Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS ANAK SEKOLAH
DI WILAYAH PUSKESMAS KARANG INTAN 2

Tanggal 17 Februari - 11 April 2020

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Komunitas

Oleh:
Fitri Wahyuni, S.Kep
NIM. 1930913320012

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS ANAK SEKOLAH
DI WILAYAH PUSKESMAS KARANG INTAN 2

Tanggal 17 Februari - 11 April 2020

Oleh:
Fitri Wahyuni, S.Kep
NIM. 1930913320012

Banjarbaru, Februari 2020


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Kurnia Rachmawati, Ns, M. NSc Ridha Husni, S. Kep, Ns


NIP. 19841112201701209001 NIP. 196912071991031004
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK ANAK SEKOLAH

A. Definisi Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha kesehatan sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA. UKS
merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah
adalah anak yang berusia 6-21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh
kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan
remaja (10-19 tahun). Prioritas pelaksanaan UKS diberikan kepada SD mengingat
SD merupakan dasar dari sekolah-sekolah lanjutannya (2).
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,
selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik
di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam
tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias
UKS yaitu pendidikan kesehatan, pemeliharaan atau pelayanan kesehatan, kehidupan
lingkungan yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai
sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaanyadiutamakan di sekolah Dasar. Hal ini
disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar,
rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan
selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya
di sekolah sekolah lanjutan (2).

B. Manfaat Usaha Kesehatan Sekolah


Manfaat UKS, antara lain (2):
1. Tempat pemeriksaan kesehatan umum
2. Tempat kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penyaringan
kesehatan terhadap murid sekolah dasar yang di laksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil secara berjenjang
(penyaringan awal oleh guru dan dokter kecil, penyaringan lanjutan oleh tenaga
kesehatan)

C. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah


Tujuan dari usaha kesehatan sekolah antara lain (3):
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan hidup bersih dan sehat, serta derajat kesehatan siswa
dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
2. Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat
kesehatan siswa yang mencakup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan di sekolah, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
b. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan
sebagainya.

D. Landasan Landasan Hukum Usaha Kesehatan Sekolah


Landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai berikut (3):
1. UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
3. UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003, NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003, NO
MA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
5. SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO
4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat
E. Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah
Mengenai sarana dan prasarana UKS meliputi ruang UKS atau klinik sekolah,
alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, alat- alat P3K, obat-obatan sehari-hari yang
diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi (4):
1. Sarana dan Prasarana Sederhana
a. Tempat tidur
b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart
c. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol)
d. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan
e. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa
2. Sarana dan Prasarana Lengkap
a. Tempat tidur.
b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart
c. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol)
d. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid
e. Melaksanakan TRIAS UKS yang pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan
f. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa
3. Sarana dan Prasarana ideal
a. Tempat tidur
b. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart
c. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol)
d. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid
e. Peralatan gigi dan unit gigi
f. Contoh-contoh model organ tubuh
g. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan,
dang pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah
h. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa
F. Struktur Organisasi Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar
Bagian struktur organisasi UKS di Sekolah Dasar dapat diketahui tugas dan
kewajibannya masing-masingm antara lain (4):
1. Pembina
Pembina dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh kepala
sekolah
2. Ketua
Ketua dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan
guru
3. Sekretaris
Sekretaris dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan
guru
4. Bendahara
Bendahara dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh
dewan guru
5. Anggota
Anggota dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas terdiri dari siswa
yang terpilih sebagai anggota UKS

G. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah


Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan
Sekolah Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus (SLB). Untuk sekolah dasar
usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya, yaitu
(6):
1. Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas
dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang
kesehatan
2. Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS
dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam
program pembinaan UKS
3. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.

H. Peran Perawat dalam Program Usaha Kesehatan Sekolah


Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah, antara lain (6):
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melaksanakan pengumpulan data, analisas data dan perumusan masalah serta
prioritas masalah kesehatan anak sekolah
b. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.
c. Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS
d. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
2. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah satu
anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator,
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling
tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum
dan klasikal atau secara tidak langsung sewakktu melakukan pemeriksaan
kesehatan peserta didik secara perorangan.

I. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terbagi menjadi 3 kegiatan pokok yaitu (7):
1. Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)
a. Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan
bagian dari kurikulum sekolah
b. Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan dimasukkan
dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku
sehat peserta didik
2. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk
memelihara, meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang
mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan
di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk
dibawah seorang koordinator usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter,
perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Pertolongan pertama adalah suatu
perawatan yang diberikan sementara menunggu bantuan datang atau sebelum
dibawa kerumah sakit atau puskesmas. Pertolongan pertama pada dimaksudkan
untuk menentramkan dan menyenangkan si korban sebelum ditangani oleh orang
yang lebih ahli. Diharapkan dengan keadaan yang lebih tenang dan tenteram dapat
mengurangi rasa sakit si korban.
3. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup
a. Lingkungan fisik
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha kesehatan sekolah
untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial.
Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap
sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang sehat, binatang
serangga dan pengerat yang ada dilingkungan sekolah, pencemaran lingkungan
tanah, air dan udara di sekitar sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan
fisik sekolah.
b. Lingkungan psikis
Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan lingkungan psikis sekolah
antara lain memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik,
memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang bermasalah, serta
membina hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik.
c. Lingkungan sosial
Kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina
hubungan yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik,
peserta didik dengan peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis
antara guru, murid, karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.
J. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut dengan Trias UKS,
yang terdiri dari (7):
1. Pendidikan Kesehatan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai,
selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang. Adapun tujuannya adalah:
a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan.
e. Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan
yang seimbang.
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta
mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Pelaksanaannya dapat melalui:
a. Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan
ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler
mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan
kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu
libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara
lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan
diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja
(PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti
kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu
terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya.
Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan
pengawasan puskesmas setempat. Tujuannya secara umum adalah meningkatnya
derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal.
Sedangkan tujuan khususnya:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat
dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta
didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
d. Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun
lingkungan.
Pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Kegiatan peningkatan kesehatan (Promotif)
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis dalam
rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta
didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
1) Dokter kecil
2) Kader kesehatan remaja
3) PMR (Palang Merah Remaja)
4) Pembinaan warung sekolah sehat
5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor
pembawa penyakit
6) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Kegiatan pencegahan (Preventif)
Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
untuk penyakit-penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.
3) Memonitor/memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi peserta didik.
5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling kesehatan di sekolah.
c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit
atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi
optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:
1) Diagnosa dini
2) Pengobatan ringan
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit
4) Rujukan medik
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar.
Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang
dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk
menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
a. Program pembinaan lingkungan sekolah
1) Lingkungan fisik sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan
penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan
sampah, pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus,
pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang
kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah, pemeliharaan
kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah, pengadaan dan
pemeliharaan warung/kantin sekolah.
2) Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan
sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti sosial
masyarakat sekolah terhadap lingkungan, PMR, dokter kecil, kader
kesehatan remaja.
b. Pembinaan lingkungan keluarga
Tujuannya adalah meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang
hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkatkan kemampuan
dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan ini dapat dilakukan dengan:
1) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS
2) Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.
c. Pembinaan masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:
1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.
K. Strata Usaha Kesehatan Sekolah
Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata
UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal,
strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga
variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari (8):
1. Pendidikan Kesehatan
a. Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan
dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan
kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan
kesehatan.
b. Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c. Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata
pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler,
memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan
kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya
program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti
Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi,
penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b. Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan
berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu
Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil,
melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan
warung/kantin sekolah.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik
gigi dasar atas permintaan siswa.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa,
pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a. Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi,
tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang berfungsi,
halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan
mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu.
b. Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki pagar,
penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup,
memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat
ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku
terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok,
bebas narkoba dan miras.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat
dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung
sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan
tempat penampungan sampah akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru
yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas
untuk upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS
tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan
tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas dengan
air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang dengan
petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan,
sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar
sekolah/umum, ratio WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar
yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label
dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan
(ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m 2, dan
memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

L. Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi Melalui Usaha Kesehatan Sekolah


Adapun masalah kesehatan yang dapat dicegah dengan pelaksanaan UKS, yaitu
(8):
1. Sanitasi dan air bersih
2. Kekerasan dan kecelakaan
3. Masalah kesehatan reproduksi remaja
4. Kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan
5. Masalah gizi dan anemia
6. Imunisasi
7. Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba
8. Kesehatan gigi
9. Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas),
10. HIV/AIDS dan IMS lainnya
11. Gangguan kesehatan mental

M. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah


PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya agar
dirinya sehat dan aktif membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya. PHBS
memang sepertinya mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit karena
membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya menjaga kesehatan.
Semua perilaku manusia sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap kesehatan,
apapun bentuknya, mulai dari makan, tidur, mandi, berpakaian, sampai cara belajar,
hanya saja diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi menimbulkan penyakit.
Pada anak usia 6-12 tahun PHBS dilakukan tidak hanya di lingkungan rumah tapi
juga di lingkungan sekolah. PHBS pada usia dini baik untuk mendidik dan
menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan sebagai upaya menjaga
kesehatan diri dan lingkungan. Upaya PHBS yang dapat dilakukan pada usia anak-
anak diantaranya (9):
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Mencuci tangan dilakukan setiap selesai beraktivitas apakah itu membantu orang
tua atau bermain serta setiap sebelum makan. Mencuci tangan yang baik adalah
mencuci tangan di air yang mengalir, tujuannya agar kotoran dari hasil cuci
sebelumnya tidak ikut digunakan saat membilas, karena jika membilas dengan air
kotoran bekas mencuci maka kotorannya kan kembali menempel di tangan.
Mencuci tangan juga sebaiknya dilakukan dengan sabun dengan tujuan agar
kuman-kuman penyakit bisa lebih mudah diangkat dan dibunuh.
2. Makan sayur buah dan daging
Makan tidak hanya cukup dengan nasi, utamakan makan dengan sayuran, jika bisa
lauknya bervariasi setiap harinya. Makan yang sehat bukan berarti makan yang
mewah yang penting lengkap, ada nasi, sayur, daging, dan buah jika perlu
tambahkan susu. Belajarlah untuk menyukai makan sayur sejak kecil.
3. Jajan di kantin sekolah yang sehat
Saat jajan di kantin sebaiknya pilih jajan yang sehat, jajan yang sehat itu adalah
jajan yang bersih dan jauh dari jangkauan lalat. Jajan makanan yang banyak
dihinggapi lalat bisa menyebabkan diare karena lalat yang tadinya hinggap di
kotoran akan membawa kuman penyakit pada makanan yang akan ia hinggapi.
4. Menggosok gigi secara teratur
Menjaga kesehatan mulut dan gigi penting terutama saat masa pergantian dari gigi
susu. Cara yang paling mudah menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah dengan
menggosok gigi secara teratur. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setiap selesai
makan dan sebelum tidur karena saat itulah kuman berkembang dengan cepat dan
berpotensi merusak gigi.
5. Mandi dan keramas teratur
Mandi penting agar kulit terhindar dari penyakit jamur seperti kada dan kurap.
Mandi bisa dilakukan 2 kali sehari atu jika kekurangan air 1 kali sehari cuku,
sedangkan keramas sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali. Keramas bertujuan
agar rambut tetap sehat dan menghindari tumbuhnya kutu dan jamur
6. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan tempat berkembangnya lalat dan kuman penyakit, dengan
mengurangi jumlah sampah berarti juga mengurangi lalat dan bibit penyakit. Cara
mengurangi jumlah sampah yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, jika
perlu pisahkan antara sampah plastik, kaca, kaleng, dan daun-daunan (organik)
dengan membuang dan memisahkan sampah, maka akan mempermudah
pengelolaannya, sampah plastik, kaca dan kaleng bisa dijual dan didaur ulang
sedangkan sampah daun bisa dijadikan pupuk atau dibakar saja.
7. Tidak merokok
Saat ini banyak kasus di mana anak-anak sudah bisa merokok, mereka merokok
karena melihat orang tua atau kakaknya yang juga perokok. Merokok sama sekali
tidak memiliki dampak positif, tapi dampak negatifnya sangat banyak mulai dari
segi kesehatan dan juga keuangan, uang jajan bisa terpotong hanya untuk membeli
rokok, alangkah baiknya jika uang rokok itu dibelanjakan untuk makan atau
keperluan sekolah, karena itu jika ada orang dewasa yang menawari rokok,
sebaiknya langsung menghindar jika perlu bantu menyadarkan orang tua dan
kakak akan bahaya rokok.
8. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur tinggi dan berat badan penting untuk memantau pertumbuhan sehingga
apabila terjadi kekurangan gizi bisa cepat ditangani.
9. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga bertujuan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat, olahraga seperti senam
memang terlihat sepele tapi sebenarnya memiliki manfaat yang besar karena
melatih otot tubuh agar tidak kaku selain untuk mendapatkan udara segar dan
sinar matahari pagi sebagai sumber  vitamin D.
10. Memberantas jentik nyamuk secara rutin
Jika di sekolah atau rumah ada bak penampungan air seperti gebeh atau bak mandi
sebaiknya rajin dikuras setiap minggu agar tidak menjadi sarang
perkembangbiakan nyamuk.
11. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Buang air besar di jamban bertujuan agar kotoran tidak dihinggapi lalat selain
untuk mencegah bau dan pemandangan yang tidak sedap.
12. Tidur yang cukup
Tidur yang baik anak usia 6-12 tahun adalah selama 9-10 jam, tidur bisa
dilakukan mulai jam 9 malam sampai jam 6 pagi, sedangkan  jamnya lagi untuk
tidur siang setiap selesai mengerjakan tugas di sekolah. Saat tidur di malam hari
sebaiknya dengan mematikan lampu, selain menghemat listrik tidur tanpa nyala
lampu membuat tubuh lebih cepat beristirahat.

N. Asuhan Keperawatan Usaha Kesehatan Sekolah


1. Pengkajian
Pengumpulan Data
Pengkajian pada kelompok khusus anak sekolah dapat menggunakan model Betty
Neuman yang terdiri atas data inti komunitas dan data subsistem komunitas
meliputi:
Data inti
a. Sejarah berdirinya sekolah
1) Tanyakan kepada kepala sekolah atau guru yang mengetahui sejarah
berdirinya sekolah tersebut.
2) Tanyakan tentang perkembangan sekolah dari awal berdiri sampai sekarang
meliputi nama, tempat, dan bangunan sekolah dan kepala sekolah yang
menjabat serta siswa yang bersekolah.
b. Values (nilai-nilai yang dianut siswa), beliefs (keyakinan), dan agama
1) Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut oleh siswa dan guru
terkait pola kebiasaan.
2) Tanyakan tentang tata tertib yg berlaku di sekolah.
3) Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini siswa dan guru terkait
dengan kesehatan.
4) Apakah terdapat masjid atau musholla (sarana ibadah) di sekolah?
5) Apakah keyakinan agamanya homogen?
c. Data siswa
1) Jumlah siswa, umur, dan jenis kelamin
2) Suku siswa dan guru di sekolah
3) Bahasa yang digunakan saat proses belajar mengajar serta saat siswa
berkomunikasi ketika jam istirahat
d. Vital statistik
1) Hasil pemeriksaan fisik
2) Kejadian siswa sakit saat di sekolah
3) Kejadian siswa sakit sehingga tidak dapat hadir di sekolah
4) Kejadian kecelakaan di sekolah
Data subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Kondisi fisik bangunan sekolah: denah sekolah, jumlah kelas, jenis lantai,
dinding, dan atap sekolah
2) Sumber air bersih yang ada di sekolah
3) Jumlah dan kondisi WC sekolah
4) Kondisi bangku dan meja dalam kelas
5) Papan tulis yang digunakan
6) Alat-alat kebersihan kelas
7) Tempat sampah di kelas
8) Kebersihan kelas, UKS, dan lingkungan sekolah
9) Kebersihan kantin sekolah
b. Pelayanan kesehatan
1) Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan siswa dan guru ketika sakit
2) Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh tenaga kesehatan pada
siswa sekolah
c. Ekonomi
1) Uang saku siswa per hari
2) Tabungan yang dimiliki siswa
3) Iuran kelas dan sekolah
4) SPP yang dibayarkan siswa
d. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan sekolah dan kelas
2) Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke sekolah
3) Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke fasilitas pelayanan
kesehatan
e. Politik dan pemerintahan
Jenis santunan yang diberikan pada siswa jika siswa sakit, kecelakaan, atau
meninggal dunia
f. Sistem komunikasi
1) Alat komunikasi yang dibawa siswa ke sekolah
2) Sumber informasi yang digunakan siswa untuk mendapatkan informasi
kesehatan
g. Pendidikan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang pernah didapatkan siswa
h. Rekreasi
1) Tempat siswa bermain saat jam istirahat
2) Jenis permainan yang dilakukan saat jam istirahat
3) Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan diikuti siswa
4) Kegiatan organisasi yang ada di sekolah dan diikuti siswa
5) Fasilitas bermain dan olahraga yang ada di sekolah
Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut:
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase data
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data

Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diolah, dapat ditentukan masalah kesehatan atau
masalah keperawatan di sekolah. Jenis masalah yang sering terjadi, antara lain:
a. 6-12 tahun, : ISPA, Gangguan pada gigi, Malnutrisi, Kecacingan, Pneumonia,
Kecelakaan
b. 13-18 tahun : Merokok, Minuman keras, Penyalahgunaan obat, Pornografi dan
pergaulan bebas, Kehamilan, Bunuh diri dan Kecelakaan
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran masalah dan status kesehatan
siswa sekolah baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial)
(Mubarak, 2005). Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian (American Nurses of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah)
yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi normal, etiologi
(penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberi arah
intervensi keperawatan), serta sign & symptom (tanda dan gejala) (Mubarak,
2005). Contoh Diagnosis Keperawatan
a. Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang hygiene oral
b. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan faktor risiko usia 15-19
tahun
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang
pemahaman
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan terdiri dari penentuan prioritas masalah dan penentuan
intervensi yang akan dilakukan. Dalam menentukan prioritas masalah
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya yaitu (Mubarak, 2005):
a. Perhatian siswa dan guru
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumber daya di sekolah
f. Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut
Abraham H. Mashlow yaitu:
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Dalam menyusun atau mengurutkan masalah atau diagnosis keperawatan
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam
keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope, Lancaster,
1988:
a. Kesadaran siswa dan guru terhadap masalah
b. Motivasi siswa dan guru untuk mengatasi masalah
c. Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
d. Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi adanya hambatan-hambatan dalam
menyelesaikan masalah
e. Waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
a. Kriteria perumusan tujuan:
1) Fokus pada siswa
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta siswa dan guru
b. Langkah rencana tindakan keperawatan
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan: penyuluhan atau pelatihan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta siswa dan guru dalam penyusunan perencanaan
kegiatan
4) Pertimbangkan fasilitas dan sumber daya sekolah yang tersedia
5) Tindakan sesuai dengan kebutuhan siswa
6) Mengarah pada tujuan
7) Tindakan yang realistik
8) Disusun berurutan
c. Kriteria hasil digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan bersifat spesifik.
Kriteria evaluasi yang dapat ditentukan yaitu kriteria verbal dan kriteria
psikomotor

NO Diagnosa NOC NIC


1 Kerusakan Gigi Oral Hygiene Oral Health Promotion
berhubungan Setelah dilakukan 1. Instruksikan perlunya
dengan kurang tindakan keperawatan perawatan gigi sehari-hari
pengetahuan selama 1 x 60 menit 2. Monitor mukosa mulut
tentang kesehatan masalah teratasi dengan secara teratur
gigi kriteria hasil: 3. Mompromosikan
1. Kebersihan mulut (4) pemeriksaan gigi secara
BK: gigi karies, 2. Kebersihan gigi (4) teratur
sakit gigi, plak 3. Kebersihan gusi (4) 4. Mengajarkan cara menyikat
yang berlebih, 4. Kebersihan lidah (4) gigi yang benar
halitosis (mulut 5. Kebersihan peralatan
bau), gigi goyang, gigi (4)
gigi ompong. Ket:
1. Severely compromised
2. Substatially
compromised
3. Moderately
compromised
4. Mildly compromised
5. Not compromised
2 Risiko perilaku Student Health Status Counseling
kekerasan Setelah dilakukan 1. Membangun hubungan
terhadap diri tindakan keperawatan terapeutik
sendiri dengan selama 1 x 60 menit 2. Menunjukkan empati dan
faktor risiko usia masalah teratasi dengan kehangatan
15-19 tahun kriteria hasil: 3. Memberikan informasi
1. Kesehatan fisik (2) faktual yang diperlukan
2. Kesehatan mental (2) 4. Membantu siswa
3. Penggunaan alkohol mengidentifikasi kekuatan
(5) 5. Mendorong pengembangan
4. Merokok (5) keterampilan yang baru

Ket 1-2:
1. Severely compromised
2. Substatially
compromised
3. Moderately
compromised
4. Mildly compromised
5. Not compromised
Ket 3-4:
1. Sever
2. Substantial
3. Moderate
4. Mild
5. None
3 Perilaku kesehatan Knowledge: Health Health Education
cenderung berisiko Promotion 1. Identifikasi kebutuhan
berhubungan Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada
dengan kurang tindakan keperawatan siswa
pemahaman selama 1 x 60 menit 2. Tentukan pengetahuan siswa
masalah teratasi dengan tentang kesehatan
kriteria hasil: 3. Rumuskan tujuan untuk
1. Perilaku yang program pendidikan kesehatan
meningkatkan 4. Gunakan presentasi grup
kesehatan (4) untuk memberi dukungan
2. Sumber terkemuka
perawatan kesehtan (4)

Ket:
1. No knowledge
2. Limited knowledge
3. Moderate knowledge
4. Substantial knowledge
5. Extensive knowledge

DAFTAR PUSTAKA
1. Bulechek, G.M., et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6. UK:
Mosby Inc.

2. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta: Departemen Kesehatan.

3. Djatmiko, Yayat Hayati, Prof. Dr. 2008. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfa Beta.

4. Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.


Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.

5. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi


dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Jakarta: EGC.

6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.


2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman pelaksanaan UKS di Sekolah.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.


2012. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah.

8. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri


Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan.

9. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan


Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No. 1067/MENKES/VII/2000, No. MA/230 A/2003,
No. 26 Tahun 2003 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah.

10. Moorhead, S., et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5. UK:
Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai