SMA N 2 BANGUNTAPAN
GLONDONG, WIROKERTEN, BANGUNTAPAN, BANTUL
TAHUN AJARAN 2016 2017
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dalam ikut serta mencerdaskan Nusa dan Bangsa.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita
dengar selama ini. Maka kita harus selalu menjaga kebersihan dimanapun kita
berada. Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga dengan lingkungan yang ada di
kelas kita, kelas yang kiat tempati belajar.
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis
Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan
oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen,
dan bahan kimia berbahaya. Kebersihan adalah salah satu tanda dari
keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran,
atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat
gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih. Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai
sarana umum termasuk lingkungan sekolah yang merupakan lingkungan belajar
bagi siswa.
Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang
produktif, di mana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun
untuk membantu pelajar untuk meningkatkan produktifitas belajar mereka
sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal
ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi
dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih dan sangat
mendukung timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor,
tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak
muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat
belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah satu
faktor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya.
Kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Konsentrasi dari otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih,
maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir
lebih luas. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat
menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir akan menurun.
Maka dari itu, sangat dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing
masing komponen di dalam lingkungan sekolah, terutama di dalam kelas
dengan bentuk kerja sama yaitu jadwal piket harian dan lain lain sehingga dapat
tercipta lingkungan kelas yang bersih dan nyaman sebagai tempat belajar.
I.2. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu:
Bagaimanakah pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi belajar siswa di
kelas X MIPA 1 SMA N 2 Banguntapan?
I.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu:
Untuk mengetahui pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi belajar siswa
di kelas X MIPA 1 SMA N 2 Banguntapan
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan atau teoritis yaitu
untuk membuka wawasan tentang pengaruh kondisi kebersihan kelas di sekolah
terhadap konsentrasi belajar siswa dan membuka wawasan mengenai keadan
kelas yang baik sehingga dapat memberikan pengaruh baik terhadap konsentrasi
belajar siswa. Penelitian ini juga di harapkan dapat bermanfaat bagi kita semua
atau praktis terutama siswa, untuk meningkatkan kesadaran kita mengenai
betapa pentingnya menjaga kebersihan kelas demi kenyamanan belajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
II. 1. Landasan Teori
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis
Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan
oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai,
mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok),
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh
dengan sampah. Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan
sembarangan dapat mencemari lingkungan baik didalam maupun di luar kelas
dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi
terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya
melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya
yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
1. Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
2. Membuat aturan beruma sanksi untuk siswa yang membuang sampah
sembarangan, siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya
sendiri untuk menjaga kebersihan kelas dan sekolah
3. Petugas piket kelas sekaligus membersihkan linkungan sekitar kelas
4. Melarang siswa mencoret coret meja, kursi, dinding, dan inventaris
sekolah lainnya
5. Memberikan sanksi untuk siswa yang melanggar aturan tersebut
6. Mengadakan event lomba kebersihan kelas dan lingkungan sekitar kelas
7. Pemberi penghargaan terhadap siswa yang peduli terhadap lingkungan
sekolah
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dikelas adalah :
1. Menggunakan kolong meja hanya untuk menyimpan buku serta barang
lain, bukan sampah.
2. Menyediakan dan menggunakan alat kebersihan seperti sapu dan
pengki.
3. Mengoptimalkan kinerja petugas piket.
4. Mengadakan Jumsih (Jum'at Bersih) .
5. Mengadakan penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.
6. Melarang siswa membawa serta memakan makanan/minuman
didalam kelas
7. Meniadakan Koperasi dan mengadakan Kantin disekolah yang
tidak menjual makanan kemasan.
8. Memberi denda pada siswa yang membuang sampah sembarangan.
9. Menyediakan tempat pembuangan sampah diluar kelas. Akan lebih
baik jika tempat sampah dikelompokkan berdasarkan jenis sampah.
10. Memberi sanki kepada siswa yang tidak melaksanakan piket
II.2.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Latar Penelitian
Latar penelitian ini adalah kelas X MIPA 1 SMA N 2 Banguntapan
IV.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui :
a. Tanggapan siswa di kelas kelas X IBB 1 SMAN 4 Manado.
Bisakah anda berkonsentrasi belajar jika ruangan yang anda tempati belajar itu
kotor.
RUANGAN KELAS KOTOR
NO NAMA SISWA BIS
TIDAK BISA SEDANG
A
1 A ✓▪▪
2 B ✓▪
3 C ✓▪▪
4 D ✓▪
5 E ✓▪
6 F ✓▪
7 G ✓▪
8 H ✓▪▪
9 I ✓▪
10 J ✓▪
11 K ✓▪
12 L ✓▪
13 M ✓▪
14 N ✓▪▪
15 O ✓▪▪
Berdasarkan data dari tabel diatas, menyebutkan bahwa terdapat 10 orang siswa
yang tidak dapat berkonsentrasi belajar jika kelas itu kotor dan terdapat 5 orang
siswa yang memilih sedang (antara bisa dan tidak bisa).
b. Tanggapan siswa dikelas XI SMAN 4 Manado mengenai:
Bisakah anda berkonsentrasi belajar jika ruangan yang anda tempati belajar itu
kotor.
RUANGAN KELAS KOTOR
NO NAMA SISWA BIS
TIDAK BISA SEDANG
A
1 A ✓▪▪
2 B ✓▪▪
3 C ✓▪
4 D ✓▪
5 E ✓▪
6 F ✓▪
7 G ✓▪
8 H ✓▪
9 I ✓▪
10 J ✓▪
11 K ✓▪
12 L ✓▪
13 M ✓▪
14 N ✓▪
15 O ✓▪
Berdasarkan data dari tabel diatas, menyebutkan bahwa terdapat 13 orang siswa
yang tidak dapat berkonsentrasi belajar jika kelas itu kotor dan terdapat 2 orang
siswa yang memilih sedang (antara bisa dan tidak bisa).
IV.2. Pembahasan
a. Kondisi kebersihan kelas X IBB 1 SMAN 4 Manado dan kondisi
kebersihan kelas X MIA 2 SMAN 4 Manado
Menurut hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat diketahui
bahwa kondisi kebersihan di kelas X IBB 1 SMAN 4 Manado, masih kurang
bersih, karena kebersihannya itu hanya ditemukan pada pagi hari saja dan
setelah memasuki siang hari kondisinya menjadi kotor kembali dan masih
banyak ditemukan coretan-coretan yang menempel di meja dan bangku, ini
diakibatkan karena kurangnya kesadaran siswa mengenai akan pentingnya
kebersihan. Sedangkan kondisi kebersihan di kelas X MIA 2 SMAN 4 Manado,
sudah cukup bagus karena kebersihannya itu sudah terjaga dari pagi sampai
siang hari atau proses belajar mengajar selesai.
BAB V
PENUTUP
V.1. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dapat disimpulkan
bahwa kelas yang kotor sangat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Dan
sebaliknya jika kelas itu bersih maka konsentrasi belajar siswa akan menjadi
nyaman dan fokus.
V.2. Saran
Semoga karya ilmiah ini dapat memotivasi siswa untuk berbuat yang
lebih baik, demi masa depan yang lebih cerah.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan