaya yang mereka lakukan dalam belajar akan mendapatkan pahala
dari Allah SWT dan membawa mereka lebih dekat menuju kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
26
BAB III
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, M. A. (Cetakan ke-1, Tahun 2020). AL-QUR‟AN HADIS MTS KELAS VII.
Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
Sidik, U. (Cetakan ke-1, Tahun 2020). AL-QUR‘AN HADIS MTS KELAS VIII. Jl.
Lapangan Banteng Barat No 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
28