Anda di halaman 1dari 26

1

MAKALAH PENELITIAN SOSIOLOGI

( KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH )

DISUSUN OLEH:
MUH.ADRIYANSYAH AHMADIN

KELAS X / III

SMA NEGERI 1 AMONGGEDO


2023/2024
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, Yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul “ KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

Terlebih dahulu kami mengucapkan terimaksih kepada Usman H. Wijoyo


.,S.Sos.,MPd Selaku guru mata pelajaran Sosiologi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Amonggedo, November 2023


3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….2


DAFTAR ISI……………………………………………………………….3

BAB I Pendahuluan………………………………..…………………..4
A. Latar belakang…………………………………………………....4
B. Identifikasi masalah………………………………………………6
C. Pembatasan masalah……………………………………………7
D. Rumusan masalah ………………………………………………7
E. Tujuan penelitian…………………………………………………7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………….7
G. Karangka Pemikiran……………………………………………...8
H. Metodologi penelitian…………………………………………….9
1. Pendekatan dan jenis penelitian…………………………...9
2. Tempat dan waktu penelitian……………………………...11
3. Sumber data………………………………………………...11

BAB II Tinjauan Teoritis………………………………………………16


A. Kebersihan Lingkungan………………………………………..16
B. Bank Sampah…………………………………………………...21
C. Kajian Pengololahan Sampah………………………………...21
a. Ditinjau dari Aspek Kesehatan…………………………….21
b. Ditinjau dari Aspek Pendidikan……………………………22
c. Ditinjau dari Aspek Ekonomi………………………………22
D. Karangka Konseptual………………………………………….22

BAB III Metode Penelitian…………………………………………...23


A. Jenis pendekatan penelitian…………………………………..23
B. Subjek penelitian dan obyek penelitian………………………23
C. Data dan Sumber Data…………………………………………23
D. Teknik pengumpulan data……………………………………...25
1. Teknik Wawncara…………………………………………...25
2. Teknik Observasi……………………………………………25
3. Teknik Dokumntasi………………………………………….25
E. Teknik pengolalahan Data……………………………………..25
a. Editing………………………………………………………..25
b. Penyajian Data……………………………………………...25
c. Analisa Data
BAB IV Penutup.

A. Kesimpulan………………………………………………………25
B. Saran……………………………………………………………..25.
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Kebersihan pangkal kesehatan” sebuah pepatah yang sering kita dengar,


kebersihan sangatlah penting untuk selalu diperhatikan karena berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan yang bersih akan terhindar dari berbagai macam penyakit
seperti kuman, bakteri yang akan mengganggu aktivitas sehari-hari1.
Agama islam menaruh perhatian amat tinggi pada kebersihan, baik itu kebersihan
jasmani (fisik) maupun rohani (jiwa). Adapun kebersihan jasmani tersebut tidak
dapat dipisahkan dengan kebersihan rohani. Oleh karena itu, jika seorang muslim
hendak beribadah kepada allah swt, wajib hukumnya untuk membersihkan jasmani
dan rohaninya terlebih dahulu.2
Menjaga kesehatan lingkungan sama halnya menciptakan lingkungan yang
bersih, rapih dan merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, selain merupakan
anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hambanya, kesehatan lingkungan
harus tetap dijaga agar kita semua terhindar dari penyakit. Karena kesehatan tidak
ternilai harganya.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, baik kebersihan di dalam kelas
maupun di luar kelas. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka Mungkan besar
kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai.Tetapi sebaliknya, jika
lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi
yang akan disampaikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman.

Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk.
Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa
meningkatkan prestasinya. Kebersihan diluar kelas, seperti halaman dan makanan
harus terpelihara kebersihanya.

Halaman sekolah yang bersih dan makanan yang sehat akan membuat para
siswa merasakan kenyamanan ketika berada di lingkungan sekolah Lingkungan
yang sehat bisa diartikan sebagai lingkungan yang terbebas dari sampah, polusi dan
segala macam bibit penyakit. Dengan demikian menjaga lingkungan merupakan
suatu kewajiban bagi setiap individu. Kebersihan meliputi kebersihan badan, pakaian
dan kebersihan kelas.

Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan


yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti diare, demam
berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu
lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
5

Melaksanakan hidup bersih akan banyak manfaat yang didapatkan, seperti halnya
melaksanakan kegiatan apapun tidak akan terganggu dengan badan yang sehat,
tidak akan takut sakit, melaksanakan kegiatan pada tempat yang bersih akan terasa
nyaman dan tidak akan khawatir dengan hewan-hewan menakutkan3.
Telah jelas di dalam hadits dikatakan “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman”.
Jadi tampak jelas bahwa kita sebagai umat manusia dianjurkan untuk menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi di zaman sekarang ini malah sebaliknya. Kebanyakan
tidak bisa menjaga lingkungan hidup sehingga akibatnya manusia itu sendiri yang
menderita berbagai macam penyakit. Padahal jika mereka sadari itu adalah akibat
dari ulah mereka sendiri.
Kesehatan merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya bebas dari penyakit
akan tetapi meliputi seluruh aspek kebutuhan manusia yang meliputi aspek fisik,
emosi, sosial dan spiritual. Sehat menurut batasan World Health Organization
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Islam menyatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur yaitu kesehatan jasmani,
rohani dan sosial. Kesehatan jasmani merupakan bentuk dari keseimbangan
manusia dengan alam. Kesehatan rohani dimana ada keseimbangan dan hubungan
yang baik secara spiritual. Sedangkan kesehatan sosial adalah dimana kesehatan
bersifat psikologis adanya keharmonisan antar individu dengan individu lainya4.
Hal penting dalam menjaga kesehatan adalah untuk tetap membiasakan hal-hal
baik seperti kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Mencoba untuk
memilah-milah sampah, ada yang bisa dijadikan pupuk kompos, ada yang bisa
dibakar, kemudian ada yang bisa di daur ulang.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Maka kesehatan harus di
lihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Salah satu tujuan pendidikan agama islam adalah membentuk peserta didik
mempunyai pengetahuan, sikap dan prilaku mampu menjaga keseimbangan,
keserasian, keharmonisan hubungan manusia dengan tuhan, manusia dan semesta,
tujuan pendidikan tersebut merupakan factor penting terciptanya kehidupan yang
bahagia, aman dan damai di muka bumi.
Demikian dapat di pahami bahwa pendidikan agama islam harus mampu
menciptakan manusia yang beriman, takwa, soleh, arif, cerdas sekaligus mampu
menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan alam di muka bumi. Bila terjadi
ketidak seimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan disitulah terjadi
permasalahan
Munculnya permasalahan lingkungan hidup pada hakikatnya dimulai dari interaksi
manusia dengan alam. Permasalahan manusia dalam teori lingkungan dikatakan

.
6

bahwa manusia terkadang bersikap baik terhadap lingkungan terkadang sebaliknya,


sehingga terjadi kerusakan sumber daya alam.
Pengamatan di sekolah masi ditemukan beberapa siswa masih banyak yang
membuang sampah sembarangan, padahal disetiap ruangan kelas dan dibeberapa
tempat sudah disediakan tempat sampah, tetapi siswa masih saja membuang
sampah tidak pada tempatnya. Di dalam kelas juga masih terlihat kotor, ada
beberapa plastik bekas makanan dan minuman yang berada dibawah kolong meja
dan segala bentuk coretan yang ada dimeja siswa. juga ditemukan masih ada
sebagian lingkungan sekolah yang terlihat banyak ditumbuhi rumput-rumput yang
tidak terurus disekitar sekolah. Hal ini menunjukan masih kurangnya kesadaran
siswa dalam menjaga kebersihan.
Demi tercapainya lingkungan yang indah, sehat dan bersih maka dilakukan
tindakan yang bersifat mengatasi, tindakan yang dilakukan diantaranya melarang
siswa membuang sampah sembarangan terutama dikelas. Guru selalu memberi
contoh membuang sampah pada tempatnya, guru wajib menasehati siswa yang
membuang sampah sembarangan, memberi sanksi tersendiri kepada siswa yang
membuang sampah sembarangan, mencoret tembok atau meja. Program untuk
menjaga kebersihan lingkungan biasanya dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada
hari jum’at atau biasa disebut jumsih (jum’at bersih). Adanya tindakan-tindakan ini
diharapkan mampu meningkatkan nilai budaya kebersihan lingkungan pada siswa
dalam menciptakan lingkungan indah, sehat dan bersih di sekolah SMA N 1
Amonggedo. Kebersihan sangat berpengaruh terhadap kesehatan maka hendaknya
untuk selalu menjaga kebersihan.
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas mendorong penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:
“Penanaman Nilai Budaya Kebersihan Lingkungan Dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi


dari judul “Penanaman Nilai Budaya Kebersihan Lingkungan sekolah SMA N 1
Amonggedo”, sebagai berikut :
1. Beberapa siswa masih kurang peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah
2. Masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan
3. Minimnya kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya
4. Siswa enggan terlibat dalam membersihkan lingkungan sekolah
7

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka pembatasan masalahnya
dititikberatkan pada “Penanaman Nilai Budaya Kebersihan

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka dalam
penelitian ini dapat penulis uraikan beberapa pokok permasalahan sebagai acuan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana nilai budaya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo
2. Bagaimana pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa pada mat pelajaran Sosiologidi SMAN 1
Amonggedo
3. Bagaimana penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa pada mat pelajaran Sosiologi di SMAN 1
Amonggedo

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai budaya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo.
2. Untuk mengetahui pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan pada siswa di SMAN 1 Amonggedo.
3. Untuk mengetahui penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan pada siswa di SMAN 1 Amonggedo.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang di harapkan sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti : Untuk memperluas wawasan penulis dalam karya ilmiah tentang
“Penanaman Nilai Budaya Kebersihan Lingkungan Pada Mat pelajaran
Sosiologi kelas X di SMPN 1 Amonggedo.”
b. Bagi Guru : Hasil penelitian dapat digunakan sebagai langkahlangkah guru
dalam meningkatkan nilai budaya kebersihan lingkungan pada mat pelajaran
Sosiologidalam proses pembelajaran, khususnya guru di SMAN 1 Amonggedo
dan pada guru pada umumnya.
8

c. Bagi Siswa : Peserta didik akan lebih bertanggung jawab dalam menjaga
kebersihan lingkungannya di kehidupan sehari-hari.
d. Bagi Dunia Penelitian : Hasil penelitian ini sebagai acuan penelitian mengenai
faktor – faktor yang dapat meningkatkan kebersihan lingkungan disekolah.
e. Bagi SMAN 1 Amonggedo: Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan informasi
tentang penanaman nilai budaya dan meningkatkan cara mengajar guru di
SMAN 1 Amonggedo.

G. Kerangka Pemikiran
Nilai Budaya adalah berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karrya
cipta manusia yang merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi
kehidupan. Dan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi nilai atau
pedoman bagi kehidupan masyarakat tersebut.
Koentjaraningrat mengemukakan suatu sistem nilai-nilai budaya terdiri atas
konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.
Oleh karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia.
Nilai budaya dikelompokan menjadi kedalam lima pola hubungan, yaitu:
(1) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan tuhan,
(2) dalam hubungan manusia dengan alam,
(3) dalam hubungan manusia dengan alam,
(4) dalam hubungan manusia dengan masyarakat,
(5) dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya


dari segala yang kotor dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang
sehat dan nyaman
Kebersihan juga dapat diartikan keadaan bebas dari kotoran, termasuk
diantaranya debu, sampah, bibit penyakit dan bau. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar tetap sehat dan terbebas dari segala
macam penyakit.
Kita adalah makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan tidak
dapat menyendiri. Oleh karena itu, diharapkan antar sesama individu masyarakat
akan selalu saling membutuhkan. Kebiasaan hidup bersih akan menjadikan
lingkungan terasa aman dan nyaman.
Cara agar lingkungan terlihat selalu bersih dan rapih, hendaknya dimulai dari diri
kita sendiri. Dengan demikian, orang lain akan senang melihat dan bergaul dengan
9

kita. Tidak hanya manusia yang senang dengan kebersihan, bahkan allah SWT juga
cinta dan senang dengan kebersihan.
Upaya untuk menerapkan penanaman nilai budaya berkaitan dengan berbagai
factor yang saling terkait dalam pembelajaran pendidikan agama islam, antara lain
guru, proses belajar mengajar dan peserta didik untuk mencapai tujuan. Penelitian
ini meneliti aspek proses belajar mengajar pada mata pelajaran Sosiologi.
Dalam hal ini guru mata pelajaran pendidikan agama islam lah yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar penanaman nilai budaya disini bukan
sebagai mata pelajaran yang beridiri sendiri, tetapi disini sebagai konseptual yang
diimplementasikan kedalam perangat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung.

H. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak
diadakan perhitungan. Peneliti datang ke lokasi, memahami dan mempelajari situasi.
Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung ditempat kejadian dengan
menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendapat Nana Syaodah Sukmadinata yaitu: “penelitian kualitatif (Qualitative
Research) sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.
Berbicara tentang penelitian kualitatif, Dedy Mulyana menyatakan bahwa
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang hasilnya
berupa data deskriptif dan bukan angka.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain,
secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus dengan metode alamiah.
Membicarakan penelitian kualitatif berarti juga membahas sebuah metode
penelitian yang mencakup pandangan-pandangan filsafat mengenai realitas dari
objek yang di pelajari dalam ilmu social dan tingkah laku dan membicarakan metode
penelitian yang sifatnya teknis.
Penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai penelitian kualitatif berdasarkan ciri-
cirinya yang meliputi:
1. Dilakukan berlatar ilmiah.
2. Manusia sebagai alat atau instrument penelitian.
3. Analisis data secara induktif
4. Penelitian yang bersifat deskriptif
5. Lebih mementingkan proses dari pada hasil
10

6. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus


7. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
8. Desain yang bersifat sementara
9. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Deskriptif


adalah data yang terbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan
pada angka. Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-
gejala, fakta-fakta, atau populasi dan daerah tertentu.
Melalui penelitian dengan menggunakan deskriptif, penelitian berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Adapun analisis adalah
yaitu menganalisis data yang telah dikumpulkan dan berfungsi untuk memberikan
makna yang terkandung dalam data.
Tujuan deskriptif ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa yang
terjadi dilingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang
berada di latar penelitian, dan seperti apa pristiwa atau aktivitas yang terjadi di latar
penelitian. Dalam pembacaan melalui catatan dan wawancara.
Deskriptif analisis merupakan suatu yang mendeskripsikan dan menguraikan
peristiwa atau makna yang tergantung dalam data, namun mendeskripsikanya
bukan hanya dari kejadian saja tetapi peneliti menganalisa sendiri dari setiap
kejadian tersebut namun tetap berpedoman pada sumber data yang terbentuk dalam
kata-kata.
Jadi, penelitian kualitatif ini menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata
baik secara tulisan maupun lisan dari responden dan perilaku yang diamati. Dengan
demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, dan dokumentasi lainnya.
Kemudian memberikan gambaran pada variable yang dimaksud dalam judul
penelitian ini dengan menggunakan jenis studi kasus (Case Study), yaitu suatu
penelitian yang dilakukan terhadap “kesatuan system”. Kesatuan ini dapat berupa
program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat,
waktu dan ikatan tertentu.
Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data,
mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. jadi, dalam hal ini
posisi peneliti adalah sebagai instrument sekaligus pengumpul data yang diperoleh
dilapangan. Dengan kata lain peneliti sebagai pengamat partisipan artinya peneliti
ikut berpartisipasi aktif sekaligus meneliti dan mengamati proses penelitian.
Metode studi kasus diartikan juga sebagai salah satu jenis penelitian dimana
penelitian melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian,
proses, aktivitas terhadap satu atau lebih. Suatu kasus terikat oleh waktu dan
aktivitas, peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan
menggunakan beberapa prosedur.
11

Dalam penelitian ini menggunakan tindakan kolaboratif partisipatoris, yaitu


peneliti bekerja sama dengan guru dan kepala sekolah. Dalam hal ini peneliti terjun
langsung dalam merencanakan, mengidentifikasi masalah, sampai berakhirnya
penelitian ini. Untuk itu perlu membuat langkah-langkah yang benar dan tersusun
dengan rapih demi kelancaran dan keberhasilan penelitian demi kemajuan sekolah
yang diteliti.
Oleh karena itu sesuai uraian diatas maka peneliti berupaya meneliti dan
menelaah tentang penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan pada mat
pelajaran Sosiologidi SMAN 1 Amonggedo. Dan penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan realitas empiris sesuai fenomena secara rinci dan tuntas, serta
untuk mengungkapkan gejala secara kontekstual melalui pengumpulan data dan dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Amonggedo, sekolah ini
beralamatkan di Jl, Poros Amonggedo-Meluhu Kel. Amonggedo Baru,
Kec.Amonggedp , Kab. Konawe. Waktu yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
di mulai dari dikeluarkanya surat rekomendasi penelitian yang dikeluarkan dari
Kepala Sekolah SMAN 1 Amonggedo sampai dengan selesai.
3. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan.
Sumber data disini dibagi menjadi dua yaitu saling mendukung satu sama lain.
Apabila peneliti menggunakan hasil wawancara atau kuisioner dalam pengumpulan
datanya maka disebut data primer. Dan jika menggunakan data pendukung seperti
literatur dan dokumen lainnya maka disebut data sekunder. Subjek penelitian ini
adalah guru mata pelajaran Sosialogi, kepala sekolah dan beberapa siswa yang
beradadi SMAN 1 Amonggedo.

a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari
sumbernya. Kelebihan data primer adalah data yang lebih dipercaya, peneliti
mendapat data yang terbaru, namun terdapat juga kelemahanya yaitu waktunya
lama, kadang responden tidak bersedia memberi data dan sebagainya.
Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek
serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai
sumber utama penelitian. Data diperoleh secara langsung dari orang-orang yang
dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji.
12

Dalam proses ini peneliti menggunakan metode wawancara serta dokumentasi


terhadap subjek yang merupakan informan kunci yang antara lain terdiri dari kepala
sekolah, guru Sosiologi serta beberapa peserta didik dari SMAN 1 Amonggedo.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
mendukung. Diantaranya literarur, dokumen resmi lembaga terkait, dan lain-lain
yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya menggunakan buku
referensi yang terkait dengan judul skripsi tersebut.

4. Teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka


digunakan teknik sebagai berikut:

a. Teknik Observasi/Pengamatan
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan.
Menurut Nasution (1998) dalam buku metode penelitian kualitatif menyatakan
bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat
yang sangat canggih.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi sebagai upaya belajar tentang
perilaku subjek dan makna dari prilaku tersebut. pengumpulan data dalam metode
ini dilaksanakan melalui pengamatan langsung yaitu melihat kondisi lapangan.
Teknik observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipatif, sugiyono
menjelaskan bahwa dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dengan kehidupan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagi sumber data
penelitian.
Adapun data yang digali melalui teknik ini adalah mengenai penanaman nilai
budaya melalui materi kebersihan lingkungan di SMAN 1 Amonggedo. Melalui
penanaman nilai kebudayaan ini akan diperoleh data tentang:
1. Nilai budaya kebersihan lingkungan pada mat pelajaran Sosiologidi SMAN 1
Amonggedo.
2. Pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan pada siswa.
3. Penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan kepada siswa di SMAN 1
Amonggedo.

b. Teknik Wawancara (Interview)


13

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu


dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik
secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara
pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.
Wawancara terstruktur digunakan sebagi teknik pengumpulan data, peneliti telah
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu di
dalam melakukan wawancara pengumpulan data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis, dengan wawancara terstruktur ini
responden diberi pertanyaan dan pengumpul data mencatatnya.

Adapun data yang digali melalui teknik wawancara ini adalah:


1. Nilai budaya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa pada
mat pelajaran Sosiologidi SMAN 1 Amonggedo
2. Bagaimana Pembelajaran nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo
3. Bagaimana Penanaman nilai budaya kebersihan lingkungan dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN 1 Amonggedo

c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis
yang isinya merupakan pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau
lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, berguna bagi sumber data,
bukti, informasi keilmiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Dokumentasi juga dapat diartikan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Melalui metode dokumentasi penulis berusaha mengumpulkan data
tentang kondisi diarea lapangan penelitian, seperti keadaan guru, keadaan siswa
dan sebagainya.
Peneliti mendokumentasikan selama melakukan observasi maupun saat
wawancara dengan siswa siswi SMAN 1 Amonggedo. Hal ini bertujuan untuk
memberikan bukti secara fisik mengenai proses pengumpulan data dan informasi
pada penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh sugiyono bahwa “hasil penelitian
dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau akurat jika didukung oleh
sejarah kehidupan pribadi”.
14

Selain itu wawancara dan obsevasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta-
fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, pembelajaran dikelas ataupun diluar kelas, jurnal dan kegiatan lainya.

Data yang dapat diambil dengan teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Keadaan geografis SMAN 1 Amonggedo
2. Foto wawancara dengan guru
3. Foto wawancara dengan murid
4. Foto pelaksanaan pembelajaran
5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan, dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
deskriptif dengan membuat gambaran yang dilakukan dengan cara
(1) reduksi data atau penyederhanaan (data collection),
(2) paparan/sajian data (data display),
(3) penarikan kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Pada
saat wawancara penelitian sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang akan
di wawancarai. Jika dalam wawancara jawaban kurang memuaskan, maka
pertanyaan boleh di lanjutkan sampai tahap tertentu dan menemukan data yang
kredibel.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang
dirumuskan berdasarkan data selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dengan berpedoman pada pendapat
Miles dan Huberman. Yang mengemukakan bahwa teknik analisis data dalam suatu
penelitian kualitatif dapat dilaukan melalui beberapa tahap yaitu:
15

1. Data Collection
Koleksi data adalah pengumpulan dengan analisis data, yang mana data tersebut
diperoleh selama melakukan pengumpulan data tanpa proses pemilihan.
2. Data Reduction
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Reduksi
data berarti merangkum, memfokuskan hal-hal yang penting dan membuang yang
tidak perlu.
3. Data Display
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan hubungan antar kategori dan sejenisnya.
4. Kesimpulan
Langah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.
Untuk memperoleh data-data yang terkumpul dari hasil penelitian penulis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Model analisis ini memberi gambaran
bagaimana alur logika analisis data pada penelitian kualitatif sekaligus memberi
masukan terhadap bagaimana teknik analisis kualitatif yang digunakan.
Proses berjalannya analisis data kualitatif sebagaimana dikutip Moloeng adalah
sebagai berikut:

a) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar
sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya
c) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-
temuan umum.

BAB 2
16

TINJAUAN TEORITIS

A. Kebersihan lingkungan

Kebersihan adalah lingkungan yang bersih dari pencemaran udara, pencemaran


air dan sampah, kebersihan merupakan suatu keadaan yang tampak bersih, sehat
dan indah. Lingkungan yang bersih merupakan hak dasar setiap manusia dalam
memperoleh kesehatan dalam penghidupannya. Segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan akan berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam menjaga lingkungan yang bersih perlu
kesadaran diri manusia sebagai makluk yang memiliki pikiran.
Secara umum, suatu lingkungan atau lingkungan hidup merupakan semua
keadaan atau kondisi di alam yang mencakup di dalamnya makhluk hidup dan
benda-benda serta membentuk kehidupan harmonis. Keadaan alam tersebut secara
langsung akan memengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup yang
ada di dalamnya tersebut. Subrata juga menyebutkan bahwa secara umum,
lingkungan hidup manusia tersendiri dapat dibedakan atas lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan alam adalah lingkungan hidup disekitar manusia
sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan hidup yang membentuk dan
memengaruhi perilaku serta kepribadian seseorang atau sekelompok masyarakat.
Keduanya saling terkait erat sehingga kelestarian masing-masing ditentukan oleh
keberadaannya. Lingkungan alam tak akan terawat dan terpelihara dengan baik
apabila tak ada lingkungan sosial yang juga baik. Sebaliknya, lingkungan sosial tak
akan terbentuk dengan baik apabila tak ada lingkungan alam yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas, manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki
pikiran dibandingkan dengan makhluk hidup lain seharusnya memiliki kesadaran
dalam menjaga lingkungan, khususnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
terbebas dari sampah yang dapat memberikan dampak buruk baik bagi lingkungan
maupun bagi kehidupan manusia. Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah
keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau.
Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya
dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan
kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya
kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan
kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor
yang mengakibatkan penderitaan. Selanjutnya bahwa kebersihan lingkungan adalah
kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan
tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabotan rumah tangga,
menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan
(misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta
membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan
halaman dan selokan, dan membersihkan jalan dari sampah.

Perilaku untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dengan:


17

a. Membuang sampah pada tempatnya.

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki dan bersifat padat. Sampah
ini ada yang membususk dan ada pula yang tidak membusuk. Pembuangan sampah
harus dibedakan berdasarkan jenis sampahnya yaitu sampah basah, sampah kering
dan sampah sukar busuk (kaleng kaca, paku dan lain-lain).
b. Mengikuti kerja bakti
Bekerjasama dalam memelihara kebersihan lingkungan, kerja bakti yang baik
dengan adanya jadwal yang terstruktur dan mampu bertanggungjawab dengan
mengikuti jadwal kerja bakti yang telah ditentukan
c. Menjaga kebersihan MCK.
MCK (Mandi Cuci Kakus) yang baik yaitu terjaga kebersihannya dengan
membersihkannya rutin, serta mempunyai ventilasi.

d. Menjaga sanitasi lingkungan

Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan teknik
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia, sanitasi lingkungan pada hakekatnya
adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap status kesehatan yang optimum pula. Sanitasi lingkungan mengutamakan
pencegahan terhadap faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya
penyakit akan dapat dihindari. Usaha sanitasi dapat berarti pula suatu usaha untuk
menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat di lingkungan sehingga derajat
kesehatan manusia terpelihara dengan sempurna

f. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup Siswa.
Siswa yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai siswa
yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan siswa yang belum mementingkan
kebersihan. Salah satu aspek yang dapat di jadikan indikator kebersihan lingkungan
adalah sampah. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta melalui tindakan-
tindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi sampah yang mereka
hasilkan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan lingkungan
adalah suatu kondisi dimana lingkungan terbebas dari debu, sampah dan bau.
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan upaya dalam mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Hal tersebut dapat dimulai dengan
menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal yang dapat dilakukan dengan cara
18

membersihkan lingkungan sekitar dari sampah. Sampah sebagai indikator dari


kebersihan lingkungan dapat dilihat dari tindakan manusia sebagai penghasil
sampah dalam mengelola sampah yang dihasilkannya.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat (UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah). Menurut
Kamus Istilah Lingkungan sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan
atau ditolak atau buangan. Sedangkan sampah adalah segala sesuatu yang tidak
diperlukan lagi oleh pemiliknya. Sampah adalah salah satu masalah penyebab
lingkungan kotor, umumnya sampah terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun,
plastik, kain keras, karet, tanah dan lain-lain. Pencemaran lingkungan akibat
sampah, seperti perilaku manusia yang membuang sampah sembarangan dan
menumpukan sampah akan menimbulkan bau dan gas-gas berbahaya sehingga
berbahaya bagi kesehatan manusia. Selanjutnya sampah adalah sesuatu yang tidak
dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus
dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya,
sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
Sampah secara umum terklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik dan
sampah non-organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup dan dapat terurai kembali oleh alam, sampah ini dapat berupa sisa makanan
dan sisa organisme sedangkah sampah non-organik adalah sampah yang berasal
dari bahan hasil olahan manusia yang berupa sampah kaca, sampah metal, sampah
kertas dan sampah plastik.
a. Sampah kaca diantaranya adalah botol kaca, gelas kaca, toples, dll. Sampah kaca
dapat dihancurkan dan dilebur sebagai bahan baku produk baru.
b. Sampah metal diantaranya adalah minuman kaleng, makanan kaleng, dll.

Sampah besi dapat dilelehkan menjadi bahan dasar produk baru.


c. Sampah kertas diantaranya adalah koran, majalah, karton, kardus, dll. Sampah
kertas dapat dihancurkan dan dibuat bubur kertas sebagai bahan dasar produk
baru.
d. Sampah plastik diantaranya adalah botol plastik, kemasan plastik, dll. Sampah
plastik dapat dilelehkan menjadi bijih plastik sebagai bahan dasar produk baru.

Sedangkan sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sampah anorganik, sampah


organik dan sampah spesifik.
a. Sampah anorganik
Sampah anorganik bersifat non biodegradable, yaitu sampah yang tidak dapat
didegradasi atau diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara
aerob maupun secara anaerob. Sampah anorganik ada yang dapat diolah dan
19

digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomi, seperti plastic, kertas bekas, kain
perca, styrofom. Namun demikian sampah anorganik ada juga yang tidak dapat
diolah sehingga tidak memiliki nilai secara ekonomi seperti kertas karbon, pampers,
pembalut dan lain-lain.

b. Sampah organik

Sampah organik bersifat biodegradable, yaitu sampah yang dapat didegradasi atau
diuraikan secara sempurna melalui proses bologi baik secara aerob maupun secara
anaerob. Beberapa contoh yang termasuk sampah organik adalah berasal dari
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah dari pertanian dan perkebunan. Suwerda
juga menyebutkan bahwa sampah rumah tangga merupakan campuran dari sampah
organik dengan sampah non organik
(anorganik).
c. Sampah spesifik
Sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah yang timbul akibat bencana,
puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
dan/atau sampah yang timbul secara tidak periodik.
Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokan atas:
a. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa-sisa makanan dari
rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayor,
yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air
dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.
b. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang dikelompokan menjadi 2 (dua) jenis:
1) Golongan sampah tak lapuk. Sampah ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara
alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun-tahun, contohnya kaca dan mika.
2) Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan
bisa lapuk perlahan-lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan
lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan
sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat.

Sampah jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan dan juga bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu penghasil
sampah, seharusnya manusia memiliki kepedulian terhadap lingkungan agar
sampah yang dihasilkan tidak memberikan dampak buruk bagi kelangsungan hidup.
Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengelola sampah dari sumbernya.
Menurut UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah pasal 1 ayat 5
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penangan sampah. Kemudian
20

pada pasal 4 dijelaskan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan


kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya.
Pengelolaan sampah dari sumbernya perlu melibatkan peran serta masyarakat
yang dapat dilakukan melalui kegiatan 3R (reduce, reuse dan recycle). Hal tersebut
sesuai dengan yang disampaikan oleh Litbang bahwa pendekatan pengelolaan
sampah seyogyanya dilakukan melaui pendekatan berbasis 3R dan berbasis
masyarakat, pengelolaan sampah secara terpadu dengan melaksanakan
pengelolaan sejak dari sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi kegiatan
mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang sampah
(recycle). Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13 Tahun
2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank
Sampah pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa kegiatan reduce, reuse dan recycle atau
batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya
disebut Kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala
sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah
yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan
mengolah sampah untuk dijadikan produk baru. Pendekatan pengelolaan sampah
3R membuka pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat dalam mengelola
sampah. Sampah tidak lagi dipadang barang tidak berguna, akan tetapi melalui
pendekatan 3R sampah dapat dijadikan suatu yang bernilai tambah.

B. Bank Sampah

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 13


Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui
Bank Sampah Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Bank
Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur
ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Bank sampah adalah
suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong
masyarakat untuk berperan serta aktif di dalamnya. Sistem ini akan menampung,
memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga
masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Semua
kegiatan dalam sistem bank sampah dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Seperti halnya bank konvensional, bank sampah juga memiliki sistem manajerial
yang operasionalnya dilakukan oleh masyarakat. Bank sampah bahkan bisa juga
memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bank sampah
adalah tempat pemilahan, pengumpulan dan penyaluran sampah bernilai ekonomi
serta tempat mendaur ulang sampah yang dihasilkan masyarakat menjadi barang-
barang baru yang dapat dimanfaatkan/digunakan kembali serta memiliki nilai jual.
Dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui bank sampah masyarakat memiliki
keterlibat langsung dalam pelaksanaannya, baik dalam proses pengumpulan,
21

pemilahan dan proses mendaur ulang sampah, dimana masyarakat juga dapat
merasakan keuntungan yang dihasilkan dari sampah yang meraka tabungkan ke
bank sampah.
C. Kajian pengelolaan sampah dengan sistem tabungan sampah di bank
sampah

Pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di bank sampah dapat ditinjau dari
tiga aspek berikut ini:
a. Ditinjau dari aspek kesehatan
1) Dapat menciptakan rumah menjadi bersih, sehat dan bebas dari sampah;
2) Mengurangi kebiasaan pembakaran sampah sehingga dapat mengurangi
terjadinya pencemaran udara yang bisa menimbukan gangguan kesehatan;
3) Mengurangi pencemaran air terutama air sumur gali dari sampahsampah
anorganik yang biasanya ditimbun warga;
4) Mengurangi resiko gangguan kesehatan pemulung yang ada di TPA;
5) Kata Bak Sampah apabila ditambahkan huruf “N” di Antara huruf “A” dan huru
“K” maka menjadi Bank Sampah sehingga secara tidak langsung akan
merubah persepsi dari kotor (bak sampah) menjadi persepsi yang bersih (bank
Sampah). Bank sampah dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Ditinjau dari Aspek Pendidikan


1) Sampah yang dikumpulkan sudah terpilah antara sampah organik dan
anorganik sehingga dengan sistem ini ada upaya edukasi warga untuk memilah
sampah dan mereka peduli terhadap lingkungan;
2) Menabung sampah dapat membiasakan anak-anak untuk menabung,
sehingga mereka memahami betul arti pentingnya menabung ketika mereka
beranjak dewasa. Mereka belajar memaknai sampah yang mereka hasilkan.

c. Ditinjau dari Aspek Sosial Ekonomi


1) Dapat menambah penghasilan keluarga dari tabungan sampah
2) Dapat mengakrabkan hubungan antar anggota masyarakat
3) Dapat menekan biaya transportasi yang harus dikeluarkan pengepul untuk
mencari sampah
4) Menciptakan wirausaha baru dibidang pembeli sampah/pengepul, karena
kehadiran bank sampah dimasyarakat akan membutuhkan hadirnya
pengepul-pengepul baru disuatu wilayah, sehingga dapat meningkatkan
22

strata perekonomian di masyarakat. Bank sampah akan mengurangi jumlah


pemulung yang mencari sampah, dan menambah jumlah pengepul sampah.
Dalam jangka panjang warga yang berprofesi pemulung akan beralih menjadi
pengepul.

D. Kerangka Konseptual
Permasalahan sampah sampai saat ini belum terselesaikan, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran dalam menjaga lingkungan, dimana
masih membuang sampah sembarangan, mengelola sampah secara tradisional
dengan melakukan pembakaran sampah, masih memandang bahwa sampah
sebagai barang sisa yang tidak berguna, tidak memberikan manfaat, dan
menganggap sampah tidak memiliki nilai jual, sehingga membiarkan begitu saja
sampah yang dihasilkan setiap harinya tanpa mengelola terlebih dahulu, serta
kurangnya edukasi yang diterima berkaitan dengan pengelolaan sampah yang baik.
Kegiatan tersebut mengakibatkan terjadinya pencemaran udara, menimbulkan bau
yang tidak sedap sehingga memberikan dampak negatif bagi kesehatan dan
membuat lingkungan menjadi kotor. Keadaan tersebut merupakan permasalahan
yang diakibatkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik dan perlu adanya
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, yaitu dengan meningkatkan kesadaran
untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian untuk
memahami tentang apa yang terjadi oleh subjek penelitian secara mendalam,
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus
yang alamiah dan deskriptif.
Penelitian ini secara spesifik untuk diarahkan pada desain penelitian
kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif deskriptif disini untuk menjelaskan keadaan
siswa dalam menjaga lingkungan di sekolah secara intensif dan terperinci mengenai
peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMAN 1 Amonggedo.
B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan dewan guru di SMAN 1
Amonggedo. Melihat jumlah siswa yang ada sangat banyak, maka penulis tidak
melakukan penelitian kepada semua jumlah siswa yang ada tetapi penulis
menggunakan sebagai perwakilan dari seluruh peserta didik. Sedangkan objek
dalam penelitian ini adalah bagaimana peran siswa dalam menjaga kebersihan
23

lingkungan sekolah di SMAN 1 Amonggedo. Memilih sekolah ini karena di dasari


atas pertimbangan, sebagai berikut:
Masalah yang diangkat peneliti sebagai judul belum pernah ada yang meneliti di
sekolah tersebut, sehingga seorang peneliti tertarik untuk meneliti tentang
permasalahan ini.
Kesediaan sekolah yang mau bekerja sama dengan pihak peneliti sehingga bisa
melancarkan penelitian.

C. Data dan Sumber Data


Data kualitatif adalah data untuk memahami suatu fenomena yang terjadi atau yang
di alami oleh subjek penelitian yang terjadi di lapangan. Dalam penyajian data
kualitatif seorang peneliti harus mendapatkan yang jelas, baik itu berbentuk gambar
atau kata, jadi ini bisa memudahkan pembaca untuk memahami isi dari
pembahasan. Dengan apa yang ingin diteliti sehingga bisa menjawab dalam
penelitian permasalahan ini.
1. Data
Data yang dapat digali dalam penelitian ini ada 2, yaitu data primer (data pokok)
dan data sekunder (data penunjang):
a. Data Pokok
1) Data tentang peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
yang meliputi:
- Peranan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
- Kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah
- Budaya hidup bersih siswa di lingkungan sekolah
2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pada peran siswa di
dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMAN 1 Amonggedo
- Sarana Prasarana
- Pengawasan
- Karekter siswa
- Waktu
b. Data penunjang
Data-data penunjang ini digali bertujuan sebagai pelengkap dari data pokok,
meliputi:
- Sejarah singkat berdirinya SMAN 1 Amonggedo
- Visi, misi dan tujuan SMAN 1 Amonggedo
- Keadaan sarana dan prasarana di SMAN 1 Amonggedo
24

- Keadaan guru dan tata usaha di SMAN 1 Amonggedo


- Keadaan siswa di SMAN 1 Amonggedo
2. Sumber data
Sumber data di dalam penelitian ini agar dapat memperoleh informasi sebagai
berikut:
- Responden, seluruh siswa dan dewan guru di SMAN 1 Amonggedo yang
telah memberikan informasi dalam melaksanakan penelitian.
- Informan, ialah para dewan guru dan seluruh pihak yang berkaitan dengan
masalah yang penulis teliti di SMAN 1 Amonggedo.
- Dokumen, ialah data-data dari hasil penelitian yakni foto-foto.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses perolehan data yang dilakukan untuk menyampaikan
beberapa pertanyaan dari pewancara kepada narasumber. wawancara merupakan
pertemuan enam orang siswa untuk berbagi informasi melalui tanya jawab.
Sehingga dengan wawancara bisa mendapatkan topik
tertentu.
2. Teknik Observasi
Menurut Herdiansyah observasi merupakan kegiatan mencari data untuk
memberikan kesimpulan, jadi dengan teknik pengambilan data dan metode
observasi lebih efektif apabila menggunakan pengamatan. Observasi dilakukan
bersifat langsung, yaitu peneliti dapat melaksanakan pengamatan atau pun
pencatatan secara langsung di lapangan.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan suatu peristiwa yang telah berlalu dan mencari
data untuk hal-hal berupa catatan, buku, gambar dan lain sebagainya. Dokumentasi
juga merupakan sebagai bukti untuk pelengkap dari hasil observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.

E. Teknik Pengolahan Analisis Data


Teknik Pengolahan Data yang terkumpul dari hasil penelitian diolah dengan teknik
sebagai berikut:
25

a. Editing
Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali data yang sudah terkumpul untuk
mengetahui apakah semua data yang diperlukan sudah lengkap, jelas dan dapat
dipahami.
b. Penyajian Data
Teknik ini digunakan untuk menguraikan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pegambilan tindakan.
Dengan menyajikan data menyajikan data diharapkan dapat memudahkan
melakukan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sehingga kesimpulan yang
di ambil sesuai data yang ada.
c. Analisis Data
Setelah data disajikan kemudian diuraikan dalam penyajian data, maka langkah
selanjutnya penulis melakukan analisis data. Untuk menganalisis data yang
terkumpul, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif kemudian untuk
mendapatkan kesimpulan penelitian ini, maka digunakan metode induktif yaitu
dengan cara menarik kesimpulan dari hal-hal yang penting.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Lingkungan merupakan sala satu tempat atau wahana untuk di gunakan sebagai
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar,karena dapat menumbuhkan
minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini
sangat baik dan cocok di lakaukan dalam mata pelajaran Sosiologi, Sosiologi
dalam Sekolah Menegah Atas merupakan mata pelajaran yang dimana siswa di
tuntut dapat memahami konsep Sisiologi dan mengembangkan daya nalar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

B. SARAN

Agar pengguna lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu
dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dalam
langkah-langkah tersebut guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan
pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab Bersama.
26

Anda mungkin juga menyukai