KELOMPOK B:
ANALISIS JURNAL
KELOMPOK B:
Nurhidayah, S.Kep NIM. 1930913320027
Munica Surtiono, S.Kep NIM. 1930913320025
Fitri Wahyuni, S.Kep NIM. 1930913320012
Erpandi, S.Kep NIM. 1930913310004
Nur Azizah, S.Kep NIM. 1930913320014
Mengetahui,
Tujuan: Mengeksplorasi metode terbaik untuk mengurangi rasa haus pada pasien post
operasi kolesistektomi laparaskopi.
Populasi: Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 orang pasien kolesistektomi yang
telah dilakukan tindakan laparoskopi yang dirawat dirumah sakit dari bulan Agusus
sampai Desember 2017.
Sampel : pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah sampel sebanyak
60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Pada kelompok intervensi usia rata-rata 53,4 tahun (terdiri dari 22 pria dan 8
wanita). Kelompok kontrol usia rata-rata 51,3 tahun (terdiri dari 24 laki-laki dan 6
perempuan). Dengan kriteria inklusi berusia 18-65 tahun, tanpa gangguan komunikasi,
terjaga selama anastesi dan mematuhi perawatan. Kriteria eksklusi pasien dengan
disfungsi jantung, paru-paru, hati atau ginjal, pasien dengan diabetes dan pasien yang
mengalami perubahan kondisi 6 jam setelah operasi.
Pengukuran: Data yang telah terkumpul, diolah dengan menggunakan SPSS 20.0, uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T berpasangan serta uji Chi-square untuk
melihat pengaruh dua variabel atau mengukur kekuatan suatu hubungan.
Hasil utama: Operasi dilakukan dengan baik di kedua kelompok dan tidak terjadi
komplikasi. Ada perbedaan signifikan dalam rasa haus 6 jam setelah operasi dengan
hasil dalam kelompok eksperimen lebih unggul daripada kelompok kontrol.
Menggunakan uji chi-square dengan p= 0,006 > 0,05.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dalam penelitian ini
adalah penyemprotan dengan air hangat untuk pasien yang telah menjalani
kolesistektomi laparoskopi lebih efektif untuk menghilangkan rasa haus karena dapat
meningkatkan kenyamanan rongga mulut.
(Time)
B. Kelebihan jurnal
1. Air hangan yang disemprotkan akan menguarkan partikel kecil dan berdistribusi
dengan baik sehingga dapat melembabkan seluruh mukosa mulut
2. Merangsang eksresi air liur
3. Tidak meningkatkan beban kerja perawat karena waktu penyemprotan hanya
setiap satu jam serta dapat diajarkan kepada keluarga
4. Tidak menyebabkan batuk dan aspirasi
C. Kekurangan jurnal
1. Jurnal ini tidak menjelaskan secara rinci bagaimana penggunaan skala VAS
untuk menentukan derajat haus pasien
2. Pembanding dalam jurnal ini hanya menjelaskan 2017 kebawah.
D. Implikasi keperawatan
Penyemprotan rongga mulut dengan air hangat dapat diterapkan setelah dilakukan
tindakan laparoskopi untuk meredakan rasa haus pada pasien kolesistektomi.