Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

The Effect of Nursing Intervention of Postoperative Thirst in Patients after


Laparoscopic Cholecystectomy
Di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin

Banjarmasin Tanggal 23-25 September 2019

KELOMPOK B:

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
2018
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS JURNAL

The Effect of Nursing Intervention of Postoperative Thirst in Patients after Laparoscopic


Cholecystectomy
di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin
Tanggal 23-25 September 2019

KELOMPOK B:
Nurhidayah, S.Kep NIM. 1930913320027
Munica Surtiono, S.Kep NIM. 1930913320025
Fitri Wahyuni, S.Kep NIM. 1930913320012
Erpandi, S.Kep NIM. 1930913310004
Nur Azizah, S.Kep NIM. 1930913320014

Banjarmasin, 24 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, Ns, M.N.S, Ph.D Kumalasari, S. Kep, Ns


NIP. 198208182008121003 NIP: 197110261992022002
The Effect of Nursing Intervention of Postoperative Thirst in Patients after
Laparoscopic Cholecystectomy

Tujuan: Mengeksplorasi metode terbaik untuk mengurangi rasa haus pada pasien post
operasi kolesistektomi laparaskopi.

Desain: Studi ini merupakan penelitian true-eksperimen dengan menggunakan desain 2


kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, design dengan kelompok
kontrol. dengan 30 pasien di setiap kelompok dipilih secara acak.

Populasi: Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 orang pasien kolesistektomi yang
telah dilakukan tindakan laparoskopi yang dirawat dirumah sakit dari bulan Agusus
sampai Desember 2017.

Sampel : pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah sampel sebanyak
60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Pada kelompok intervensi usia rata-rata 53,4 tahun (terdiri dari 22 pria dan 8
wanita). Kelompok kontrol usia rata-rata 51,3 tahun (terdiri dari 24 laki-laki dan 6
perempuan). Dengan kriteria inklusi berusia 18-65 tahun, tanpa gangguan komunikasi,
terjaga selama anastesi dan mematuhi perawatan. Kriteria eksklusi pasien dengan
disfungsi jantung, paru-paru, hati atau ginjal, pasien dengan diabetes dan pasien yang
mengalami perubahan kondisi 6 jam setelah operasi.

Intervensi: 60 pasien yang telah menjalani kolesistektomi laparoskopi dibagi secara


acak menjadi kelompok kontrol (Q-tip) dan intervensi (penyemprotan). Pada kelompok
Q-tip air matang hangat di aplikasikan dengan digosok ke bibir pasien. Pada kelompok
penyemprotan air matang hangat disemprotkan ke rongga mulut sekali perjam atau
diberikan saat dibutuhkan dalam waktu 6 jam setelah operasi

Pengukuran: Data yang telah terkumpul, diolah dengan menggunakan SPSS 20.0, uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T berpasangan serta uji Chi-square untuk
melihat pengaruh dua variabel atau mengukur kekuatan suatu hubungan.

Hasil utama: Operasi dilakukan dengan baik di kedua kelompok dan tidak terjadi
komplikasi. Ada perbedaan signifikan dalam rasa haus 6 jam setelah operasi dengan
hasil dalam kelompok eksperimen lebih unggul daripada kelompok kontrol.
Menggunakan uji chi-square dengan p= 0,006 > 0,05.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dalam penelitian ini
adalah penyemprotan dengan air hangat untuk pasien yang telah menjalani
kolesistektomi laparoskopi lebih efektif untuk menghilangkan rasa haus karena dapat
meningkatkan kenyamanan rongga mulut.

A. Analisis Jurnal (PICO)

N Kriteria Jawaban Kritis dari jurnal


o
1 P Ya kolesistektomi laparoskopi biasanya
(Problem/ menyebabkan rasa tidak nyaman seperti haus
Population) karena puasa dan pengobatan pra operasi, 62%
pasien mengeluhkan haus sedang atau berat dan
10% mengeluh haus ringan. Dibandingkan
dengan komplikasi lain seperti perdarahan dan
rasa sakit, haus kurang mendapat perhatian dari
staf medis. Namun setelah dilakukan perubahan
pada model medis dimana asuhan keperawatan
ditekankan pada menghormati hak pasien dan
meningkatkan kenyamanan mereka. Beberapa
cara telah dilakukan untuk mnegurangi rasa haus
seperti memperpendek waktu puasa pra operasi,
puasa setelah operasi dan meningkatkan suhu
serta kelembaban ruangan. Pada jurnal ini teknik
yang digunakan untuk mengurangi haus adalah
dengan menyemprotkan air hangat kepermukaan
sublingual, bukal kiri dan kanan serta mukosa
mulut.
2 I Ya pada kelompok kontrol (Q-tip) pasien diberikan
(Intervention) air matang hangat dengan suhu 38-40C oleh
perawat atau keluarga untuk melembabkan bibir,
permukaan lingual dan mukosa mulut pasien per
jam atau ketika pasien mengeluh haus. Pada
kelompok intervensi (penyemprotan) 2-3 ml air
matang hangat dimasukkan ke dalam botol
semprot 10 ml dan disemprotkan ke permukaan
sublingual, bukal kiri dan kanan mukosa pasien.
Sebelum menyemprot, perawat/keluarga harus
menyemprotkan air ke bagian punggung
tangannya 2 kali untuk mengeluarkan udara.
Keluarga harus diajarkan oleh perawat untuk
menggunakan alat semprot.
3 C Ya Penelitian oleh Epstain et al 2015, berpendapat

(Comparation bahwa metode-metode terbaik untuk meredakan

) rasa haus dengan cara mengelola dan merangsang


peningkatan sekresi saliva. Penelitian oleh
Lopez-Jornet et al 2012 dan Pellegrino, F., Groff,
E., Bastiani, L., Fattori, B., & Sotti, G, 2015
berpendapat bahwa pencucian mulut
mengandung glycine betaine, permen karet dan
stimulasi saliva dapat meningkatkan sekresi
saliva untuk meredakan haus. Serta menurut
Cakir, M. 2011 menyatakan bahwa menggunakan
semprotan untuk memercikan air hangat matang
pada rongga mulut pasien dapat mengurangi rasa
haus.
4 O Ya 1. Adanya perbedaan yang signifikan terhadap
(Outcome) rasa haus dalam 6 jam pasca operasi pada
kelompok eksperimen, sehingga jurnal
penelitian ini menyimpulkan bahwa
penyemprotan air matang hangat
menghasilkan hasil yang lebih baik
menghilangkan rasa haus 6 jam setelah
operasi

2. Air matang hangat merangsang air liur dan


meningkatkan kenyamanan oral serta tidak
menyebabkan batuk

5 T Ya Agustus sampai Desember 2017

(Time)

B. Kelebihan jurnal
1. Air hangan yang disemprotkan akan menguarkan partikel kecil dan berdistribusi
dengan baik sehingga dapat melembabkan seluruh mukosa mulut
2. Merangsang eksresi air liur
3. Tidak meningkatkan beban kerja perawat karena waktu penyemprotan hanya
setiap satu jam serta dapat diajarkan kepada keluarga
4. Tidak menyebabkan batuk dan aspirasi

C. Kekurangan jurnal
1. Jurnal ini tidak menjelaskan secara rinci bagaimana penggunaan skala VAS
untuk menentukan derajat haus pasien
2. Pembanding dalam jurnal ini hanya menjelaskan 2017 kebawah.

D. Implikasi keperawatan

Penyemprotan rongga mulut dengan air hangat dapat diterapkan setelah dilakukan
tindakan laparoskopi untuk meredakan rasa haus pada pasien kolesistektomi.

Anda mungkin juga menyukai