Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN PSIKOLOGI

Emosi, Stress, dan Adaptasi

Dosen Pengajar : Siti Rahmah, S.Kep

Kelas Tingkat 1C

Anggota Kelompok 8 :

Royhan Mulya Afkar (13404222105)

Mutiara Amalia Iwan Syafira (13404222084)

Nadia Fathin Nadiva (13404222086)

Nurul Husna (13404222087)

Nina Ulfa (13404222090)

Nurmalisa (13404222094)

AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Emosi ....................................................................................................................


2.2 Elemen – Elemen Perasaan ................................................................................................
2.3 Bentuk – Bentuk Reaksi Emosi .........................................................................................
2.4 Pengertian Stress dan Adaptasi .......................................................................................
2.5 Tahap – Tahap Stress dan Adaptasi ...............................................................................
2.6 Sumber – Sumber Stress .....................................................................................................
2.7 Manajemen Stress ..................................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................................


3.2 Saran ...........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termodinamika

Termodinamika (bahasa Yunani) berasal dari dua kata yaitu, thermos = “panas”
dan dynamic = “perubahan”. Jadi thermodinamika adalah ilmu mengenai fenomena -
fenomena tentang enersi yang berubah - ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan. Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses
ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami
perpindahan yang mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.
Dengan demikian thermodinamika merupakan akar dari beberapa cabang ilmu
fisika. Dalam mempelajarari thermodinamika bukan hanya fenomena suhu tetapi juga
tuntutan logika, sifat - sifat gas, larutan zat padat dan reaksi kimia.

2.2 Aplikasi Hukum Termodinamika


Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses
mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua
termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran
sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah
Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :

“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak
mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka
entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”

4
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.
Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik).
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan
kedalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es
sampai suhu keduanya sama.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat
alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak,
molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi
dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi
kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi
dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak
melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua
termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri
sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika
membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami
konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh
Kelvin - Planck dan Rudolf Clausius.

5
Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin - Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatusiklus yang semata - mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain,
formulasi Kelvin - Planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi
panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik
tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat
atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan
dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu
tinggi.

2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata - mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda
panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin
(suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.

Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai


perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan
perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal
yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin - Planck bagi
hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian : “Tidak mungkin
membuat pesawat yang kerjanya semata - mata menyerap kalor dari sebuah reservoir
dan mengubahnya menjadi usaha.” Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika
dirumuskan dengan ungkapan : “Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya
hanya menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini
ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain.”

6
2.3 Konsep – Konsep Termodinamika
1. Termometrik
Sifat Termometrik Zat
Sesungguhnya setiap zat atau benda yang dipanaskan atau dinaikkan
suhunya akan mengalami pemuaian, baik itu pemuaian pajang (l), luas (A), dan vilume
(V). Hal itu merupakan bukti bahwa benda atau zat tersebut memiliki yang namanya
Sifat Termometrik, yaitu sifat dasar suatu zat yang apabila diubah - ubah suhunya
akan berubah pula secara teratur. Adapun sifat - sifat yang berubah antara lain :
1. Wujud atau Bentuknya
2. Volumenya
3. Panjang dan Luasnya
4. Hambatan Listriknya
5. Warnanya
6. Daya Hantar Listriknya

Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk membuat termometer mempunyai


karakteristik linier, yaitu hubungan sifat termometrik bahan dengan suhu dan
mengikuti persamaan di bawah ini,
t (x) = a (x) + b
Dengan :
t = Temperature (suhu)
a , b = Konstanta yang bergantung pada bahan yang digunakan

Sifat Termometrik Zat adalah sifat - sifat zat yang berubah jika suhunya berubah.
Sifat - sifat termometrik digunakan sebagai dasar untuk pengukuran suhu. Sifat - sifat
termometrik zat antara lain : volume zat akan berubah jika suhunya berubah, panjang
benda akan berubah jika suhunya berubah, hambatan listrik konduktor akan berubah
jika suhunya berubah, dan tekanan gas pada volume tetap akan berubah jika suhunya
berubah.

7
2. Skala Temperature Pengaturan Suhu
A. Pengertian Suhu
Apa yang akan dirasakan oleh jarimu jika dimasukkan ke dalam air es? Ya,
air es akan terasa dingin. Dingin boleh dikatakan sebagai salah satu ukuran dari suhu
suatu benda. Benda yang dingin mempunyai suhu yang lebih rendah dari benda yang
panas. Dari pernyataan ini suhu dapat didenisikan sebagai derajat atau tingkatan panas
suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Seperti dalam materi sebelumnya, suhu
merupakan salah satu besaran pokok dengan satuan derajat Kelvin.

B. Alat Ukur Suhu


Untuk menentukan panas atau tidaknya suatu benda, kita dapat
menggunakan jari tangan kita, tetapi tangan tidak dapat dipakai untuk menentukan
tingkat panas suatu benda secara tetap. Alat yang tepat untuk mengukur suhu benda
adalah termometer. Macam-macam thermometer :
a. Berdasarnya zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi :
1. Termometer Zat Padat
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam
konduktor terhadap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer hambatan.
Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang dililitkan pada mika
dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas. Contoh : Termometer platina

2. Termometer Zat Cair


Termometer zat cair dibuat berdasarkan perubahan volume. Zat cair yang
digunakan biasanya raksa atau alkohol. Contoh termometer Fahrenheit, Celcius,
Reamur. Alasan pemilihan raksa atau alkohol sebagai isi termometer adalah sebagai
berikut :
 Mudah dilihat karena raksa terlihat mengkilap sedangkan alkohol dapat diberi
warna merah
 Daerah ukurannya sangat luas
 Keduanya merupakan panghantar kalor yang baik.
 Keduanya mempunyai kalor jenis yang kecil.

8
3. Termometer Gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagian
alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula - mula permukaannya
sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas
bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi. Contoh : Termometer gas pada volume gas
tetap.

b. Berdasarkan pembuatnya, antara lain :


1. Termometer Celcius
2. Termometer Fahrenheit
3. Termometer Reamur
4. Termometer Kelvin

c. Berdasarkan Penggunaannya, antara lain :


 Termometer Laboratorium
Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di lab.

 Termometer Suhu Badan atau Klinis


Termometer khusus untuk mengukur suhu badan manusia. Termometer ini
biasanya digunakan dalam bidang medis dan mempunyai batas skala.

3. Pengaturan Suhu Tubuh


Proses fisiologis - keseimbangan antara produk panas dan kehilangan panas ,
Manusia atau mamalia "arm blood”, dimana suhu tubuh tetap walaupun suhu
lingkungan berubah. Produksi panas dan kehilangan panas tubuh diatur oleh susunan
saraf pusat yang mengatur metabolisme, sirkulasi darah, respirasi, dan kontraksi otot

9
4. Skala Termometer
1. Fahrenheit
Pada tahun 1714, seorang ilmuan Jerman yang bernama Daniel George
Fahrenheit membuat termometer yang mula - mula diisi alkohol dan kemudian diganti
dengan raksa. Sebagai titik tetap pertama ia menggunakan campuran es dan garam
dapur yang diberi angka 0°F (suhu terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia
menggunakan tubuh manusia dan diberi angka 96°C.
Berdasarkan definisi modern, skala termometer Fahrenheit adalah skala
dengan temperatur air mendidih ditetapkan sebagai 212° dan temperatur es melebur
sebagai 32°. Pada jaman dulu termometer ini banyak digunakan di Eropa dan Amerika
Serikat, tetapi pada saat ini negara - negara di Eropa sudah banyak beralih ke
termometer Celcius sedangkan Amerika Serikat masih tetap menggunakannya.

2. Celcius
Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit membuat termometer, seorang profesor dari
Swedia yang bernama Ander Celsius juga membuat termometer. Termometer ini
menggunakan titik tetap bawah adalah suhu es sedang mencair sebagai 0°C dan titik
tetap atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai 100°C masing-masing pada tekanan
standar. Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100°C. Termometer ini banyak
digunakan oleh negara - negara di dunia, termasuk Indonesia.

3. Kelvin
Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala Celcius (seperseratus).
Hanya saja skala Kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0°K) yang besarnyas ama dengan
-237,15°C. Sehingga untuk suhu es mencair sama dengan 237,15°K dan air mendidih
sama dengan 373,15°K

10
5. Perpindahan Panas
a. Perpindahan Panas Radiasi
Perpindahan panas radiasi adaalah proses transport panas dari benda
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda - benda itu terpisah
didalam ruang (bahkan dalam ruang hampa sekalipun).

b. Perpindahan Panas Konveksi


Perpindahan panas konveksi adalah transport energi dengan kerja
gabungan dari konduksi panas, penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses
terjadi pada permukaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih
dingin atau panas).

c. Perpindahan Panas Konduksi


Perpindahan panas konduksi adalah proses transport panas dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas),
atau antara medium - medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu yang mempelajari hukum - hukum yang mengatur perubahan energi dari
suatu bentuk ke bentuk lain, aliran dan kemampuan energi melakukan usaha. Dua
istilah yang berkaitan erat dalam termodinamika, yaitu: sitem dan lingkungan.
Metabolisme sebagai konversi energi terbagi menjadi dua yaitu metabolisme dan
kecepatan metabolisme. Dalam metabolisme terkandung Anabolisme dan Katabolisme.
Menurunnya reaksi kimia tubuh seiring dengan menurunnya temperatur tubuh
Reaksi kimia di dalam tubuh tergantung pada temperatur tubuh. Apabila dalam keadaan
dingin yang ekstrim Hipotermia. Keadaan Hipotermia digunakan pada operasi jantung
sebagai proteksi metabolisme agar dapat mencegah keadan Anoksia karena jaringan
membutuhkan oksigen sangat rendah. Fungsi pengaturan suhu terutama terletak pada
reaksi biokimia dari organisme itu sendiri, reaksi panas dan hasil metabolisme serta
heat loss melalui lingkungan.
Temperatur tubuh manusia adalah makhluk yang memiliki sistem Homoestatis
suatu sistem yang dapat mengatur dirinya sendiri proses Homoestatis aktivitasnya
diatur oleh assp yaitu Hypothalamus dengan mengatur keseimbangan produksi panas
dan kehilangan panas.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi termofisika ini dengan mudah. Saran dari penyusun
agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar
semakin menguasai materi.

12
DAFTAR PUSTAKA

 http://danarwijaya.blogspot.com/2011/04/sifat-termometrik-zat.html
 http://www.elbirtus.info/2012/07/sifat-termometrik-zat.html
 http://duniafisika-suherman.blogspot.com/2011/08/pendalaman-materisuhu.html
 http://www.anneahira.com/perpindahan-panas.html
 http://www.g9toengineering.com/resources/heattransfer.htm

13

Anda mungkin juga menyukai