DISUSUN OLEH:
MUH.ADRIYANSYAH AHMADIN
KELAS X / III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, Yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul “ KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami juga berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan………………………………..…………………..4
A. Latar belakang…………………………………………………....4
B. Identifikasi masalah………………………………………………6
C. Pembatasan masalah……………………………………………7
D. Rumusan masalah ………………………………………………7
E. Tujuan penelitian…………………………………………………7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………….7
G. Karangka Pemikiran……………………………………………...8
H. Metodologi penelitian…………………………………………….9
1. Pendekatan dan jenis penelitian…………………………...9
2. Tempat dan waktu penelitian……………………………...11
3. Sumber data………………………………………………...11
A. Kesimpulan………………………………………………………25
B. Saran……………………………………………………………..25.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk.
Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa
meningkatkan prestasinya. Kebersihan diluar kelas, seperti halaman dan makanan
harus terpelihara kebersihanya.
Halaman sekolah yang bersih dan makanan yang sehat akan membuat para
siswa merasakan kenyamanan ketika berada di lingkungan sekolah Lingkungan
yang sehat bisa diartikan sebagai lingkungan yang terbebas dari sampah, polusi dan
segala macam bibit penyakit. Dengan demikian menjaga lingkungan merupakan
suatu kewajiban bagi setiap individu. Kebersihan meliputi kebersihan badan, pakaian
dan kebersihan kelas.
Melaksanakan hidup bersih akan banyak manfaat yang didapatkan, seperti halnya
melaksanakan kegiatan apapun tidak akan terganggu dengan badan yang sehat,
tidak akan takut sakit, melaksanakan kegiatan pada tempat yang bersih akan terasa
nyaman dan tidak akan khawatir dengan hewan-hewan menakutkan3.
Telah jelas di dalam hadits dikatakan “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman”.
Jadi tampak jelas bahwa kita sebagai umat manusia dianjurkan untuk menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi di zaman sekarang ini malah sebaliknya. Kebanyakan
tidak bisa menjaga lingkungan hidup sehingga akibatnya manusia itu sendiri yang
menderita berbagai macam penyakit. Padahal jika mereka sadari itu adalah akibat
dari ulah mereka sendiri.
Kesehatan merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya bebas dari penyakit
akan tetapi meliputi seluruh aspek kebutuhan manusia yang meliputi aspek fisik,
emosi, sosial dan spiritual. Sehat menurut batasan World Health Organization
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Islam menyatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur yaitu kesehatan jasmani,
rohani dan sosial. Kesehatan jasmani merupakan bentuk dari keseimbangan
manusia dengan alam. Kesehatan rohani dimana ada keseimbangan dan hubungan
yang baik secara spiritual. Sedangkan kesehatan sosial adalah dimana kesehatan
bersifat psikologis adanya keharmonisan antar individu dengan individu lainya4.
Hal penting dalam menjaga kesehatan adalah untuk tetap membiasakan hal-hal
baik seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Mencoba untuk
memilah-milah sampah, ada yang bisa dijadikan pupuk kompos, ada yang bisa
dibakar, kemudian ada yang bisa di daur ulang.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Maka kesehatan harus di
lihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Salah satu tujuan pendidikan agama islam adalah membentuk peserta didik
mempunyai pengetahuan, sikap dan prilaku mampu menjaga keseimbangan,
keserasian, keharmonisan hubungan manusia dengan tuhan, manusia dan semesta,
tujuan pendidikan tersebut merupakan factor penting terciptanya kehidupan yang
bahagia, aman dan damai di muka bumi.
Demikian dapat di pahami bahwa pendidikan agama islam harus mampu
menciptakan manusia yang beriman, takwa, soleh, arif, cerdas sekaligus mampu
menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan alam di muka bumi. Bila terjadi
ketidak seimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan disitulah terjadi
permasalahan
Munculnya permasalahan lingkungan hidup pada hakikatnya dimulai dari interaksi
manusia dengan alam. Permasalahan manusia dalam teori lingkungan dikatakan
.
6
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka pembatasan masalahnya
dititikberatkan pada “Penanaman Nilai Budaya Kebersihan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka dalam
penelitian ini dapat penulis uraikan beberapa pokok permasalahan sebagai acuan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana nilai budaya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo
2. Bagaimana pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa pada mat pelajaran Sosiologidi SMAN 1
Amonggedo
3. Bagaimana penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa pada mat pelajaran Sosiologi di SMAN 1
Amonggedo
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai budaya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo.
2. Untuk mengetahui pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan pada siswa di SMAN 1 Amonggedo.
3. Untuk mengetahui penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan pada siswa di SMAN 1 Amonggedo.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti : Untuk memperluas wawasan penulis dalam karya ilmiah tentang
“Penanaman Nilai Budaya Kebersihan Lingkungan Pada Mat pelajaran
Sosiologi kelas X di SMPN 1 Amonggedo.”
b. Bagi Guru : Hasil penelitian dapat digunakan sebagai langkahlangkah guru
dalam meningkatkan nilai budaya kebersihan lingkungan pada mat pelajaran
Sosiologidalam proses pembelajaran, khususnya guru di SMAN 1 Amonggedo
dan pada guru pada umumnya.
8
c. Bagi Siswa : Peserta didik akan lebih bertanggung jawab dalam menjaga
kebersihan lingkungannya di kehidupan sehari-hari.
d. Bagi Dunia Penelitian : Hasil penelitian ini sebagai acuan penelitian mengenai
faktor – faktor yang dapat meningkatkan kebersihan lingkungan disekolah.
e. Bagi SMAN 1 Amonggedo: Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan informasi
tentang penanaman nilai budaya dan meningkatkan cara mengajar guru di
SMAN 1 Amonggedo.
G. Kerangka Pemikiran
Nilai Budaya adalah berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karrya
cipta manusia yang merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi
kehidupan. Dan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi nilai atau
pedoman bagi kehidupan masyarakat tersebut.
Koentjaraningrat mengemukakan suatu sistem nilai-nilai budaya terdiri atas
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
Oleh karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia.
Nilai budaya dikelompokan menjadi kedalam lima pola hubungan, yaitu:
(1) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan tuhan,
(2) dalam hubungan manusia dengan alam,
(3) dalam hubungan manusia dengan alam,
(4) dalam hubungan manusia dengan masyarakat,
(5) dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
kita. Tidak hanya manusia yang senang dengan kebersihan, bahkan allah SWT juga
cinta dan senang dengan kebersihan.
Upaya untuk menerapkan penanaman nilai budaya berkaitan dengan berbagai
factor yang saling terkait dalam pembelajaran pendidikan agama islam, antara lain
guru, proses belajar mengajar dan peserta didik untuk mencapai tujuan. Penelitian
ini meneliti aspek proses belajar mengajar pada mata pelajaran Sosiologi.
Dalam hal ini guru mata pelajaran pendidikan agama islam lah yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar penanaman nilai budaya disini bukan
sebagai mata pelajaran yang beridiri sendiri, tetapi disini sebagai konseptual yang
diimplementasikan kedalam perangat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
H. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak
diadakan perhitungan. Peneliti datang ke lokasi, memahami dan mempelajari situasi.
Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung ditempat kejadian dengan
menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendapat Nana Syaodah Sukmadinata yaitu: “penelitian kualitatif (Qualitative
Research) sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.
Berbicara tentang penelitian kualitatif, Dedy Mulyana menyatakan bahwa
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang hasilnya
berupa data deskriptif dan bukan angka.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain,
secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus dengan metode alamiah.
Membicarakan penelitian kualitatif berarti juga membahas sebuah metode
penelitian yang mencakup pandangan-pandangan filsafat mengenai realitas dari
objek yang di pelajari dalam ilmu social dan tingkah laku dan membicarakan metode
penelitian yang sifatnya teknis.
Penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai penelitian kualitatif berdasarkan ciri-
cirinya yang meliputi:
1. Dilakukan berlatar ilmiah.
2. Manusia sebagai alat atau instrument penelitian.
3. Analisis data secara induktif
4. Penelitian yang bersifat deskriptif
5. Lebih mementingkan proses dari pada hasil
10
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari
sumbernya. Kelebihan data primer adalah data yang lebih dipercaya, peneliti
mendapat data yang terbaru, namun terdapat juga kelemahanya yaitu waktunya
lama, kadang responden tidak bersedia memberi data dan sebagainya.
Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek
serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai
sumber utama penelitian. Data diperoleh secara langsung dari orang-orang yang
dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji.
12
a. Teknik Observasi/Pengamatan
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan.
Menurut Nasution (1998) dalam buku metode penelitian kualitatif menyatakan
bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat
yang sangat canggih.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi sebagai upaya belajar tentang
perilaku subjek dan makna dari prilaku tersebut. pengumpulan data dalam metode
ini dilaksanakan melalui pengamatan langsung yaitu melihat kondisi lapangan.
Teknik observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipatif, sugiyono
menjelaskan bahwa dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dengan kehidupan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagi sumber data
penelitian.
Adapun data yang digali melalui teknik ini adalah mengenai penanaman nilai
budaya melalui materi kebersihan lingkungan di SMAN 1 Amonggedo. Melalui
penanaman nilai kebudayaan ini akan diperoleh data tentang:
1. Nilai budaya kebersihan lingkungan pada mat pelajaran Sosiologidi SMAN 1
Amonggedo.
2. Pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan pada siswa.
3. Penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan kepada siswa di SMAN 1
Amonggedo.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis
yang isinya merupakan pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau
lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, berguna bagi sumber data,
bukti, informasi keilmiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Dokumentasi juga dapat diartikan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Melalui metode dokumentasi penulis berusaha mengumpulkan data
tentang kondisi diarea lapangan penelitian, seperti keadaan guru, keadaan siswa
dan sebagainya.
Peneliti mendokumentasikan selama melakukan observasi maupun saat
wawancara dengan siswa siswi SMAN 1 Amonggedo. Hal ini bertujuan untuk
memberikan bukti secara fisik mengenai proses pengumpulan data dan informasi
pada penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh sugiyono bahwa “hasil penelitian
dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau akurat jika didukung oleh
sejarah kehidupan pribadi”.
14
Selain itu wawancara dan obsevasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta-
fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, pembelajaran dikelas ataupun diluar kelas, jurnal dan kegiatan lainya.
Data yang dapat diambil dengan teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Keadaan geografis SMAN 1 Amonggedo
2. Foto wawancara dengan guru
3. Foto wawancara dengan murid
4. Foto pelaksanaan pembelajaran
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan, dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
deskriptif dengan membuat gambaran yang dilakukan dengan cara
(1) reduksi data atau penyederhanaan (data collection),
(2) paparan/sajian data (data display),
(3) penarikan kesimpulan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Pada
saat wawancara penelitian sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang akan
di wawancarai. Jika dalam wawancara jawaban kurang memuaskan, maka
pertanyaan boleh di lanjutkan sampai tahap tertentu dan menemukan data yang
kredibel.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dengan berpedoman pada pendapat
Miles dan Huberman. Yang mengemukakan bahwa teknik analisis data dalam suatu
penelitian kualitatif dapat dilaukan melalui beberapa tahap yaitu:
15
1. Data Collection
Koleksi data adalah pengumpulan dengan analisis data, yang mana data tersebut
diperoleh selama melakukan pengumpulan data tanpa proses pemilihan.
2. Data Reduction
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Reduksi
data berarti merangkum, memfokuskan hal-hal yang penting dan membuang yang
tidak perlu.
3. Data Display
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan hubungan antar kategori dan sejenisnya.
4. Kesimpulan
Langah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.
Untuk memperoleh data-data yang terkumpul dari hasil penelitian penulis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Model analisis ini memberi gambaran
bagaimana alur logika analisis data pada penelitian kualitatif sekaligus memberi
masukan terhadap bagaimana teknik analisis kualitatif yang digunakan.
Proses berjalannya analisis data kualitatif sebagaimana dikutip Moloeng adalah
sebagai berikut:
a) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar
sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya
c) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-
temuan umum.
BAB 2
16
TINJAUAN TEORITIS
A. Kebersihan lingkungan
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki dan bersifat padat. Sampah
ini ada yang membususk dan ada pula yang tidak membusuk. Pembuangan sampah
harus dibedakan berdasarkan jenis sampahnya yaitu sampah basah, sampah kering
dan sampah sukar busuk (kaleng kaca, paku dan lain-lain).
b. Mengikuti kerja bakti
Bekerjasama dalam memelihara kebersihan lingkungan, kerja bakti yang baik
dengan adanya jadwal yang terstruktur dan mampu bertanggungjawab dengan
mengikuti jadwal kerja bakti yang telah ditentukan
c. Menjaga kebersihan MCK.
MCK (Mandi Cuci Kakus) yang baik yaitu terjaga kebersihannya dengan
membersihkannya rutin, serta mempunyai ventilasi.
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan teknik
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia, sanitasi lingkungan pada hakekatnya
adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap status kesehatan yang optimum pula. Sanitasi lingkungan mengutamakan
pencegahan terhadap faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya
penyakit akan dapat dihindari. Usaha sanitasi dapat berarti pula suatu usaha untuk
menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat di lingkungan sehingga derajat
kesehatan manusia terpelihara dengan sempurna
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup Siswa.
Siswa yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai siswa
yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan siswa yang belum mementingkan
kebersihan. Salah satu aspek yang dapat di jadikan indikator kebersihan lingkungan
adalah sampah. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta melalui tindakan-
tindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi sampah yang mereka
hasilkan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan lingkungan
adalah suatu kondisi dimana lingkungan terbebas dari debu, sampah dan bau.
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan upaya dalam mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Hal tersebut dapat dimulai dengan
menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal yang dapat dilakukan dengan cara
18
digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastic, kertas bekas, kain
perca, styrofom. Namun demikian sampah anorganik ada juga yang tidak dapat
diolah sehingga tidak memiliki nilai secara ekonomi seperti kertas karbon, pampers,
pembalut dan lain-lain.
b. Sampah organik
Sampah organik bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau
diuraikan secara sempurna melalui proses bologi baik secara aerob maupun secara
anaerob. Beberapa contoh yang termasuk sampah organik adalah berasal dari
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah dari pertanian dan perkebunan. Suwerda
juga menyebutkan bahwa sampah rumah tangga merupakan campuran dari sampah
organik dengan sampah non organik
(anorganik).
c. Sampah spesifik
Sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah yang timbul akibat bencana,
puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik.
Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokan atas:
a. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa-sisa makanan dari
rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayor,
yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air
dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.
b. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang dikelompokan menjadi 2 (dua) jenis:
1) Golongan sampah tak lapuk. Sampah ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara
alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun-tahun, contohnya kaca dan mika.
2) Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan
bisa lapuk perlahan-lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan
lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan
sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat.
Sampah jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan dan juga bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu penghasil
sampah, seharusnya manusia memiliki kepedulian terhadap lingkungan agar
sampah yang dihasilkan tidak memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup.
Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengelola sampah dari sumbernya.
Menurut UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah pasal 1 ayat 5
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penangan sampah. Kemudian
20
B. Bank Sampah
pemilahan dan proses mendaur ulang sampah, dimana masyarakat juga dapat
merasakan keuntungan yang dihasilkan dari sampah yang meraka tabungkan ke
bank sampah.
C. Kajian pengelolaan sampah dengan sistem tabungan sampah di bank
sampah
Pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di bank sampah dapat ditinjau dari
tiga aspek berikut ini:
a. Ditinjau dari aspek kesehatan
1) Dapat menciptakan rumah menjadi bersih, sehat dan bebas dari sampah;
2) Mengurangi kebiasaan pembakaran sampah sehingga dapat mengurangi
terjadinya pencemaran udara yang bisa menimbukan gangguan kesehatan;
3) Mengurangi pencemaran air terutama air sumur gali dari sampahsampah
anorganik yang biasanya ditimbun warga;
4) Mengurangi resiko gangguan kesehatan pemulung yang ada di TPA;
5) Kata Bak Sampah apabila ditambahkan huruf “N” di Antara huruf “A” dan huru
“K” maka menjadi Bank Sampah sehingga secara tidak langsung akan
merubah persepsi dari kotor (bak sampah) menjadi persepsi yang bersih (bank
Sampah). Bank sampah dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
D. Kerangka Konseptual
Permasalahan sampah sampai saat ini belum terselesaikan, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran dalam menjaga lingkungan, dimana
masih membuang sampah sembarangan, mengelola sampah secara tradisional
dengan melakukan pembakaran sampah, masih memandang bahwa sampah
sebagai barang sisa yang tidak berguna, tidak memberikan manfaat, dan
menganggap sampah tidak memiliki nilai jual, sehingga membiarkan begitu saja
sampah yang dihasilkan setiap harinya tanpa mengelola terlebih dahulu, serta
kurangnya edukasi yang diterima berkaitan dengan pengelolaan sampah yang baik.
Kegiatan tersebut mengakibatkan terjadinya pencemaran udara, menimbulkan bau
yang tidak sedap sehingga memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan
membuat lingkungan menjadi kotor. Keadaan tersebut merupakan permasalahan
yang diakibatkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik dan perlu adanya
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, yaitu dengan meningkatkan kesadaran
untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian untuk
memahami tentang apa yang terjadi oleh subjek penelitian secara mendalam,
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus
yang alamiah dan deskriptif.
Penelitian ini secara spesifik untuk diarahkan pada desain penelitian
kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif deskriptif disini untuk menjelaskan keadaan
siswa dalam menjaga lingkungan di sekolah secara intensif dan terperinci mengenai
peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMAN 1 Amonggedo.
B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan dewan guru di SMAN 1
Amonggedo. Melihat jumlah siswa yang ada sangat banyak, maka penulis tidak
melakukan penelitian kepada semua jumlah siswa yang ada tetapi penulis
menggunakan sebagai perwakilan dari seluruh peserta didik. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah bagaimana peran siswa dalam menjaga kebersihan
23
a. Editing
Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali data yang sudah terkumpul untuk
mengetahui apakah semua data yang diperlukan sudah lengkap, jelas dan dapat
dipahami.
b. Penyajian Data
Teknik ini digunakan untuk menguraikan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pegambilan tindakan.
Dengan menyajikan data menyajikan data diharapkan dapat memudahkan
melakukan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sehingga kesimpulan yang
di ambil sesuai data yang ada.
c. Analisis Data
Setelah data disajikan kemudian diuraikan dalam penyajian data, maka langkah
selanjutnya penulis melakukan analisis data. Untuk menganalisis data yang
terkumpul, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif kemudian untuk
mendapatkan kesimpulan penelitian ini, maka digunakan metode induktif yaitu
dengan cara menarik kesimpulan dari hal-hal yang penting.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Lingkungan merupakan sala satu tempat atau wahana untuk di gunakan sebagai
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar,karena dapat menumbuhkan
minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini
sangat baik dan cocok di lakaukan dalam mata pelajaran Sosiologi, Sosiologi
dalam Sekolah Menegah Atas merupakan mata pelajaran yang dimana siswa di
tuntut dapat memahami konsep Sisiologi dan mengembangkan daya nalar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
B. SARAN
Agar pengguna lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu
dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dalam
langkah-langkah tersebut guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan
pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab Bersama.
26