PENDIDIKAN FISIKA
Oleh
Khosida Afkarina R
140210102050
MENEJEMEN LABORATORIUM B
1.3 Tujuan
Komputer tidak dapat menjangkau aspek afektif atau sikap dari ranah
pembelajaran sehingga komputer belum dapat digunakan mengubah tingkah laku
siswa ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran dengan komputer relatif lebih
mahal dari media lain. Komputer memerlukan adanya pemikiran yang matang
sebelum menggunakan komputer dalam pembelajaran; ditinjau dari segi biaya serta
kegunaannya. Pemeliharaannya pun merupakan masalah yang perlu dipikirkan.
Merancang dan produksi program untuk kepentingan proses pembelajaran dengan
komputer mempunyai konsekuensi biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Kelemahan-kelemahan penggunaan komputer dalam pembelajaran sebenarnya
dapat diatasi walaupun tidak seluruhnya, jika program pembelajaran menggunakan
komputer dibuat interaktif. Penerapan teknologi komputer mendorong proses
pembelajaran ke arah individual learning, di mana posisi guru bergeser dari
instruktur tradisional ke arah mentor. Selain itu, pembelajaran individu mendorong
siswa ke arah belajar aktif, kreatif dan interaktif. Pada saat ini komputer sudah
memasyarakat, dan hampir setiap sekolah telah memiliki laboratorium komputer.
Selama ini umumnya laboratorium komputer di sekolah-sekolah hanya digunakan
untuk pelajaran mengetik. Dengan kata lain pemanfaatan komputer di sekolah-
sekolah belum optimal sesuai dengan kemampuannya. Padahal komputer dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran fisika yang sangat menarik apabila ditunjang
oleh ketersedian perangkat lunak pembelajaran fisika. Dengan adanya mata
pelajaran baru pada Kurikulum yaitu Teknologi Informasi maka sekolah-sekolah
dituntut untuk memiliki Laboratorium Komputer. Sekolah yang tidak memiliki
biaya untuk menyediakan Laboratorium Komputer dapat bekerja sama dengan
Provider Komputer dengan sistem sewa pakai. Dengan sistem sewa pakai,
pemeliharaan komputer menjadi tanggung jawab provider. Dengan menerapkan
Laboratorium Virtual, maka pemanfaatan Laboratorium Komputer menjadi
optimal. Dan permasalahan tidak adanya atau kurangnya laboratorium dilengkapi,
yang tidak diragukan lagi memiliki perangkap seperti kendala jadwal waktu,
pengawasan, bahan dan biaya dapat di minimalisir dengan adanya laboratorium
virtual dengan mempergunakan labortorium komputer atau komputer-komputer
yang ada.
1) Hal ini dirilis di bawah lisensi BSD, sehingga keduanya open source,
lingkungan.
3) Dapat menggambarkan beberapa fitur, proses dan lain-lain yang lebih akurat
kecepatan sendiri.
7) Memungkinkan pelajar untuk melanjutkan melalui pengalaman selama
jangka waktu yang luas tidak ditetapkan oleh jadwal laboratorium biasa.
8) Memberikan pengalaman dengan teknologi baru melalui penggunaan aktual.
akan deface dan merusak maya papan sirkuit cetak (VPCB) tanpa benar-
benar melakukan bahaya apa pun untuk itu.
11) Tidak akan ada risiko listrik atau sengatan listrik bahkan jika ada kesalahan
dalam percobaan biasa dapat disajikan di dunia maya dan dapat dilihat dalam
berbagai perspektif yang berbeda di laboratorium VR.
13) Selain itu, berbahaya, biaya tinggi, dan eksperimen yang rumit dapat
Farreira, MJM. 2010. "Intelligent classrooms and smart software: Teaching and
learning in today's university", Springer Science and Business Media.
Springer publications
Gunawan & Liliasari. 2012. Model Virtual Laboratory Fisika Modern untuk
Meningkatkan Disposisi Kritis Calon Guru. Cakrawala Pendidikan. No. 2.
Th. XXXI.
J. Kim, S. Park, K. Yuk, H. Lee, dan H. Lee. Simulasi (2000) .Virtual realitas dalam
pendidikan fisika. Multimedia Interaktif Elektronik Journal of Computer-
Ditingkatkan Learning (imej dari CEL) [online]. Tersedia:
http://imej.wfu.edu/articles/2001/2/02/index.asp
T. Amon . 1999 .VRML. Sebuah alat baru dalam pendidikan biomedis. Teknologi
Pendidikan dan Masyarakat, 2 (1): 19 -20.