Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang
diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. Pembangunan suatu negara
tak lepas dari peran pendidikan, bangsa yang terdidik akan menjadikan
bangsa yang besar sehingga pembangunan pun dapat berjalan dengan baik.
Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini
paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan salah satunya sekolah.
Sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kehidupan
manusia, dengan tidak adanya sekolah, maka kualitas pendidikan
masyarakat yang ada di Indonesia menjadi terganggu. Setiap sekolah harus
memiliki sarana prasana yang memadai, seperti ruang belajar, perpustakaan,
ruang kantor, ruang UKS ataupun yang lainnya.
Sekolah di Indonesia memiliki unit kesehatan sekolah (UKS) yang
sangat berpengaruh dalam usaha Sekolah untuk ikut serta dalam upaya
pencegahan penyebaran COVID-19. COVID-19 adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 suatu kelompok virus
disebabkan oleh jenis coronavirus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia, pertama kali ditemukan wabah penyakit ini di kota
Wuhan, di Provinsi Hubei Cina pada Desember 2019. COVID-19 ini sangat
mempengaruhi kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dan
kesehatan.
Dalam masa pandemi covid – 19 Sekolah sebagai tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar harus menjadi basis dalam pembiasaan dan

1
penerapan protokol kesehatan artinya, Sekolah memiliki lingkungan
kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Mendapatkan pelayanan
kesehatan yang optimal, menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar
dengan baik, menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya
kemampuan peserta didik untuk berperilaku hidup sehat. Kesemuanya akan
tercapai bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara
lain melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
UKS memiliki tiga program usah kesehatan sekolah (disebut TRIAS
UKS). Trias UKS terdiri dari: Pendidikan Kesehtaan, Pelayanan
kesehatan, dan Pembinaan Sekolah sehat. Dari tiga program pokok
Usaha Kesehatan sekolah (UKS) SLBN Toboali lebih menitikberatkan
pada pendidikan kesehatan untuk pencegahan COVID-19 tanpa
mengabaikan dua aspek lainnya. Oleh karena itu judul makalah yang
kami ambil dalam makalah ini adalah “Program Penerapan Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SLBN Toboali Dalam Rangka
Pencegahan Covid-19”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana peran UKS dalam mencegah penyebaran Covid -19 di
SLBN Toboali?
1.2.2 Sarana dan Prasarana apa saja yang ada di UKS SLB Negeri Toboali
dalam pencegahan covid - 19?
1.2.3 Siapa saja yang terlibat dalam mengoptimalkan UKS SLB Negeri
Toboali dalam masa pandemi covid - 19?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan
SLB Negeri Toboali
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui sejauh mana peran UKS dalam mencegah
penyebaran Covid-19 di SLBN Toboali.

2
b) Untuk mengetahui sarana dan prasarana di UKS SLBN Toboali
dalam rangka pencegahan Covid-19 di lingkungan SLBN
Toboali
c) Untuk mengetahui warga Sekolah dalam pencegahan
penyebaran Covid-19 di SLBN Toboali.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dari
keberhasilan suatu kegiatan. Semakin lengkap sarana penunjang makin
efektif pula suatu kegiatan. Suatu proses kegiatan yang akan dilakukan tidak
akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana jika
sarana dan prasarana kegiatan tidak tersedia dengan baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1227), sarana adalah
segala sesuatu yang didapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
dan tujuan. Sedangkan pengertian prasarana Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008: 1099), adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 sarana adalah perlengkapan
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah
fasilitas dasar untuk menjalani fungsi sekolah/madrasah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu atas
terselenggaranya kegiatan dalam mencapai tujuan.

2.2 Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah


Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menurut
Djnoet Soetanto (1982:122) (dalam skripsi Restu Prihaatiningsih) (2011:29)
meliputi : 1) ruang usaha kesehatan sekolah atau klinik sekolah, 2) alat-alat
pemeriksaaan yang diperoleh, 3) alat-alat P3K, 4) obat-obatan sehari-hari
yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dibagi menjadi:
2.2.1 Sarana dan prasarana sederhana
 Tempat tidur
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snell chart
 Kotak P3K dan obat – obatan

4
 Lemari obat, poster – poster, struktur orgnisasi, jadwal piket,
tempat cuci tangan, wastafel, data angka kesehatan murid.
 Melakukan Trias Usaha Kesehatan Sekolah yaitu Pendidikan
kesehatan dan Pelayanan Kesehatan.
2.2.2 Sarana dan Prasarana Lengkap
 Tempat tidur
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snell chart
 Kotak P3K dan obat – obatan
 Lemari obat, poster – poster, struktur orgnisasi, jadwal piket,
tempat cuci tangan, wastafel, data angka kesehatan murid.
 Melakukan Trias Usaha Kesehatan Sekolah yaitu Pendidikan
kesehatan dan Pelayanan Kesehatan.
 Memiliki kader Triwisada (KKR) sebanyak 6-9 % dari banyak
jumlah siswa.
2.2.3 Sarana dan Prasarana Ideal
 Tempat tidur
 Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snell chart
 Kotak P3K dan obat – obatan
 Lemari obat, poster – poster, struktur orgnisasi, jadwal piket,
tempat cuci tangan, wastafel, data angka kesehatan murid.
 Peralatan gigi, Unit Gigi
 Contoh-contoh organ tubuh
 Melakukan Trias Usaha Kesehatan Sekolah yaitu Pendidikan
Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan.
 Memiliki kader Triwisada (KKR) sebanyak 6-9 % dari banyak
jumlah siswa.

2.3 Hakikat Usaha Kesehatan Sekolah


2.3.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah menurut Depdiknas (2006:7),
adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak

5
usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari
TK/RA sampai SMU/SMK/SMA. Menurut Soenarjo (2002: 4), UKS adalah
usaha kesehatan masyarkat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan
sasaran utama adalah anak-anak dan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa UKS adalah
segala usaha yang dilakukan sekolah untuk melakukan pelayanan kesehatan
bagi peserta didik dalam rangka peningkatan kesehatan anak usia sekolah
pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
2.3.2 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS menurut Depdiknas (2006: 9)
meiputi:
1. Sasaran primer: peserta didik
2. Sasaran sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS di setiap jejang.
3. Sasaran tersier: lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah
sampai sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar
sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren beserta
lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa sasaran UKS ada tiga bagian
pokok yang ingin dicapai yaitu sasaran primer, sekunder, dan tersier.
Ketersedian sarana dan prasarana yang lengkap serta sumber daya manusia
yang berkualitas dalam pelaksanaan UKS maka besar harapan sasaran
tersebut bisa terpenuhi dengan baik.
2.3.3 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Depdiknas (2006:8), Usaha Kesehatan Sekolah mempunyai
tujuan umum yaitu meliputi: a) tujuan umum, adalah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta drajat kesehatan peserta didik dan
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia, b) tujuan khusus, adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan
meningkatkan drajat kesehatan peserta didik.

6
Tim Pembina UKS Pusat (2007:8), tujuan khusus UKS adalah untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi drajat kesehatan peserta
didik yang didalamnya mencakup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguran agama, di rumah
tangga, maupun di lingkungan masyarakat.
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan.
c. Memiliki daya hayat dan tangkal terhdap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan UKS adalah menciptakan
lingkungan yang sehat untuk meningkatkan drajat kesehatan dan
kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga perkembangan dan
pertumbuhannya harmoni dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya serta terhindar dari pengaruh buruk yang diakibatkan
dari kebiasaan tidak sehat demi tercapainya mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik.
2.3.4 Trias UKS
Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (disebut Trias UKS)
meliputi:
2.3.4.1 Pendidikan Kesehatan, dimaksudkan adalah meningkatkan
pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan hidup bersih.
Pembudayaan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, konsultasi
reproduksi remaja, sosialiasi wabah/pandemi/epidemi (contoh:
COVID-19, TBC, DBD, SARS, dll).
2.3.4.2 Pelayanan Kesehatan, dimaksudkan antara lain imunisasi,
screening kesehatan, pemeriksaan dan perawatan gigi serta mulut,
PHBS, tes kebugaran jasmani, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), pemberian tablet tambah darah, kecacingan, Tanaman Obat
Keluarga, kantin sehat, keamanan makanan jajanan anak sekolah dan
gizi, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan

7
Pertama pada Penyakit (P3P), pemulihan pasca sakit, dan rujukan ke
Puskesmas/Rumah Sakit, terapi bagi PDBK.
2.3.4.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, dimaksudkan adalah
pelaksanaan 7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan (termasuk
aksebilitas bagi PDBK), Ketertiban, Keamanan, Kerindangan, dan
Kekeluargaan). Pemeliharaan lingkungan sehat yaitu bebas dari
narkoba, psikotropika, asap rokok, pornografi, kekerasan dan
perundungan (bullying) pada anak, dan sebagainya.

2.4 COVID-19
2.4.1 Pengertian Covid19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang
berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi,
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease
2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar
ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa
bulan.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus
Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi

8
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran
pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga
termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS
dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan
gejala.
2.4.2 Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19
bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh
atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk kering
 Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
 Ruam di kulit

9
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien
yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa
adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala
dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.
2.4.3 Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus,
yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian
besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome  (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular
dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu
setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita
COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan
tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi
menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh
karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan
pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

10
2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2.5.1 Pengertian PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. 
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah
upaya untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat
melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur-jalur
komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang
dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.  
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat.
Terdapat langkah-langkah berupa edukasi melalui pendekatan
pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu
masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah
tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih
sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi
individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang
bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya
masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.

11
2.5.2 Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini 5 tatanan
PBHS yang dapat menjadi simpul-simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat:
 PHBS di Rumah tangga
 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum
2.5.3 Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut
agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
1. Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan
sekolah menjadi sehat.
2. Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga
sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di
rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu
meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah
tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga
dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga
terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh
sehat dan tercukupi gizi.

12
3. Manfaat PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat.
manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja
dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif.
4. Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu
mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan scara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan
agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehaan di lingkungan sekolah.
SLB Negeri Toboali selama masa pandemi COVID-19 memiliki
sebuah program untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan
sekolah melalui salah satu program kegiatan dari Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) yang ada di sekolah. Program tersebut adalah penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rangka pencegahan COVID-19 di
SLB Negeri Toboali.
Program PHBS yang dilaksanakan di sekolah mengalami beberapa
tambahan atau penyesuaian indikator selama masa pandemi COVID-19.
Adapun indikator PHBS di sekolah sebelum mengalami perubahan adalah
sebagai berikut:
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan;
 Mengkonsumsi makanan sehat;
 Menggunakan jamban bersih dan sehat;
 Olahraga yang teratur;
 Memberantas jentik nyamuk;
 Tidak merokok di lingkungan sekolah;
 Membuang sampah pada tempatnya; dan
 Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk
menciptakan lingkungan yang sehat.
Sedangkan indikator PHBS di sekolah setelah mengalami perubahan
disesuaikan dengan masa pandemi COVID-19 adalah:
 Mencuci tangan dengan air yang mengalir menggunakan sabun sebelum
dan sesudah melakukan aktivitas di sekolah;

14
 Membawa bekal makanan dari rumah;
 Menggunakan jamban bersih dan sehat;
 Olahraga yang teratur;
 Memberantas jentik nyamuk;
 Tidak merokok di lingkungan sekolah;
 Membuang sampah pada tempatnya;
 Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk
menciptakan lingkungan yang sehat;
 Menerapkan etika batuk dan bersin di sekolah;
 Menjaga social distancing minimal 1,5 – 2 m;
 Menggunakan masker di lingkungan sekolah;
 Mengecek suhu badan peserta didik, dan warga sekolah lainnya
sebelum masuk ke lingkungan sekolah; dan
 Melakukan penyemprotan disinfektan secara teratur dan berkala.

Langkah-langkah penerapan PHBS di sekolah dalam rangka atau upaya


pencegahan COVID-19 di SLB Negeri Toboali adalah sebagai berikut:
3.1.1 Sosialisasi protokol kesehatan oleh pihak sekolah
Sosialisasi ini dilakukan sebelum pembelajaran tatap muka di
sekolah dilakukan. Peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi ini yakni
kepala sekolah, perwakilan guru, dan seluruh wali murid SLB Negeri
Toboali. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyampaikan
protokol kesehatan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh wali murid dan
peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar yang akan berlangsung di
masa pandemi COVID-19. Selain itu, menginformasikan perubahan jam
mengajar, penggunaan shift, dan hal-hal penting lainnya terkait perubahan
selama masa pandemi COVID-19.

15
Gambar 2.1
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah

3.1.2 Penerapan perilaku hidup sehat di lingkungan sekolah


Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) sangat erat kaitannya
dengan kesehatan diri. Oleh karena itu sangat penting dalam situasi darurat
ini untuk menjaga kesehatan diri baik guru, peserta didik dan warga sekolah
lainnya untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih di sekolah
dengan melakukan hal-hal seperti berikut ini:
a. Pengukuran suhu tubuh

Gambar 2.2
Pengecekan Suhu Tubuh

16
b. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua) lapis yang di
dalamnya diisi tisu dengan baik serta diganti setelah digunakan
selama 4 (empat) jam/lembab.

Gambar 2.3
Pemakaian masker dilingkungan sekolah

c. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer).

Gambar 2.4
Kegiatan mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir

17
d. Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan tidak
melakukan kontak fisik seperti bersalaman dan cium tangan.

Gambar 2.5
Jaga jarak dalam KBM

e. Menerapkan etika batuk/bersin

Gambar 2.6
Poster Etika Batuk dan Bersin

18
f. Menyediakan sarana Cuci Tangan menggunakan air dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol diberbagai lokasi strategis di
Sekolah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan seperti pintu
masuk, ruangan kerja, mesin absensi dan tempat lain yang sering di
akses oleh pekerja.

Gambar 2.7
Foto Sarana Cuci Tangan menggunakan air dan sabun

g. Memastikan seluruh area sekolah bersih dan higienis dengan


melakukan pembersihan secara berkala menggunakan desinfektan
(seperti pegangan pintu, pegangan tangga, tombol lift, mesin
absensi, ruang meeting dan lain lain).

Gambar 2.8
Kegiatan Disenfektan di Lingkungan Sekolah

19
3.2 Sarana dan Prasarana yang ada di UKS SLB Negeri Toboali dalam
Pencegahan covid – 19
Dalam menjalankan program UKS dalam pencegahan covid-19 di
SLB Negeri Toboali, tentu di perlukan berbagai sarana dan prasarana
sebagai bahan utama saat melakukan tindakakan pertolongan pertama untuk
itu penulis akan menjabarkan sarana dan prasaran yang ada di UKS SLB
Negeri Toboali sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor
24 tahun 2007 tentang persyaratan wajib minimum dalam ruang UKS:
1) Memiliki luas bangunan 3 X 5 Meter
 Terdapat ruang khusus pasien
 Ruangan yang nyaman, ventilasi dan pencahayaan cukup
2) Terdapat perabot;
 Tempat tidur minimal 1 set/ruang
 Lemari/kotak obat 1 buah/ruang
 Meja 1 buah/ruang
 Kursi 2 buah/ruang
3) Perlengkapan Lain
 Pengukur tinggi badan 1 buah
 Timbangan badan 2 buah
 Alat ukur lingkar kepala
 Tempat cuci air mengalir tangan 1 buah
 Poster-poster UKS
 Data-data kegiatan UKS
 Alat kebersihan, sapu, kemucing, kain pel, handuk kecil, sabun,
tempat sampah, dll
 Stetoskop
 Perpustakaan UKS
 Selimut1 buah
 Jam Dinding
 Tabung Oksigen Portable
 Tandu 1 buah/ruang

20
 Thermogun
 Dispenser
 Catatan kesehatan peserta didik 1 set
 Tensimeter 1 buah
 Termometer badan 1 buah
 Papan Informasi
 Perlengkapan P3K 1 set/ruang, meliputi:
 Obat luka/Obat merah
 Verband
 Plester Kecil
 Plester Besar
 Tensoplast
 Obat gosok
 Kasa steril
 Kapas
 Gunting
 Jam dinding 1 buah/ruang
 Tempat sampah 1 buah/ruang
 Masker transparan (untuk anak tunarungu)
 Sabun
 Handsanitizer
 Tisu kering
 Faceshield
 Cairan disinfektan
4) Buku catatan pemeriksaan kesehatan peserta didik, dan lembar rujukan.

21
Adapun sarana dan prasarana tambahan pada masa Covid-19 ini,
adalah:
1. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan:
a. Toilet bersih;

Gambar 2.9
Toilet/Kamar Mandi
b. Sarana CTPS dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer);

Gambar 2.10
Sarana CTPS dengan air mengalir menggunakan sabun

22
c. Penyemprotan disinfektan.

Gambar 2.11
Penyemprotan Cairan disenfektan
2. Mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas,
klinik, rumah sakit, dan lainnya;
3. Kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus
pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu;

Gambar 2.12
Masker dan Face Shield

4. Memiliki Thermogun (pengukur suhu tubuh tembak)

23
3.3 Peran Warga Sekolah dalam Mengoptimalkan UKS SLB Negeri
Toboali dalam masa pandemi covid - 19
Warga sekolah yang mengoptimalkan berjalannya program UKS
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di antaranya yaitu :
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS di sekolah
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembinaan lingkungan
sekolah sehat di sekolah masing-masing. Dalam melaksanakan
pembinaan dan pengawasan, kepala sekolah dibantu oleh guru. Kepala
Sekolah juga bertanggungjawab untuk mendorong pelaksanaan
kegiataan lingkungan sekolah sehat oleh pendidik, tenaga kependidikan,
peserta didik, komite sekolah dan lain-lain.
b. Guru
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, pendidik
mempunyai peranan penting antara lain:
 Mematuhi peraturan sekolah terkait lingkungan sekolah sehat
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan lingkungan sekolah
sehat.

Gambar 2.13
Membersihkan Halaman
 Ikut melaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan sekolah sehat.

24
 Memberikan keteladanan terkait peningkatan lingkungan sekolah
sehat.

Gambar 2.14
Pembinaan Guru lingkungan sekolah sehat
c. Peserta didik kader kesehatan UKS
Peserta didik kader kesehatan UKS diharapkan ikut berperan serta
secara aktif dalam:
 Mematuhi peraturan sekolah terkait lingkungan sekolah sehat
 Ikut melaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan sekolah sehat
d. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan yang merupakan warga sekolah perlu ikut
melaksanakan dan mengawasi serta memelihara lingkungan sekolah
sehat.

Gambar 2.15
Foto Tenaga Kependidikan memelihra kebersihan lingkungn sekolah

25
e. Komite sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik
diharapkan mendukung dan berperan secara aktif dalam memelihara
dan melakukan pengawasan lingkungan sekolah sehat.
f. Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan mendukung dan berperan
serta aktif memelihara dan menjaga lingkungan sekolah sehat.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.
Namun dengan adanya pandemi COVID-19 memiliki dampak buruk
bagi pendidikan dimana peserta didik tidak dapat menjalankan proses
pendidikan dengan layak. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus SARS-CoV-2. Peran warga sekolah dalam
mengoptimalkan Unit Kesehatan Sekolah atau UKS sangat berpengaruh
bagi kesehatan lingkungan sekolah. Sehingga dengan adanya peran warga
sekolah sangat berpengaruh dengan kesehatan sekolah untuk menjaga dan
memberikan sarana dalam pencegahan COVID-19 ini. Jadi peran warga
sekolah dalam mengoptimalkan layanan kesehatan sekolah dapat dilakukan
dengan mengkoordinasikan dengan pihak layanan kesehatan setempat
untuk melakukan penyemprotan desinfektan, memberikan fasilitas cuci
tangan dan pemakaian wajib pakai masker di lingkungan sekolah..

4.2 Saran
Dengan terlaksananya program – program UKS di masa Covid – 19
sangat bermanfaat untuk mencegah penularan Covid – 19 dilingkungan SLB
Negeri Toboali. maka sangat perlu jika Program – program UKS lebih
ditingkatkan dan lebih diperluas lagi dari berbagai aspek, baik pada
keterlibatan pelaksana UKS dan aspek sarana dan prasana yang lebih
handal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Pembinaan UKS di Sekolah Dasar. Jakrta: Depdiknas.

Soenarjo, R.J. (2002). UKS Usaha Kesehatan Sekolah. Baandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Fauzi, Ahmad. (2017). [Online]. Diakses dari fazi09046.wordpress.com

Pane, Merry Dame Christy. (2020). [Online]. Diakses dari


https://www.alodokter.com/virus-corona.

[Online]. Diakses dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-


5091685/protokol-kesehatan-di-sekolah-saat-new-normal-yang-harus-
dipatuhi

[Online]. Diakses dari https://www.jogloabang.com/pendidikan/skb-4-


menteri-panduan-penyelenggaraan-pembelajaran-ta-20202021-masa-
pandemi-covid-19

[Online]. Diakses dari


publication/342499919_Peran_Guru_Mengoptimalkan_Unit_Kesehat
an_Sekolah_Untuk_Melakukan_Pencegahan_Covid-19

[Online]. Diakses dari http://auramedia.co/2020/07/14/peran-uks-dalam-


pencegahan-penularan-covid-19-di-lingkungan-sekolah/

[Online]. Diakses dari http://disdik.jabarprov.go.id/news/2161/uks-usai-


pandemi-covid-19.

[Online]. Diakses dari https://promkes.kemkes.go.id/phbs.

28

Anda mungkin juga menyukai