Sttu Sekolah SMKN 2 Malang
Sttu Sekolah SMKN 2 Malang
OKTAVIANINGSIH SETYAWULANDARI
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi
.. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
.. 3
.. 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil sekolah
.. 8
... 11
...... 24
.. 25
.. 26
.. 28
3.2 Saran
.. 28
Daftar Pustaka
.. 30
Lampiran
.. 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang telah dan akan
terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negative pada lingkungan, yaitu berupa
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada penurunan
kualitas atau degradasi lingkungan. Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri,
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan,
perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah
mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan apabila tidak memperhatikan
kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan
terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan,
peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta
penurunan debit air permukaan dan air tanah.
Kondisi yang terjadi sekarang terhadap lingkungan sungguh menyedihkan. Manusia yang
seharusnya memelihara, menjaga, serta melestarikan lingkungan malah semakin membuat tekanan
yang luar biasa terhadap lingkungan. Eksploitasi besar-besaran terhadap SDA, pertumbuhan
penduduk yang meningkat, perkembangan teknologi, ekonomi dan aktivitas sosial tanpa
memperhatikan daya dukung dan daya tamping lingkungan telah menyebabkan kemerosotan
lingkungan dan pencemaran. Terkait masalah-masalah lingkungan yang makin hari makin
bertambah banyak dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar
lingkungan yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin
parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik.
Pada dasarnya tujuan Pembangunan Nasional yang dijabarkan dalam GBHN adalah untuk
mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan merata baik material maupun spiritual yang terpadu
dan berkesinambungan disegala bidang yang menyangkut kesejahteraan masyarakat banyak.
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 pasal 3 tentang Kesehatan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pengelolaan
lingkungan merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan agar dapat hidup sehat. Kondisi
lingkungan yang sehat dapat mendukung tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat dan dapat
mempengaruhi kesehatan jasmani maupun rohani serta terhindar dari pengaruh negatif yang dapat
merusak kesehatan.
Salah satu institusi yang bisa dijadikan salah satu penggerak demi menjadikan lingkungan yang
lestasi adalah institusi pendidikan. Institusi pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga tingkat
perguruan tinggi sangat diharapkan untuk turut serta memberikan sumbangsih dan peranannya di
dalam mewujudkan tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.Selain itu, proses
belajar mengajar akan terganggu bila berada pada lingkungan yang tidak sehat, sebaliknya di
lingkungan yang bersih dan nyaman akan menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan proses
belajar mengajar. Kesehatan lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatkan, mewujudkan
derajat kesehatan dan pengembangan siswa secara optimal.
Dengan demikian, untuk mencapai kesehatan siswa secara optimal dapat dilakukan melalui
program UKS, diantaranya: 1) Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (health school living), 2)
Pendidikan kesehatan (health education), 3) Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah (health
service in school). Program ini harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih. Kebersihan
4
lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam mewujudkan hidup sehat. Kesehatan tidak
terlepas dari keadaan lingkungan, seseorang tidak akan nyaman bila berada pada lingkungan yang
kotor, yang dapat menularkan penyakit. Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa
kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Depkes RI, 1992 :
5).
Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan penggabungan antara upaya pendidikan
dan upaya kesehatan yang terdiri dari lingkungan fisik dan mental (psikis). Lingkungan fisik
sekolah terdiri dari sekolah dan lingkungannya, sedangkan lingkungan mental (psikis) menyangkut
kesadaran untuk membiasakan hidup sehat dan bersih serta menjaga kebersihan lingkungan
sekolah. Untuk membiasakan hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu penyediaan air bersih, harus ada, tempat pembuangan sampah dan
pengelolaannya serta tersedianya pembuangan kotoran manusia atau WC di lingkungan sekolah
yang memadai, dan ini semua merupakan sanitasi lingkungan khususnya lingkungan sekolah.
Dalam skala yang lebih kecil, sanitasi lingkungan sekolah cenderung dilupakan kondisi
kebersihannya. Padahal kondisi sanitasi yang buruk dapat berpengaruh besar terhadap tingkat
kesehatan peserta didik sekolah yang bersangkutan. Sekolah merupakan perpanjangan tangan
keluarga, artinya, sekolah merupakan tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak,
termasuk perilaku kesehatan. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangat penting,
karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang tuanya. Sekolah dan
lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif untuk berperilaku sehat bagi anak-anak. Agar guru
dan lingkungan sekolah tersebut kondusif bagi perilaku sehat bagi muridmuridnya, maka sasaran
antara promosi kesehatan di sekolah adalah guru. Guru memperoleh pelatihan-pelatihan tentang
5
kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan meneruskannya kepada
murid-muridnya (Notoatmodjo, 2010:38).
1.2 Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan untuk kegiatan sanitasi sekolah antara lain :
Undang-Undang Republik Indonesia nomer 23 tahun 1992 tentang kesehatan
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Undang-Undang Republik Indonesia nomer 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup
SKB Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri
Republik
Indonesia
Nomer
1/0/SKB/2003,
1067/Men.Kes/SKB/VII/2003,
MA/23DA/2003, nomer 26 tahun 2003, tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan
laboratorium, kantin)
Kualitas udara ruang
Pencahayaan
Ventilasi
Kebisingan
Fasilitas sarana sekolah (air bersih, toilet, sarana pembuangan air limbah)
Sarana olah raga dan ibadah
Halaman
Bebas jentik nyamuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
1.
Nama Ssekolah
2.
Status
3.
Alamat Sekolah
a.
Jalan
: VETERAN NO. 17
b.
Desa/Kelurahan
: SUMBERSARI
c.
Kecamatan
: LOWOKWARU
d.
Kota
e.
Propinsi
: JAWA TIMUR
f.
No. telp/fax
: (0341) 551504
g.
Kode Pos
: 65145
h.
: MALANG
: smkn2malang@yahoo.com
Visi
Tercapainya kualitas pendidikan untuk menghasilkan tamatan sebagai pekerja social,
pekarya kesehatan tingkat menengah dan tenaga professional di bidang usaha jasa
pariwisata, akomodasi perhotelan, serta restoran yang handal, mandiri, dan mampu
mengembangkan diri dan serta mampu berperan serta dalam upaya mengamalkan ilmunya
di masyarakat sesuai dengan profesinya.
2.
Misi
a.
b.
c.
d.
Pada tahun 1952, awalnya gedung yang ditempati SMK Negeri 2 Malang ini milik SHD,
Sekolah Hakim dan Djaksa, Merupakan Sekolah Ikatan Dinas Milik Departemen
Kehakiman.
b.
Kemudian pada tahun 1958 berubah menjadi SPPN (Sekolah Pembantu Panitera
Negeri), masih ikatan dinas di bawah departeman kehakiman.
c.
Tahun 1967 menjadi SPSA, Sekolah Pekrja Sosial Atas, Di bawah departemen social
dengan SK. No. 124/ukk3/1969, dengan masa pendidikan selama 4 tahun.
d.
Tahun 1975 menjadi SMPS, Sekolah Menengah Pekerjaan SosIal Atas, di bawah
departeman pendidikan.
e.
Tahun 1995 diubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 malang (SMKN 2
Malang).
d. Kompetensi Keahlian
SMKN 2 Malang memiliki 6 program keahlian/jurusan, yaitu perawatan social, uasaha
perjalanan wisata, akomodasi perhotelan, jasa boga, keperawatan dan teknik computer dan
jaringan.
e. Fasilitas Sekolah
Fasilitas pembelajaran yang dimiliki SMK Negeri 2 Malang secara rinci dapat ditunjukan
dalam table berikut:
No
Nama Fasilitas
Jumlah
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Ruang kelas/teori
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang keterampilan
Ruang serba guna
Ruang UKS/KLINIK/Lab. Keperawatan
Ruang praktik kerja making bed
Koperasi
Ruang BK
Ruang kelapa sekolah
Ruang guru Normatif/R.Guru Prod/ R.KAPROG/KAJUR
Ruang TU
Ruang OSIS
Kamar mandi/WC guru
Kamar mandi/WC siswa
Gudang
Mushola
Hotel/ Edotel
Lab. Praktik Laundry
Lab. Pekerjaan Sosial; TSA-Play group
Lab. Jasa boga/cooking
Pos satpam
Lahan Parkir I=500m
Lahan Parkir II= 1000m
Lapangan basket
Lapangan olah raga/ upacara
56
1
1
1
2
2
1
1
1
3
1
8
1
1
4
8
3
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
7. Ruang Guru
8. Ruang Lab Komp
9. Ruang Teori
10. Ruang Teori
11. Ruang Teori
12. Ruang komunikasi
13. Ruang Teori
14. Ruang Teori
15. Ruang Teori
16. Ruang Tata Tertib
17. Ruang Teori
18. Klinik Pengobatan
19. kamar mandi
20. Ruang Teori
21. Ruang Teori
22. Dapur/ Lab Boga
23. Ruang Teori
24. TSA/ Play Group
25. Ruang Teori
10