Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANFAAT ASI EKSKLUSIF


DI DESA TANGKAS
MARTAPURA BARAT
Stase Keperawatan Komunitas

Tanggal 02 Desember 2019 s/d 25 Januari 2020

Oleh:
KELOMPOK D & F

Mahraini, S.Kep NIM. 1830913310052


Taufikurrahman, S.Kep NIM. 1830913310048
Helmina, S.Kep NIM. 1830913320046
Muriati, S.Kep NIM. 1830913320035
Muryani, S.Kep NIM. 1830913320027
Suci Martha Aprilia, S.Kep NIM. 1830913320044
Reka Baihaqi D, S.Kep NIM. 1830913310036
Syahidah, S.Kep NIM. 1830913320024
Amalia Septiani, S.Kep NIM. 1830913320031

PROGRAM PROFESI NERS ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF

Topik Penyuluhan : ASI (Air Susu Ibu) Pokok


Bahasan : Manfaat ASI Eksklusif Sub
Pokok Bahasan : 1. Definisi ASI Eksklusif
2. Klasifikasi ASI Ekslusif
3. Kandungan ASI
4. Manfaat ASI Ekslusif
5. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
6. Faktor Penghambat Ibu dalam ASI Eksklusif
7. Kontraindikasi Menyusui
8. Perbandingan Kandungan ASI Ekslusif & Susu Formula
9. ASI Perah Bagi Ibu Pekerja
Sasaran : Ibu Menyusui
Tempat : Aula Balai Desa Tangkas
Waktu : 45 menit
Hari, Tanggal : Rabu, 08 Januari 2020
Perorganisasian : 1. Pembawa Acara : Muryani, S.Kep
2. Observer : Helmina, S.Kep
Reka Baihaqi D, S.Kep
3. Penyaji : Muriati, S.Kep
4. Fasilitator : Mahraini, S.Kep
Syahidah, S.Kep
Taufikurrahman, S.Kep
5. Dokumentasi : Suci Martha Aprilia, S.Kep
Amalia Septiani, S.Kep

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif, diharapkan
peserta penyuluhan yaitu ibu menyusui dapat memahami mengenai materi tersebut.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan definisi ASI eksklusif
2. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan klasifikasi ASI
3. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan kandungan ASI
4. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan manfaat ASI Ekslusif
5. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi
produksi ASI
6. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan faktor penghambat ibu dalam
pemberian ASI
7. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan kontraidikasi menyusui
8. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan perbandingan kandungan ASI
Ekslusif dan susu formula
9. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan mengenai ASI Perah bagi ibu
pekerja

C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Bina hubungan saling
percaya.
4. Menyampaikan tujuan pokok
materi

Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 25 menit


1. Definisi ASI Eksklusif 2. Menanyakan
2. Klasifikasi ASI Ekslusif materi yang belum
3. Kandungan ASI dimengerti
4. Manfaat ASI Ekslusif
5. Faktor yang Mempengaruhi
Produksi ASI
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 15 menit
2. Menarik kesimpulan pertanyaan jawab
3. Menyampaikan hasil Evaluasi 2. Menjawab salam (diskusi)
4. Menutup penyuluhan (salam)
D. Garis Besar Materi (Terlampir)
1. Definisi ASI Eksklusif
2. Klasifikasi ASI Ekslusif
3. Kandungan ASI
4. Manfaat ASI Ekslusif
5. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
6. Faktor Penghambat Ibu dalam ASI Eksklusif
7. Kontraindikasi Menyusui
8. Perbandingan Kandungan ASI Ekslusif dan Susu Formula
9. ASI Perah Bagi Ibu Pekerja

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan
c) Kesiapan tim penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (power point dan leaflet)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan terdiri dari ibu nifas (minimal 10 orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 2 pertanyaan)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b) Peserta penyuluhan dapat menjawab dan menjelaskan kembali
mengenai manfaat ASI Eksklusif dengan pertanyaan:
1) Apa pengertian dari ASI Eksklusif
2) Apa manfaat ASI Ekslusif
3) Apa Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

F. Materi Penyuluhan
Terlampir
G. Referensi
Terlampir
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF

A. Definisi ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
dan berguna sebagai makanan bayi (Kristiyansari, 2009).
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai
berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim (Merdhika, Mardji & Devi, 2014).

B. Klasifikasi ASI
ASI dibedakan menjadi tiga yaitu: kolostrum, air susu transisi, dan air susu
matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI hari 5-10
(transisi) dan ASI matur (Maryunani, 2012).
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuning- kuningan
yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung protein, vitamin yang
larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI matang. Kolostrum
sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi immunoglobulin A (IgA)
sebagai sumber imun pasif bayi, kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar untuk
membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Produksi kolostrum dimulai
pada masa kehamilan sampai beberapa hari setelah kelahiran. Namun, pada
umumnya kolostrum digantikan oleh ASI transisi dalam dua sampai empat
hari setelah kelahiran bayi (Brown, 2004; Olds et all, 2000; Roesli, 2003
dalam Pertiwi, 2012).
2. ASI Transisi
ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi kolostrum sampai kurang
lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan protein dalam ASI transisi
semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air, dan
semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin meningkat seiring dengan
lamanya menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI matang (Olds et all, 2000;
Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).
3. ASI Matur/matang
ASI matang mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu pemberian
yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar pada awal bayi
menyusu, sedangkan hindmilk keluar setelah permulaan let-down. Foremilk
mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air. Hindmilk mengandung
lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari foremilk (Olds et all, 2000;
Roesli, 2003 dalam Pertiwi, 2012).

C. Kandungan ASI
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena mengandung zat gizi sesuai
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai kekebalan terhadap berbagai
penyakit dan secara emosional akan lebih nyaman karena kedekatan dengan ibu
(Mustofa & Prabandari, 2010). Kandungan ASI antara lain (Suradi, 2004):
1. Mengandung zat gizi yang sesuai bagi bayi
Nilai gizi yang terkandung dalam ASI berbeda dari hari ke hari tergantung
dari fase menyusui. Beberapa jenis zat gizi utama yang ada pada ASI
diantaranya adalah (Suradi, 2004):
a) Lemak
Kalori dari ASI 50% berasal dari lemak. Lemak ASI terutama terdiri atas
trigliserida yang mudah diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol
oleh enzim lipase yang terdapat dalam usus bayi dan dalam ASI. Bayi yang
mendapat ASI dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula
mempunyai kadar asam asetat dari spektrum asam lemak berantai pendek yang
lebih tinggi. Asam asetat bersama monogliserida menghambat pertumbuhan
virus, bakteri dan fungus. Asam lemak esensial merupakan komponen dari
semua jaringan tubuh dan diperlukan untuk sintesis membran sel. Otak,
retina dan susunan saraf banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
berantai panjang (LCPUFA) antara lain docosahexanoic acid (DHA).
b) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa hanya terdapat
dalam air susu dan tidak terdapat dalam jaringan tubuh lain. Laktosa berada
dalam konsentrasi yang paling tinggi di dalam ASI bila dibandingkan dengan
air susu mamalia lain. Laktosa meningkatkan absorbsi kalsium dan mudah
terurai menjadi glukosa yang menjadi sumber energi untuk pertumbuhan otak
dan galaktosa yang diperlukan untuk produksi galaktolipids (antara lain
cerebroside) yang esensial untuk perkembangan otak. Selain itu dalam ASI
terdapat juga oligosakarida yang merangsang pertumbuhan Laktobasilus
bifidus yang meningkatkan keasaman traktus digestivus dan menghambat
pertumbuhan kuman patogen.
c) Protein
Protein pada ASI lebih baik daripada protein pada susu formula, karena
protein yang terdapat pada ASI lebih mudah dicerna, selain itu ASI
mengandung sistin dan tauin yang tidak terdapat pada susu formula. Sistin
dan taurin diperlukan untuk pertumbuhan somatik dari otak. Taurin penting
karena berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan pada pematangan otak
karena berperan dalam absorbsi lemak.
d) Vitamin
ASI mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan bayi, seperti vitamin K,
vitamin D, dan Vitamin E.
2. Mengandung zat protektif (kekebalan)
Bayi yang memperoleh ASI biasanya jarang mengalami sakit karena ASI
mengandung zat protektif, diantaranya adalah laktobasilus bifidus,
antibodi, laktoferin, dan tidak menimbulkan alergi. Laktobasilus bifidus berperan
dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang biasanya dapat
menyebabkan diare. Laktobasilus bifidus lebih mudah tumbuh pada usus bayi
yang mendapatkan ASI karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan
dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan laktobasilus bifidus.
Laktoferin berperan dalam menghambat pertumbuhan jamur kandida, E coli, dan
stafilokokus. Zat kekebalan lain yang dimiliki ASI adalah antibodi. Antibodi
dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi dan mencegah
bakteri patogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus.

D. Manfaat ASI Eksklusif


Manfaat ASI Eksklusif terbagi menjadi dua, ada manfaat yang
didapatkan oleh bayi, dan ada manfaat untuk ibu, antara lain:
1. Manfaat untuk bayi
a) ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan
cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit,
karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.
c) ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak bayi
agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali
terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal.
d) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
dasar spiritual yang baik.
e) Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:
1) Melindungi anak dari serangan alergi
2) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
3) Membantu pembentukan rahang yang bagus
4) Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan diduga
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
5) Menunjang perkembangan motorik bayi
2. Manfaat untuk Ibu
a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan post
partum, karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin menyababkan
vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
Hal ini menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
b) Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak hamil
pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai
bayi berusia 12 bulan.
c) Mengecilkan Rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil.
d) Ibu lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya
dari lemak yang tertimbun selama hamil.
e) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau
lebih, diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma mammae sampai
sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.
f) Lebih ekonomis atau murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula dan
perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat
pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
g) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air, tanpa
harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar suhunya sesuai.
h) Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-hormon seperti oksitosin dan
prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan rileks atau santai dan membuat
ibu merasa lebih merawat bayinya.
i) Portabel dan praktis
Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan siap
minum, serta dalam suhu yang selalu tepat.

E. Faktor yang Memengaruhi Produksi ASI


1. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan
bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila ibu yang sedang
menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi
kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu
juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu
yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan (Arifin, 2004). Makanan yang
harus dihindari oleh ibu menyusui adalah alkohol, merokok, dan juga hindari
makanan pedas seperti sambal dan makanan beraroma keras karena dapat
membuat bau tertentu pada ASI dan akan mengganggu bayi. Ini juga bisa
membuat bayi sakit perut (Gupte, 2004).
2. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang
selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah reflek Prolaktin merupakan hormon laktogenik
yang penting untuk memulai dan mempertahankan sekresi susu. Jumlah prolaktin
yang di sekresi dan jumlah susu yang di produksi berkaitan dengan besarnya
stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lama bayi mengisap. Ejeksi susu
dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-down. Akibat stimulus
isapan, hipotalamus melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Refleks
let-down dapat terjadi selama aktifitas seksual karena oksitosin dilepas selama
orgasme (Bobak, 2005) Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi
tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat
ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex (Arifin, 2004).
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandung Estrogen
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah
produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh
karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat
merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI
(Arifin, 2004).
4. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu
memeriksa puting susu, mempersiapkan payudara dengan mengurut payudara
selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebutdiharapkan
apabila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga
ASI dapat keluar dengan mudah.

F. Faktor Penghambat Ibu dalam ASI Eksklusif


Hambatan ibu untuk menyusui terutama secara eksklusif sangat bervariasi.
Namun, yang paling sering dikemukakan sebagai berikut (Roesli, 2005):
1. ASI Tidak Cukup
Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif.
Walaupun banyak ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2-
5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-98%
ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya.
2. Ibu Bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu
ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan pemberian ASI oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam
kebijakan Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI pada tahun 2009.
3. Alasan Kosmetik
Survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 1995 pada ibu-ibu
Se-Jabotabek, diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti memberi ASI pada
anak adalah alasan kosmetik. Ini karena mitos yang salah yaitu menyusui akan
mengubah bentuk payudara menjadi jelek. Sebenarnya yang mengubah bentuk
payudara adalah kehamilan
4. Adanya Anggapan Bahwa Tidak Diberi ASI Bayi Tetap Tumbuh
Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan menyusui berarti seorang ibu
tidak hanya memberikan makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan
emosional, fisik, dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian, dapat
dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih tinggi
kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnya, lebih mudah
bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya.
5. Susu Formula Lebih Praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api atau
listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk
mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI siap pakai
dengan suhu yang tepat setiap saat.
6. Takut Badan Tetap Gemuk
Pendapat ini salah, karena pada waktu hamil badan mempersiapkan timbunan
lemak untuk membuat ASI. Timbunan lemak ini akan dipergunakan untuk proses
menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk
menghilangkan timbunan lemak ini.

G. Kontraindikasi Menyusui
Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012 menyatakan pemberian
ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3 kondisi, yaitu: Ibu tidak ada, indikasi
medis, serta karena ibu dan bayi terpisah. Menyusukan bayi terkadang tidak
mungkin dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik pada ibu maupun
dari bayinya. Misalnya pada bayi yang sakit berat, stomatitis yang berat, asidosis,
bronkopneumonia, meningitis dan ensefalitis. Infeksi akut pada ibu dapat merupakan
kontraindikasi menyusui jika bayi tidak menderita infeksi yang sama, misalnya
septikemia, nefritis, eklamsia, perdarahan profus, tuberkulosis aktif, demam tifoid,
kanker payudara, dan malaria merupakan kontraindikasi untuk menyusui.

H. ASI Perah bagi Ibu Pekerja


Hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. ASI perah segar atau cair lebih baik dari ASI beku, simpan ASI perah yang
akan diberikan selama 3-8 hari kedepan di lemari pendingin, selebihnya
dibekukan dalam freezer
2. ASI perah segar bisa dicampur dengan ASI perah 24 jam sebelumnya asal
suhunya sama
3. ASI beku dicairkan dengan menempatkan di lemari pendingin (±semalaman),
mengalirkan air hangat atau merendam botol ASI perah dalam baskom air hangat
4. Jangan menghangatkan ASI perah dengan microwave, dapat merusak komposisi
ASI
5. Jangan mengocok atau mengaduk ASI perah, cukup menggoyang pelan
botolnya untuk mengembalikan komponen lemak yang terpisah keatas
6. ASI beku yang sudah dicairkan hanya bertahan <24 jam di lemari
pendingin dan <4 jam di suhu ruang, rubahan aroma atau warna lazim terjadi
namun tidak berbahaya bagi bayi
7. Bayi bisa minum ASI perah dingin, suhu ruang, atau hangat (tergantung selera)
8. Sisa ASI perah harus dibuang setelah 1-2 jam tidak habis diminum oleh bayi
Petunjuk Penyimpanan ASI Perah
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Siregar. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor–faktor yang


Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Gupte, S. 2004. Pedoman Perawatan Anak. Jakarta: Pustaka Populer.

Obor Kristiansari, W. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Merdhika, Mardji & Devi. 2014. Pengaruh Penyuluhan ASI Ekslusif Terhadap
Pengetahuan Ibu tentang ASI Ekslusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Teknologi Kejuruan Vol 37, No 1.

Mustofa, A., Prabandari H. 2010. Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu
Menyusui. Volume 5 No.2 Jurnal Studi Gender dan Anak. Purwokerto: ISSN.

Pertiwi, 2012. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif


Di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang. Skripsi. Universitas Indonesia.
Depok.

Roesli, Utami. 2005. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Suradi. 2004. Buku Bacaaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai